Tuesday, May 26, 2015

#Parenting : "Kenapa Dia Begitu?"


Parenting ini yah, instead of bisa mengajari anak ini itu, kayanya lebih banyak aku yang juga harus belajar untuk melakukan ini itu sebelum mengajarinya ke anak. Atau kadang, belajar dari anak. Belajar melihat dari persepsi mereka tentang suatu hal, belajar mencerna. 
Proses belajar ini itulah yang seringkali bikin ngga sempat untuk belajar yang lebih serius, misal dengan baca buku tentang parenting. hahaha, iya..ini sih alasan aja. Boro-boro baca buku buat meningkatkan kapasitas sebagai pekerja digital ya, belajar meningkatkan kapasitas sebagai emak-emak aja kadang banyak malesnya. 
Menyoal parenting.. sekarang lagi memasuki parenting tahap "kenapa dia begini kenapa dia begitu?"
Jadi.. 
Aku sama suami ini berusaha lah jadi role modelnya dia (yaiyalah!), terutama untuk area public space. 
Misal, memperkenalkan marka jalan. Sambil nganterin dia sekolah dia suka tanya, kenapa ada pembatas jalan ? Buat apa? Lalu, kenapa ngga boleh melewati batas marka lurus? Jawaban yg paling sosial, karena itu akan mengganggu hak orang yg berlawanan arah sama kita.

Trus dia juga lagi suka baca simbol-simbol. Kenapa ngga boleh melanggar rambu2 jalan dilarang putar balik? Karena itu bisa membahayakan orang lain. Kenapa ngga boleh belok ke kanan? Karena jalannya sempit jadi ngga cukup untuk dua jalur.

Kenapa tidak boleh merokok di ruangan ini? Karena ini ruang tertutup, pakai AC, lalu udara tidak keluar dan orang lain yg tidak merokok akan menghirup asapnya blablabla.
Intinya adalah itu public space, aturan yg dibuat adalah untuk kenyamanan semua orang. Untuk mempertimbangkan orang lain. 
Dia akan terus bertanya ini ini tanda apa, kenapa begini kenapa begitu. Karena sudah bisa membaca, makin banyak lah yang ditanyakan. Sangat banyak. Kadang sebelum naik eskalator pun, dia sempetin untuk baca simbol2 dannanya-nanya.
Tapi tunggu..itu bukan bagian tersulitnya. Yang lebih sulit adalah ketika dia bertanya, "kenapa seharusnya begini, tapi orang2 itu begitu?"
Kenapa dia berputar balik di rambu2 yg ngga boleh putar balik? Kenapa dia merokok di ruangan yg ada tanda dilarang merokok. Kenapa dia buang sampah sembarangan. Kenapa dia melewati garis pembatas jalan?
Piye yho, jawaban dr pertanyaan2 itu seringkali membingungkan. Bingung menyampaikan ke anak umur 5 tahun bahwa ada hal2 yg ngga bener, dan orang2 itu tau kalau ngga bener, tapi tetap mereka lakukan. Dan kita, ngga selalu bisa jadi polisi untuk terus menerus mengatur bagaimana yg harus dilakukan setiap orang.
Bingung juga bagaimana menyampaikan bahwa kemerdekaanmu, bersinggungan dengan kemerdekaan orang lain. Bahwa cukuplah kamu tau apa yang baik dan lakukanlah. Ngga usah urusin selama itu tdk mengganggumu. Tp kalau begitu nanti, anakke egois. Piye jal?

No comments: