Wednesday, January 02, 2008

tentang momentum

tahun baru kmaren saya tidak kemana - mana. iyah, ketika orang - orang di sekitar saya mungkin sedang asyik berpesta, berjubel diantara lautan manusia di daerah kuta, atau pergi ke pesta rakyat di denpasar, saya memilih untuk berdiam di rumah sodara.

setelah seharian penuh saya mengisi liburan dengan tidur, malamnya hanya mengunjungi keponakan tercinta untuk bagibagi trompet dan kembang api. yah, saya ingin menggoreskan kenangan di ingatan mereka, betapa hari itu begitu istimewa, dan mari, kita berpesta. meski pesta, buat saya tak lagi hingar bingar dan gegap gempita. tak menghabiskan malam dengan mereka, hanya singgah sejenak. lalu saya kembali meneruskan perjalanan ke rumah sodara.

disitupun saya juga tak berpesta. tak ada makan besar, hanya kacang dan beberapa botol cola. kami hanya berbincang, tentang apa saja. tak ada renungan seperti tahun - tahun sebelumnya. tidak juga ada pesta sambil memanggang ikan seperti yang biasa kami lakukan. kami hanya berbicara. tidak soal apa yang telah kami capai di tahun sebelumnya, apa yang telah dan belum kami lakukan. tidak soal mimpi, tidak soal resolusi. saya sendiri sudah lelah membuat resolusi, karena saya ini pemalas, dan resolusi hanya seperti catatan mimpi yang nantinya akan dilupakan. seperti saya yang tidak pernah ingat mimpi apa semalam.

berbincang, dan main kartu. begitulah saya menghabiskan tahun 2007. hingga tengah malam, dan entah pada jam berapa tersadar, ternyata hari sudah berganti. tidak ada riuh, tidak ada hitungan mundur. kami hanya saling peluk dan mengucapkan selamat. saya sendiri bingung, entah selama untuk apa? mungkin untuk hidup, yang telah setia.

setelahnya kami tertidur. tak ada hal sentimentil, tidak juga ada hal yang membuat saya menjadi begitu merana. semuanya terasa biasa saja. mungkin beginilah makna tahun baru buat saya. tak ubahnya seperti kemarin, dan mungkin besok. ini adalah waktu yang berbeda, dan diulang - ulang terus hingga tak lagi ada yang istimewa.

tapi lagilagi saya mengulang kebodohan yang sama, yakni turut serta dalam permainan kartu diantara sepupu - sepupu saya. saya tau saya tidak pandai berjudi, meski seseorang yang sudah tiada pernah mengatakan, bahwa saya ini penjudi yang ulung. sayangnya saya tak merasa demikian. saya hanyalah orang yang besar nyali, bertaruh untuk sebuah keyakinan. meski tak semua yang saya yakini berakhir sesuai dengan keinginan. bahkan diantaranya, saya harus kehilangan semuanya. karena bagaimanapun, yang utama bukanlah tujuan, tapi memang perjalanan itulah yang menyenangkan. dan seperti yang telah saya kira sebelumnya, malam itupun untuk kesekian kalinya saya kalah. dan harus merelakan, muka saya untuk dilukisi bedak basah. membiarkan diri saya, menjadi penghibur untuk yang sedang tertawa. dan sungguh, meskipun demikian, saya tak ingin besok saya menjadi jera.

selamat hari ini.

12 comments:

Anonymous said...

terima kasih untuk perjalanan yang indah di awal tahun ini :)

*psst, looking good too with wet white powder :D

Anonymous said...

emang berapa banyak olesan bedak dimukamu...kekeke...

apapun itu obsesi untuk selalu hidup dengan benar-benar hidup tetep jalan kan non?

Anonymous said...

happy anniversary (telat 2 hari?), dan selamat taun baru juga, dew..

Anonymous said...

Selamat tahun baru, Wi...mau ke Jakarta ya?

Anonymous said...

Same quiet New Year's Eve here as well. Pretty much good,though.
And, let's hope for less disaster shall we?
Past years have been too painful for too many people.

Anonymous said...

aku juga tidur buw tahun baruu

Anonymous said...

Happy new year mb dewi..

Anonymous said...

Met tahun baru Dew, posting dunk fotonya yg penuh bedak ;)

Anonymous said...

saya juga tiada kemana2, mbak. cuma begadang semaleman di kos2an temen saya sambil nonton troy di tipi rame2. huanjriiittt, isinya cowok semua. tiada ada gadis cantik sama sekali. merana aku merana, karena cinta durjana...

lavender said...

dan saya merenung di gunung batu dalam dingin diantara gerimis...

kw said...

aku juga gak bakar2an. ngobrol biasa, tak ada renungan, tak ada resolusi....:)

Anonymous said...

banjir -- banjir -- banjir .....