Sunday, January 31, 2016

City Strolling Yogyakarta : ingatan yang semakin kabur

sebenarnya, ingatan itu seperti apa? apakah dia adalah lembaran-lembaran tipis bayangan akan suatu peristiwa yang tersusun rapi? ataukah dia sebuah benang yang kusut dan saling bersinggungan satu sama lainnya? ataukah dia berupa kotak-kotak yang semakin lama mengabur seiring dengan penuhnya ingatan, membuat yang lama bergeser , tergantikan yang baru. atau yang dirasa tidak penting, lama kelamaan menghilang meninggalkan potongan sketsa yang tidak utuh.

lalu, apa yang diingat dari sebuah kota yang terakhir dikunjungi 7 tahun lalu?

gang-gang kecil sosrowijayan yang sesak oleh turis bertelanjang dada? deretan penginapan dengan buku yang mulai lapuk dimakan usia? atau perjalanan panjang menuju magelang untuk waisak yang akan datang?

entahlah.
yogyakarta hari ini, adalah ingatan yang semakin kabur. dan menemukan masa lalu di situ, tak ada lagi artinya buatku.

persimpangan yang akan membawaku ke kotamu? 

Beringharjo dan lautan manusia.

Remang di Raminten. 

Andong pada senja yang hampir tiba. 

Bapak becak menjemput rejeki.

tangan terampil di Pasar Demangan

jamu-jamu tradisional

kopi dan pembicaraan panjang yang tak usai

aku, kamu dan ego dunia milik kita.

lorong gelap taman sari, jalan panjang sia-sia. 

Thursday, January 28, 2016

City Strolling : Menteng Cikini

ketika bertemu teman lama yang tidak tinggal di kota ini, hal yang seringkali mereka tanyakan adalah , "bagaimana bisa kamu betah di jakarta?" 

karena mereka tahu, saya dulu tidak pernah menyukai kota ini. alasannya ya jamak lah, macet, polusi yadayadayada, hingga jakarta adalah pilihan terakhir seandainya saya harus memilih mau tinggal dimana.

"dua tahun. dua tahun adalah waktu yang aku butuhkan untuk bisa menikmati jakarta."  dan dua tahun itu adalah ketika saya mulai akrab dengan angkutan umum, dengan rute-rute, dengan kekhawatiran-kekhawatiran yang semakin lama semakin menipis.

ketika saya menemukan potongan-potongan wajah jakarta yang tak pernah sama. kadang beringas, kadang melankolis, kadang optimis, kadang bengis. dan kadang, jakarta sungguhlah manis. coba saja lihat apa yang saya temukan di minggu pagi selepas hujan, dari taman menteng ke stasiun cikini.

anak-anak muda yang bersantai kayak di pantai.
trotoar yang hijau dan lengang.
bapak petugas kebersihan yang tidak libur.

kantuk yang lebih panjang dari malam. 

pohon-pohon besar di pinggir jalan.

akar beringin yang bergelantungan.

hijau yang segar selepas hujan.
trotoar dan daun yang berguguran.

Friday, January 22, 2016

run for dummie : foodies!

gah, baru juga 2 bulan rajin menulis, eh..masuk bulan ketiga mulai jarang lagi. seminggu 2 postingan saja ampun-ampunan, hahahaha.

jadi, apa kabar kehidupan selain membaca buku di tiap akhir pekan?

kerja. kerja. dan kerja. kerjaan lagi agak menggila. event yang jalan weekend to weekend bulan ini menguras tenaga dari mulai persiapan. beberapa kerjaan menulis yang kena deadline juga bikin benar-benar dead. lalu kerjaan day to day yang menyita every day. yaiyalah. namanya juga dibayar untuk itu ya bok! *pasang ikat kepala* *selempangin handuk di leher* *kembali macul*

kalau sudah begitu, biasanya ada dua hal penyeimbangnya : olahraga dan makan.

