Monday, May 20, 2013

Menghitung nikmat.




Rasanya sudah sangat lama saya tidak menulis.

Meskipun seringkali saya rindu, tapi seringkali keinginan untuk menulis terganjal pada kemalasan - kemalasan dan alasan yang ,-entah bagaimana-, selalu saja bisa saya temukan. Pekerjaan yang menumpuk, kesibukan yang diada-adakan, atau alasan apapun yang bisa menutupi keengganan saya untuk menulis panjang lebar.

Meskipun demikian, saya berusaha untuk tetap meluangkan waktu membaca beberapa blog teman-teman lama, yang hebatnya masih terus menulis hingga sekarang. Kesibukan masing-masing (lagi-lagi saya menyebut kata"sibuk"!) membuat kami jarang bertemu, tapi dengan membaca blog-blog mereka, membuat saya setidaknya tahu apa yang terjadi dengan teman- teman tersebut saat ini. Seru rasanya mengikuti perjalanan mereka, dari yang masih sendiri, hingga beberapa beranak-pinak, meski beberapa tetap masih sendiri.

Lalu, bagaimana dengan saya?

Seringkali saya merasa hidup saya membosankan. Apalagi jika membandingkannya dengan kehidupan teman - teman. Saya tak lagi membaca banyak buku, bahkan mungkin tidak ada satu bukupun yang selesai saya baca 2 tahun ini. Bacaan yang agak lebih panjang yang saya baca adalah blog teman-teman itu. Bukan karena tak ada waktu, tapi lebih lagi saya bosan membaca.

Saya tak lagi jalan - jalan berpetualang. Meski 4 bulan terakhir saya melakukan perjalanan dari ujung barat ke ujung timur Indonesia, tapi itu bukan petualangan, melainkan pekerjaan. Dan kembali saya menyadari betapa berbedanya saya dulu dan kini. Tak ada lagi energi untuk mengeksplore kota - kota itu lebih lama. Mungkin suatu hari, saya akan menuliskan tentang kota - kota itu dalam kata-kata. Saya kadnag merasa tak lagi muda, sehingga yang ingin dilakukan adalah tinggal di rumah dan bersama keluarga.

Keluarga. Mungkin ini adalah bagian terseru saya saat ini. Semua hidup saya adalah untuk mereka.

Anak laki-laki yang tumbuh dengan sangat pesatnya. Sudah 3 tahun saja usianya. Sudah merengek - rengek minta sekolah yang ada taman bermainnya. Sudah bisa berdebat hari ini mau pake kaos apa dengan sepatu yang mana. Sudah bisa merayu-rayu "mama cantik deh.." agar saya meloloskan permintaannya. Banyak cerita tentangnya, sangat banyak hingga saya lupa mencatatkannya :D

Selain itu, hidup saya adalah ayahnya. Lelaki yang menghujani saya dengan cinta, dan selalu membuat saya merasa sangat bersyukur bisa bersamanya.

Dan saya masih mengeluhkan hidup yang begitu-begitu saja?

Mungkin saya harus kembali belajar menulis. Menghitung syukur atas berkat yang telah saya terima. Menyebut nikmat sekaligus mengingatnya. Terlebih lagi, mencatat kebaikan semesta.

No comments: