Wednesday, January 23, 2008

tentang agama

from +6281339451xxx
20 january 2008

semakin banyak tempat di bumi ini yang kukunjungi, semakin aku merasa tuhan tidak pernah menciptakan satu agama pun untuk manusia, semakin aku mempercayai kebesaran tuhan, dan semakin aku tidak percaya pada agama.

-received-


from +6281706633xx
20 january 2008

karena agama adalah jembatan jalan, untuk kamu, saya, dan beberapa orang yang percaya, untuk mengenal tuhan. setelah mengenal-Nya, kamu, saya, dan beberapa orang yang percaya, tidak lagi memerlukannya.

-sent-

oleh-oleh perjalanan. catatan empat.

P.S. Swasti nyangra Rahinan Jagat, Galungan Lan Kuningan.

Tuesday, January 22, 2008

tentang prasangka

karena kota itu penuh dengan kejahatan. tak menyalahkan mereka, karena terkadang mereka harus berebut dari sekian banyak orang untuk mengais kehidupan, dan sempitnya tempat yang disediakan, serta kehidupan yang penuh dengan kesenjangan. dan bahkan kamu tak akan mampu membayangkan, seberapa besar keberanian yang dimiliki oleh masing - masing orang, ketika dalih dari melakukan sesuatu adalah desakan.

malam itu saya berdiri sendiri, mematung diantara orang yang sibuk di kota yang penuh dengan hiruk pikuk. hampir mendekati tengah malam, tapi tak satupun dari orangorang itu itu yang terlihat kelelahan. lalu beberapa mata menatap balik saya, perempuan sendirian, pada hampir tengah malam. tanpa sadar, saya semakin mengeratkan kancing baju hangat pengusir angin yang kasar berkelebat, dan mendekap erat tas hijau di dada, takut yang teringat. padahal bisa saja mereka seperti saya, hanya melihat, tanpa ingin berbuat jahat.

ah, prasangka..

oleh-oleh perjalanan. catatan tiga.

Monday, January 21, 2008

tentang syukur

75
di dalam sejarah, di luar surga, manusia kecewa. tapi seperti harapan, kecewa juga lahir dari rongga yang bisa menelannya kembali. mungkin rongga itu sebenarnya rasa syukur yang luas tapi tak selalu jelas.

goenawan mohamad. tentang tuhan & hal - hal yang tak selesai.


dan aku masih saja menggerundel, ketika lampu merah masih juga sekian ratus meter di depan, dengan deretan kendaraan yang memadati jalan hingga membuat nafas tersekat, dibalik kaca mobil dingin sejuk dan terbebas dari sinar matahari yang menyengat. sambil melihat - lihat. diluaran sana, seorang anak dan wanita muda yang mungkin ibunya, berjalan berjingkat, menghidari aspal yang membuat kakinya melepuh hebat. saling berkejar, dengan kendaran yang lewat, demi recehan rupiah yang didapat.

oleh-oleh perjalanan. catatan dua.

tentang membekukan kejadian

dia. jadi, kamu jadi malem itu ke bhi?

saya. jadi, malem banget, dan ga lama :|

dia. trus sudah foto-foto?

saya. nggak. padahal aku bawa kamera. lupa.

dia. mungkin kamu emang enggan dikenang dan diabadikan yah?


bukan itu alasannya. yang lebih tepat, muka saya lebih buruk bila di kamera. hahaha.

thanks untuk mbak ve, mas hedi, dan penghuni bhi yang buanyak dan sepertinya akan membuat kriting jari saya bila dituliskan satu2, yang bersedia direpotin malem itu karena saya nongol tanpa berita lebih dulu. ah, lagipula siapa saya yang harus dateng pake woro-woro sgala? :D nice to meet you all.

oleh-oleh perjalanan. catatan satu.