masih lah ya lari setiap 2 - 3 kali seminggu. hingga tanggal sekian sudah dapat 55k. target bulanan bisa 80k dengan jadwal 5-5-10, tapi ngga yakin kecapai, karena jadwal long run yang biasanya dilakukan hari Minggu, sudah pasti ngga jalan. karena itu tadi, client's event on weekend to weekend. but well, lets try, workout keeps me sane. 

penyeimbang lain adalah makanan. makanan yang enak (dan seringnya ini over nutrition :D) adalah pilihan untuk mendapatkan kenyamanan ketika menyelesaikan pekerjaan sebelum deadline. trus karena deadline pekerjaannya banyak, makannya pun jadi banyak. halah.

kalau lagi selow, masih lah menjaga makanan yang masuk. masih peduli makanan apa yang dimakan biar larinya enak, biar perutnya kempes. sekarang lari, semacam way out untuk membakar makanan-makanan yang disantap dengan membabi buta sebelumnya.

padahal, memilih makanan sebelum workout sebenarnya juga lumayan penting. salah salah makan, yang ada workoutnya semacam percuma. eh, bukan percuma ding, tapi lebih pada tidak maksimal untuk mengurangi lemak dan menambah masa otot. ya ini kalau tujuan larinya, untuk menjadi kurus.

jadi, pada awal-awal lari, berat badan kan lagi maksimal-maksimalnya tuh, jadi memang usaha banget untuk mengurangi lemak (dan berat badan tentunya). selain lari, juga diet. aman? berdasar hasil googling : aman!

menu diet mayo ala-ala di awal-awal lari.
diet kan bukan berarti ngga makan, tapi mengatur pola makan. dan mengatur pola makan sebelum lari itu penting sekali kalau mau kurus, sodara-sodari. karena workout apapun, jika tujuannya untuk mengurangi lemak, akan lebih baik jika dilakukan dalam keadaan perut kosong. kalau terisi, maka yang dibakar hanyalah makanan yang baru saja masuk, ngga mengurangi lemak-lemak yang sudah bersemayam sebelumya.

ngga deg-degan kalau perut kosong? ngga pingsan? saya sih ngga. mungkin karena saya biasa lari ketika pagi, jd memang tidak terbiasa perut terisi juga. tapi reaksi ini kan bisa berbeda ya di tiap orangnya. kalau memang tidak kuat untuk olahraga dengan perut kosong, mungkin baiknya diisi dulu, tapi pake aturan DUA JAM.

DUA JAM SEBELUM dan DUA JAM SETELAH olahraga adalah waktu yang pas buat makan.kenapa 2 jam? karena dalam jangka waktu 2 jam itu, metabolisme tubuh kembali ke dalam kondisi yang normal. kalau masih terlalu kenyang dan kita olahraga, pembakaran kalori semacam tidak maksimal, belum lagi perut ngga enak banget rasanya, dair kembung hingga begah. kalau kita habis olahraga langsung makan, maka makanan yang masuk juga tidak tercerna dengan baik. metabolisme lagi kencang, tapi nutrisi tidak terserap dengan baik.

dalam 2 jam boleh saja makan, tapi sebaiknya selektif dan jangan banyak-banyak. lalu, makanan apa yang boleh dimakan biar larinya lebih maksimal ?

lari, seperti olahraga lainnya, melibatkan kerja keras otot. jadi makanan yang dikonsumsi sebelum dan sesudah lari, tak lain dan tak bukan adalah demi otot semata (dan lemak yang terbakar maksimal, tentunya :D)

makanan sebelum lari 
makanan yang dikonsumsi sebelum lari sebaiknya adalah makanan yang rendah lemak dan serat. why? biar pencernaan tidak bekerja lebih berat. dan pilih juga makanan yg mengandung kabohidrat mudah cerna dan protein tinggi. kentang rebus, telur dan pisang adalah makanan yang biasanya saya makan kalau mau long run.

