Tuesday, May 15, 2007

tentang kebersamaan

pertanyaan kamu beberapa hari lalu seperti mengingatkanku akan sesuatu. yah, dimana biasanya aku menghabiskan waktu. kadang kalimat itu lucu. menghabiskan. seolah olah aku mempunyai banyak waktu luang. padahal seringkali aku merasa 24 jam selalu saja kurang. dan hari berakhir dnegan, ughh.. aku belum menyelesaikan ini, aku belum kelarin itu. 8 jam sehari sepertinya terlalu banyak direnggut untuk kemerdekan finansialku akhir bulan. tak pernah berhenti mengutuk, tapi tetap saja, setiap hari akan berulang hal yang sama. bekerja sudah menjadi candu. dan setelahnya, aku kebingungan, satu hari tak pernah cukup untuk sebuah kesenangan.

dan pembicaraan kmaren, membuatku rindu momen itu. aku merindukan temanku. temantemanku. orang orang yang wajahnya pernah datang, dan pergi dnegan meninggalkan kesan. dan betapa seringnya sebuah perpisahan tak berakhir menyenangkan. iyah, hidup hanyalah sebuhh rangkaian pertemuan dan perpisahan, tanpa satupun hal kekal di dalamnya. karena itulah mungkin dinamakan hidup, karena tak pernah ada yang sama dalam waktu yang lama. dan kita akan selalu akan belajar darinya.

betapa banyak ruang pikiran yang kusisakan untuk mengabadikan orang orang yang pernah melintasi perjalanan berbarengan. pada malammalam menjelang pagi, dengan bergelas gelas kopi. aku suka kopi, dan dia suka bir. aku suka sampoerna amild, dan dia suka surya enambelas. aku suka brownies, dan dia suka keripik kentang. pun ketika aku suka supernova, dia selalu menggembor gemborkan nietzche. lalu pembicaraan pun tak pernah jauh dari, apa yang kamu kerjaan, bagaimana hidup, apa kabar patah hati, dan bagaimana dunia. lalu kami saling memperdebatkan idealisme, tertawakan aku yang masih tersnagkut benang masa lalu, dan kutertawakan dia yang masih saja mengejar cinta serupa fatamorgana. aku tak pernah tau, pacarnya selalu cemburu. tentu saja, aku tak salahkan, bila pada akhirnya dia memilih sang terkasih, dan membentang jarak pada persahabatan yang ada.

pada seseorang yang lain. ya, bisa kukata, kudekat pada beberapa orang saja, tak lebih dari sepuluh jadi seumur hidupku. padanya yang sungguh berbeda. tak lagi kira berbicara tentang idealisme. tak lagi ada malam malam panjang sampai pagi datang. tak ada lagi obrolan obrolan seram dengan istilah istilah yang disebuat sebagai kekerenan, meski tentu saja tak semua kami paham. dengannya aku hanya berbagi telinga. tak ada lesehan, karena seringkali kami memilih duduk di gerai makanan siap saji. tak ada bir, karena dia selalu memilih coklat panas. dan lalu, tak ada aku, tak ada dia, karena pada akhirnya kita memilih jalan yang berbeda. dan lagi lagi, persahabatan lalu ditinggalkan begitu saja.

dan kini aku dan kamu. kita seperti sedang merangkai cerita baru. disini, garis kehidupan kita sudah dipertemukan. jangan tanya kenapa tidak dari dulu, karena memang tidak ada hak untuk bertanya kenapa atas apa yang diluar batas otoritas kita. untuk kesenangan dan kebebasan atas apa yang yang kita punya, marilah kita berdansa. sebelum akhirnya semua tak lagi sama.

Oh my friend
We have spent
So much time looking for someone to blame
Cause were the same
The jealous games
Take up time we could spend on other things

Oh my friend
If it ends
Let us go and then not look back again
We can't be
You and me
Taken' ourselves much too seriously

Oh my friend
We should spend
Some more time looking from the other end
Cause we would see
So clearly
We'd blame ourselves as much as we'd blame weed
We'd blame ourselves as much as we'd blame weed
We'd blame ourselves

**Travis ~ Out In Space

6 comments:

Anonymous said...

makanya, jangan jatuh cinta ama pacar orang... huehehehehe *kabuuuurrrr!*

susah membuat diri selalu berada di kadar puas yah? selalu aja kurang, yeah, and by the time you decide to be happy with what you've got, you'll lost everything.... :)

Anonymous said...

seperti yg kubilang di YM tadi..postingmu kali ini berhasil bikin aku mellow..

apakah kita bakal menang melawan waktu? karena tak lagi indah bersama tanpa ada kebersamaan itu...apa aku yang terlalu berharap dalam tiap mimpi?

Anonymous said...

*entahlah..........*
saat mbaca ini mengingatkanku pada masa lalu
sebuah karya indah sekali(gak dua kali)
memang k'lo liat masa lalu seolah s'mua indah
tapi jika pahit hanya ada sesal n menangis
hik......hik....hik.........

Anonymous said...

kenangan, yang terangkai dan akhirnya terurai...setidaknya setiap langkah menyisakan sesuatu untuk kita simpan. ya, wi? :)

Alex Ramses said...

Oh I believe in yesterday, kata Lennon.

dewi pras said...

masa lalu yang berarti dengan seseorang yang memiliki "arti" pasti ngebuat kenangan yang selalu tersimpan dalam ruang disudut hati...