dewi?
iyah. siapakah?
ini saya. lagi di bali. lupa yah?
iyah.
kalau lupa diingat2 dulu ajah.
lah? siapa?!
kita terakhir ketemu di bsm, bandung.
hah? kamu?!
agak sedikit lama untuk saya mengingat suara siapa yang melepon saya. bahkan setelah diberikan clue pun saya masih musti berusaha keras. dia adalah orang terakhir yang saya temui di bandung, hanya saja saya masih seperti tidak percaya ketika dia mengatakan sedang ada di bali. hm...
saya pertama kali bertemu dengannya di dunia 'maya', mungkin setahun lalu. ah, lebih. pertemuan awalnya hanya sekedar saling sapa hi, hingga akhirnya kami menemukan banyak sekali hal menyenangkan yang bisa dibicarakan. lewat kotak ini pula kami sama2 melepaskan kepenatan atas sesaknya dunia nyata. mencoba mengeluarkan beberapa keluhan, uneg2, hingga menuangkan mimpi akan dunia tanpa sebuah kekuasaan. yah, hal hal seperti itu. kami mungkin hanya sebagian dari sedikit orang yang seringkali merasa ada yang 'salah' atas system yang sedang berjalan, dan memilih untuk menghidupkan dunia kecil kami.
pernah merasa memiliki seseorang yang mampu membuat kita merasa 'hidup'?
yah, dia adalah salah satu dari orang2 di hidup saya yang bisa membuat saya merasa 'hidup'. pembicaraan2 yang menyegarkan, sekaligus brainstorming untuk tetap membuat saya berkarya. saya sedikit iri dnegannya, dia sudah merampungkan satu novel, dan sedang menulis novel keduanya. sedangkan saya? jalan di tempat. huhu.
tak mulus benernya perjalanan pertemanan kami. karena satu hal, kami pernah tak bertegur selama 6 bulan. dan mungkin karena saya bukan pendendam yah, makanya ketika tahun lalu dia ke bali, kami sudah berbaikan. hehe. trus ketemu lagi, ceritacerita lagi. dan begitulah, ada beberapa hal yang memang lebih baik untuk terabadikan hanya sampai segitu saja.
hanyalah barisan coretan yang membentuk kata, lalu berakhir pada cerita, tentang seseorang yang belajar untuk dewasa dalam dunia kekanak-kanakannya.
Friday, September 28, 2007
Wednesday, September 26, 2007
tentang kebiasaan
again, i'm tagged by deddy and mbok ve with these rules :
hm, agak telat benernya karena tag ini sudah dari beberapa hari lalu, hanya saja baru sempet kerjain sekarang. halaaahhh... baru sempet?? terlihat begitu sibuk bukan?! :P
sebenernya bukan karena sibuk, tapi bingung mo nulisin apaan, secara setiap mikir, yang ada ga nemuin apa2. kebiasaan saya seringkali berubah ubah, tergantung mood dan situasi. klo fact? hm, bahkan saya bingung fact yang mana, karena bisa2 saya sendiripun bukan sebuah fact/nyata, melainkan hanya deretan nama yang melahirkan identitas. nah, bingung? sama.
anyway, 8 sepertinya tidak terlalu banyak, dibandingkan 101. :P
jadi mulailah sekarang saya mencoba untuk meluangkan waktu memikirkan lagi, mungkin saya akan menuliskan hal yang sama, atau random laennya yang belum dituliskan.
yang pertama, saya pemalas. saya malas untuk bangun pagi. tapi bukan berarti saya tidak bisa bangun pagi yah, mohon dicatat. hanya saja biasanya saya memang seirngkali bangun ketika matahari sudah terang benderamg. apalagi bulan puasa gini, ngantor jam 9, jam 8 atau setengah 9 baru bangun. hm, tapi kekenya itu wajar khan?
kedua, saya suka kopi. dan update terbaru, saya suka kopi moka. kalau ga ada, saya mencampurkan susu coklat dan kopi, dan...voila! cuman sekarang saya jarang ngopi, membuat badan saya ndut. bukan karena saya mengidolakan tubuh kurus kering yah, hanya saja gapapa klo saya ndut, sebatas baju saya masih pada muat. klo nggak khan sayang.
ketiga, saya tidak suka menggerai rambut. karena beribet. saya jarang dandan, saya suka pake kaos dan jeans, saya suka bawa postman bag. saya sangat jarang memakai high heels kecuali diharuskan.