  • kentang rebus/mashed potato pastilah sebagai sumber karbohidrat, dan lebih mudah dicerna daripada nasi. kalau ngga ada, maka 1 lembar roti gandum juga oke. sandwich juga boleh tapi jangan banyak-banyak.
  • telur rebus sudah pasi sumber protein, ini membantu sekali untuk kerja keras otot selama lari, biar ngga mudah cidera dan sakit setelahnya. 
  • pisang juga oke dimakan sebelum olahraga, dia mengandung karbohidrat dan glukosa yang mudah dicerna tubuh dan dimanfaatkan untuk kerja otot.
  • lalu terakhir adalah kopi. kopi? why? karena kopi akan membuat peredaran darah dan denyut jantung lebih lancar, akibatnya pembakaran kalori mejadi lebih maksimal, keringat mengucur lebih deras. dan ssssttt...kopi membuat endurance lari semakin baik. saya bisa lari lebih cepat dan lebih lama kalau minum kopi. :D tapi karena kopi adiktif ya, jadi saya ngga rutin meminumnya. kadang-kadang saja kalau mau long run. dan syukurlah saya jarang mengalami sakit perut setelah minum kopi. tapi lagilagi, efeknya bisa berbeda buat masing-masing orang. 
makanan di sela-sela lari
ini sih kalau mau long run ya, kalau hanya 5K atau 10K sih kayaknya ngga penting selain tetap minum. tapi kalau lebih dari itu, selain minum ada baiknya juga konsumsi beberapa makanan untuk tetap menyetok energi. pilih makanan mengandung karbohidrat dan glukosa yang mudah dicerna. misal gula merah, energy gel dan minuman elektrolit. buah pisang juga tetap oke, karena 1 pisang ngga akan bikin perut kenyang banget. 

makanan setelah lari 
nah, setelah lari, makan juga penting. tapi jangan langsung makan berat macam pecel mendoan kalau kita lari di senayan, atau nasi padang. (ya sebenarnya lari buat makan juga gapapa sihh..BEBAS!!!) , tapi mau kurus kan? :)) 
tujuan makan setelah lari sih sebenarnnya bukannya untuk menggantikan kalori yang sudah kita buang, tapi menggantikan cairan dan protein yang pasti beerkurang sangat. 
  • cairan elektrolit adalah yang paling direkomendasikan begitu selesai workout. air kelapa muda, atau minuman sejenis Pocari Sweat juga oke. kalau ngga suka, banyakin air putih saja. biasanya saya minum hampir 1 liter air putih setelah lari 5 - 10K. 
  • pisang atau buah lain juga bagus untuk dimakan habis lari, karena itu sih banyak yang ngasih pisang di finish line kalau lagi nge-race. alasannya sih ya karena itu tadi, pisang adalah raja buah dari segi nutrisi, dan mudah dicerna. 
  • susu, karena teksturnya cair maka lebih mudah diserap tubuh. dan susu kaya kalsium, untuk menggantikan kalsium yang tergerus waktu lari. hmmm, kalau kita rajin olahraga tanpa menambah asupan kalsium, bisa juga mengalami osteoporosis dini lho!
nah, setelah lewat dua jam, bebas lah ya. mau makan pecel mendoan? boleh. makan empal gentong? silakan. mau bakso? hyukkk! toh, buat saya sih.. happiness comes from healthy body and full tummy! ya kan? ya kan? :D 

Monday, January 18, 2016

buku kedua : travel time to the old me

pagi ini, saya tergesa bangun begitu alarm berbunyi. 04.30.

saya memang selalu set alarm jam segini, setiap hari meskipun tidak sedang ada jadwal lari. saya sedang melatih tubuh saya untuk bisa bangun rutin jam sekian. perkara akhirnya beneran bangun, atau tidur lagi, atau baru melek jam 6, adalah lain soal. yang sering terjadi adalah 2 pilihan terakhir, apalagi jika tidak ada jadwal lari. saya tidak bisa menipu otak saya, atau tepatnya tidak bisa mendisiplikannya, jika tidak perlu-perlu amat.

tapi pagi ini berbeda. saya langsung bangun tepat jam 4.30 ketika alarm baru bunyi sekali. tanpa berkedip (karena saya tahu jika saya berkedip maka saya akan merem lagi), saya bergegas keluar kamar. mengambil handphone, dan buku.