Monday, January 14, 2008

tentang menjadi lupa

dia. trus, teman kamu disini siapa saja?
saya. cuman kenal dia saja.
dia. si ini kenal ga?
saya. nggak
dia. si ini?
saya. nggak juga
dia. haduoohhh. kok kamu ga kenal siapa - siapa?
saya. :| begitulah.
dia. parah deh.
saya. iyah, aku khan ga gawul :D

dan percakapan kami mulai melantur kemana mana. tidak ada hal yang penting, satu janji untuk ketemu, dan beberapa menit kemudian saya sudah lupa. ampun. ingatan saya memburuk, jika dibandingkan beberapa waktu lalu. lebih tepatnya satu tahun terakhir ini.

mungkin tidak seseram yang dibayangkan seperti di film eternal sunshine of the spotless mind, saya memang meng-euthanasia sebagian memori saya, hanya saja ternyata membuat bagian lain ikut ter-euthanasia.

akibatnya, saya tak sesering dulu lagi untuk menyimpan kepedihan. saya tak sesering dulu lagi untuk mengingat janji janji kecil disela-sela perbincangan saya dengan seseorang, janji yang apabila tidak ditepati akan menyakitkan. jika suatu hari tibatiba orang tersebut ada di hadapan saya untuk memenuhi janjinya yang telah saya lupakan, anggap saja itu sebuah kejutan yang menyenangkan. begitu pula sebaliknya, saya mengusahakan se-sedikit mungkin menjanjikan sesuatu. saya takut melupakan janji itu, dan itu pastilah akan menyakitkan untuk orang yang telah saya janjikan.

dan paling parah dari semua itu, ternyata jumlah orang - orang yang tersimpan di memori sayapun semakin sedikit. hanya orang - orang masa lalu dan kenangannya beberapa masih tersimpan, meski beberapa kenangan itu bertabrakan dan campur aduk, sehingga satu kejadian dengan si a, yang tersimpan adalah kejadian itu ada, tanpa ada a disana. bingung? yah, sayapun juga bingung menceritakannya. dan percakapan tadi, mengingatkan saya belakangan orang - orang yang mampir di jalan saya hanya numpang lewat saja, datang dan pergi. bukan karena saya tak ingin mempersilahkan mereka singgah sejenak lalu berbagi kenangan, hanya saja percuma, singgahpun, suatu hari mungkin saya akan lupa, dan menyakitkan untuk berada di pihak yang dilupakan.

jadi, jika di satu waktu kita bertemu dalam sebuah perjalanan, dan saya tak menyapa meski kita pernah bersua, entah di alam nyata ataupun maya, ingatkan saya. bisa saja saat itu saya sedang lupa.

Saturday, January 05, 2008

tentang pencarian

perempuan itu telah pulang, dari perjalanan panjang.

seperti yang telah dikisahkan, perjalanan kali ini adalah perjalanan untuk jiwanya. pencarian jawaban, membayar kegelisahan, dan rindu yang tak terperi atas nama cinta. lebih dari itu, perempuan itu menempuh perjalanan, untuk sebuah mimpi, yang dikiranya akan sempurna. memang seharusnya begitu, bukan? ketika dua hati memang saling mencinta, apa lagi yang akan memisahkan, kecuali kehendak tak menginginkan demikian. suatu hari sebelum perjalanan dimulai perempuan itu, dengan muka berseri berkata padaku, aku akan mengejar cinta, hingga keujung dunia.

ya, rasa tak pernah salah, kecuali dia menghinggapi orang yang tidak semestinya. karena itulah perempuan itu menyudahinya. perjalanan yang melelahkan, ketika tujuan masih saja serupa fatamorgana, yang selalu menjauh, ketika langkah mendekati. mungkin seperti itulah hati yang berjarak, merindu meski enggan tuk bersatu. dan saat itulah perempuan itu tahu, kapan dia harus kembali.

dan mimpi memang tak selalu terlengkapi, terkadang harus terjaga bahkan ketika klimaks belum usai. mimpi tak harus selesai saat ini juga. mungkin, jika masih ada nanti. meski harap masih setia mengombang-ambingkan kesetiaannya, untuk menunggu sebuah kepastian yang tak kunjung terucap dari bibir lelaki.

lagi, bukan akhir yang memaknai, melainkan perjalanan itu sendiri. bukan untuk mengukur seberapa besar pengorbanannya atas nama cinta, melainkan untuk mengukur seberapa besar nyali yang dimiliki, ketika akhir justru sering dia tangisi.

ah, tetapi apakah memang harus perempuan itu sendiri yang tertawan atas rasa yang mereka miliki?

