Tuesday, March 15, 2016

City Strolling Medan : sudut kota yang menua

membincang medan adalah membincang makanan-makanan enak dengan kuah santan yang serta merta menaikkan angka timbangan. kota yang terkenal dengan kekayaan kulinernya ini memang melenakan sangat. dari sayur tumbuk ubi yang aduhai, soto medna jeroan yang alamak ngga nahan godaannya, hingga kopi sidikalang yang mampu bikin mata jalang.

ini adalah kunjungan kedua, atau ketiga jika dihitung transit ke aceh. kunjungan terakhir tahun 2012, jadi yah..sudah 4 tahun lalu. duu bandaranya masih di tengah kota, dekat dengan lapangan merdeka, sehingga saya dan dita (teman perjalanan kala itu), masih bisa berlari-lari check in setelah membeli bolu meranti, khas kota ini.

sekarang, bandara medan sudah berpindah ke kualanamu. 1 jam perjalanan dari kota medan dengan kereta cepat bertarif 100rb/orang, atau lebih jika menggunakan taksi dengan biaya sekitar hampir 200ribu juga. it's you call, which one you'd prefer to enjoy..

sayangnya saya tidak punya banyak waktu untuk kunjungan kali ini. pekerjaan yang harus diselesain, dan jadwal yang padat, akhirnya hanya berjalan-jalan di tengah kota. sempat nyasar dari satu gang ke lainnya, tapi justru petualangan singkat itu membuat saya bisa menikmati kota medan dari cara yang berbeda dari sebelumnya.

hanging luggage at Kualanamu Airport 

Kualanamu Rail Station

Bentor di depan stasiun Merdeka

Lapangan merdeka

Sore di lapangan merdeka, di sini bisa temukan berbagai food stall.

Medan dan bangunan tua, lapuk dimakan usia.

modernisasi dan monumen waktu.

found these beautiful building closes to Merdeka square.

partner in travelling.

i hav something with the windows. or the story behind. 

bapak bentor and his hospitality.

soto medan sinar pagi, must try!

Monday, March 14, 2016

City Strolling Surabaya : kota yang ditirikan


ada masanya, sekali dalam satu atau dua bulan saya ke kota ini. mungkin sekitar tahun 2003? atau 2004? entahlah, tepatnya saya lupa. saya hapal benar dimana gelael, dimana tunjungan plaza, dimana warung pojok yang enak sekali pastanya (kala itu). tempat-tempat yang harus dikunjungi sambil memakai masker karena polusi.

perjalanan yang ditempuh dari denpasar ke surabaya yang hanya berbatas malam dalam bus travel antar kota, membuat jarak yang sebenarnya jauh, plus dnegan menyebrang itu seperti tak terasa. semacam sore ini tidur di denpasar, eh besoknya sudah bangun di surabaya. ngga terasa.

tapi beda cerita ya kalau sudah tidak ada lagi yang dikunjungi di sana. hahaha. semenjak drama putus dari mantan pacar di kota itu, maka saya tak pernah lagi ke surabaya. kalaupun kesana, hanya lewat saja. mendarat di juanda, lalu lanjut bis ke kediri. dari kediri sampai purabaya, lalu lanjut ke jakarta. begitu saja, tak ada yang istimewa.

tapi awal bulan lalu, pekerjaan membuat saya harus beberapa kali ke surabaya. dua kali yang sudah dijalani, selanjutnya akan ada lagi. melakukan perjalanan sendiri memang penuh kejutan. dan itulah surabaya saat ini. ingatan tentang gelael, tunjungan plaza atau warung pojok hanya tinggal nama.

yang ada adalah jalan-jalan lebar dengan kendaraan berjejer rapi. mirip jakarta, hanya lebih mini. pohon-pohon rindang dan taman kota yang rimbun. udara yang lebih rama, dan warung kopi di setiap sudutnya.
jembatan di universitas airlangga

saya selalu menyesal, kenapa tak lari saja? 

Oost Koffee & Thee

Mandaling&Pofertjes @Oost Coffee & Thee

Besak pada siang yang panas

break the law.

double espresso @Caturra Espresso

Men behind the barista bar.

gloomy gloomy day, don't go away.
~surabaya, awal februari