sebuah buku membuat saya ingin bangun pagi. ada urgensi untuk lekas-lekas membacanya. urgensi, apa ya bahasa yang lebih lumrah dari urgensi? 

urgensi untuk membaca yang hadir tiba-tiba setelah sekian lama, semacam time travel yang membawa saya ke diri saya dulu, a person I used to be. perasaan macam ini, entah kapan terakhir kali saya rasakan. mungkin 7 atau 8  tahun lalu ketika saya masih mampu membaca sekitar 3-5 buku per bulan (yah..5 buku aja sombong!). yang jelas ketika saya belum menikah, jomblo dan galau, berada di dalam kamar kos yang salah satu dindingnya saya cat biru gelap tanpa ijin ibu kost, dengan kasur di lantai dan kaki yang nangkring di dinding. dengan TV yang tak pernah dinyalakan , sambil memutar CD berisi lagu-lagu britpop yang sebagian besar didengarkan untuk mengingat mantan yang ini dan yang itu (hi there! :D).

ketika merasakan urgensi itu, sekelebat saya semacam dibawa ke masa lalu. dan melakukan perjalanan ke masa lalu hanya karena merasakan dorongan yang kuat untuk menyelesaikan buku itu, ternyata rasanya menyenangkan. menyenangkan untuk bisa melihat diri sendiri, dulu.

oh, kayaknya dulu pernah menjadi lumayan keren, culun, ngga penting dan memalukan.

melihat diri tumbuh hingga menjadi sekarang itu semacam refleksi, ngapain saja  7 dan 8 tahun ini. dari jomblo galau yang kalau ngga kerja, ke pantai atau baca buku, menjadi emak-emak beranak satu yang punya lumayan banyak koleksi buku tapi bahkan anak sendiri kayaknya ngga pernah melihat emaknya ini membaca. dari lajang yang bisa gegoleran di tempat tidur baca-baca hingga siang sebelum akhirnya harus bergegas mandi karena 30 menit lagi harus ada di kantor (iya, dulu 30 menit di bali cukup untuk mandi, dandan, naik motor ke kantor tanpa terlambat!) hingga menjadi emak-emak yang bangun tidur, lari pagi, belanja sayur, masak, mandi, antar anak sekolah, siap-siap kerja yadayadayada.

di sensasi yang datang dengan sangat singkat itu, saya semacam menemukan kemewahan. perasaan jumawa dan bahagia. bahagia melihat bahwa perempuan lajang, galau dan tanpa tujuan hidup itu, ternyata baik-baik saja 8 tahun kemudian.

dan inilah buku yang membuat saya bisa merasakan hal yang demikian. saya kira saya harus berterima kasih ke penulisnya, ho! 



saya awalnya under estimate buku ini, karena konon isinya adalah soal romansa. dengan latar belakang keluarga nu-muhammadiyah. kirian bakalan mirip-mirip romeo - juliet dengan kearifan lokal.

baru setelah pakde totot mengulasnya di path, sebagai salah satu novel terbaik yang dibaca tahun 2015 (yang pastinya dibaca karena juara sayembara menulis novel DKJ 2014 juga sih :D) , jadi ada keinginan untuk membelinya. dan setelah membaca tuntas, tenyata roman hanya bumbu-bumbu untuk membuat pembaca sedikit berbunga-bunga.

yang menarik adalah ketika flashback  ke masa lalu, sejarah masuknya golongan pembaharu ke Desa Tegal Centong (seting untuk cerita tersebut), dan terbentur agama yang sudah menyatu dengan tradisi dan budaya di desa tersebut. dengan setting tahun 60an, maka novel ini ngga bisa hanya bahas tentang agama, tapi juga kuminis, isu seksi untuk generasi masa kini yang seolah-olah #menolaklupa , tapi nomer handphone pasangan aja ngga ingat. #eh