**untuk perempuan, yang sedang kelelahan. sampai jumpa di batas, ketika itu adalah segalanya, akhir yang kamu bisa.

Wednesday, January 02, 2008

tentang momentum

tahun baru kmaren saya tidak kemana - mana. iyah, ketika orang - orang di sekitar saya mungkin sedang asyik berpesta, berjubel diantara lautan manusia di daerah kuta, atau pergi ke pesta rakyat di denpasar, saya memilih untuk berdiam di rumah sodara.

setelah seharian penuh saya mengisi liburan dengan tidur, malamnya hanya mengunjungi keponakan tercinta untuk bagibagi trompet dan kembang api. yah, saya ingin menggoreskan kenangan di ingatan mereka, betapa hari itu begitu istimewa, dan mari, kita berpesta. meski pesta, buat saya tak lagi hingar bingar dan gegap gempita. tak menghabiskan malam dengan mereka, hanya singgah sejenak. lalu saya kembali meneruskan perjalanan ke rumah sodara.

disitupun saya juga tak berpesta. tak ada makan besar, hanya kacang dan beberapa botol cola. kami hanya berbincang, tentang apa saja. tak ada renungan seperti tahun - tahun sebelumnya. tidak juga ada pesta sambil memanggang ikan seperti yang biasa kami lakukan. kami hanya berbicara. tidak soal apa yang telah kami capai di tahun sebelumnya, apa yang telah dan belum kami lakukan. tidak soal mimpi, tidak soal resolusi. saya sendiri sudah lelah membuat resolusi, karena saya ini pemalas, dan resolusi hanya seperti catatan mimpi yang nantinya akan dilupakan. seperti saya yang tidak pernah ingat mimpi apa semalam.

berbincang, dan main kartu. begitulah saya menghabiskan tahun 2007. hingga tengah malam, dan entah pada jam berapa tersadar, ternyata hari sudah berganti. tidak ada riuh, tidak ada hitungan mundur. kami hanya saling peluk dan mengucapkan selamat. saya sendiri bingung, entah selama untuk apa? mungkin untuk hidup, yang telah setia.

setelahnya kami tertidur. tak ada hal sentimentil, tidak juga ada hal yang membuat saya menjadi begitu merana. semuanya terasa biasa saja. mungkin beginilah makna tahun baru buat saya. tak ubahnya seperti kemarin, dan mungkin besok. ini adalah waktu yang berbeda, dan diulang - ulang terus hingga tak lagi ada yang istimewa.

tapi lagilagi saya mengulang kebodohan yang sama, yakni turut serta dalam permainan kartu diantara sepupu - sepupu saya. saya tau saya tidak pandai berjudi, meski seseorang yang sudah tiada pernah mengatakan, bahwa saya ini penjudi yang ulung. sayangnya saya tak merasa demikian. saya hanyalah orang yang besar nyali, bertaruh untuk sebuah keyakinan. meski tak semua yang saya yakini berakhir sesuai dengan keinginan. bahkan diantaranya, saya harus kehilangan semuanya. karena bagaimanapun, yang utama bukanlah tujuan, tapi memang perjalanan itulah yang menyenangkan. dan seperti yang telah saya kira sebelumnya, malam itupun untuk kesekian kalinya saya kalah. dan harus merelakan, muka saya untuk dilukisi bedak basah. membiarkan diri saya, menjadi penghibur untuk yang sedang tertawa. dan sungguh, meskipun demikian, saya tak ingin besok saya menjadi jera.

selamat hari ini.