Monday, March 10, 2014

memilih sekolah



Jeng jengggg!

Ghandar sudah mau 4 tahun bulan depan! sejak usianya lewat 2 tahun, sepertinya pertumbuhannya tidak terlalu berasa dan tau-tau ini anak udah mau 4 tahun saja, terutama buat emaknya. Mungkin karena perkembangan motorik kasarnya sebagian besar sudah dicapai di usia 2 tahun, jadi setelahnya lebih banyak perkembangan emosi dan komunikasi, which is tidak terlihat kasat mata. Hmmm, berasanya sih ini anak jadi lebih ngeyelan kalau berargumen, dan sudah tidak bisa disuruh semena-mena, semua harus ada alasan. Hahaha.

4 tahun, maka tibalah kegalauan kami orang tua untuk..memilih sekolah untuknya! Tahun ajaran baru Juli nanti usia ghandar akan masuk 4 tahun 3 bulan, katanya di usia ini anak sudah bisa masuk TK. Jadi begitulah, kami memutuskan untuk survei ke beberapa TK yang jaraknya masih masuk jangkauan dari tempat tinggal.

Dulu alasan saya dan suami untuk membeli rumah di Depok salah satu pertimbangannya adalah masih banyak sekolah bagus dan terjangkau dari jarak dan biaya. Tapi ketika sudah saatnya cari sekolah, ternyata bagus dan terjangkau (biayanya) saja tidak cukup menjadi pertimbangan. Mungkin juga karena saking banyaknya sekolah yang bagus-bagus, akhirnya yang ada kami malah bingung.

Sekolah A, agamanya bagus, tapi doktrinnya agak menghawatirkan. Sekolah B, melatih anak mandiri dengan active learning , tapi motorik halus dan emosinya kurang terasah. Sekolah C, terlalu bertumpu pada akademis. dan seterusnya, dan seterusnya. Bisa ngga sih yang bagus-bagus dari sekolah itu diambil dan dikumpulkan di satu sekolah? You wish!

Pada kenyataannya memang tidak ada yang sempurna, sesuatu pasti terdiri dari strength and weakness, dan sekali lagi, ideal itu hanya ada di angan-angan! Hahaha.

Dan kalau sudah bingung begini, akhirnya kembali ke Hirarki Nilai Keluarga-nya Mba @AlissaWahid . Hirarki nilai keluarga ini semacam obat jamu deh buat saya dan suami. Untuk fokus ke tujuan keluarga sekaligus membentengi diri dari godaan-godaan menggiurkan promosi sekolah-sekolah itu :D

Jadi, berdasarkan prioritas keluarga kami, akhirnya kami membuat kriteria-kriteria dalam memilih sekolah, disempitkan menjadi 4 saja, yakni :

  1. Jarak, ini yang paling penting. Kami tidak ingin anak terlalu lama di perjalanan, kelelahan atau stress, sehingga ketika sampai di sekolah, sudah tidak bersemangat. 
  2. Sekolah yang plural. Kami ingin  anak mengenal perbedaan-perbedaan sejak dini dan menghargainya, karena sampai dia tua nanti dia akan dihadapkan pada perbedaan-perbedaan. 
  3. Sekolah yang memberikan kebebasan ke anak untuk bersuara / active learning. Memupuk rasa percaya diri anak ini susah-susah gampang. Kebablasan anak bisa jadi sombong, kurang anak bisa minder. Tapi untuk public space , dalam hal ini sekolah, saya inginnya yang bisa membuat ghandar pede untuk bersuara / melakukan sesuatu. Kalau kepedean, nanti biarkan kami orang tuanya yang ngerem. 
  4. Sekolah yang bahasa pengantarnya adalah bahasa Indonesia. Atau kalau mengajarkan bahasa asing, itu adalah ekstra kulikuler atau tambahan. Saya ingin Ghandar bisa berbahasa Indonesia lebih baik dari saya. 
4 kriteria itu tentu bagi setiap orang berbeda, dan tentu bukan yang paling sempurna. Tapi, itu cukup sesuai dengan , lagilagi, hirarki nilai keluarga kami. Dan syukurlah, akhir bulan lalu ghandar sudah diterima di sekolah yang setidaknya memiliki 4 kriteria itu. Untuk kriteria-kriteria lain seperti pelajaran agama, kemampuan akademis, perkembangan emosi dll , adalah tugas orang tua untuk melengkapi bukan? 

Pas trial kemarin sih, sepertinya oke. Kelompok anak-anak di kelas itu sangat welcome  dengan anak baru, bahkan aktif. Mereka mengajak siapa saja bicara, tidak hanya Ghandar, tapi juga emaknya. Dan buat saya ini menarik. Ghandar agak2 introvert atau solitaire, jadi saya perlu bantuan lingkungan lain, yakni sekolah, yang bisa menstimulus interaksinya dengan orang lain. Setidaknya membantunya berkomunikasi dengan baik, karena komunikasi adalah hal penting untuk bekalnya kelak.

Wish us luck! 

4 comments:

Arvi Meydita said...

waahhh....kriteria memilih sekolah nya mirip dong sama aku...
bener bnaget..aku sich setuju tuch masalah agama tanggung jawab kita sebagai orang tua :D
Jadi emaknya harus siap belajar juga hihihii :D

Uwien said...

Thanks for sharing, Mbak Dewi. Semua yang ditulis aku pun setuju.
Dan mikir lagi yang ini : biarkan anak mengenal banyak perbedaan dan belajar menghargainya. Bener juga nih. *manggut-manggut*

IBU ENDANG WULANDARI said...

Pengakuan tulus dari saya sendiri IBU ENDANG WULANDARI .saya mau mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga,serta dan rasa kagum yang setinggi-tingginya kepada KI KANJENG DEMANG,saya kerja sebagai PEMBATU HONGKONG selama 9 tahun di HONGKONG ,dengan gaji lebih kurang 2.jta 5000.ribu /bln,tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,apalagi setiap bulan harus mengirim uang dikeluarga di jawa barat, sudah lama saya mengetahui roomnya ini, juga sudah lama mendengar nama besar AKI, tapi saya termasuk orang yang tidak terlalu percaya dengan hal seperti itu, jadi saya pikir ini pasti kerjaan orang iseng tetapi kemarin waktu pengeluaran, saya coba2 pasang angka 6D benar2 tidak percaya dan hampir pingsang,angka yang di berikan KI KANJENG DEMANG ternyata fositip tembus, awalnya saya coba2 menelpon, saya bilang saya terlantar di HONGKONG, tidak ada ongkos pulang,terus beliau mebantu kasih angka 6D, lansung saya disuruh mendaptar jadi member mulanya saya tidak percaya, mungkin angka ini keluar, tapi dengan penuh pengharapan saya pasangin kali 100 lembar, sisa gaji bulan ternyata tembus….!!!sekali lagi terima kasih banyak KI KANJENG DEMANG, saya sudah kapok kerja jadi pembantu,rencana minggu depan mau pulang aja ke jawa barat,,buat AKI,saya tidak akan lupa bantuan dan budi baik AKI. yng berminak ingin minta angka goib silakan hubungi KI KANJENG DEMANG Di Nomr ini 081-234-666-039 terima kasih....????>>>ATAU KLIK DISINI

Kevin R said...

Much appreciate your blog post