Monday, February 04, 2008

tentang malam di kuta

:mungkin hanya kuta, dimana malam tak pernah menjadi tua.

jika kamu menanyakan kemana saja aku selama ini menghilang, tak perlu risaukan. aku tak pernah mempunyai niat untuk kembali tenggelam, hanya saja beberapa hari lalu, semua hal begitu membuatku kelelahan. berangkat pagipagi buta, dan pulang ketika tengah malam hampir tiba. hanya sempat mencuci muka dan sikat gigi, sebelum akhirnya terlelap, oleh kantuk yang menyengat. begitu, selama berharihari kemudian. sangat lelah, tapi sekaligus menyenangkan. aku mulai bisa menikmati pekerjaan di jalanan, dengan celana jeans yang telah sekian hari tak tergantikan, dan sepatu belel, dari putih hingga sudah menjadi keabu-abuan.

bahkan ketika sabtu lalu semua sudah usai, aku enggan mengubur kelelahan itu dalam kemalasan yang terlalu awal. bukankah pesta justru baru saja dimulai ketika senja?

kali ini seperti biasanya, tanpa sebuah rencana. kuhentikan motor ketika sudah menjajaki jalan raya pinggir pantai, pada sudut tepian yang masih riuh sahaja. tak ada maksud, aku hanya ingin seperti mereka yang sedang berwisata. memandang kosong, melihatlihat entah. dan dalam pandangku, kurasa laut hari itu lebih tinggi dari biasanya. hari itu, aku sedang tak mengharap senja yang menguning atau berwarna magenta dengan kisah melankolisnya. aku tak lagi mengharap senja di pantai kuta, apalagi di musim ketika hujan turun tiba-tiba, tanpa permisi. disini senja yang bulat begitu langka. mendung terlalu usil untuk tak mengusiknya.

kulepas sepatuku, dan hanya bertelanjang kaki. membiarkan telapakku untuk kembali menjadi sensi. lelah lagi, hingga akhirnya kupilih untuk dudukduduk saja, beralaskan sepatu belel yang makin renta. inilah bagian yang aku suka dari tempat ini, ketika keriuhan bercampur dengan keacuhan satu dan lainnya. disini kamu bisa menjadi apa saja, siapa saja. kamu bisa bertelanjang dada, tanpa orang akan melihatmu dengan tatapan mesumnya. bahkan katanya, kamu bahkan bisa mengajak kekasihmu berciuman di tepi jalan raya, tanpa ada orang yang akan mempedulikannya.

dan sore berlalu begitu saja. sebelum akhirnya kuterima pesan, seorang teman ternyata ada disini juga. satu lagi yang kusuka dari tempat ini. bali begitu sempit, apalagi kuta. satu orang, terhubung ke yang lainnya. bahkan pernah dalam satu babak, itu sudah seperti lelucon saja.

maka malam itu kupilih untuk melanjutkan petualangan bersama temanku itu. kutunjukkan padanya bangku panjang yang sering kukisahkan. bukan kopi yang menemani, melainkan sekaleng minuman dingin untuk haus yang tak pernah berhenti. tanpa kata, kami hanya terdiam saja. dia mengamati kakikaki cantik gadis rupawan, dan aku mengamati dada bidang penuh khayalan. hahaha. lelah karena bising dan perut keroncongan, akhirnya memaksa kami untuk berpindah tempat ke kedai makan di sebelahnya. melewati salah satu hotel, dengan lampion - lampion cantik, dan hiasan naga. lagilagi kutanyakan, naga itu memang ada, atau sekedar mitos belaka? seperti ketika kita meyakini keyakinan kita, tanpa sedikitpun mempertanyakannya.

lalu, malam itu kami berakhir di kedai pizza. percakapan - percakapan ringan mengalir begitu saja tanpa beban. ini malam minggu bukan? dimana seharusnya masing-masing kami berkecan, bukan terlibat pembicaraan tidak penting tanpa pemahaman. tertawa terbahakbahak, sambil sesekali memotret wajah wajah asing yang lalu lalang. hingga larut malam, sebelum akhirnya kami menyerah pada kantuk dan penat yang menghebat. bahkan belum tengah malam, ketika kutinggalkan kuta, yang baru saja mulai dengan geliatnya.

13 comments:

Anonymous said...

pertama? jarang2.. ;)

Anonymous said...

//...kulepas sepatuku, dan hanya bertelanjang....//

biarlah saya hanya membaca sampai disitu saja :)

Anonymous said...

weeh..Bali..Kuta..Legian..
ada sejuta kenangan yang saya punya disana..
tidak sabar untuk kembali mencium setiap sudutnya..
dari gemilarnya lampu,
hingga denting gamelan..
kangen bali sangat..

Anonymous said...

di kedai pizza, cuma ngobrol? ndak makan? :D

Anonymous said...

jadi pengen kebali wi..

uazeen said...

soundtrack-nya di kuta bali...

Anonymous said...

wawawawa.. jadi inged Bali Bagus nya slank.. hohohoho..

ayo santaisantai mbak *wink* ;)

Anonymous said...

baru mo nyanyi: di kuta bali :P keduluan yang atas... hehehe

Anonymous said...

wi, kacang mu enak wi.. gowo mrene meneh yo

Anonymous said...

malam di kuta tak pernah menjadi tua,
seperti matahari yang tak pernah tenggelam di negeri senja

Anonymous said...

growing old huh???

Anonymous said...

wew .. baghuss bangetss neh kata-katanya .. bener2 aku terbawa suasananya hihih .. kuta bali yah ? emang bener kok ... "mungkin hanya kuta, dimana malam tak pernah menjadi tua" ... settuuujjjjuuuuuuuhhhhhhhh .... apa sesembillllaaannnn ??? heheheh :)

Bali Hotel said...

Travel to Bali is easy as the island is connected by major airlines from around the world either serving direct flight to Bali or via other cities in Asia such as Singapore, Kuala Lumpur and Bangkok. To fulfill the needs of tourism industry, there are hundreds of accommodation available with more than 40,000 rooms. Get special discount Bali hotels and villas through www.bali-travelnet.com