Wednesday, February 13, 2008

tentang lelaki dan perselingkuhan hujan

lelakiku tidak suka hujan.
aku seringkali melihatnya mengibaskan tetesan air yang berjatuhan di rambutnya ketika hujan tiba. sambil bersungut sungut, katanya hujan akan membuat lambat segalanya. pada perjalanan yang terpaksa disela untuk memasang jas hujan, atau justru dihentikan karena udara begitu menghitam, dan jarak pandang tak kuasa menembus pekatnya penglihatan. tapi, bukankah memang karena itu hujan diturunkan, untuk membuat semuanya menjadi lebih lamban. memberi waktu lebih lama, ketika keadaan tak lagi tergesa seperti biasanya. untuk membuat kembali melihat-lihat, apa saja yang sudah terlewat.

lelakiku tidak suka hujan.
pada kotor yang disebabkan kecipak air yang jatuh di tanah gembur. pada cipratan tanah yang menempel di sepatu, pada noda kecoklatan tanah merah di sepanjang gang. lalu dia mulai memakimaki pelan, hampir mirip gumaman. aku bisa melihatnya, ada kekesalan disana. sesekali aku ingin mencandainya, kenapa dia sampai sebegitunya kesal pada kotor dan tanah, sedangkan justru kotor dan tanahlah yang justru sangat akrab pada sebuah kehidupan. bahkan, ketika kita berpulang kemudian.

lelakiku tidak suka hujan.
tergesa - gesa dia menarikku ke dalam ruangan. katanya, hujan akan membuatku demam dan aku akan mulai mengigau tentang kenangan. tak berhenti berkata dia teruskan, hujan akan menyeretku ke masa lalu, dan merenggutku sesaat dari hidupnya. terpelanting, dan aku tiba-tiba tidak ada disana. mungkin dia sudah kelelahan, untuk memperebutkanku dengan hujan dan kenangan.

lelakiku tidak suka hujan.
karena itu ketika hujan deras datang, kukantongi dia dalam plastik ingatan. terkadang kucumbu pelan jika lelakiku menghilang. atau hanya kupandang, ketika aku sedang kesepian. kupeluk erat, pada malammalam sendirian. kusembunyikan. dan perlahan kumulai sebuah perselingkuhan.

**untuk perempuan, yang mencintai lelaki dengan hati.

17 comments:

Anonymous said...

jeng..
katakan pada lelakimu..
kehilangan dia tak dapat mencumbui hujan..
dalam dingin dan hangatnya..
dalam indah dan sepinya..
saya selalu mencintai hujan..
dan mencumbuinya selalu..

Anonymous said...

puitis banged.
sesungguhnya siapapun tidak suka kehujanan. basah. kuyup. lelah.
terlalu banyak hal yang terjadi jika kehujanan.

tetapi jika hujan turun di saat kita tidak merasa harus kehujanan, hujan itu sangat indah. romantis. hangat.

salam hujan,
21win

Anonymous said...

selamat berselingkuh dengan hujan, dew. kalau itu membahagiakan, sepertinya memang tak ada salahnya, karena hujan yang kukenal tak pernah menyakiti. ia mencintai pencintanya dengan sepenuh jiwa, andai hujan punya jiwa.

Jed Revolutia said...

wah puitis banget...

keren...keren...

Anonymous said...

dan perlahan kumulai sebuah perselingkuhan.
------------------
waaa paling suka bagian ini :)

Anonymous said...

hanya hujan yg bisa buat orang sama rata, ga pandang status...terutama kalo kebanjiran :D

Anonymous said...

yang jelas lelakimu bukan Sapardi Joko Damono, karena dia sangat mencintai hujan..
( wah ada pembacaan puisi dia malam ini dan besok di TIM )

dipoetraz said...

wah.. keren...
setuju dengan devari "..dan perlahan kumulai sebuah perselingkuhan." bagian yang paling menarik. :D

escoret said...

pepatah kuno....

*mati satu tumbuh seribu*

PERCAYA DEH..!!!

Anonymous said...

hm.. berselingkuh disaat musim hujan? :P

Anonymous said...

Ah mantra saya ternyata belum berhasil, hujan itu belum juga berganti menjadi kristal-kristal putih salju...

Parta Suwanda said...

Akankah Indahnya hujan...
jika kau mulai perseligkuhan..???




salam kenal mbak..
"Ta

zen said...

mungkin dia tak suka (ke)hujan(an), tp bisa jadi menikmati hujan. seperti waktu kecil aku menangis gara2 gak boleh ujan2an sama simbok. akhirnya hanya bs liat hujan dari balik kaca. ternyata, oh my god, indah juga!

Anonymous said...

Lelaki mu tidak suka hujan
Karena mereka datang bebarengan
Jadi lelakimu ketakutan


begitulah, mbak dewi
:p

Anonymous said...

sederhananya: hujan akan merusak mimpi-mimpi (bila lelaki itu jauh) tapi lain lagi kalau dekat.

Anonymous said...

Ah hujaannnn...

Kalo hujan aku memiluh tidak keluar. Di rumah aja, lebih hangat

Anonymous said...

tapi, bukankah memang karena itu hujan diturunkan, untuk membuat semuanya menjadi lebih lamban. memberi waktu lebih lama, ketika keadaan tak lagi tergesa seperti biasanya. untuk membuat kembali melihat-lihat, apa saja yang sudah terlewat.
=====================================

top bagian yang ini, terkadang kita juga perlu untuk berhenti sejenak dari ketergesaan, untuk lebih dapat melihat apa yang telah kita lewati.