Tuesday, March 04, 2008

tentang neverland

kamu tau neverland?

negeri dimana rakyatnya tidak pernah menjadi dewasa, seperti peterpan. dinegeri itu, yang ditawarkan adalah keceriaan, kepolosan, dan kesenangan. sesekali diantaranya melakukan kenakalan, tapi masih pada taraf kenakalan yang wajar. setelahnya, semua akan kembali normal. tidak ada dendam, dan kebencian yang disimpan. ingatan tanpa sebuah prasangka buruk, akan mudah untuk melupakan. karena kesakitan tak pernah diperhitungkan.

dan di neverland, anak-anak itu memang tidak pernah bermimpi menjadi dewasa. mereka tidak mengenal kata dewasa, tidak berharap untuk menjadi dewasa. konon katanya, dunia orang dewasa itu tidak pernah menyenangkan. karena ketika anak - anak menjadi dewasa, hal pertama yang disodorkan adalah tanggung jawab. dan tanggungjawab menjadi beban. lalu mulailah tuntutan - tuntutan dan target. apabila berhasil memenuhinya, maka akan ada lagi target selanjutnya. tinggi, lebih tinggi. tidak pernah cukup, karena memang manusia tidak mengenal kata cukup. jika tidak dirinya sendiri, maka orang-orang disekitarnya yang akan terus merongrong keinginannya. namun apabila tidak, maka berujung pada kekecewaan. anak-anak dibiarkan saja begitu adanya.

berbeda sekali dengan di negeriku. kalau tak mau dibilang lucu, ya bisa disebut memalukan. disini, anak - anak kecil justru dipaksa menjadi dewasa. kepolosan ditanggalkan untuk selanjutnya dibalut polesan. gincu - gincu untuk bibirbibir mungil. pakaian seronok untuk dadadada rata. entah apa maunya, mungkin mengkarbit untuk segera menjadi dewasa.lalu dujual, dijadikan komoditas. lewat masin bernama televisi. entah untuk sebuah atribut, atau malah gaya hidup. disini kami miskin sosok anakanak. kejujuran adalah barang mahal, mampu dibeli tanpa sebuah nilai. hanya bisa ditebus oleh hati nurani.

kamu tau neverland?

karena sepertinya aku ingin menjadi seperti kapten hook. tidak untuk mencuri serbuk bintang agar aku bisa terbang. melainkan resep rahasia, untuk menjadikan anakanak di negeriku tidak menjadi dewasa.

13 comments:

Balung Gundul said...

hmmm,seperti yang udah kamu tulis:
karena ketika anak - anak menjadi dewasa, hal pertama yang disodorkan adalah tanggung jawab. dan tanggungjawab menjadi...
menjadi anak-anak memang menyenangkan, dan lebih menyenangkan lagi apabila tidak ada konsekwensi untuk menjadi dewasa.

Anonymous said...

hehehe secara moral, what a great idea dew, pesan dibalik ini, nah yg jadi persoalan nantinya adalah klo anak2 semuanya tidak menjadi dewasa secara fisik nanati kan lama2 bisa jadi punah mereka karena ga ada yg merit, anak2 semua seh...hehehe apa lalu mereka semuanya immortal abadi
....
*akhirnya,what a relief nunggu postinganmu setelah lama nunggu*

Anonymous said...

dunia orang dewasa memang kadang menyebalkan, ndhuk. tapi di sinilah kita sekarang. bukan begitu? :p

btw, kowe ki gak pengen pindah nang wordpress po? sebel aku :(

Anonymous said...

sesuatu yang tak habis habisnya saya sesali..getting old.
Tapi seperti Peterpan, menjadi tua tidak berarti kehilangan happy thoughts. Terus mencoba.

Anonymous said...

cecuit ... mbok dewi nok. mantap sekali blog postna :) semangat ya mbok. jadi orang dewasa to nda susah kok mbok. cuman berat aja hahahahaha ... makana mbok, walaupun umur sudah tidak muda, jiwa harus tetap 17 tahun. swit sepentin tiap taun :)

Anonymous said...

di negerimu, orang dewasa saling melempar tanggung jawab, seperti anak kecil yang sedang bermain. lantas, kita bisa berjalan beriringan kapten, karena akulah smee.

Anonymous said...

setuju...
dinegeri sebelah nggak ada sinetron.
dan dunia masih proposional untuk masing-masing individu.
di negerimu wi, sinetron udah merajalela,pembodohan masyarakat,apalagi dicampur susu pertumbuhan yang dicampur bakteri.
hue.hue.hue...

Anonymous said...

hemm..kalau saja neverland itu ada saya mau tinggal disana..

Anonymous said...

do you know neverland?

itu tempat yang tidak pernah ada. bikin anak-anak pengen jadi anak-anak terus dan tidak pernah mau menjadi dewasa.

do you know neverland?

kalau aku, lebih milih berada di mathland dimana sesagal sesuatunya bisa pasti dan bisa dipastikan

juga sosioland. dimana kehidupan sosial lebih beradab dan semua komunitas bisa hidup saling berdampingan dan saling menghormati satu sama lain

jika boleh memilih lagi, aku lebih milih tinggal di dreamland. harga tanahnya mahal-mahal.. hehhehe


suka jalur postingan yang kamu pilih, wik. keep posting.

Anonymous said...

Ah, tulisanku mengingatkanku akan masa anak2 itu. Menjadi dewasa itu ternyata .............

Anonymous said...

neverland = goloka Vrndavan

advaitam acyutam anadim ananta-rupam
adyam purana-purusam nava-yauvanam ca
vedesu durlabham adurlabham atma-bhaktau
govindam adi-purusam tam aham bhajami
(Sri Brahma Samhita 5.33)

nava yauvanam=selalu tampak muda/remaja

Anonymous said...

aduhhh wiiiii sumpah tulisanmu bagus banget ..

Neverland ? tau dong, peterpan kapten hook, dan peri peri yang selalu riang gembira .. ah jadi pengen nonton pilemnya lagi :D

btw menjadi dewasa itu butuh proses, dan gampang gampang susah *jleb arghhh*

Anonymous said...

In my island we all "Totally refuse to grown-up." Because in the grown-up world there is no Funs, and we all love to having fun so be it.

Hook: If I were you, I'd give up!
Peter: If you were me... I'd be ugly!

Dewasa = Ugly! hahahaha