nobody ever told me that being mom is tiring, and exhausting.
sudah setahun lewat, si nang pun sudah tak bisa dikatakan bayi. tapi tetap, menjadi ibu adalah pembelajaran tanpa henti. tidak ada kata cukup pandai, cukup mahir, karena selalu ada hal baru setiap hari.
dulu saya pikir pada usia tertentu, mungkin saya tak akan kerepotan lagi. tapi tidak, seiring dengan bertambahnya usia si nang, semakin repot pula saya. si nang memang belum bisa berjalan kecuali 3 - 4 langkah, tapi keinginannya yang besar melebihi kemampuannya. tak henti2 kami orang tuanya berdegup kencang ketika dia memanjat2 tempat tidur, dan tangga.
tak jarang dia terjatuh, tak jarang pula dia menangis. tapi selalu kami katakan, tak apa..jatuh itu wajar, sakit dan menangis itu sudah biasa, tapi sudah mari kita lalui.
tak banyak ekspektasi yg kami bebankan ke si nang. saya dan ayahnya memang ingin dia tumbuh dan menikmati setiap momennya. mengabadikan jika bisa. ayahnyapun selalu berpesan, boleh nakal..tp jangan menyakiti orang lain ya, nang.
awalnya agak geli saya mendengarnya, tapi memang begitulah si ayah. realistis. hahaha, dan karena itu saya jatuh cinta padanya.
termasuk ketikakamerin kami memutuskan untuk mengajak si nang jalan2, dengan kondisi cuaca yang sungguh menghawatirkan. awalnya saya ragu, tapi lagi2 si ayah bilang, jika nanti sakit..mari kita hadapi bersama.
dan memang si nang pada akhirnya sakit, pilek dan demam tinggi. beberapa malam kami tidak tidur, beberapa malam dia terbangun dan menangis. melelahkan sangat. tapi melihat senyumnya pagi2 membangunkan kami, segala lelah itu sirna sudah.
kalau dipikir, seperti itulah kami menjalani setahun kehadiran si nang. jam tidur yang berkurang, kehidupan sosial yang kadang2, dan tentu saja tanggung jawab yang membuat kami menahan napas kadang-kadang. tapi semua terbayarkan, ketika tangan mungil menepuk2 pipi untuk membangunkan kami keesokan hari.
saya tak pernah mempunyai gambaran, bagaimana akan membesarkan si nang kelak. tidak juga ada pencapaian2 yang ingin saya bebankan ke dia. saya, dia dan ayahnya belajar dari mengalami. dan begitulah kami bisa berjalan hingga sejauh ini.
cepat sehat ya, jagoan! nanti kita jalan2 lagi...
No comments:
Post a Comment