keempat, saya tidak suka fast food. tapi saya makan sesekali. saya lebih suka makan tempe, dan ikan asin. jangan lupa sambelnya yah. oiya, saya sangat suka masakan bali. suka makan nasi jinggo dan nasi kucing. saya suka soto ceker di pasar kuta yang buka jam 11 mlam sampe jam 2 pagi itu.
kelima, saya hanya punya sedikit teman yang benarbenar dekat.
keenam, saya suka kluyuran. suka nongkrong di angkringan seputaran teuku umar, ngobrol panjang lebar dengan teman2 saya. yah, saya suka ngobrol lama dengan orang2 di point kelima, sisanya saya sangat susah untuk basa basi.
ketujuh, saya bukan pendendam. sepertinya begitu. :P
kedelapan, tinggi saya 170cm. ga penting emang, tapi ini blog saya khan? :P
dan, ugh... lega. akhirnya sampe juga 8.
tag yang laen?
hm..
sepertinya nanti saja, kalau saya tak males mikir sapa ajah yang bisa di tag. *please refer to point 1* :P
* Each tagged blogger must post these rules
* Each blogger starts with eight random facts/habits about themselves
* Bloggers that are tagged need to write on their own blog about their eight things and post these rules. At the end of your blog, you need to choose eight people to get tagged and list their names.
* Don’t forget to leave them a comment telling them they’ve been tagged and to read your blog
hm, agak telat benernya karena tag ini sudah dari beberapa hari lalu, hanya saja baru sempet kerjain sekarang. halaaahhh... baru sempet?? terlihat begitu sibuk bukan?! :P
sebenernya bukan karena sibuk, tapi bingung mo nulisin apaan, secara setiap mikir, yang ada ga nemuin apa2. kebiasaan saya seringkali berubah ubah, tergantung mood dan situasi. klo fact? hm, bahkan saya bingung fact yang mana, karena bisa2 saya sendiripun bukan sebuah fact/nyata, melainkan hanya deretan nama yang melahirkan identitas. nah, bingung? sama.
anyway, 8 sepertinya tidak terlalu banyak, dibandingkan 101. :P
jadi mulailah sekarang saya mencoba untuk meluangkan waktu memikirkan lagi, mungkin saya akan menuliskan hal yang sama, atau random laennya yang belum dituliskan.
yang pertama, saya pemalas. saya malas untuk bangun pagi. tapi bukan berarti saya tidak bisa bangun pagi yah, mohon dicatat. hanya saja biasanya saya memang seirngkali bangun ketika matahari sudah terang benderamg. apalagi bulan puasa gini, ngantor jam 9, jam 8 atau setengah 9 baru bangun. hm, tapi kekenya itu wajar khan?
kedua, saya suka kopi. dan update terbaru, saya suka kopi moka. kalau ga ada, saya mencampurkan susu coklat dan kopi, dan...voila! cuman sekarang saya jarang ngopi, membuat badan saya ndut. bukan karena saya mengidolakan tubuh kurus kering yah, hanya saja gapapa klo saya ndut, sebatas baju saya masih pada muat. klo nggak khan sayang.
ketiga, saya tidak suka menggerai rambut. karena beribet. saya jarang dandan, saya suka pake kaos dan jeans, saya suka bawa postman bag. saya sangat jarang memakai high heels kecuali diharuskan.
keempat, saya tidak suka fast food. tapi saya makan sesekali. saya lebih suka makan tempe, dan ikan asin. jangan lupa sambelnya yah. oiya, saya sangat suka masakan bali. suka makan nasi jinggo dan nasi kucing. saya suka soto ceker di pasar kuta yang buka jam 11 mlam sampe jam 2 pagi itu.
kelima, saya hanya punya sedikit teman yang benarbenar dekat.
keenam, saya suka kluyuran. suka nongkrong di angkringan seputaran teuku umar, ngobrol panjang lebar dengan teman2 saya. yah, saya suka ngobrol lama dengan orang2 di point kelima, sisanya saya sangat susah untuk basa basi.
ketujuh, saya bukan pendendam. sepertinya begitu. :P
kedelapan, tinggi saya 170cm. ga penting emang, tapi ini blog saya khan? :P
dan, ugh... lega. akhirnya sampe juga 8.
tag yang laen?
hm..
