Monday, May 18, 2009

mendatangi jogja

ingatan tentang kota itu belakangan memang semakin menjadi - jadi, seakan panggilan yang enggan terganti oleh kesibukan tak jelas yang menenggelamkanku tanpa sisa. dan pembicaraan dengan seorang teman, pada perjalanan dari pantai kuta menuju pantai emperan satu mall sambil bertelanjang kaki, sesekali mengusir pasir yang membuat gatal di kaki.

bagaimana kalau kita ke jogja saja?

ah, ya. kenapa tidak?


maka perjalanan impulsif dan tanpa rencana jadilah sudah.

mendatangi jogja, buatku seakan sebuah nostalgia dengan kekasih lama. terakhir tiga tahun lalu aku kesana, tepat bulan mei. tiga tahun. aku semakin mengamini jika waktu tidak berjalan, melainkan terbang. wuzz.. dan tiba - tiba kami semua sudah ada disini. dan cerita tentang tiga tahun lalu tak ubahnya seperti mimpi, terpotong beberapa bagian, bahkan seperti tidak pernah terjadi.

dan memang begitulah jogja. ingatan tentang angkringan tak lagi sesederhana dulu. bukan tentang sekian ribu perak yang membuat kenyang, kenyataan lebih banyak kutemukan kesombongan. ini soalan gaya hidup, keangkuhan seakan menjadi yang berpunya.

keramahan tamahan pun adalah komoditi dagang, bisa diperjualbelikan. sedikit kecewa dengan bapak - bapak tua penarik becak, kami sengaja tak menawarnya, menyetujui seharga yang dia tawarkan. tapi pada akhir perjalanan, dengan dalih tak ada kembalian (padahal sebelumnya sudah jelas kami serahkan senominal itu), dia sengaja meninggikan bayaran.

oh, jogja. kamu kemanakan kota dalam kenangan?

tapi mungkin semua memang berevolusi. tak ada yang abadi. seperti perasaan pada kekasih lama yang entah sudah terselip dimana. rasa hangat hanya menggelitik kadang - kadang, karena selanjutnya masing - masing akan tersadar, bahwa kami hidup pada kenyataan, dimana perubahan tidak terelakkann.

5 comments:

meika sari said...

makanya,mbak, kalo mau naik becak nanya harganya dulu, terus tawar kurang dari setengahnya. jangan pake bahasa indonesia. pake bahasa jawa. persis seperti kalo mau beli barang di bringharjo, itu, lho, mbak. hehe

Tapi, ya, ndak papa, to, itung-itung rejekine pak becak. =]

hedi said...

kamu macak sugih sih, coba macak kere :P

elia bintang. said...

barusan gw jg naik ojek, udh setuju 25 ribu.. begitu mau bayar, dia bilang "kan tadi 30 ribu.." gw bilang aja "25 ribu pak. sy ga mungkin salah denger.."

:)

PangTama said...

Oleh2nya tolong di Fedex ke Perth ya hehehhe :P

bahtiar said...

jogja , lengkap sudah ... :)