Monday, February 05, 2007

tentang nyata adaku

dari mana semua berawal?


dari sapaan singkat pada percakapan kotak maya. atau pada senyum simpul biasa pada pertemuan pertama. tak masalah. dari perasaan yang tersangkut oleh bait lagu yang pernah tertuliskan, atau justru pada rasa akan puisi yang tergoreskan. itupun tak masalah. dari satu pertanyaan yang dituliskan menggantung begitu saja, atau justru dari pikiran yang tak pernah ada akhirnya. itu juga tak masalah.

karena tiba - tiba aku, dan kamu menjejak pada tanah yang sama. kadang bercengkerama, meski tak jarang kita tak bersapa akibat adanya ganjalan di kepala. tak jarang juga, semua terbengkalai karena lagilagi, waktu terlalu kejam tak menyisakan apaapa untuk kita. dan mengusir sepi, dengan barisan katakata.

ah, mungkin aku sedang sentimentil adanya. kemarin, kusadari, aku mungkin tak akan lama lagi ada. siapa tau, sedang jawab hanya punya sang maha tau. akupun tak pernah tau, sapaan ringan kala itu akan berakhir dengan rindu. lalu ceritapun terajut, perlahan tapi selalu. sampai pada satu titik, jalan bercabang dan membuat hati terasa kelu, atas perpisahan yang mengharu biru.

tau hanya milik sang maha tau. satu baris senyum untuk hangat yang terasa sampai di kalbu. tak perlu pelukan, atau dekapan mesra, karena barisan huruf sudah menyampaikan semuanya. maaf, mungkin aku tak pernah ada untuk kamu, karena itu selalu kukirimkan deretan kata yang bisa menggantikan senyumku. atau, doa, yang perlahan terpanjat pada setiap percakapan senja.

entah semua ada, atau semu tersisa. yang jelas, ketika semuanya tak lagi sama, ingatlah, setidaknya kita nyata. tak hanya deretan huruf dalam kotak maya. karena diluaran sana, kita meninggalkan nama. entah sebagai apa nantinya kita tercatat. padamu, mungkin aku hanya penabur mimpi. atau padamu aku mungkin hanyalah teman berbagi. atau, padamu aku mungkin serupa selarik senja yang nantinya tertelan malam gulita. padamu, mungkin aku hanya pemanis katakata.

tapi, aku dan kamu, pernah menjejak tanah yang sama. kita pernah ada disana, dan nyata. meski hanya sekata nama.

**untuk teman, yang pergi satusatu. aku rindu.

11 comments:

Anonymous said...

aku termasuk teman yang pergi satu-satu itu gak dee?
kalo belum, aku mau pergi ah!hehe bubye!

Anonymous said...

ada dee...hanya perlu bagimu untuk meluapkan semua rasa...

meski Tuhan berkata akulah yang paling kewl...jangan muntah2..setujukan nov?

lavender said...

kadang sapaan singkat itu berubah menjadi cerita yang sangat menggebu, tanpa batas hingga membutuhkan bahasa khusus untuk mengungkapnya
namun...kadang dia hanya menjadi diam dan beku...

ah...saya juga tak peduli, selama saat ini ada

*lah...kenapa koment diatasku muntah2 yak?

Theresia Maria said...

met kenal ya...
komen : teman datang dan pergi, tapi kenangan tetep di hati.

Anonymous said...

lha kok jadi sedih?

Anonymous said...

i miss u too buw

Anonymous said...

aku ngga pergi kok wi... masih disini. masih baca blog kamu...

Anonymous said...

hummm..
kangen sopo to? :p *ah mau tau aja deh si bebek*
hehehe...

rinnie said...

wi, tulisan mu kali ini bagus banget, aku suka, karena aku pernah seperti ini.

Balung Gundul said...

happy b'day.

teman sebenernya nggak pergi. sebenernya mereka masih tinggal, hanya sibuk dan tenggelam dengan kehidupan mereka masing-masing.

Have a great journey

Anonymous said...

MET ULTAH BUWWWWWWWW...