Tuesday, October 02, 2007

tentang angin

soale dirimu kek anak ilang
anak ilang gimana..?
anak ilang... :|
ilang karena gak ada yang merhatiin..?
begitulahh
memang kamu juga gak ngerasa seperti itu....?

*percakapan dua manusia, pada kotak maya*


sore, beberapa waktu lalu. seorang teman menyapa sepulang penat memenuhi kepala, hendak kemana. tanyanya. ah, ya, akupun sudah lupa, hendak kemana. kulangkahkan kaki saja, pada entah ingin membawa. ingin kukata, aku ingin terbang. tapi sudahlah, mungkin dia hanya akan cekikikan dan menanggapku gila.

tapi sesuangguhnya benar, terkadang kukhayalkan diriku ini serupa makhluk bebas di ruang angkasa tanpa batas. ah, tapi lagilagi itu juga omong kosong. sejak kapan dunia menjadi tanpa batas, ketika air dan udara sudah dikotakkotakin atas nama negara. bullshit. karena itulah aku hanya diam, memandangnya sebentar, lalu kusunggingkan senyum. aku ingin berkelana.

mungkin itu satu jawaban lucu yang pernah diterimanya. ayolah, kita hanya hidup pada sepetak kota bukan? sembilan tahun, dan tak cukupkah? belum, sambil aku terus melangkahkan kaki yang masih juga entah apa maunya. terkadang memang seperti itu, aku ingin berada di suatu tempat, entah apa, entah dimana. terkadang aku juga ingin berada dimanamana, di segala tempat, hatiku berada. sesekali kutemukan diriku sedang menulusuri pasar kuta, bercampur dengan penjual buah yang keringatnya membuat pening kepala. tapi sungguh, senyumnya menenteramkan jiwa, jika saja jiwaku memang ada. lain waktu, kutemukan diriku pada bangku panjang sepotong senja. mengutuki nasib, sedang konyolnya, nasib tak pernah menjadi cela, kecuali bagi yang bisa menerimanya. terkadang juga hanya memunguti cerita usang, masa lalu, rindu, seakan itu adalah cinta pertama.

yang kuingat pada suatu petang, menjelang malam. kutemukan diriku pada emperan toko berpintukan kaca. memagut bayangan asing entah siapa. pada gerimis kesekian, musim hujan yang sering khianat datangnya. menangisi dunia, jika tak ingin dikata lupa. sampai akhirnya tersadar, aku dan bayangan itu punya gairah yang sama, untuk berkelana. dan hujan, tak pernah cukup berarti untuk menghentikan kami.

begitulah, kupunguti remah remah kenangan yang pernah tercecer kutinggalkan berserakan entah ada dimana. satu tempat tak kan mampu membuatku tertahan, kecuali membuatku tenggelam. tapi itupun tak pernah lama, jika tidak sekarang, mungkin nanti semuanya tak akan lagi sama.

tak perlu memanggilku, pada saatnya mungkin aku akan datang menghampirimu.

12 comments:

Anonymous said...

'tak perlu memanggilku, mungkin suatu saat aku akan datang menghampirimu'

masa sih? lha waktu itu janjinya mau ke jakarta, ga jadi juga.

dialing......

Anonymous said...

hikshikshiks...
setuju juga aku dengan tulisanmu kali ini.

tapi emang bener kok, kamu kek anak ilang...

Anonymous said...

hi anak ilang.....:)

regards,
anak ilang yang lain..:)

Anonymous said...

lapor polisi aja kalo ilang :)

Anonymous said...

duh....

Hiu said...

seperti batu, air, awan langit-langit semua berasal, bahkan angin. begitu dengan mimpi dan kenangan.
Semua memiliki caranya ketika datang saat kembali. begitu dengan kita

ichal said...

dalem!!!

gaya bahasa TEOPE BGT

Anonymous said...

weks..
kalo ndak pulang ke rumah dan ndak ada kabar 3 bulan, dianggep anak ilang gak?

*ngaca*

Anonymous said...

you're not your money
you're not your jobdesc
you're not your occupation

you are nothing..
you should be everything..

we are kids of history !!

Iman Brotoseno said...

so sweet.....

Twili9htcloud said...

jadi pingin buru2 pulang nih....

ke lampung, solo rider....

makasih ya dew....

met pulang jg... smoga bahagia nantinya

-Filantropy- said...

--Salam ketupat senja dari Kairo.