Monday, September 05, 2016

Memantau kecukupan nutrisi & aktivitas anak dengan MILO Champ Squad

Sebagai ibu, pertanyaan sekaligus kekhawatiran yang paling sering muncul adalah ketika harus menakar apakah makanan yang disantap anak hari itu, sudah cukup untuk memnuhi kebutuhan gizinya?


Kebutuhan nutrisi anak.

Sebelum memastikan cukup, sebenarnya ada hal lain yang membuat galau, yakni keanekaragaman makanannya. Anak di usia dini memerlukan hampir semua jenis bahan makanan, dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral. Intinya, anak harus makan cukup karbohidrat dari nasi/kentang/jagung, cukup protein dan lemak dari daging sapi/ayam/telur, dan cukup vitamin dan mineral yang berasal dari sayur-sayuran dan buah. Lalu, jangan lupakan kebutuhan kalsium yang bisa didapat dari susu dan dikombinasikan dengan aktivitas di bawah sinar matahari yang kaya vitamin D. Belum lagi vitamin seperti B, C, dan D serta mineral seperti zat besi dan fosfor.

Lalu, bagaimana mengatur pola makan anak agar semua yang disebutkan di atas bisa terpenuhi semua? Ini yang seringkali bikin bingung! Selama ini sih menggunakan piring nutrisi untuk mengukurnya. Jadi gampangnya adalah karbohidrat dan lemak/protein itu 50%, lalu buah dan sayur di 50% dari porsi sekali makan. Untunglah Ghandar ngga alergi dan bermasalah untuk mengkonsumsi segala jenis makanan. Apa saja masuk :D

Tapi sebenarnya saya sendiri tidak pernah mengukur dalam satu porsi makanan itu, berapa sih kalori nya? Apakah cukup untuk aktivitasnya yang lumayan, dari bangun tidur , main sepeda, lalu sekolah, tidur siang, main di taman, nonton tivi, mengerjakan PR , hingga tidur lagi?

Mengukur kalori makanan. 

Sejak beberapa hari lalu, timeline Twitter ramai sekali dengan beberapa teman yang membincang #MILOChampSquadID , yakni sebuah aplikasi yang diluncurkan oleh NestleAplikasi ini bisa diunduh di Smartphone iOS dan Android yang telah di-update dengan sistem operasi 7.0 atau Android 4.3 atau setelahnya. Sebuah aplikasi yang akan membantu orang tua dalam merencanakan pola makan sehat untuk anak dan kegiatan fisiknya. 


Tertarik banget dong? Selama ini saya menggunakan kalkulator nutrisi untuk mengecek apakah saya over consumption atau tidak. Sayangnya kebanyakan aplikasi yang ada adalah untuk orang dewasa, nah Aplikasi MILO Champ Squad ID ini beda, aplikasi yang dikhususkan untuk mengecek nutrisi dan aktivitas anak ini lebih akurat untuk Ghandar. Konon, development dan riset untuk membuat aplikasi ini memakan waktu selama 4 tahun! Dengan waktu selama itu, hasilnya pasti oke lah ya. 

Karena itulah saya kemarin mencoba mengunduhnya untuk mengetahui seberapa banyak sih kalori dalam makanan Ghandar karena kan kayaknya selama ini makannya banyak tapi anaknya ngga gemuk-gemuk ya :)) 

Mengulik aplikasi MILO Champ Squad ID

Jadi, di aplikasi MILO Champ Squad ID, yang pertama dilakukan adalah membuat akun. Akun anak? Bukan, tapi akun orang tuanya. Dari situ nanti akan dibuatkan profil untuk anak. Jadi untuk orang tua yang memiliki lebih dari satu anak, tidak perlu membuat banyak akun. Tinggal set-up profil anak untuk mengecek nutrisi dan aktivitasnya. 



Karena anaknya baru satu, maka di sini keluar 2 profile dengan nama yang sama. Profil anak ini lebih banyak untuk connect dengan Milo Champ Squad Band sebagai tracker aktivitas anak. Mirip dengan aplikasi untuk lari, gelang ini juga untuk mengecek berapa langkah anak hari ini yang akan membakar kalorinya. 



Nah, yang bagian serunya adalah mengukur berapa kalori menu makanan anak. Karena menu di sini sudah disediakan beberapa pilihan, maka masak hari ini sengaja banget untuk masak sesuai dengan pilihan menu yang ada di situ, yakni nasi dengan telur putuh dan jamur, serta ikan. Di sini makanan yang ada dihitung er porsi, lebih mudah daripada harus pakai gram lah ya... 

Kita bisa memasukkan menu harian atau jika sudah memiliki menu mingguan, bisa juga di tambahkan sekaligus, takutnya lupa. Ghandar rutin untuk menyantap sarpana, makan siang, makan malam dengan snack dan susu serta tak lupa buah. Dan setelah memasukkan semua, maka kalorinya hanya 1477 kalori, padahal dengan aktivitas hari itu seharusnya dia konsumsi hingga 1800 kalori. Hmmm...padahal selama ini porsi makan Ghandar paling banyak di rumah, tapi ternyata tetap kurang kalau dihitung dengan aplikasi ini. 

Yang bagus dari aplikasi ini, kita tak hanya bisa mengukur, tapi juga diberikan rekomendasi dan komentar bagaimana kandungan makanan serta deskripsi dari menu yang kita pilih. Dengan demikian kita bisa mengoreksinya keesokan hari, apa yang perlu dikurangi dan ditambahkan. 


Dari menu hari ini, Ghandar terlalu banyak konsumsi karbohidrat dan kekurangan yang lain. Hmmmm...


Nah, setelah nutrisi terukur, bagaimana dengan pembakarannya? Masalah nutrisi kini tidak hanya kekurangan gizi, tapi juga over nutrition pada anak yang menimbulkan masalah baru, yakni Obesitas. Karena kurangnya aktivitas ditambah dengan hobi baru untuk berlama-lama di depan televisi dan vide games, banyak anak kelebihan berat badan hingga mencapai obesitas.Padahal obesitas pada anak bisa berdampak pada kesehatan jangka panjangnya, selain juga mengalami obesitas pada masa dewasanya. 

Obesitas memicu penyakit degenerasi misal jantung, darah tinggi dan lain sebagainya. Karena itu pola hidup baik harus dibiasakan sejak dini, dengan mengajak anak lebih banyak bergerak. Anak yang aktif tidak hanya terjaga kesehatannya, tapi juga menjadi lebih bahagia. Anak yang aktif bergerak akan terlatih motorik kasarnya, akan memiliki waktu tidur yang berkualitas, dan pastinya memiliki rasa percaya diri yang tinggi. 

Ghandar sendiri karena memiliki orang tua yang gemar lari, maka mau ngga mau diapun familiar dan menyukai beberapa olahraga. Setiap sore main bola, belum lagi basket di sekolah atau les renang setiap minggunya. Jangan lupakan instruksi ayahnya yang menyuruh 10kali putaran sepeda di jalan depan rumah, hahaha. 

Dengan aktivitas yang bejibun, pastinya banyak kalori yang terbakar. tapi lagi-lagi tak terukur. Maka di aplikasi MILO Champ Squad ID , saya coba mengukurnya. Berhubung hari ini ada pelajara olahraga di sekolah, maka rekapan aktivitasnya ditambah dengan main bola. Kurang lebih seperti inilah.. 




Ternyata kalori yang dibakar di hari ini hingga 2357 kalori, padahal konsumsi makanan hanya 1477 kalori. Pastinya sih minus yaa... Tidak heran jika dia ngga gemuk-gemuk. :)) Senang sekali dengan aplikasi ini, memastikan kecukupan nutrisi menjadi lebih gampang. Mengontrol aktivitas anak juga lebih mudah, dengan tracker di MILO Champ Squad Band kita tahu apakah anak cukup gerak atau tidak. Jika kurang, suruh aja lari di kompleks :D 

Ohya, aplikasi MILO Champ Squad ID ini sudah bisa digunakan dengan sempurna dari sekarang, tapi untuk MILO Champ Squad Band baru akan dijual di area Jabodetabek sekitar bulan Oktober. Sabar menanti ya! 


Saturday, September 03, 2016

Bali Marathon 2016 part two : (Not a) Sisyphus Runner


sebenarnya ini adalah half marathon ke-4 selama 2 tahun lari, tapi ini adalah half marathon pertama di luar Jakarta. jadi, apa sih istimewanya Bali Marathon dibandingkan half marathon lain yang diikuti sampe sepertinya harus banget ikut?

selain alasan sentimentil, ada juga pertimbangan lain yang menjadikan bali marathon masuk check list yang musti banget dikelarin. dan untunglah sebagai first timer, ngga ambisius untuk ngambil porsi lebih dari 21km.

persiapan menjelang race.



keputusan mengikuti bali marathon yang mendadak tanpa persiapan jauh hari, membuat persiapan race kali ini memang tidak maksimal. errrr, sebenarnya satu-satunya persiapan yang mending hanya saat jakarta marathon, race pertama saja. setelahnya ikutan bajak dengan hidung meler dan ikutan pocari tanpa babibu. dan memang, hasil dari kedua race tersebut payah banget, sudah ya tidak bisa mengalahkan personal best record jakmar, pocari bahkan hampir mendekati cut off time pula. hahaha.

jadi sebenarnya ketika memutuskan ikutan bali marathon sebulan lebih dari waktu race, masih santai-santai saja lah. ngga ambisi untuk mecahin PB, yang penting sampe finish sebelum cut off time aja. belum lagi selama puasa yang hanya lari 3-4 kali selama sebulan, maka sisa waktu sebulan sebelum race benar-benar dimanfaatkan untuk mengembalikan pace yang mulai kedodoran.

minggu pertama diisi dengan lari 5, 6 atau 8k. ditambah ikutan NRC setiap kamisnya. karena day to day latihannya hanya jogging dengan tambahan jarak, maka menu Set Ready Go Run nya NRC lumayan banget untuk memperbaiki teknik lari dan endurance. lari terus menerus selama 5K ternyata jauh lebih mudah daripada lari 3K tapi pake interval dengan istirahat jalan kaki. yaiyalah,... coba aja lari - jalan - lari - jalan, kalau ngga ngos-ngosan abis..

minggu selanjutnya long run ditambah porsinya, hingga sekitar 2 minggu sebelum race bisa lari 15k dengan pace 8, pas lah ya 70% dari total distance. itupun masih jauh dengan kemampuan ketika jakmar. selain karena kurangnya latihan saat puasa, lambannya lari ini juga dipengaruhi sangat sama berat badan. ya gimana ya, selama puasa dan lebaran berat badan naik 3kilo, sodara-sodara! pelajaran penting, untuk diet, mengatur pola makan, untuk ngga makan sembarangan endebra endebre. bahkan baca dari blog siapa gitu, dia sampai diet gorengan 6 bulan ketika training full marathon.
diet. gorengan. 6. bulan. semacam siksaan neraka!

penerbangan yang terlambat.

semua dipersiapkan dengan tiba-tiba, meski masih ada waktu 1 bulan sebelum race, ternyata tiket ke bali sudah lumayan mahal terutama untuk jam-jam yang ideal. idealnya bagaimana? karena race minggu pagi, idealnya sampai Bali hari jumat malam atau selambatnya sabtu pagi biar bisa ambil racepack atau istirahat dan jalan-jalan dulu sebelum race (karena jika setelahnya, syukur2 ya kaki masih ngga pincang! :D) 

nah, karena tiket di jam-jam ideal sudah mahal, kita ambillah penerbangan yang paling murah yang ada, meski waktunya agak riskan yakni hari sabtu jam 3 sore. bayangannya begitu sampai bali jam 6 sore, bisa langsung ke rumah mas ronny. selambatnya sampai jam 7, makan malam lalu istirahat. apa daya semua hanya tinggal rencana ketika pesawat yang ditumpangi mengumumkan penundaan selama..90 menit! yes! penerbangan baru berangkat dari jakarta jam 5, yang mana baru sampai bali jam..8 malam! jangan tanyalah soalan pengambilan race pack, ada ponakan yang bersedia direpotin untuk pengambilan setelah semua data dikirimkan seminggu sebelumnya.

akhirnya, kita baru sampai rumah mas ronny jam 10 malam, buru-buru makan malam lalu tidur. lumayan kan 3-4 jam. tapi ternyata kombinasi batuk dan nervous membuat malam itu sedikitpun saya tak memejamkan mata. sudahlah ya, jam 3 bangun dan pasrah saja mau dibawa gimana mata dan kaki ini. next time musti lebih prepare, ngga pesen flight mepet sama race dan cukup istirahat!

bali safari & marine park sebagai start & finish point. 



berbekal peta dan cerita dari teman-teman yang pernah mengikuti bali marathon sebelumnya, kami memutuskan untuk jalan selambatnya jam 3 dari rumah mas ronny di padangsambian, denpasar. mengecek google maps dan waze, perlu sekitar 30-45 menit ke lokasi ditambah jalan dari parkir ke lokasi start 15 menitan, jadi waktu ini kami pikir cukup lah ya. apalagi ternyata shuttle bus dari kuta pun juga berangkat jam segini.

perjalanan dari padangsambian ke lokasi race hampir tidak ada hambatan. lancar jaya hingga masuk jalan ida bagus mantra. jalan ini bukan jalan yang asing, dulu waktu di bali menjadi jalan yang lumayan sering dilewati kalau mau ke klungkung atau mau ke sukawati. mobil yang kami bawa diparkir di lapangan koramil gitu, dan perlu sekitar 700 meter jalan kaki ke lokasi. saat jalan kaki itulah kami sadar, ternyata jalanan yang tadinya lancar jaya kami lewati, sudah macet aja dong! sepertinya kami termasuk rombongan depan, telat dikit berangkat bisa jadi kami ada di salah satu mobil yang terjebak kemacetan tersebut.

jika selama ini race di jakarta selalu menggunakan lapangan sebagai start/finish point, tidak demikian dengan Bali Marathon. mungkin karena kita hanya menggunakan area depan bali safari & marine park, jadi start/finish pointnya terkesan sempit dan berantakan. kami kesulitan mencari toilet portable yang disediakan, pun ketika di penitipan tas. area yang sempit dan antrian yang panjang, membuat sedikit chaos karena banyak pelari yang tidak sadar antreannya, lalu disoraki pelari lainnya. hvft.

di garis startpun demikian. jika biasanya pelari bisa berkumpul sesuai kategori, ini acak-acakan. beberapa pelari full marathon tertinggal di belakang pelari half marathon, padahal mereka start 30 menit lebih awal. mungkin akan lebih baik jika start/finish di lapangan agar area lebih luas dan tidak terkesan berantakan.

rute lari sisiphus. 
selain porsi latihan half marathon, ada baiknya menambah porsi latihan untuk mengikuti bali marathon dengan running hill alias lari di perbukitan. karena ternyata untuk kita-kita anak kota yang biasa lari 21 km di jakarta dengan hambatan hanya jembatan kuningan, semanggi atau karet, di bali marathon....itu tak ada apa-apanya! *cry...!* 

6 kilomeer pertama rute lari aman. kita hanya menyusuri jalan ida bagus mantra yang luruuuusss dan membosankan. ada sih tanjakan, tapi tak begitu berasa hanya ngos-ngosan. tapi begitu lewat 6 kilomoter, maka siap-siaplah dengan siksaan sesungguhnya! lewat jalan ida bagus mantra, kita akan diajak menyusuri jalanan desa ke banjar bona, abianbase dan keramas. jalannya sih menyenenangkan. kita melewati banjar ke banjar, dengan anak-anak kecil yang membawa bendera dengan menyemangati atau dengan sawah yang hijau di kanan kirinya. tapi selama kilometer 6 hingga kilometer 14 di desa yang penduduknya ramah-ramah itu, elevation-nya 158 meter! yaks, tanjakan tiada habis selama 8 kilometer dengan ketinggian 158 meter! ngah! yang biasanya lari 10 - 12 kilometer terasa ringan, ini saya menyerah di kilometer 9 karena otot betis mulai kram. wahahahahaha. sukseslah saya jalan - lari - jalan- lari setelahnya. pantang menjadi sisiphus yang mengelinding turun. prinsip saya, biar lambat asal selamat.

