Friday, October 28, 2005

tentang surat

Dear kamu...

Kukirimkan padamu sebuah surat. Yang mungkin sampai pada akhirnya, tak kan terbaca. Tak mengapa. Aku hanya ingin menyampaikan, mungkin lewat angin, atau pada basah di jendela, sepeninggal gerimis yang sesaat telah berlalu. Menyampaikan tumpukan rindu yang tiba2 membuncah, dan membuat segalanya menjadi biru. Hanya biru, bukan kelabu. Biru yang akhirnya menyatu dengan senyumku. Yah, rindu dan senyum. Tak kan membuatnya menjadi kelabu, bukan?! Kamu pasti akan senang -seandai mendengarnya-, karena tak lagi seperti yang telah lalu. Aku merindu, lalu aku tersipu. Bukan lagi kelabu, lagi lagi.
Kadang, saat seperti ini, ingin kutanyakan langsung padamu. Seperti yang biasa aku lakukan. "Hei,apakah kamu sedang memikirkanku?", lalu kamu akan bekata,"Yah, 10 menit yang lalu." "Oh,no..stop it!! I can't work!!""Mengganggu yah? Kalau begitu, aku akan kurangi, tapi ini sulit sekali, aku kangen." Ujarmu, kala itu. Manis ya? Memang manis, dan aku akan selalu tersenyum jika mengingatnya.
Tapi, itu dulu. Lalu sekarang, aku kira aku hanya akan membiarkannya begitu saja. Tidak juga menduga, atau langsung mengangkat telpon dan menekan nomermu. Tidak, aku tak akan melakukannya. Biarlah rasa manis ini tetap disini. Berdampingan dengan senyumku, setelah gerimis usai.

**Pada sebuah cubicle penuh wallpaper.
Pukul 10.44, setelah gerimis usai.
Rindu dan senyum.

No comments: