Friday, May 29, 2009

setelah sekian lama

acara ulang tahun seorang teman membuat saya datang terlambat malam itu. lagu kedua sedang dikumandangkan ketika saya memutuskan untuk melangkahkan kaki ke dalam. mahadewi. seketika gumpalan asap rokok menyambut, dan tak lama kemudian, mata saya sudah basah berlinangan air mata. kali ini bukan karena menangisi nostalgi, saya terlalu baik - baik saja untuk bisa menangis.

bergerombol manusia dengan segala gaya. wanita - wanita cantik dengan stiletto dan parfum yang menyeruak hidung. lalu tak sadar saya melihat diri sendiri. celana jins, kaos oblong, postman bag. hahaha, betapa jauhnya dunia kami berbeda.

lalu saya melirik pada seorang teman, dan tanpa kami berbicara, kami berdua lalu tertawa. mungkin dia menertawakan keadaan kami, seperti yang saya lakukan. mungkin dia menertawakan hal lainnya. entahlah.

satu hal yang saya syukuri sepanjang hidup, saya tidak pernah ingin menjadi orang lain. saya cukup nyaman dengan diri saya, saya nyaman menjadi apa adanya saya. celana jins, kaos oblong, postman bag. rambut dikuncir. saya tak sedang mengadili cewek - cewek sexy berstiletto itu tidak menjadi dirinya sendiri, mungkin mereka cukup nyaman dengan sendal tinggi yang selalu sukses membuat kaki saya kram setelah sepuluh menit memakainya. dan saya kagum melihat mereka. yang masih punya keinginan berusaha untuk tampil cantik dengan punggu terbuka melawan dinginnya kuta.

i'am as plain as you see.

itu yang saya katakan pada seorang teman di kotak maya pagi ini. i don't play drama. take me as i am, or just leave me alone. terdengar egois bukan? tapi saya kira memang manusia mempunyai hak mutlak atas pilihannya. untuk stay, atau moving on. dan tidak ada yang salah untuk itu, kecuali adanya kepura-puraan.

dan kembali ke malam itu, saya mendapati saya dan partner in crime sedang tertawa - tawa sambil jumping around. meski setelahnya, saya terduduk lemas. ini adalah kali pertama setelah sekian lama saya tak pernah menonton konser dan bergabung dengan keriuhannya.

celana jins, kaos oblong, postman bag, sepatu belel. beberapa hal masih sama. saya.

Sunday, May 24, 2009

memanggil nostalgi

terkadang untuk bisa merasakan hidup, manusia perlu merasakan sakit. seperti yin dan yang. prinsip keseimbangan.

kepergiaan ke jakarta memanglah seperti yang saya duga, dengan kejutan - kejutan yang akhirnya membuat saya semakin terhenyak, begitu banyak cerita yang tak bisa dirasa hanya melalui permukaannya saja.

hidup bukan hanya tentang cerita soal cinderella dan sepatu kacanya. bukan deretan film hollywood yang seringkali diakhiri dengan ciuman panjang dan ending bahagia. soalan film, kukira jepang atau perancis lebih realistis. hidup tak selalu berakhir bahagia.

perjalanan yang tak sengaja menjadi sebuah nostalgia akan cerita lama. ketika bertemu dnegan orang - orang dimana cerita berkaitan satu sama lainnya, dan pada satu hari, saya dihadapkan pada kesadaran, kekuatan yang saya miliki terkoyak, hancur lebur dan saya menemukan diri saya sedang berdiam sambil menangis. pada satu malam, di kamar seorang teman, saya menangisi kenangan.

saya biarkan airmata menelanjangi kesedihan yang selama ini saya sampaikan dengan diam. entahlah, mungkin memang lebih menyedihkan mengingat kenangan daripada ketika menjalaninya.

Monday, May 18, 2009

mendatangi jogja

ingatan tentang kota itu belakangan memang semakin menjadi - jadi, seakan panggilan yang enggan terganti oleh kesibukan tak jelas yang menenggelamkanku tanpa sisa. dan pembicaraan dengan seorang teman, pada perjalanan dari pantai kuta menuju pantai emperan satu mall sambil bertelanjang kaki, sesekali mengusir pasir yang membuat gatal di kaki.

bagaimana kalau kita ke jogja saja?

ah, ya. kenapa tidak?


maka perjalanan impulsif dan tanpa rencana jadilah sudah.

mendatangi jogja, buatku seakan sebuah nostalgia dengan kekasih lama. terakhir tiga tahun lalu aku kesana, tepat bulan mei. tiga tahun. aku semakin mengamini jika waktu tidak berjalan, melainkan terbang. wuzz.. dan tiba - tiba kami semua sudah ada disini. dan cerita tentang tiga tahun lalu tak ubahnya seperti mimpi, terpotong beberapa bagian, bahkan seperti tidak pernah terjadi.

dan memang begitulah jogja. ingatan tentang angkringan tak lagi sesederhana dulu. bukan tentang sekian ribu perak yang membuat kenyang, kenyataan lebih banyak kutemukan kesombongan. ini soalan gaya hidup, keangkuhan seakan menjadi yang berpunya.

keramahan tamahan pun adalah komoditi dagang, bisa diperjualbelikan. sedikit kecewa dengan bapak - bapak tua penarik becak, kami sengaja tak menawarnya, menyetujui seharga yang dia tawarkan. tapi pada akhir perjalanan, dengan dalih tak ada kembalian (padahal sebelumnya sudah jelas kami serahkan senominal itu), dia sengaja meninggikan bayaran.

oh, jogja. kamu kemanakan kota dalam kenangan?

tapi mungkin semua memang berevolusi. tak ada yang abadi. seperti perasaan pada kekasih lama yang entah sudah terselip dimana. rasa hangat hanya menggelitik kadang - kadang, karena selanjutnya masing - masing akan tersadar, bahwa kami hidup pada kenyataan, dimana perubahan tidak terelakkann.

Thursday, May 07, 2009

vacation series

tidakkah hidup terlalu singkat untuk terlalu banyak diisi dengan pertimbangan haruskan kita bersenang2 dan berpetualang?


mungkin semakin saya tua, semakin saya tidak peduli tentang banyak hal. semakin saya malas untuk berfikir dan membuat pertimbangan. semakin saya memilih untuk menikmati hidup sebagai detik ini saja.

lembongan, jogja, jakarta, ubud.

hidup adalah perjalanan tanpa kata pulang. mungkin saya bisa berputar kembali ke tempat dimana saya pernah berada, tapi bukankah semua tak lagi sama?