dengan prinsip itu ditambah kurang ambisies, maka lari kemarin lebih tepat jika dibilang jalan. setelah kilometer 14 dan jalanan terus turun. enak banget buat lari tanpa tenaga, tapi saya tak kuasa lari terus-terusan. kaki dikit-dikit kram karena menahan beban. nanjak salah, turunpun salah. pokoknya otot selalu salah karena kurangnya latihan...

ajang narsis yang tak tersalurkan.



di bali marathon kayaknya ngga usah ambisies memang untuk memecahkan personal best record. bisa finish tanpa diciduk karena lewat cut off time saja sudah syukur. target agak dinaikkan dikit deh daripada pas pocari sweat run yang pacenya siput amatan. dengan kombinasi kaki yang mau kram tapi ngga jadi berkat semprotan tiger balm dan olesan counterpain mbak-mbak nya (ohya, tenaga medis ngga terlalu banyak terlihat di bali marathon. ada baiknya sedia spray / counterpain sendiri daripada kram di tengah sawah dan ngga ada siapa-siapa..), saya berhasil finish di 3 jam 7 menit. jauh dari PB jakmar yang 2 jam 44 menit. entahlah kapan saya bisa mecahin PB lagi :))

jika biasanya di finish pelari pesta pora dengan selfie, di bali marathon kemarin tidak banyak booth yang bisa dijadikan back ground kenarsisan. kalau ngga salah hanya ada 1 photo booth dengan antrian mengular. untunglah di km 14, suami lari duluan setelah sepanjang jalan pacer-in dengan sabar. karena ada dia yang stand by, adalah foto yang layak tampil di garis finish. btw, ada foto resmi bali marathon di www.marathon-photos.com, tapi harus bayar dan mahal. plus hasil fotonya biasa banget, males lah ya...

sejauh ini start/finish point paling layak adalah 2XU, lalu jakmar, pocari sewat run dan bali marathon di urutan bontot. yaelah, ga penting amatan sih. tapi setelah melalui 21 km atau 42 km lari hingga kram, maka berfoto dengan medali di tempat kece adalah hadiah yang pantas diterima :)) (yaaa..karena ngga mungkin naek podium lah yaaaa..) 

tapi jangan sedih, bisa jadi disediakan photobooth yang minim di garis finish karena sepanjang jalan bali marathon, para pelari bisa foto sepuasnya! dari deretan anak kecil-kecil pembawa bentera, truna-truni maen gamelan, gadis-gadis penabur bunga berkostum bali. bahkan ada rangda dan celuluk juga untuk diajak selfie.

overall, bali marathon memang event wajib untuk diikuti. tapi jangan mengharap sesuatu yang wah biar ngga over expectation.  racenya rapi, tapi jika sudah pernah mengikuti pocari sweat run atau 2Xu, maka bali marathon masih berasa di bawahnya. meski demikian, masih lho ngga kapok buat ikutan lagi.

full marathon mungkin tahun depan? *sambil elus-elus betis* 

Tuesday, August 30, 2016

Bali Marathon 2016 part one : a healing race


"sesungguhnya jarak yang ditempuh setiap kali berlari adalah kemenangan atas pertarungan dengan diri sendiri. "
bagaimana tidak, jika sebelum lari, isi kepala sudah berdebat, apakah sebaiknya melanjutkan tidur nyenyak di balik selimut atau melawan dinginnya pagi dengan berlari. sepanjang jalan yang dilaluipun, isi kepala tak hentinya menimbang-nimbang, apakah akan terus berlari atau jalan kaki. apakah akan menempuh 3 kilometer atau 5 kilometer pagi ini. dan pada setiap kilometer, selalu muncul pertanyaan,

apakah sudah waktunya menyerah atau bertahan lebih lama lagi?

mekanisme bertahan 

setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk bertahan. dari kesepian yang dia hadapi. dari kehilangan yang menyedihkan. dari penghianatan yang menyakitkan. dari rindu akan rumah yang tak terperikan. mekanisme pertahanan inilah yang menjaganya untuk tetap tegak berdiri, untuk tetap tersenyum, atau untuk tetap berjalan seakan tanpa beban.

setiap orang, memiliki cara sendiri, untuk bertahan. dan saya, memilih untuk mengabaikan. mengabaikan kesedihan, mengabaikan rasa kehilangan, mengabaikan rindu untuk pulang. saya memilih untuk menafikkan perasaan-perasaan itu, dan memilih untuk berjalan. tapi ternyata, oh ternyata, pilihan itu menimbulkan efek lain, ingatan yang semakin pendek karena banyak hal yang terlupakan. hal-hal yang pada akhirnya muncul acak melalui mimpi-mimpi yang tidak terencanakan, yang seringkali membuat saya bangun tengah malam dengan perasaan tak karuan.

dan ingatan saya tentang bali dan bali marathon bukanlah sesuatu yang menyenangkan. pada tahun-tahun pertama saya di jakarta, saya bertahan dengan menafikkan ingatan tentang bali. tentang wajah orang-orang kesayangan. tentang tempat dan peristiwa yang tak pernah lagi saya sebutkan. bahkan, saya tak lagi memotret dan menulis tentang senja, sesuatu yang dulu sangat saya puja. secantik apapun senja di langit jakarta, tak akan membuat saya tergoda untuk mengabadikannya. karena, buat saya senja adalah bali dan pantainya. jika bukan, lebih baik lupakan saja.

saya sangat jarang berkomunikasi dengan teman-teman di bali, hingga akhirnya saya benar-benar tak berkomunikasi lagi. saya mengabaikan nama-nama dan foto yang melintas di newsfeed facebook saya, saya unfollow beberapa di antaranya. semata hanya agar saya bisa bertahan, dari rindu yang sangat, untuk pulang.

bali marathon 2015

begitu pula dengan bali marathon tahun lalu. race yang direncanakan sebagai race pertama pun gagal total. pendaftaran yang sudah dilakukan beberapa bulan sebelumnya, terpaksa digantikan orang lain. apa pasal? saya hamil tepat 2 bulan sebelum race. antara senang karena kami memang mengharapkan kehamilan ini, dan tidak senang karena saya terlanjur excited dengan race pertama : bali marathon.

sempat sangat galau, apakah saya akan tetap race 21 kilometer atau membatalkannya saja. saya mencari berbagai referensi apakah lari aman untuk yang sedang hamil. berapa jarak aman lari yang bisa dilakukan ibu hamil. apakah begini, apakah begitu. dan dari berbagai bacaan yang mendukung keinginan saya, selama masa itu saya tetap berlari, meski maksimal hanya 6 km, itupun dengan pace yang tergolong jalan cepat. masih dengan keinginan akan bisa lari half marathon, toh dari artikel yang saya baca banyak yang melakukannya. keinginan yang ditentang banyak orang.

half marathon, dan di bali. race pertama. idaman kan?

tapi karena hamil pun adalah sesuatu yang saya idam-idamkan, maka dengan berat hati akhirnya saya dan suami mengambil keputusan : saya batal ikut bali marathon. jangan tanya gimana sedihnya. sedih, tapi apa boleh buat. suami tetap berencana ikut, dengan latihan yang lumayan intens. ujung dari latihan intensnya adalah..cedera! gara-gara lari 17km di tanggal 17 agustus, sekitar 2 minggu menjelang race, kakinya cedera. lalu kami berduapun galau lagi. apakah tetap akan berangkat ke bali, atau tidak. ditunggu beberapa hari, cederanya tidak berkurang. jadilah suamipun memutuskan untuk batal. pembatalan race suami ini, menambah keikhlasan saya :D

saat kami berdua sudah bulat tekad dan penuh ikhlas untuk tidak ikutan race pertama, musibah datang. usia kehamilan yang menginjak 9 minggu divonis blighted ovum, alias janin tidak tumbuh. jadi hanya ada kantong rahim yang membesar, sebelum pada akhirnya luruh. sedih, jauh lebih sedih daripada saya harus membatalkan ikut race, dan merasa sangat bersalah (dan oh, saya baru berani mengatakan perasaan saya sekarang..) . belum lagi mulut-mulut jahanam yang mengatakan bahwa penyebabnya adalah saya yang terus berlari ketika hamil. atau yang bilang karena saya tak sepenuh hati menerima kehamilan itu, makanya keguguran. suara-suara jahanam yang sungguh menyebalkan dari orang-orang yang tak berperasaan. (oh, maafkanlah aku dan mereka yang tidak tahu..)

