sebenarnya, apa yang membuat kenangan itu berjarak? waktu? atau hati?
seorang perempuan berlari kecil membuka pintu kaca sebuah kedai kopi. pandangannya beredar, sambil sesekali melihat telepon genggam di tangannya. lalu, bibirnya mengerucut,matanya menyipit, mempertajam pencarian. tak lama kemudian, kerucut itu sudah menghilang, tergantikan senyuman serupa bulan sabit. langkahnya dipercepat, tak ingin menyia-nyiakan sedetikpun hanya untuk berjalan. seorang lelaki berdiri menyongsongnya, dengan tangan terkembang. si lelaki mencium pipi perempuan itu, lalu mereka berpelukan.
a huge hug.
pelukan yang hangat. sedetik, dua detik, sepuluh detik. mereka masih berpelukan.
kira-kira, berapa lama mereka tidak bertemu? sehari, seminggu, setahun, sepuluh tahun?
kini mereka sudah duduk berhadap-hadapan, si lelaki menyorongkan piring yang ada di hadapannya ke perempuan, yang perlahan mengiris potongan kecil, dan memasukkan ke mulutnya, masih sambil berkata- kata, dan tentunya dengan tawa diantaranya. mereka berbicara, lama. dengan mata yang terus tersenyum bahagia.
kira - kira, apa yang mereka bicarakan? kabar terbaru? masa lalu? kenangan? membicarakan ingatan?
kira - kira, dimana mereka sebelumnya bertemu? di kedai kopi ini? di suatu tempat lain di kota ini? atau di suatu tempat lain di kota lain?
pertanyaan-pertanyaan tak penting menjadi lebih tak penting. mungkin mereka memang menghadirkan masa lalu. menyeret cerita lama untuk dinikmati sambil bernostalgi. mungkin juga mereka sedang membicarakan masa depan, toh siapa yang mengerti. atau mereka tak membicarakan kenangan ataupun angan-angan, selain hanya menikmati kekinian?
pemandangan ini sungguh sempurna. mereka, dua orang dengan mata yang berbinar, dua gelas cappuchino, sepiring waffle -setidaknya kukira begitu-, dan percakapan yang hangat.
world is changing, so do people. but hey, the love of persons around you will stay the same. you're gonna find your friends, still. your old time. no matter how long you've gone.
No comments:
Post a Comment