mau tak mau ketika membacanya, saya ingat desa mejono di kediri, jawa timur juga,  tempat saya berasal. meski di sana hanya sampai SD, tapi saya jadi mengingat-ingat kebiasaan-kebiasaan di desa, mengingat tentang satu-satunya masjid di Lor Embong yang ketika teraweh, ada jadwal untuk imamnya. hanya ada 2 imam yang akan mempimpin shalat dengan bergantian, --dan setelah membaca buku ini--, saya baru paham kenapa ketika imamnya pak ini, anak-anak kecil semangat sekali teraweh (termasuk saya), dan kenapa ketika yang mimpin sholat si bapak itu, kita sampai tidur-tidur di masjid. -__-

dengan pengetahuan agama yang cethek, buku ini semacam jawaban hal-hal apa yang menjadi pembeda NU dan Muhammadiyah, dan kenapa demikian. buku ini kelar 2 hari, ho! rekor dalam sekian tahun menikah! :))

saya sangat menikmati sajian humor dan tradisi yang sangat lokal sekali. di desa saya juga punya versi lain gumuk genjik, --yang dipercaya sebagai batu bertuah--, dengan nama mbah sampuro. dan lainnya, dan lainnya. yaaaahh... meski ketika saya kecil, saya tak mengalami konflik NU dan Muhammadiyah. keduanya berdampingan dengan damai, dan anak-anak NU-Muhammadiyah pun ada beberapa yang menikah dan kayaknya baik-baik saja.

tapi mungkin karena sudah baik-baik saja, perlu isu baru untuk disulut ya? semacam isu syiah - sunni seperti sekarang, mungkin? :D

Saturday, January 16, 2016

buku pertama 2016 : after dark


sebagai orang yang mengaku menyukai haruki murakami, membaca after dark baru sekarang adalah hal yang sedikit memalukan. tapi ya demikianlah beberapa tahun terakhir, minat baca menurun. membuat alasan ini itu untuk tidak menyentuh buku.

bisa dihitung tidak lebih dari 5 buku yang dibaca di 2015, atau tahun-tahun sebelumnya. dan tidak semuanya dibaca sampai selesai.

tahun ini membuat janji pada diri sendiri untuk bisa membaca (dan menyelesaikan) setidaknya 1 buku setiap bulannya. mustinya bisa lah ya?

after dark adalah buku haruki murakami yang kesekian yang dibaca, tapi baru kali ini membaca bukunya dalam versi bahasa inggris. dengan kemampuan berbahasa inggris yang minim, dan pengalaman yang menyakitkan karena tidak pernah bisa menyelesaikan Q nya Luther Blisset, maka membaca after dark kali ini adalah sebuah pencapaian. sesuatu! :D

sebenarnya semua ini memang dipicu dari seringnya membaca cerita pendek haruki di the new yorker, jadi lebih yakin untuk bisa memahami (dan menikmati) versi panjangnya. pemilihan kata yang sederhana, tanpa banyak diksi dan metafora, membuat after dark memang menghanyutkan, tak sadar dari satu bab ke bab lain, tak sadar sampai pada halaman terakhirnya.

after dark adalah cerita yang sangat intens tentang kejadian-kejadian yang berlangsung dalam satu malam, atau bahkan kurang. dari jam 12an hingga ketika matahari terbit. tentang mari asai dan eri asai, kakak beradik dengan 2 kepribadian yang sangat berbeda. tentang takahashi dan hubungan dengan orang tua. karakter-karakter lain yang hidup membawa takdirnya masing-masing. after dark adalah tentang interaksi antar manusia.

after dark mengaburkan mimpi dan realita, menarik benang masa lalu dan hubungannya dengan saat ini. kejadian yang bisa saja terjadi sekian hari, atau sekian bulan dirangkum dalam satu malam. kitapun yang baca jadi semacam tak sabar untuk menyelesaikannya,

dan seperti biasa, haruki selalu bisa membuat...BAAAMMM! this is it! seperti paragraf ini, don't you think this is just right?