meski dokter sudah meyakinkan bahwa blighted ovum berbeda dengan keguguran, tetap ada rasa bersalah. saya bertahan dengan tak pernah lagi menyebut tentang bali marathon, bahkan ketika membincang jakarta marathon, yang pada akhirnya adalah race pertama.

a healing race. 

ketika pendaftaran bali marathon 2016 dibuka april lalupun, bayang-bayang tak mengenakkan tentang bali maraton sebelumnya belum hilang. saya tak mendaftar, dan saya mengabaikan segala informasi tentang bali marathon. masih ingat kan bagaimana mekanisme bertahan saya? ya, dengan mengabaikan. tapi mengabaikan membuat segalanya tak tuntas. saya masih merasa bersalah, dan saya merasa tak selesai. saya merasa kali ini saya tak bisa berlari dengan pura-pura tak peduli. saya tak ingin hingga bertahun-tahun kemudian ketika bali marathon disebut, masih ada perasaan tak enak yang menyergap tiba-tiba.

i need a closure.

setelah berdiskusi dengan suami,  sekitar sebulan menjelang race akhirnya kami memutuskan untuk ikut. ini mungkin adalah "closure" yang saya perlukan, saya perlu mengatasi rasa trauma. yakni dengan menjalani setiap detail prosedur race hanya untuk dihadapkan pada ingatan yang tidak mengenakkan.

saya perlu merekonstruksi peristiwa dan melewati setiap fasenya, yang selama ini saya "skip and moving forward". saya seperti mengulang sebuah peristiwa, dengan melakukan perbaikan di sana-sini. saya mengerem rasa exciting yang tahun lalu berlebihan. saya mengurangi rasa jumawa dan koar-koar yang tahun lalu levelnya mendekati norak. saya latihan lebih serius. saya berdoa lebih serius. (iya, saya serius berdoa :D) saya ubah niatan saya untuk race. jika sebelumnya lebih banyak karena pamer (helllooo...ini bali marathon ajang race bergengsi lho!), kali ini saya niatkan untuk perjalanan spiritual. hahaha. atau lebih tepatnya perjalanan untuk menyembuhkan.

dan bali marathon 2016, adalah perjalanan saya untuk melewati badai, alih alih bertahan dalam badai yang entah kapan akan usai.

And once the storm is over, you won’t remember how you made it through, how you managed to survive. You won’t even be sure, whether the storm is really over. But one thing is certain. When you come out of the storm, you won’t be the same person who walked in. That’s what this storm’s all about~  Haruki Murakami on Kafka On The Shore

Sunday, August 14, 2016

Majelis (Permusyawaratan) Rakyat

(pic by Roosvansia)

Kenapa ujug-ujug saya menulis tentang MPR sih? Iya, ini MPR Majelis Permusyawaratan Rakyat yang itu lho! Tulisan yang mungkin agak berbeda dari tulisan lainnya, tapi ya gimana ya.. saya juga mempunyai ketertarika terhadap isu-isu negara. Tsah. kalau selama ini kebanyakan uneg-uneg hanya mentok di wall facebook, mari kita coba ceritakan dengan lebih panjang. Di blog.

Jadi begitulah, kenapa saya tertarik untuk mendaftar ketika Mba Mira Sahid memposting undangan di group untuk gathering Netizen dan MPR. Terus terang saya ingin tahu, sekarang porsi MPR bagaimana sih?

Sebelum reformasi, MPR adalah lembaga tertinggi di Indonesia. MPR yang kala itu terdiri atas anggota DPR, utusan daerah, dan utusan golongan mempunyai wewenang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden. Dan ini absolut sekali kan? Tentunya dengan wewenang tinggi lainnya yakni mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar, yang mana semacam hukum dasar yang mengikat seluruh hukum dan tata negara Indonesia. Jadi kalau bisa mengubah UUD, sudah macam lembaga superpower kan ya? 

Tapi semuanya berubah ketika reformasi. Semenjak Presiden dan Wakit Presiden dipilih langsung oleh rakyat, maka fungsi MPR hanya mengesahkan saja presiden pilihan rakyat itu. MPR juga yang berhak membuat keputusan untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden jika DPR menghendaki. tentunya dalam keadaan yg darurat macam 98 atau ketika Gus Dur mundur dari presiden tahun 2001. Semoga ngga lagi-lagi deh terjadi hal yang demikian. Jadi, MPR itu beda dnegan DPR ya. MPR ngga membuat dan mengeshakan Undang-Undang, jadi jangan tanya soalan UU Alkohol ke MPR , biar ngga diketawain :D 

Lalu, kalau ngga ada hal-hal yang luar biasa, MPR ngapain saja? Kan melantik Presiden hanya 5 tahunan, mengubah UUD entah berapa lama sekali, dan menyetujui usulan DPR untuk memberhentikan Presiden juga entah kapan (knock on wood!). Itu sih alasan saya mendaftar di gathering ini. Jadi kalau ngga ada PilPres, MPR ngapain sih? 

MPR tetap menyelenggarakan rapat tahunan yang digelar 16 Agustus, 2 hari dari sekarang! Rapat tahunannya ngapain? Mendengarkan laporan Presiden tentang kinerjanya selama 1 tahun yang disampaikan dengan pidato. Bisa dibayangkan bagaimana beratnya tugas MPR kan? Mendengarkan orang berpidato! Hahaha. Agenda lainnya adalah peringatan Hari Konstitusi yang jatuh pada tanggal 18 Agustus 2016, untuk memperingati disahkannya Undang Undang Dasar (UUD) 1945; dan acara ‘MPR Berdzikir’berupa ceramah dan doa bersama pada 29 Agustus 2016 untuk memperingati uang tahun MPR, yang terbuka untuk umum. Agustus ternyata juga bulan yang padat di MPR, mirip lah dengan perumahanku, yang menggelar aneka lomba Agustusan sebulan penuh -_____-" 



Di acara yang bertempat di salah satu kafe di Senayan City kemarin memang dibuat santai, yang datang bisa pakai baju apa saja asal bebas dan sopan ya, serta berwarna putih, biar kelihatan kalau kerja :D

Netizen yang datang pun ngga ada pesanan khusus harus ngapa-ngapain. Kita cukup mendengarkan plan mereka, kenalan sama ketua MPR Zulkifli Hasan dari Partai PAN, yang di kabinet 2009-2014 adalah Menteri Kehutanan. Intinya, MPR ingin lebih down to earth, tidak dianggap sebagai sebuah lembaga tinggi yang tak tersentuh. Sebagai salah satu lembaga yang menjadi aspirasi rakyat, sudah selayaknya MPR pun mendengar langsung aspirasi rakyat jelata.

Acara yang dibuat santai tersebut sudah dilakukan di beberapa kota lain, sebelum akhirnya ke Jakarta hari itu. Ya memang seharusnya demikian kan, saatnya lembaga tinggi kita berkeliling untuk berbincang dan mendengarkan rakyat, alih-alih menjadi lembaga yang dikultuskan dan tak tersentuh di Jakarta sana? :)

Wednesday, July 27, 2016

rumah

apa itu rumah?

sejak tak lagi tinggal dengan orang tua selepas SD,  sulit sekali saya mendefinisikan rumah. saya berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. SMP saya pindah ke kota kecamatan, numpang di rumah kakak. meski setiap minggu atau dua minggu sekali saya pulang ke rumah orang tua, tapi tetap saja saya tinggal terpisah. saya punya dua rumah yang menjadi tempat saya pulang, rumah di hari sekolah dan rumah di akhir pekan. rumah bagi saya kala itu adalah rumah kakak dan orang tua.

SMA, saya pergi lebih jauh lagi. saya memutuskan untuk sekolah di Bali, kali ini numpang tinggal bersama kakak lainnya, yang menyewa kost-kostan. atau jika di jakarta, dinamakan rumah petak, kamar dengan akses keluar masing-masing. kami berbagi teras dan kamar mandi dan dapur dengan penghuni lainnya. lalu rumahpun berubah gambaran : sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa kamar, dengan beberapa keluarga dan kehidupan masing-masing. rumah, yang menjadi tempat saya pulang, juga menjadi rumah untuk keluarga lain, beberapa adalah orang-orang asing yang tak saya kenal. sebuah konsep yang janggal.

setelah bekerja, rumah menjadi sesuatu yang makin abstrak. saya berpindah dari satu kost ke kost lain. saya berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain. meski masih sama-sama di Bali, tapi iklim seminyak sangat berbeda dengan Denpasar. wilayah Nusa dua, sangat terasa bedanya dengan Kerobokan, atau Canggu. begitulah. selama 8-9 tahun, rumah buat saya adalah sepetak kamar yang menjadi bagian dari sebuah bangunan, yang luasnya tak lebih dari 3meter x 6meter.

meski demikian, selalu saja ada sebuah bangunan utuh dengan orang-orang tersayang yang selalu bisa saya sebut rumah, yang meski jarang sekali saya temui, tapi tetap dekat di hati. dan rumah itu ada di kediri. rumah yang tak pernah menolak kepulangan saya, rumah yang selalu hangat di setap kunjungan. rumah yang menua dengan sangat kentara, seiring dengan umur saya. rumah dimana ada bapak dan ibu di dalamnya.. :")






Monday, July 25, 2016

kebiasan makan

saya mungkin akan digolongkan menjadi orang tua diktator kalau parameter untuk mengukurnya adalah ilmu parenting masa kini, dimana anak ditempatkan pada subject yang mempunyai kehendak bebas mau ngapain aja, dan kita orang tua tinggal memfasilitasinya. meskipun saya mengklaim sebagai seorang liberal yang demokratis, tapi urusan makanan...eits, NANTI DULU!

saya berpendapat bahwa beberapa hal tidak bisa diserahkan begitu saja ke anak sesuai keinginannya. tidak bisa sesuatu hanya dicontohkan lalu anak akan mengikutinya. ada beberapa hal yang harus diajarkan, dan dalam proses mengajarkan itu, beberapa harus melalui jalan yang terjal dan berliku tapi harus terus maju. bahkan harus berdarah-darah tapi tak boleh menyerah. salah satunya, kebiasaan makan. 

mungkin, mengajarkan anak makan di keluarga saya bertentangan dengan ilmu parenting masa kini yang mengatakan antara lain biarkanlah anak makan dengan tangan, terserah masuk seberapa yang penting dia makan, atau berikan makanan ketika dia lapar. atau, yasudah ngga makan ngga papa selama dia ngga minta. duh, mana sabar ya? :))

di kelurga kami, aturan-aturan itu tidak berlaku. kenapa?  karena menurut saya, pola makan yang baik harusnya konsisten diajarkan sejak dini, atau jika diperlukan, sedikit dipaksa juga gapapa. kejam ya?  :D 

ya tapi gimana, belajar dari saya dan suami yang memiliki pola makan yang berbeda dan susah diubah ketika sudah tua, membuat saya tak ingin G seperti bapaknya, yang susah sekali membiasakan makan dengan sayur, karena memang dari kecil tak dibiasakan (baca : sedikit dipaksakan) untuk makan sayur. plus, G yang tidak bisa telat makan. sedikit saja terlambat, masuk angin. lalu demam, muntah-muntah, dan merembet ke hal lainnya. 

ini pula yang akhirnya mengubah metode BLW atau Baby Lean Weaning alias makan sendiri ke makan yang disuapin. karena saya ingin G bisa melahap makanan apapun maka saya akan menyuapinya. seiring pertumbuhannya, saya juga membuat komitmen untuk menghabiskan makanan yang disajikan di piring. dia tidak punya opsi menawar, apalagi meminta menu yang tidak ada. Tidak, saya tak mau bersusah payah membuatnya. i don't wanna feed his ego. :D

sebenarnya selain masalah gizi yang cukup, juga agar dia lebih fleksibel menerima makanan apapun yang kelak ada di hidupnya. kan tidak selalu ya dia punya akses ke makanan enak, tidak selalu dia tinggal di daerah yang makanannya akrab di lidah. saya ingin dia mampu menerima kondisi itu. alasan lainnya adalah agar dia tidak pernah membuang makanan, tidak membuang-buang uang. dia hidup dengan fleksibilitas dan kesadaran penuh. tsah, berat amatan yaaa... 

tidak selalu semuanya berjalan dengan manis. terkadang anaknya menolak beberapa jenis makanan. dia boleh menolak, tapi harus punya alasan, dan jika alasannya bisa saya tumbangkan, maka dia harus makan. hahahaha. urusan makan saja bisa jadi diskusi panjang yang melelahkan. 

tapi yaaaa, cara itu saya pikir memang banyak manfaatnya. di setiap diskusi tentang kenapa dia menolak makanan, saya belajar cara berfikirnya (karena sungguh, anaknya gigih dengan argumentasinya..tapi emaknya ngga kalah gigih!), dan dia belajar tentang bahan makanan dari alasan saya kenapa dia perlu makan ini dan itu. dia belajar tentang karbohidrat, protein, vitamin. dia belajar bagaimana otot bekerja, bagaimana dia bisa tambah tinggi. dan seterusnya. 

setelah sekian tahun, sekarang ketika dia sudah sekolah dan harus membawa bekal, lebih berasa lagi manfaatnya. emaknya jadi effortless. hahaha. ya ngga effortless banget sih, tetap rempong nyiapin makanannya, tapi setidaknya ngga harus nyiapin makanan yang beda-beda sesuai kemauannya. bisa sekali masak untuk menu sarapan dan makan siang serta bekal, karena dia ngga masalah banget menyantap makanan yang sudah dingin. sesuatu yang ternyata menjadi masalah buat anak lain...

toh, menu yang disiapin sehat kan? 



Saturday, June 25, 2016

Review : Kelebihan dan Kekurangan Cetaphil Gentle Skin Cleanser


Beberapa tahun lalu, tidak pernah terbayang kalau pada akhirnya saya akan meributkan persoalan kulit. Yaaa...karena buat saya kulit hitam atau tanned pun ngga masalah, asal sehat. Sehat itu yang bagaimana? Yang ngga panuan, ngga berjamur (eeewww...) , ngga bercak-bercak putih yang malesin banget. Jadi, perawatan kulitpun hampir selalu diabaikan. Yang penting setiap hari cuci muka, dan memakai pelembap sebelum memakai make up. Kelarrr!

Tapi, semenjak lewat usia 30 (oh, damn!) persoalan kulit ngga sesederhana itu lagi, terutama kulit wajah. Saya mulai merasakan adanya flek yang semakin banyak. Merasakan kulit yang kering di daerah pipi dan lebih berminyak didaerah kening dan hidung. Dan momoknya adalah..kulit menjadi berwarna tidak rata di beberapa bagian. Hih banget! Ini sih konon dikarenakan karena kombinasi berjemur di bawah sinar matahari dan cuci muka menggunakan sabun yang "terlalu keras".

Saya sudah berusaha untuk menghindari mencuci muka setelah berjemur di bawah sinar matahari dan mengganti sabun cuci mukanya. Tapi tidak banyak perubahan yang saya bisa rasakan. Mungkin bercak-bercak putih di kulit menjadi hilang, tapi kulit tetap terasa kering dan kasar di beberapa bagian, terutama pipi. Ketika konsul ke mbak-mbak di toko kosmetik, sebagian besar menyarankan sabun cuci muka untuk kulit kering yang mengandung minyak. Tapi bagian hidung saya kan berminyak? Makin berminyak dong!