sepertinya nanti saja, kalau saya tak males mikir sapa ajah yang bisa di tag. *please refer to point 1* :P
Friday, September 21, 2007
tentang mimpi
berapa banyak lagi mimpi yang akan kandas, dan berapa banyak lagi keberanian yang tersisa untuk kembali merangkainya? dalam bentuk yang sama, ataupun sama sekali berbeda.
saya masih ingat, ketika itu saya duduk di bangku sma tahun terakhir. pertama kali saya diijinkan untuk tinggal sendiri, setelah 2 tahun sebelumnya bersama dengan kakak. bukan awal yang bagus sebetulnya kalau saat itu saya justru mendapatkan kebebasan, karena hm...saat itu saya lagi kena sindrom patah hati. hihi. iyah, meskipun mungkin hanya cinta monyet, yang setelah sekian tahun, saya dan mantan saya itu ketemu dan kami bisa berhahahihi seolah tak ada kejadian apapun, tapi percayalah, saat kejadian saya benar2 merasa terluka. ough. dan kebebasan yang diberikan kepada saya, semakin membuat saya kesepian. bahkan, ingin rasanya waktu itu berlari, ke suatu tempat yang jauh. maka, saya tuliskan di dinding meja belajar, tentang satu mimpi untuk menetap di suatu kota. yah, apa daya karena satu dan lain hal, mimpi itu harus ditendang jauh, dan saya seperti kembali dilemparkanpada realita. kalau diingat2, sepertinya itu adalah terakhir kali saya bermimpi tentang masa depan dan berusaha untuk mewujudkannya.
setelahnya, semua berjalan dengan begitu saja. memang ada keinginan, tapi tak lebih dari satu hal yang memang serupa mimpi, jauh. saya pernah ingin menulis novel, dan bahkan sudah menulisnya, tapi lagilagi semua menguap begitu saja. saya pernah menjalin hubungan dengan seseorang, bercitacita hidup bersama bahagia selamanya seperti kisah cinderella, hingga suatu hari mantan saya yang sebenarnya baik hati itu meninggalkan saya tanpa ada kata-kata. hahaha. jangan bayangkan bagaimana pedihnya saat itu, meski sekarang, lagi2 saya sudah berbaikan dnegan mantan yang baek hati itu (meski sungguh, dia geek nan freak! *heyaa.. ini buat kamuh!!), dan kami masih seirng ngobrol cerita panjang lebar tentang apa sajah, bahkan tentang perjalanan kisah cinta kami *halah*
bisa dibilang, setelah peristiwa naek turunnya jalan saya, saat ini bisa dibilang adalah moment yang paling stabil. tak lagi patah hati. keluarga yang baik baik saja ( bukan berarti keluarga saya sering tak baik2 saja :P). kerjaan yang menyenangkan meski seringkali juga membuat pening kepala. serta orang orang di sekeliling saya yang kehadirannya adalah kegembiraan yang tiada duanya.
life is being nice lately.
dan mungkin karena itu, saya jarang bermimpi lagi. entah, apakah saya tak pernah bermimpi karena seringkali mimpi terkandaskan oleh realita, atau justru saya tak lagi bermimpi, karena semua ini sudah semuanya?
semoga hanya untuk sementara, lalu pada suatu hari saya akan kembli berlari dengan semangat yang membara.
saya masih ingat, ketika itu saya duduk di bangku sma tahun terakhir. pertama kali saya diijinkan untuk tinggal sendiri, setelah 2 tahun sebelumnya bersama dengan kakak. bukan awal yang bagus sebetulnya kalau saat itu saya justru mendapatkan kebebasan, karena hm...saat itu saya lagi kena sindrom patah hati. hihi. iyah, meskipun mungkin hanya cinta monyet, yang setelah sekian tahun, saya dan mantan saya itu ketemu dan kami bisa berhahahihi seolah tak ada kejadian apapun, tapi percayalah, saat kejadian saya benar2 merasa terluka. ough. dan kebebasan yang diberikan kepada saya, semakin membuat saya kesepian. bahkan, ingin rasanya waktu itu berlari, ke suatu tempat yang jauh. maka, saya tuliskan di dinding meja belajar, tentang satu mimpi untuk menetap di suatu kota. yah, apa daya karena satu dan lain hal, mimpi itu harus ditendang jauh, dan saya seperti kembali dilemparkanpada realita. kalau diingat2, sepertinya itu adalah terakhir kali saya bermimpi tentang masa depan dan berusaha untuk mewujudkannya.
