Thursday, January 11, 2007

tentang sang pemimpi

karena itu adalah mimpi. dan sampai kapan kamu akan berkubang didalamnya?


namaku sang pemimpi.

tentu saja, kamu tau tanpa harus bertanya. aku hidup di negeri segala ada. dimana kebahagiaan ditawarkan sedemikian rupa. kamu mau apa, tinggal berkata, dan semuanya akan tersedia. dalam hitungan sekejap mata, mengubur semua duka dan air mata.

pernah kulihat sepasang merpati sedang bercengkerama. entah, mungkin karena salah satu diantaranya tak setia, yang lainnya dirundung duka. mukanya pucat pasi tak lagi menawan untuk digoda. lalu kukatakan padanya, kesini, kesini, kubawa kau pada negeri segala ada. dimana disana kamu masih bisa merasakan kalian sedang bersama - sama, mengulang cengkrama beriringan canda. masih kurang, tanyaku? maka akan kuselimuti selimut cinta yang tak ada habisnya. dan kesetiaan yang berbatas segaris dengan fatamorgana. apa saja yang bisa membuatmu bahagia.

sedang tak pernah kukata tentang merpati lainnya. yang sedang terbang tinggi bersayapkan cinta. untuk apa? kenyataan tak selalu enak untuk dirasa. meski belum tentu dia bahagia. karena suatu hari setelahnya, diapun pernah datang menghampiriku, untuk meminta peta kesana. katanya, hatinya masih kamu bawa. tentu saja sekilas itu menyenangkan, kalau saja dia tak lagi ingin mendapatkannya. tak kukata padamu, pun padanya, karena disini tidak menawarkan apa yang tak dipinta.

aku sang pempimpi.

tentu saja, kamu tau tanpa harus bertanya. aku hidup di negeri segala ada. tak hanya tentang merpati dan tetek bengeknya, pun tentang keinginan lain yang tak pernah menjadi nyata. anak - anak dengan cita yang kandas termakan realita. mimpi mereka tentang sekolah ketika kesulitan ekonimi mendera. lalu seorang lelaki dengan idealisme tentang kehidupan yang sempurna, untuk sebuah negara yang sedang dirundung lupa. apa saja. tentang sesuatu yang menyenangkan, karena itulah aku ada. berbatas tipis dengan harapan, dan berbanding terbalik dengan kenyataan.

aku sang pemimpi.

dari negeri segala ada. siyallah merpati yang meminta peta, karena aku tersebar dimana - mana. pada keingkaran akan sebuah realita. pada sudut hati yang memilih terlena, dan pada mata yang hanya tertuju pada fatamorgana. pada angan akan kebahagiaan yang tak ada wujudnya.


inspired by:
negeri segala lupa-nya kutu, pembicaraan pagi dengan ibu ini, obrolan malam dengan non ini, dan pelukan ternyaman lelaki penebar ilusi.

11 comments:

Anonymous said...

bukan hanya virtual dirimu yang bisa membawa sang merpati kembali menemukan jalan menggapai mimpi, tapi torehan tulisanmu ini membuatku merasa sedikit lebih ringan dee!
kamu guru bela diri yang mengajarkan ilmu ringan tubuh ya?
hehehe... tulisan yang paling bagus selama umur postinganmu :)
tetap semangat dee!

Anonymous said...

lho yaaa dia itu cuman nyebar ilusi too! aku bilangin aahhh! paaaaaaaakk kata dewiii *aw! jangan nyubit dong wi!*

lavender said...

merpati itu pasti akan datang menghampiri rumahmu.
bukan!! bukan merpati yagn hanya ada di mimpimu, tapi merpati yang memang diperuntukkan untukmu...

tetaplah bermimpi... satu saat mimpi itu akan menjadi nyata karena aku hanyalah teman sang pemimpi yang juga sedang bermimpi...

Anonymous said...

ternyata dunia mimpi itu ada...
dan aku percaya

Anonymous said...

Aku anak Indonesia
Aku punya cita-cita
Punya mobil punya sawah
Jadi menteri atau bupati

Aku cinta Indonesia
Aku cinta pancasila
Apa daya uang tak punya
Sekolah pun aku tak bisa

Indonesia kaya raya, Mengapa aku menderita?
Tapi aku tetap gembira, karena aku punya cita-cita.
Indonesia kaya raya, Mengapa aku menderita?
Tapi aku tetap gembira, karena aku anak Indonesia.

Aku anak Indonesia
Ibu kerja bapak juga
Dari pagi hingga sore
Uangnya pun habis sudah

Aku makan propaganda
Dengan lauk janji-janji
Terka aku anak siapa?
Aku anak Indonesia

Anonymous said...

Satu-satunya yang membuat orang masih bertahan. Adalah harapan. orang menyebutnya asa. cita-cita. tapi apakah semua itu sama dengan mimpi?

venus said...

mana? mana si lelaki penebar ilusi? sini gw silet2in :p

Anonymous said...

eh, ilusi apaan sih?

rinnie said...

Kalau aku berada di negeri segala ada... aku perlu tidak perlu bersusah payah, tidak perlu berduka, karena semua kehendak pasti dapat selalu ku gapai.. tanpa berusaha..

Tapi di negeri ku dee, aku harus berusaha, mengejar, berperih kadang harus meneteskan air mata untuk mendapat kan sesuatu yang kuinginkan. Tapi dari situ aku belajar untuk bisa menjadi lebih kuat dan mandiri.

Itulah keuntungan berada di negeri ku dee..

Anonymous said...

aku lebih banyak melihat lelaki penyebar ingusi dari pada penyebar ilusi...xixixixi...

Anonymous said...

bangunlah, Nona. hadapi realita. karena mimpi, hanyalah ilusi.
*sigh, andai mimpi adalah nyata*