Topik tentang kulit ini menjadi salah satu topik yang pada akhirnya sering dibahas kalau bertemu teman, terutama yang kulitnya oke. Sapa tau mereka punya jawaban atas kegalauan saya. Huks. Hingga akhirnya beberapa bulan lalu, seorang teman di Group Mahmud Bermutu, Fany, menyebutkan satu merek : Cetaphil. Saya yang biasanya menggunakan produk-produk perawatan , asing sekali dengan nama itu. Ternyata karena memang Cetaphil tidak dijual di toko-toko kosmetik kebanyakan, melainkan yang sekaligus ada apotek/obat misal Guardian, Century atau Watson. Dan begitulah perburuan Cetaphil dimulai..

Tidak semua gerai yang saya sebutkan tersedia Cetaphil, hingga saya mendapatkan di Century Gandaria City. Ada 2 jenis yang kala itu ada : Cetaphil Gentle Skin Cleanser dan Cetaphil Daily Facial Moisturizer. Dan karena harganya lumayan ya boookkk... plus pertimbangan bahwa selama ini saya mengira problemnya ada di sabun muka, akhirnya saya hanya membeli Cetaphil Gentle Skin Cleanser. Saya sudah memakainya beberapa bulan dan belum berkesempatan mereviewnya hingga seorang teman memberitahukan adanya Cetaphil blog review competition. (Ahaaa!) 

Jadi, apa yang saya rasakan setelah beberapa bulan menggunakan Cetaphil Gentle Skin Cleanser ? Yang pertama terasa adalah kulit bagian pipi yang biasanya kering dan kasar menjadi lebih lembut. Lalu, bagian hidung yang dulunya berminyak dan membuat bedak menggumpal ketika sudah sore (eughh!) tidak lagi kejadian. Minyak di bagian hidung jauh lebih berkurang dan bedak bisa bertahan lebih lama. Ini karena komposisi dalam Cetaphil yang sebagian besar air, sehingga melembabkan tanpa membuat kulit berminyak. Awalnya memang agak aneh karena sabun muka ini tidak berbusa. Yakin bersih ngga sih? Ternyata tetap bersih kok! Dan setelah browsing kesana kemari, ternyata memang lebih baik menggunakan sabun muka yang tidak berbusa. Karena sesungguhnya busa tersebut adalah detergen yang memang membuat kulit terasa bersih dan kesat, tapi sekaligus juga menghilangkan kelembaban alami kulit. Detergen juga memanipulasi kulit untuk memproduksi lebih banyak minyak karena dipikirnya kulit menjadi kering. Akibatnya, kulit terus reproduksi minyak, yang kalau dikumpulkan sudah kayak minyak di gorengan. Hahaha.

Oke, bagaimana dengan produknya ? Apa sih yang perlu diketahui dari produk perusahaan Galderma asal Canada yang banyak direkomendasikan dermatologist ini ?

Kemasan dan harga 
Saya biasa membeli Cetaphil kemasan 125 ml di Century dengan harga sekitar Rp. 225.000 an, atau kalau ada promo di Lazada (atau Century / Guardian sendiri) sekitar 150 ribuan. Harga ini memang relatif lebih mahal dibandingkan sabun cuci muka biasanya, tapi dengan pemakaian normal bisa bertahan hingga 2 bulan. worth it! 

Tekstur dan bau 
Teksturnya lebih mirip dengan gel tapi lebih cair, berwarna bening keputihan dan tidak berbau, atau lebih tepatnya sedikit beraroma obat, bukan wangi sabun. Untuk pemakaian sehari-hari, saya usapkan ke kulit muka yang telah dibasahi air sebelumnya, dipijat memutar di bagian pipi dan dahi, baru kemudian membilasnya lagi dengan air. Sangat sedikit busa yang dihasilkan dari Cetaphil.





Kandungan bahan 
Di kemasan dituliskan : Purified Water, Cetyl Alcohol, Propilene Glycol,Sodium Lauryl SUlfate, Stearyl Alcohol, Methyl Hydroxybenzonate, Propyl Hydrobenzonate, Butyl Hydrobenzonate. Memang disebutkan ada 2 macam alkohol di kandungannya, tapi kedua alkohol tersebut aman digunakan dan halal pastinya.  Cetyl Alcohol adalah alkohol berbentuk padat yang tidak dapat diserap kulit, sehingga tidak membuat kulit kering. Sedangkan, cetearyl alcohol sebenarnya bukan benar-benar alkohol. Zat ini merupakan lilin (wax) yang teremulsi yang dibuat dari tumbuhan.



Tata cara pemakaian 
Ada 2 cara memakai produk ini , yakni sebagai sabun muka dan pembersih alias cleanser :
a. Sebagai sabun muka, caranya dengan membasahi terlebih dahulu muka dengan air lalu usapkan Cetaphil dan pijat merata. Basuh dengan air bersih.
b. Sebagai pembersih muka cukup usapkan Cetaphil di kulit kering, lalu bersihkan dengan kapas kering.

Pro dan kontra
Untuk pro-nya, sudah jelas lah ya yang saya sebutkan di awal, produk ini sangat aman untuk kulit. Dengan kandungan sebagian besar air, membuat kulit terasa lembab dan lembut, bersih tanpa membuatnya berminyak. Produk yang ramah untuk kulit sensitif dan melindunginya dari peradangan.

Sedangkan kontranya, produk ini tidak bisa membersihkan sisa make up, mungkin karena tidak mengandung detergen. Sehingga untuk yang memakai make up sehari-hari , sebaiknya gunakan pembersih/make up remover dulu sebelum mencucinya dengan Cetaphil. Apakah tidak membuat kulit kering? Justru tidak. Bilasan air akan menetralisir bahan kimia yang ada dalam make up remover. Kontra lainnya adalah soal harga yang masih relatif mahal. Tapi jangan khawatir, kita bisa menyiasatinya dengan membeli ketika ada diskonan di marketplace. Meski demikian jangan stok banyak-banyak ya, karena produk ini hanya memiliki masa kadaluarsa kurang lebih 1 tahun, jangan sampai mubazir karena kadaluarsa.

Jika ingin konsultasi, tanya-tanya dan ingin tahu lebih banyak tentang Cetaphil sebelum memutuskan membelinya (karena harganya lumayan ya bokk!), bisa gabung di mailing listnya di  http://cetaphil.co.id/id/langganan

Cussss!!

Sunday, June 19, 2016

ramadhan, CJR dan anak-anak yang bahagia

tak terasa, puasa sudah berjalan hampir 2 minggu. yang mana lebaran tinggal 2 minggu lagi. dengan kesibukan ini itu, dan cuaca yang masih sesekali hujan setelah beberapa hari panas, menjadikan puasa kali ini lebih ringan dijalani daripada tahun-tahun sebelumnya yang masya allah panasnya. alhamdulillah yaaa... :D

tahun ini, G juga sudah mulai belajar puasa penuh setelah tahun lalu sukses sebulan puasa setengah hari. hingga hari ini yahh... 50:50 lah antara dia puasa setengah hari dan puasa penuh. kadang bisa bertahan seharian tanpa mengeluh, tapi kadang pulang main sudah banyak cingcongnya, yang haus lah..lapar lah, habis main bola, endebra endebre. di tahap ini memang dia masih belum wajib puasa sih, jadi yasudahlah ya. lagipula anak memang sebaiknya menjalankan ibadah dengan riang, puasa dijalani dengan senang, sehingga menjalankan iman tanpa keterpaksaan. ehem!

ngobrolin ibadah dengan riang, jumat lalu beruntung sekali bisa menyaksikan keriangan anak-anak yatim yang mengisi waktu ngabuburitnya dengan hal-hal yang menyenangkan. jadi ceritanya, simbok venus ngajakin untuk buka puasa bareng sama anak-anak yatim dan keluarga Adaro Energy., karena kebetulan ada teman yang bekerja di sana. (hai Mbak Ira...!) Kebetulan hari Jumat memang ngga ada acara, jadi yasudah..diiyainlah ajakan tersebut, dan saya tak menyesal menghadirinya!