setelahnya, semua berjalan dengan begitu saja. memang ada keinginan, tapi tak lebih dari satu hal yang memang serupa mimpi, jauh. saya pernah ingin menulis novel, dan bahkan sudah menulisnya, tapi lagilagi semua menguap begitu saja. saya pernah menjalin hubungan dengan seseorang, bercitacita hidup bersama bahagia selamanya seperti kisah cinderella, hingga suatu hari mantan saya yang sebenarnya baik hati itu meninggalkan saya tanpa ada kata-kata. hahaha. jangan bayangkan bagaimana pedihnya saat itu, meski sekarang, lagi2 saya sudah berbaikan dnegan mantan yang baek hati itu (meski sungguh, dia geek nan freak! *heyaa.. ini buat kamuh!!), dan kami masih seirng ngobrol cerita panjang lebar tentang apa sajah, bahkan tentang perjalanan kisah cinta kami *halah*
bisa dibilang, setelah peristiwa naek turunnya jalan saya, saat ini bisa dibilang adalah moment yang paling stabil. tak lagi patah hati. keluarga yang baik baik saja ( bukan berarti keluarga saya sering tak baik2 saja :P). kerjaan yang menyenangkan meski seringkali juga membuat pening kepala. serta orang orang di sekeliling saya yang kehadirannya adalah kegembiraan yang tiada duanya.
life is being nice lately.
dan mungkin karena itu, saya jarang bermimpi lagi. entah, apakah saya tak pernah bermimpi karena seringkali mimpi terkandaskan oleh realita, atau justru saya tak lagi bermimpi, karena semua ini sudah semuanya?
semoga hanya untuk sementara, lalu pada suatu hari saya akan kembli berlari dengan semangat yang membara.
Monday, September 17, 2007
tentang mengingat kemerdekaan
katanya, tak baik untuk selalu berbicara tentang masa lalu. tapi, bukankah masa lalu hanya sebaris tipis dengan kekinian, hanya dipisahkan oleh waktu.
dan begitulah, sebulan tak pernah mencatatkan kenangan, banyak ke jadian yang terlewatkan. atau bahkan, bukan hanya tak sempat tertuliskan lewat blog, melainkan saya sendiripun tak sempat mencatatkannya ke dalam ingatan saya. semua berlalu sungguh begitu biasa. tak ada getar getar yang mendebarkan, tidak juga adanya kebosanan yang mencekam. tidak, semua berjalan begitu apa adanya.
debar debar menjelang kemerdekaan bangsa, yang biasanya begitu mengganggu pikiran, justru terlewatkan dengan seringnya saya bekerja hingga larut, karena di tanggal itu justru kunjungan wisatawan lagi menggila di bali. jangan harapkan mengunjungi satu tempat indah yang lengang, atau duduk duduk mesra di kursi panjang, sambil menikmati secangkir kopi panas dengan pemandangan matahari tenggelam, karena setiap ada liburan panjang, bali begitu sesak, tak menyisakan sejengkal matapun untuk memandang lapang. begitulah yang terjadi belakangan ini, dan saya sebagai kuli keramahtamahan, seakan tersedot oleh riuhnya orang liburan. hanya sedikit yang sempat saya catatkan,
dan, benarkah saya masih pantas untuk mengatakan bahwa pekerjaan saya adalah salah satu bentuk penjajahan kebebasan yang ditukar oleh materi, ketika melakukannyapun tanpa ada rasa yang membebani.
dan begitulah, sebulan tak pernah mencatatkan kenangan, banyak ke jadian yang terlewatkan. atau bahkan, bukan hanya tak sempat tertuliskan lewat blog, melainkan saya sendiripun tak sempat mencatatkannya ke dalam ingatan saya. semua berlalu sungguh begitu biasa. tak ada getar getar yang mendebarkan, tidak juga adanya kebosanan yang mencekam. tidak, semua berjalan begitu apa adanya.
debar debar menjelang kemerdekaan bangsa, yang biasanya begitu mengganggu pikiran, justru terlewatkan dengan seringnya saya bekerja hingga larut, karena di tanggal itu justru kunjungan wisatawan lagi menggila di bali. jangan harapkan mengunjungi satu tempat indah yang lengang, atau duduk duduk mesra di kursi panjang, sambil menikmati secangkir kopi panas dengan pemandangan matahari tenggelam, karena setiap ada liburan panjang, bali begitu sesak, tak menyisakan sejengkal matapun untuk memandang lapang. begitulah yang terjadi belakangan ini, dan saya sebagai kuli keramahtamahan, seakan tersedot oleh riuhnya orang liburan. hanya sedikit yang sempat saya catatkan,
dan pagi itu kami jadi belajar banyak. melihat kemerdekaan dari mata mereka, mata anak anak yang masih apa adanya. tidak ada curiga, dan selalu ceria. tidak lagi mempertanyakan, benarkah kita sudah merdeka? karena pertanyaan itu terkadang membuat kami merasa telah menghianati perjuangan para pahlawan bangsa. yah, indonesia memang telah merdeka! dan apabila ada yang berpendapat belum, pastilah karena prasangka yang memenjarakannya!
