Monday, January 21, 2008

tentang syukur

75
di dalam sejarah, di luar surga, manusia kecewa. tapi seperti harapan, kecewa juga lahir dari rongga yang bisa menelannya kembali. mungkin rongga itu sebenarnya rasa syukur yang luas tapi tak selalu jelas.

goenawan mohamad. tentang tuhan & hal - hal yang tak selesai.


dan aku masih saja menggerundel, ketika lampu merah masih juga sekian ratus meter di depan, dengan deretan kendaraan yang memadati jalan hingga membuat nafas tersekat, dibalik kaca mobil dingin sejuk dan terbebas dari sinar matahari yang menyengat. sambil melihat - lihat. diluaran sana, seorang anak dan wanita muda yang mungkin ibunya, berjalan berjingkat, menghidari aspal yang membuat kakinya melepuh hebat. saling berkejar, dengan kendaran yang lewat, demi recehan rupiah yang didapat.

oleh-oleh perjalanan. catatan dua.

7 comments:

Anonymous said...

mendapat cermin ketika di jakarta? lalu gimana dengan sambutan berbentuk ocehan salah minum obat dari si gondrong? :D

Anonymous said...

kotanya depressing banget ya, dew? yah, what can I say? *halah kementhus* :D

Anonymous said...

satu tempat yang penuh kejutan yang tak habis habis menimbulkan pertarungan dalam pikiran...

Anonymous said...

Ini dewi yg kmarin mampir ke bhi itu ya? Jangan kapok yah :)

Anonymous said...

syukur, itu yg seringkali terlewatkan buw

dewi pras said...

ini bukan cerita waktu di bandung kan??? :)

kalo ke bandung kabarin lagi ya... mudah2an bisa ketemu lebih lama...

Anonymous said...

syukur.. is nice word what we must say to thank to ALLAH SWT but how about syukurin... nah loh.. thank to.... or just ....