Adaro Grou buka puasa bersama 1000 anak yatim


Adaro Energy sendiri adalah perusahaan tambang batubara yang lumayan baru. berdiri dari tahun 2004 dan baru go public di tahun 2008. meski begitu, perusahaan ini masuk dalam jajaran 20 perusahaan terbaik versi majalah Fortune Indonesia di tahun 2013, dan 7 tahun berturut-turut sampai 2015 mendapatkan Proper  (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) Award dari Kementrian Lingkungan Hidup, sebagai  salah satu perusahaan yang menetapkan clean energi dalam pengolahan industrinya. sayangnya industri pertambangan tahun ini lagi lesu ya?

tapi kalau lesu, kok mengadakan acara buka puasa bersama 1000 anak yatim se-jabodetabek? ternyata, ini sudah menjadi tradisi yang sudah berjalan 5 tahunan, jadi tahun inipun tetap diadakan. konon sih ada keinginan untuk mengurangi jumlah undangan, tapi Pak Girabaldi Thohir atau yang akrab dipanggil Pak Boy Thohir --Presiden Direktur sekaligus CEO Adaro Energy--, last minute tetap memutuskan mengundang 1000 anak. berbuat amal memang baiknya tak hitungan ya, pak? :D

Pak Boy Thohir ketika memberi sambutan
(photo credit to Dolly Putra - http://sambilngopi.com)

saya datang ketika acara sudah mulai yakni ketika anak-anak sedang ikutan kuis. dari joged, menjawab pertanyaan seputar pengetahuan tentang Islam, baca doa dan banyak deh. melihat aktivitas itu, rasanya ikutan senang dan deg-degan. setelahnya ada kultum dari ustad  Rashied atau akrab dipanggil Kang Rashied yang membawakan materinya dengan sangat ringan, jadi senang mendengarnya. mungkin karena audience anak-anak ya, jadi penyampaian materi tentang iman disampaikan tanpa ribet. adem dengernya, beragama bisa menjadi sangat sederhana.

suasanya akrab ketika berbuka
(photo credit to Mba Katerina - http://www.travelerien.com)

ngga berasa puasa jika ngabuburitnya diisi dengan keseruan macam gini, tahu-tahu sudah adzan maghrib saja. karena buka puasanya diadakan di stadion indoor GOR Soemantri Kuningan, maka sholat magrib bisa sekaligus diadakan di tempat. setelah menyantap hidangan berbuka yang merupakan gabungan snack dan bakmi GM (hmm..ini bukan berbuka dengan yang ringan lagi!), ada secuap dua cuap sambutan dari Pak Boy Thohir yang pastinya akan menginspirasi anak-anak yang mendengarnya, karena saya aja menjadi terispirasi. begini ya kalau enterpreneur berbicara, isinya adalah testimoni jatuh bangunnya, bikin sini yang susah dikit aja sudah ngeluh jadi kerdil sekali.. :")

selesai? belum! hidangan utamanya malah belum disajikan dan masih dirahasiakan dari anak-anak. Selesai sambutan, dan sambil menikmati makanan yang masih banyak banget macemnya, juga dihibur oleh inhouse band dari Adaro Energy yang melantunkan lagu-lagu rohani. sampai di sini anak-anak masih anteng dan sibuk dengan makanannya. sampai akhirnyaaa...kejutan dikeluarkan! Yakni CJR yang diam-diam dihadirkan untuk menyenangkan mereka. Siapa CJR? CJR adalah boyband yang dulunya anak-anak tapi sekarang sudah menjadi remaja dan menjadi idola keduanya. begitu CJR masuk panggung, yaolohhh... itu anak-anak yang sebelumnya duduk rapi di barisan kelompok pada merangsek maju, mengabaikan jejeran direksi Adaro Energy yang duduk di barisan depan. Saya sampe ngakak-ngakak melihat Pak Boy Thohir, Sandiago Uno dan Pak Timur Pradopo minggir pelan-pelan dari serbuan anak-anak ke panggung ketemu idola mereka. baru kali ini direksi disingkirkan oleh anak-anak :))


histreria anak-anak ketika CJR menyanyi untuk mereka
(photo credit to Mba Katerina - http://www.travelerien.com)

Teuku Ryz, Alvaro dan Iqbal dari CJR
(photo credit to Mba Katerina - http://www.travelerien.com)
Kalau biasanya setiap nonton konser sayapun ngga tahan untuk melantai, kali ini saya nonton penonton yang lagi nonton konser. iya, nonton penonton. karena sebenarnya tak satupun saya paham lagu CJR, hahaha. meski begitu, tetap ya terbawa oleh  suasanya anak-anak yang ketemu idolanya. ternyata ngga jauh beda dengan saya nonton Peterpan pada jamannya dan beum jadi Noah ya, atau Naif yang mana joged-joged sambil memeluk pundak temannya membuat barisna panjang dan mengangkat kaki. bahkan di konser ini, ada pula miniatur spanduk Slank yang selalu ada di konser manapun, hanya saja bedanya kali ini yang digunakan adalah papan nomor bus :))

CJR sendiri ada kali 30 menit menyanyi di atas panggung, bahkan ada 1 sesi yag mengajak penonton remaja cewek untuk nyanyi bersama. aduduhhh... tahu banget tuh rasanya diajak nyanyi di panggung sama idola. bisa ngga tidur!

tante-tante bahagia di konser CJR :D
(photo credit to Mba Katerina - http://www.travelerien.com)

sepanjang acara, tak berhenti saya tertawa, atau terbengong - bengong melamunkan nasib anak-anak panti asuhan yang mau ngga mau membuat saya sentimentil. ini mungkin salah satu momen terbaik ramadhan yang saya alami. malam yang menyenangkan. malam yang membuat hati saya hangat karena melihat anak-anak yang bahagia. sepertinya Adaro Energy tahu sekali bagaimana membahagiakan anak-anak ini. tidak cukup dengan bingkisan, tapi juga memberikan hiburan untuk bertemu idolanya. dan kayaknya ini jauh lebih berarti dari bingkisan yang mereka bawa pulang kan ya?

semoga demikian :)

Tuesday, May 31, 2016

catatan perjalanan : menunggu


pernah kubayangkan, suatu hari pada sebuah dermaga yang sepi, aku akan menunggumu. 

.
.
dengan segelas kopi hitam tanpa gula yang akan membuat penantian ini menjadi lebih dramatis dari biasanya : rindu dan pahit yang mencekik kerongkongan. lalu akan kubaca sebuah buku berjudul hidup ini, sekumpulan esai pendek tentang kenyataan-kenyataan yang menyedihkan tapi tak terelakkan. dengan sandal jepit usang, talinya mungkin akan segera putus, tapi tak demikian dengan harapanku yang tak pernah pupus. 

.
.
aku akan menunggumu sembari melempar kerikil-kerikil kecil ke lautan, menghitung berapa banyak waktu yang telah kubuang. sesekali mungkin akan lewat burung camar, atau bangau, entahlah. yang pasti aku akan mengumpat mereka yang bisa terbang tanpa beban. sedang aku, terpuruk tak karuan. 

.
.
aku akan memandang kosong ke depan, pada perahu nelayan yang baru pulang. pada ikan-ikan yang menjadi rebutan, sambil terus saja aku membuat perumpamaan : seandainya sedikit saja aku pernah kau rindukan.


**) untung jawa, maret 2016.

Friday, May 20, 2016

catatan perjalanan : berkejaran dengan waktu


Pada hari yang sebentar lagi gelap, setengah berbisik, kusebutkan namamu. tidak, kita tidak sedang berbincang bercengkerama tertawa-tawa, kita sedang bersaing dengan waktu yang akan menenggelamkan semuanya. kita berharap banyak, berharap cahaya akan tinggal lebih lama, sehingga aku bisa melihat wajahmu, dan kamu bisa menatapku. kita berharap malam tak segera datang, lalu kita harus beranjak berlawanan. kita berharap waktu berhenti, sehingga ketika aku melongok keluar jendela, dapat kulihat wajahmu menanti. 

