Jeng jengggg!
Ghandar sudah mau 4 tahun bulan depan! sejak usianya lewat 2 tahun, sepertinya pertumbuhannya tidak terlalu berasa dan tau-tau ini anak udah mau 4 tahun saja, terutama buat emaknya. Mungkin karena perkembangan motorik kasarnya sebagian besar sudah dicapai di usia 2 tahun, jadi setelahnya lebih banyak perkembangan emosi dan komunikasi,
which is tidak terlihat kasat mata. Hmmm, berasanya sih ini anak jadi lebih ngeyelan kalau berargumen, dan sudah tidak bisa disuruh semena-mena, semua harus ada alasan. Hahaha.
4 tahun, maka tibalah kegalauan kami orang tua untuk..memilih sekolah untuknya! Tahun ajaran baru Juli nanti usia ghandar akan masuk 4 tahun 3 bulan, katanya di usia ini anak sudah bisa masuk TK. Jadi begitulah, kami memutuskan untuk survei ke beberapa TK yang jaraknya masih masuk jangkauan dari tempat tinggal.
Dulu alasan saya dan suami untuk membeli rumah di Depok salah satu pertimbangannya adalah masih banyak sekolah bagus dan terjangkau dari jarak dan biaya. Tapi ketika sudah saatnya cari sekolah, ternyata bagus dan terjangkau (biayanya) saja tidak cukup menjadi pertimbangan. Mungkin juga karena saking banyaknya sekolah yang bagus-bagus, akhirnya yang ada kami malah bingung.
Sekolah A, agamanya bagus, tapi doktrinnya agak menghawatirkan. Sekolah B, melatih anak mandiri dengan
active learning , tapi motorik halus dan emosinya kurang terasah. Sekolah C, terlalu bertumpu pada akademis. dan seterusnya, dan seterusnya. Bisa ngga sih yang bagus-bagus dari sekolah itu diambil dan dikumpulkan di satu sekolah?
You wish!
Pada kenyataannya memang tidak ada yang sempurna, sesuatu pasti terdiri dari
strength and weakness, dan sekali lagi, ideal itu hanya ada di angan-angan! Hahaha.
Dan kalau sudah bingung begini, akhirnya kembali ke
Hirarki Nilai Keluarga-nya Mba @AlissaWahid . Hirarki nilai keluarga ini semacam obat jamu deh buat saya dan suami. Untuk fokus ke tujuan keluarga sekaligus membentengi diri dari godaan-godaan menggiurkan promosi sekolah-sekolah itu :D
Jadi, berdasarkan prioritas keluarga kami, akhirnya kami membuat kriteria-kriteria dalam memilih sekolah, disempitkan menjadi 4 saja, yakni :
- Jarak, ini yang paling penting. Kami tidak ingin anak terlalu lama di perjalanan, kelelahan atau stress, sehingga ketika sampai di sekolah, sudah tidak bersemangat.
- Sekolah yang plural. Kami ingin anak mengenal perbedaan-perbedaan sejak dini dan menghargainya, karena sampai dia tua nanti dia akan dihadapkan pada perbedaan-perbedaan.
- Sekolah yang memberikan kebebasan ke anak untuk bersuara / active learning. Memupuk rasa percaya diri anak ini susah-susah gampang. Kebablasan anak bisa jadi sombong, kurang anak bisa minder. Tapi untuk public space , dalam hal ini sekolah, saya inginnya yang bisa membuat ghandar pede untuk bersuara / melakukan sesuatu. Kalau kepedean, nanti biarkan kami orang tuanya yang ngerem.
- Sekolah yang bahasa pengantarnya adalah bahasa Indonesia. Atau kalau mengajarkan bahasa asing, itu adalah ekstra kulikuler atau tambahan. Saya ingin Ghandar bisa berbahasa Indonesia lebih baik dari saya.
4 kriteria itu tentu bagi setiap orang berbeda, dan tentu bukan yang paling sempurna. Tapi, itu cukup sesuai dengan , lagilagi, hirarki nilai keluarga kami. Dan syukurlah, akhir bulan lalu ghandar sudah diterima di sekolah yang setidaknya memiliki 4 kriteria itu. Untuk kriteria-kriteria lain seperti pelajaran agama, kemampuan akademis, perkembangan emosi dll , adalah tugas orang tua untuk melengkapi bukan?
Pas trial kemarin sih, sepertinya oke. Kelompok anak-anak di kelas itu sangat welcome dengan anak baru, bahkan aktif. Mereka mengajak siapa saja bicara, tidak hanya Ghandar, tapi juga emaknya. Dan buat saya ini menarik. Ghandar agak2 introvert atau solitaire, jadi saya perlu bantuan lingkungan lain, yakni sekolah, yang bisa menstimulus interaksinya dengan orang lain. Setidaknya membantunya berkomunikasi dengan baik, karena komunikasi adalah hal penting untuk bekalnya kelak.
Wish us luck!