Saturday, January 09, 2016

kehilangan 2015


“Don’t grieve. Anything you lose comes round in another form.” ~Rumi
saya percaya bahwa setiap orang membawa nasibnya sendiri-sendiri, membawa bebannya masing-masing. dan setiap orang pula, punya cara yang berbeda untuk menyikapinya. saya, bukanlah orang yang bisa panjang lebar menguraikan kehilangan. seakan kehilangan adalah rangkaian benang kusut yang menyumbat kerongkongan. ada kesedihan, ada rasa tidek terima, ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab, ada rasa pasrah, ada rasa putus asa, dan entahlah ada rasa apa lagi di situ. sebuah kekusutan yang jika saya paksa untuk diurai satu per satu, maka yang keluar hanyalah air mata. atau pada titik yang sangat sedih, bahkan air mata tidak juga keluar, karena dia menjadi bagian dari kekusutan itu sendiri.

begitulah 2015 buat saya, dan keluarga.

di awal tahun hingga pertengahan, beberapa teman kantor yang sudah seperti keluarga, satu per satu mengundurkan diri, berpindah ke kantor lainnya. selayaknya berpisah dengan keluarga, rasanya menyedihkan. meski toh tetap satu kota dan jika salah satu kami kangen, masih bisa janjian untuk bertatap muka. tapi, ditinggalkan tetaplah menyedihkan. saya dan beberapa teman tersebut selayaknya dipertemukan di sebuah perjalanan, dan pasa akhirnya dipisahkan persimpangan.

di bulan maret, ibu meninggal. meski 3 bulan lagi genap 1 tahun, tapi tidak pernah ada kata yang cukup untuk menggambarkan tentang ibu, untuk menuliskan kehilangan beliau. satu cerita, dua cerita, hanya menjadi potongan puzzle yang tidak pernah lengkap. hingga kini potongan-potongan puzzle itu menjadi semakin banyak. dari yang muncul ketika saya makan nasi bebek, makanan favorit ibu, taua hanya ketika melihat deretan jilbab dan tas di emperan toko. kehilangan ibu, melahirkan penggalan ingatan yang membuat saya semakin mengenal beliau.

tidak sampai 3 bulan, ibu mertua juga meninggal. karena sakit yang sama, diabetes militus. dengan kesedihan yang sama, dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama. jangan tanya bagaimana setelah itu. how we deal with death.

kematian, semacam menjadi pengingat untuk menikmati hari ini. untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang disayangi. untuk hadir, be present.

dan di bulan agustus, the unborn baby has gone. baru kali ini saya merasakan terbang tinggi karena harapan, dan di saat yang tidak terduga, dihempaskan ke lubang hitam di dasar lautan. kehamilan yang berusia 9 minggu divonis blighted ovum dan harus dilakukan kuretase. rasanya? numb.

cukup? tidak. ada beberapa hal lain yang terjadi sebelum dan setelahnya. tapi sudahlah...

dengan rentetan sekian peristiwa yang menguras tenaga, air mata dan akal sehat, saya sangat bersyukur saya tidak menjalaninya sendirian. suami, yang pastinya dengan beban perasaannya sendiri selalu bisa menjadi lebih waras dan rasional. pada posisi demikian, tidak ada pilihan baginya kecuali menjadi kuat, bukan? dan saya sangat berterima kasih untuk itu. G, dengan kedewasaan yang terlalu dini, menjadi semacam pengingat untuk terus menguatkan diri. pada usia demikian dia harus berkompromi dengan banyak hal, dia belajar tentang kematian , tentang kehilangan, dan dia belajar menerima kenyataan : harapannya untuk memiliki adik dan hal-hal yang telah direncanakan, tidak terwujud. tidak di 2015.

begitulah tahun lalu buat saya, suami dan G. kami kehilangan banyak hal, sekaligus menemukan dan menumbuhkan banyak hal lainnya. kami bersedih, kami menangis, putus asa, tidak terima. tapi kami masih bersama dan masih bisa berbahagia.

semoga tahun ini menjadi lebih baik, semoga tahun ini menjadi lebih baik, dan semoga tahun ini menjadi lebih baik. amin!

so, 2016... bring it on!