.

.
kita berharap, kenangan akan tinggal lebih lama. selama matahari pagi yang masuk perlahan dari balik jeruji. membangunkan aku, kamu dan perasaan ini. 


**) museum stovia, 20 mei 2016.

Monday, May 02, 2016

catatan perjalanan : pulang



apa yang paling kamu rindukan dari sebuah kata pulang? rumah untuk berteduh, atau tatapan mata yang tak bosan mempertanyakan alasan untuk setiap tetes peluh yang luruh? sedangkan pada setiap jengkal yang kita tinggalkan, waktu adalah sebuah keniscayaan. masing-masing kita berjalan ke depan, meski tak bersamaan. lalu, yang tertinggal adalah potongan fragmen yang sebentar lagi kita namakan kenangan.
.

.
untuk siapa, untuk apa sebuah perjalanan dilakukan? untuk mencari jawaban, atau hanya mengusir kebosanan? untuk masa muda yang penuh keangkuhan? untuk sebuah petualangan? untuk mencarimu, di situ? sedangkan aku dan kamu sama-sama tahu, kita melangkah dalam kesendirian. sesekali, mungkin sesekali, namamu kulafalkan, hanya untuk menggenggam ingatan. 

.

.
apa yang kamu rindukan dari sebuah kata pulang? saat bertahun-tahun kemudian, beginilah yang kita tinggalkan. acak, dan berserak.


**) pulau untung jawa, maret 2016.

Sunday, April 17, 2016

Ghandar : 6 years old


Oh hey ho, happy birthday! 
Little gentleman is turning six today. 
Be happy the apple of my eye. 
Walk walk walk so far away. 
Live your life adventurously!

dear G,

semakin besar usiamu, tidakkah kamu sependapat denganku, bahwa dunia memang sesuatu yang ajaib dan penuh kejutan setiap harinya?

aku menemukan keajaiban itu padamu. pada tatapan pertama yang langsung membuatku jatuh cinta, pada rengekan yang meski tak pernah bisa kumaknai, telah membuatku luluh hati. pada tangan mungilmu yang menggapai acak, hingga genggaman tanganmu yang erat enggan beranjak. keajaiban pada langkah terseok sebelum akhirnya berdiri tegap hingga esok. pada kata pertama yang tak lagi kuingat itu apa, serta deretan cerca setelahnya.

aku melihat kejutan-kejutan yang membahagiakan pada dirimu, yang selalu hadir dengan pertanyaan telak yang seringkali membuatku terhenyak. pertanyaan bertubi-tubi yang terceletuk tiba-tiba, seperti sebuah todongan untuk selalu bisa menjawabnya. meski tak jarang juga, kita sepakat untuk membiarkannya terbuka, terbuka untuk segala kemungkinan yang ada.

begitulah G, enam tahun aku lahir sebagai ibu, dia sebagai bapak, dan kami berdua tumbuh bersamamu. kita bersenang-senang bersama, kita belajar bertiga.

kita belajar tentang kecewa, kita belajar bahwa ada beberapa hal yang memang tak bisa dipaksa, kecuali diterima dengan lapang dada. kita belajar tentang sedih, tentang air mata yang keluar setelah dada kita tak sanggup menahan sesak yang perih. kita belajar tentang marah, dan bagaimana agar hal itu tak membuat kita salah arah. kita belajar memaafkan, kita belajar dari kesalahan. kita belajar untuk bangkit, dari kegagalan yang pahit.

dear G,

terima kasih banyak. terima kasih banyak untuk terlahir seperti ini. terima kasih banyak untuk hadir mengajari kami. terima kasih untuk keajaiban dan kejutan yang selalu kamu beri. terima kasih untuk rasa sayang yang semakin besar setiap hari, kini hingga nanti.

~dengan penuh cinta, dan genggaman erat sepanjang masa. 

Tuesday, March 15, 2016

City Strolling Medan : sudut kota yang menua

membincang medan adalah membincang makanan-makanan enak dengan kuah santan yang serta merta menaikkan angka timbangan. kota yang terkenal dengan kekayaan kulinernya ini memang melenakan sangat. dari sayur tumbuk ubi yang aduhai, soto medna jeroan yang alamak ngga nahan godaannya, hingga kopi sidikalang yang mampu bikin mata jalang.

ini adalah kunjungan kedua, atau ketiga jika dihitung transit ke aceh. kunjungan terakhir tahun 2012, jadi yah..sudah 4 tahun lalu. duu bandaranya masih di tengah kota, dekat dengan lapangan merdeka, sehingga saya dan dita (teman perjalanan kala itu), masih bisa berlari-lari check in setelah membeli bolu meranti, khas kota ini.

sekarang, bandara medan sudah berpindah ke kualanamu. 1 jam perjalanan dari kota medan dengan kereta cepat bertarif 100rb/orang, atau lebih jika menggunakan taksi dengan biaya sekitar hampir 200ribu juga. it's you call, which one you'd prefer to enjoy..

sayangnya saya tidak punya banyak waktu untuk kunjungan kali ini. pekerjaan yang harus diselesain, dan jadwal yang padat, akhirnya hanya berjalan-jalan di tengah kota. sempat nyasar dari satu gang ke lainnya, tapi justru petualangan singkat itu membuat saya bisa menikmati kota medan dari cara yang berbeda dari sebelumnya.

hanging luggage at Kualanamu Airport 

Kualanamu Rail Station

Bentor di depan stasiun Merdeka

Lapangan merdeka

Sore di lapangan merdeka, di sini bisa temukan berbagai food stall.

Medan dan bangunan tua, lapuk dimakan usia.

modernisasi dan monumen waktu.

found these beautiful building closes to Merdeka square.

partner in travelling.

i hav something with the windows. or the story behind. 

bapak bentor and his hospitality.

soto medan sinar pagi, must try!

Monday, March 14, 2016

City Strolling Surabaya : kota yang ditirikan


ada masanya, sekali dalam satu atau dua bulan saya ke kota ini. mungkin sekitar tahun 2003? atau 2004? entahlah, tepatnya saya lupa. saya hapal benar dimana gelael, dimana tunjungan plaza, dimana warung pojok yang enak sekali pastanya (kala itu). tempat-tempat yang harus dikunjungi sambil memakai masker karena polusi.

perjalanan yang ditempuh dari denpasar ke surabaya yang hanya berbatas malam dalam bus travel antar kota, membuat jarak yang sebenarnya jauh, plus dnegan menyebrang itu seperti tak terasa. semacam sore ini tidur di denpasar, eh besoknya sudah bangun di surabaya. ngga terasa.

tapi beda cerita ya kalau sudah tidak ada lagi yang dikunjungi di sana. hahaha. semenjak drama putus dari mantan pacar di kota itu, maka saya tak pernah lagi ke surabaya. kalaupun kesana, hanya lewat saja. mendarat di juanda, lalu lanjut bis ke kediri. dari kediri sampai purabaya, lalu lanjut ke jakarta. begitu saja, tak ada yang istimewa.

tapi awal bulan lalu, pekerjaan membuat saya harus beberapa kali ke surabaya. dua kali yang sudah dijalani, selanjutnya akan ada lagi. melakukan perjalanan sendiri memang penuh kejutan. dan itulah surabaya saat ini. ingatan tentang gelael, tunjungan plaza atau warung pojok hanya tinggal nama.

yang ada adalah jalan-jalan lebar dengan kendaraan berjejer rapi. mirip jakarta, hanya lebih mini. pohon-pohon rindang dan taman kota yang rimbun. udara yang lebih rama, dan warung kopi di setiap sudutnya.
jembatan di universitas airlangga

saya selalu menyesal, kenapa tak lari saja? 

Oost Koffee & Thee

Mandaling&Pofertjes @Oost Coffee & Thee

Besak pada siang yang panas

break the law.

double espresso @Caturra Espresso

Men behind the barista bar.

gloomy gloomy day, don't go away.
~surabaya, awal februari