Friday, February 14, 2014

memaknai persimpangan

image


: catatan tertinggal untuk usia yang makin menua dan kasih sayang yang jatuh pada hari ini.

seminggu, sebelum usia 30, tahun lalu. pada perjalanan pulang di jakarta yang gerah.

seharusnya hari itu aku berdiam di rumah, sebelum perjalanan dinas ke luar kota keesokan harinya. memeluk erat perasaan risau ketika memasuki usia 30 tahun, merasa tua, rendah diri, merasa tidak lagi menarik dan istimewa, merasa tak berguna dan kacau yang biasa-biasa saja. -tentu saja itu berlebihan, tapi mari kita anggap itu adalah lonjakan hormon yang membuat emosi meletup-letup dan segala pikiran berkecamuk.- tapi karena ada meeting yang harus didatangi, maka akupun ke jakarta dan pulang dengan tergesa-gesa. menumpang kereta ekonomi yang datang secepatnya. perempuan menjelang usia 30 tahun yang merasa tua, rendah diri, tidak menarik, tiba-tiba dipertemukan  dengan seorang lelaki yang tampannya hampir mustahil, di gerbong kereta ekonomi. Yang pada stasiun berikutnya, lelaki itu berdiri dengan sopan di belakangku, entah apa alasannya. awalnya kukira dia copet, tapi sepertinya dia terlalu tampan untuk itu. hingga pada stasiun-stasiun berikutnya, aku yakin dia disana untuk melindungi tubuh yang jauh dr kesan tak berdaya ini dari jejalan dan dorongan di gerbong kereta yang sangat padat. ternyata kami turun di stasiun yang sama, dan cerita berakhir begitu saja. karena, aku bahkan tak bisa mengingat siapa namanya. dan samar-sama melupakan wajahnya.

lelaki yang tampannya mustahil, berbaik hati untuk melindungi wanita yang usianya memasuki 30 tahun, merasa kucel, tidak menarik, rendah diri dan perasaan kacau lainnya. Untuk apa?

Lalu pada beberapa tahun sebelumnya. Di sebuah stasiun juga, di bandung. Ibu-ibu tua tiba-tiba bercerita panjang lebar tentang perjalanannya mengurus pensiunan sang suami. ke jakarta lalu tidak menyisakan uang sepeserpun. bertemu denganku yang di stasiun itu adalah sebagai pelancong, dengan membawa satu tas besar berisi belanjaan baju yang sebenarnya tak sungguh-sungguh aku perlu. lalu kuulurkan selembar lima puluh ribuan yang kukira akan cukup membantu. kemudian kereta datang, lalu kami terpisah oleh rel. lagi lagi entah siapa nama si ibu dan nama mendiang suaminya.

ibu-ibu janda yang mengurus pensiunan mendiang suaminya, kehabisan uang, bertemu dengan perempuan pelancong yang menenteng belanjaan barang-barang yang tak terlalu perlu. untuk apa?

beberapa tahun setelah itu, bulan lalu, ketika pulang ke kampung halaman bapak bercerita tentang bagaimana ribet dan susahnya mengurus pensiunan dan harus mengirim dokumen bolak balik ke jakarta. dan tiba-tiba aku teringat fragmen di stasiun itu. ingatan yang samar.

semesta memang istimewa, dia mengatur setiap persimpangan sesuai dengan porsinya. 40 menit, 10 menit, sebulan, 3 tahun, 10 tahun, dan ketika persimpangan itu berakhir, bukankah itu memang sudah selayaknya? karena kukira memang tidak ada yang sia - sia dari sebuah pertemuan ketika semua dimaknai.

10 menit untuk gambaran peristiwa yang mungkin akan kita alami, 40 menit untuk malaikat pelindung yang menjelma menjadi lelaki yang tampannya mustahil dan menjadi jawaban atas kerisauan kala itu, 3 atau 4 tahun untuk kebersamaan sebagai teman seperjalanan atau sahabat sebelum menjadi asing kemudian, 3 sampai 6 bulan untuk pasangan jiwa yang kekal di ingatan, atau sebuah pertemuan hingga entah kapan, untuk menjadi bagian dari yang lainnya.

masing - masing orang memaknai hidup orang lainnya. menjadi bagian dari cerita atau hanya memberi warna. Jika demikian, seharusnya tidak ada satu persimpangan yang harus disesali bukan? dan tidak ada waktu yang terbuang percuma untuk itu, sehingga ketika persimpangan itu berakhir pada jalan yang berbeda, cinta, kasih dan kebaikan, sesingkat apapun, tetaplah cinta, kasih dan kebaikan.

untuk orang-orang yang pernah berpapasan pada perjalanan kita, terima kasih. sesingkat apapun perismpangan kita di 31 tahun ini. terima kasih telah menjadi warna dan cerita. terima kasih telah menjadi ingatan. terima kasih untuk cinta dan kasih sayang kalian.

-gandaria, 14 februari 2014-

4 comments:

eva said...

mbak dewi,
selamat ulang tahun!

semoga semakin berwarna hariharinya dan selalu bermakna titian jalannya..

:)


btw, keluarga di kediri baikbaik saja, mbak?

btw lagi, sangat merindukan tulisan dirimu yang seperti ini di halaman ini *tuink*

selamat hari senin! :D

Unknown said...

semesta ini. suka iseng kayaknya, ya :')

dan ternyata kita semua memang punya peran masing-masing dalam benang hidup tiap orang yang ditemui di jalan. begitupula sebaliknya.

terima kasih sudah sedikit banyak menyadarkanku ya, mbak. selamat menempuh petualanganmu! di stasiun manapun keretanya akan berhenti nanti, semoga berkesan dan nggak kalah keren dibanding pemandangan yang menemani di sepanjang perjalanannya. :'D

Unknown said...

@eva : ah, terima kasih sudha membaca, va. Apa kabar? Diriku baik2 saja, keluarga juga baik2 saja. menyenangkan bisa mengobati rindu orang :D

@bunga : enjoy, bung. enjoy every present and past, those are precious gifts.

IBU ENDANG WULANDARI said...

Pengakuan tulus dari saya sendiri IBU ENDANG WULANDARI .saya mau mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga,serta dan rasa kagum yang setinggi-tingginya kepada KI KANJENG DEMANG,saya kerja sebagai PEMBATU HONGKONG selama 9 tahun di HONGKONG ,dengan gaji lebih kurang 2.jta 5000.ribu /bln,tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,apalagi setiap bulan harus mengirim uang dikeluarga di jawa barat, sudah lama saya mengetahui roomnya ini, juga sudah lama mendengar nama besar AKI, tapi saya termasuk orang yang tidak terlalu percaya dengan hal seperti itu, jadi saya pikir ini pasti kerjaan orang iseng tetapi kemarin waktu pengeluaran, saya coba2 pasang angka 6D benar2 tidak percaya dan hampir pingsang,angka yang di berikan KI KANJENG DEMANG ternyata fositip tembus, awalnya saya coba2 menelpon, saya bilang saya terlantar di HONGKONG, tidak ada ongkos pulang,terus beliau mebantu kasih angka 6D, lansung saya disuruh mendaptar jadi member mulanya saya tidak percaya, mungkin angka ini keluar, tapi dengan penuh pengharapan saya pasangin kali 100 lembar, sisa gaji bulan ternyata tembus….!!!sekali lagi terima kasih banyak KI KANJENG DEMANG, saya sudah kapok kerja jadi pembantu,rencana minggu depan mau pulang aja ke jawa barat,,buat AKI,saya tidak akan lupa bantuan dan budi baik AKI. yng berminak ingin minta angka goib silakan hubungi KI KANJENG DEMANG Di Nomr ini 081-234-666-039 terima kasih....????>>>ATAU KLIK DISINI