jika terus menerus menambahkan bersendok-sendok gula ke dalam cangkir ini, kamu akan menghianati pahitnya kopi.
..........
dari balik jendela kaca. gelas kesekian hari ini. tidak lagi coffee cream instan rasa jagung seperti biasanya, melainkan kopi pekat gelap warna hitam. dengan ampas - ampas yang masih mengambang di bibir cangkir, dan uap yang mengepul panas. kebiasaan baru beberapa waktu terakhir, sejak pertama mengecap tumbukan kopi seorang ibu-ibu tengah baya dan langsung jatuh cinta padanya. membayangkan sebatang rokok melengkapi, tapi kebiasaan itu sudah lama tak lagi dilakukannya. karena memang dia bukan pecandu nikotin, hanya sesekali. seperti ketika bergelasgelas bir diteguknya, hanya sebatas keinginan sementara.
lagipula sekarang dia tidak mungkin bisa menikmati keduanya. air-conditioner di ruangan itu menyala. dan diapun sedang malas untuk melakukan apa-apa, selain melihat dan membiarkan angannya merajalela. diluar hujan, dan kendaraan berdesakan di lampu merah depan kantornya. satu hal lagi yang dia sukai di tempat ini, jendela kaca membuatnya leluasa untuk memandang keluar, tanpa orang menyadari dirinya ada. seringkali dia geli, jika ada orang yang tiba-tiba berhenti, untuk bercermin di kaca dimana sebenarnya orang-orang itu sedang berhadapan dengannya. geli melihat tingkah laku mereka. sebegitu mengkhawatirkannya kah penampilan, dan percaya diri hingga harus bercermin disini. ataukah sebenarnya memang kodrat manusia terlahir dengan narsisme bawaan, hingga tak bisa untuk tak mengagumi diri mematut di setiap cermin yang dilewati.
atau bisa jadi di setiap pikiran manusia, ada yang namanya persaingan genetika. selain narsisme, bawaan lainnya adalah kompetisi. keinginan untuk menjadi selalu lebih dari yang lainnya. menyebabkan kekhawatiran diri hingga akhirnya membuat grogi. ya, faktanya bahwa dunia selalu memberikan permakluman untuk orang-orang yang mempunya kelebihan, terutama muka yang rupawan. mengingatkan dirinya akan film korea, 200 ponds of beauty. kecantikan bukan lagi soalan hukum relativitas, untuk menepis pesimisme dan rendah diri. kecantikan adalah tuntutan kalau tak ingin dibilang keharusan, mungkin karena itu produk pemutih dan pelangsing laku di pasaran.
kalau memang begitu, kenapa dia tak bisa menepiskan pikiran, memaafkan bersendok-sendok gula yang telah dituangkan. meminum kopi manis yang tak lagi panas, dan bergegas. pulang.
It will teach you to love what you're afraid of
After it takes away all that
You learn to love
But you don't always
Have to hold to your head
Higher than your heart
You better hope you're not alone
You better be hoping you're not so...
**Jack Johnson ~ Hope
13 comments:
itulah kenapa aku gak suka menambahkan gula ke dalam kopiku, dew. cuma merusak keindahan dan wanginya. selain itu, kopi pahit memang lebih cocok buatku, i dont know why. mungkin karena i find it....apa ya?? sepertinyalebih mewakili, dan lebih mirip dengan the life i'm living in.
ini tentang kopi atau tentang kebiasaan ngaca sembarangan, sih? hihihi....
yin yang itu harus ada,ada hitam ada putih,ade jele ade melah,ade bagus ade bocok,dunia ini memang indah,let's make harmony.
ah venus ngibul...hahahaha
jack johnson...ah
Merasakan pahitnya kopi dan manisnya gula. Memang begitu hidup ini tho mbak...
btw, ini posting soal "kopi gula hidup" atau "cantik dan produk kecantikan"? :D
tapi saya suka banget kopi pake gula..tapi tetep black sih dan tidak terlalu banyak gula..kopi mencerminkan orangnya?hemm..ga tau ya, berarti im sweet yet bitter?
hmm sayang aku ga suka kopi..
*bkin atit peyud*
huahaha..baru kemaren sore kopi kirimanmu kunikmati....huahaha...jika mengkhianati pahitnya kopi jelas dia bukan orang yang tangguh, karena melupa dan terlena oleh manisnya gula...
kopi lampung?
uooo eco temen!
kopi tanpa gula. menikmati ketelanjangan.
agh, saya jatuh cinta berat dengan quote diawal itu..menghianati pahitnya kopi
wuih mbok dewi nok. mantap kalii kata - katanya mbok :)
keep on rockin mbok :)
Mbak dew suka ngopi? Gimana kalo diganti teh hijau aja, lebih sehat mbak.
*gag nyambung ya he he*
Post a Comment