dan, benarkah saya masih pantas untuk mengatakan bahwa pekerjaan saya adalah salah satu bentuk penjajahan kebebasan yang ditukar oleh materi, ketika melakukannyapun tanpa ada rasa yang membebani.
Friday, September 14, 2007
tentang kembali
apa kabar dunia ?
haha, jadi teringat dengan seorang teman, yang pada setiap pertemuan tak hentinya menanyakan berita, apa kabar perempuan senja, katanya.
yah, tak menyangka, saya mampu untuk tidak sengaja meninggalkan ranah ini untuk sekian lama. tenggelam oleh kesibukan yang tiada habisnya. kalau ingat pertama nge-blog, eh.. pertama punya blog ini, sehari bahkan sampai posting untuk kedua kali. bahkan, tak jarang saya menahan diri, dan menyimpannya sebagai draft untuk di publish keesokan hari. aha, sepertinya kala itu saya sedang memanas.
kalau sekarang?
mungkin pengaruh usia. hahaha, iyah.. jangan protes! saya memang masih muda, hanya saja kadang saat saat tertentu saya merasa begitu tua. bagaimana tidak, 24 jam, dipotong 6 jam tidur, dan 8 jam kerja, sepertinya masih juga tak menyisakan ruang lapang untuk saya berkarya. satu bulan yang melelahkan. lalu perlahan saya mulai mempersalahkan waktu, kenapa din terbang dengan begitu pesatnya. padahal ini semua tak lebih dari kemalasan saya belaka.
dulu pun sebenarnya tak jauh beda. sekian jam tersisa, masih saja bisa digunakan untuk melakukan sesuatu atas nama hidup. sekarang? arghhh, sekarang seharusnya tak lagi mengeluh untuk menjadi mayat hidup. bukankah ada saat saat yang menyenangkan ketika menjalaninya. dan tak ada yang perlu disesali, bukankah yang diperlukan hanyalah sebuah totalitas. termasuk totalitas dalam penyerahan diri atas nama penjajahan.
ugh, sepertinya saya mulai berlebihan.
haha, jadi teringat dengan seorang teman, yang pada setiap pertemuan tak hentinya menanyakan berita, apa kabar perempuan senja, katanya.
yah, tak menyangka, saya mampu untuk tidak sengaja meninggalkan ranah ini untuk sekian lama. tenggelam oleh kesibukan yang tiada habisnya. kalau ingat pertama nge-blog, eh.. pertama punya blog ini, sehari bahkan sampai posting untuk kedua kali. bahkan, tak jarang saya menahan diri, dan menyimpannya sebagai draft untuk di publish keesokan hari. aha, sepertinya kala itu saya sedang memanas.
kalau sekarang?
mungkin pengaruh usia. hahaha, iyah.. jangan protes! saya memang masih muda, hanya saja kadang saat saat tertentu saya merasa begitu tua. bagaimana tidak, 24 jam, dipotong 6 jam tidur, dan 8 jam kerja, sepertinya masih juga tak menyisakan ruang lapang untuk saya berkarya. satu bulan yang melelahkan. lalu perlahan saya mulai mempersalahkan waktu, kenapa din terbang dengan begitu pesatnya. padahal ini semua tak lebih dari kemalasan saya belaka.
dulu pun sebenarnya tak jauh beda. sekian jam tersisa, masih saja bisa digunakan untuk melakukan sesuatu atas nama hidup. sekarang? arghhh, sekarang seharusnya tak lagi mengeluh untuk menjadi mayat hidup. bukankah ada saat saat yang menyenangkan ketika menjalaninya. dan tak ada yang perlu disesali, bukankah yang diperlukan hanyalah sebuah totalitas. termasuk totalitas dalam penyerahan diri atas nama penjajahan.
ugh, sepertinya saya mulai berlebihan.
Subscribe to:
Posts (Atom)