Wednesday, October 18, 2006

tentang percakapan malam

To see the distance
Everybody wants to run
And I'm no different
Feeling like the only one

Well how long can you run?
How far and what for?
How far will you run
To get whatever you're after
Year after year after year..
**Travis - The Distance


karena memang kamu selalu baek - baek saja...


baek - baek saja. karena itu kamu rela untuk melepas kepergianku, karena kamu yakin, aku akan tetap baek - baek saja. tidak peduli apapun, aku akan bertahan. dan kamu, yang sungguh sangat mengenalku, tau, sakit tak kan membunuhku. aku hanya akan mati ketika bosan dan tak lagi bisa berkreasi. dan memang aku baek - baek saja. karena itu aku ada disini, setelah perjalanan yang melelahkan. bukan tentang jauhnya jarak yang harus aku tempuh untuk bisa sampai, melainkan karena berdebarnya perasaanku ketika hendak menemuimu. bagaimana aku harus berperang melawan keraguan di satu sisi, kerinduan yang menggebu di sisi lainnya, dan ketakutan yang memperlengkap penderitaanku.

kamu masih suka melihat sunset? gramedia? suka bingung ga jelas?


hahaha, iyah. seperti yang dulu pernah kamu bilang, aku memang masih saja suka bingung tanpa sebab akibat, dan kamu bilang itu stress. padahal, mungkin bukan separah yang kamu kira. aku juga masih menyukai senja, meski sudah tak sesering dulu aku mengistimewakan waktuku untuknya. lalu buku-buku. sesekali aku kesitu, tapi tempat itu semakin lama semakin membuatku rindu padamu. tak kupungkiri betapa aku sangat menginginkan ketidaksengajaan yang indah untuk bertemu denganmu setiap kali aku kesana. seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

aku lupa, kalau kamu berbeda. kamu suka mengobrak abrik tatanan yang sudah tertata rapi..


apakah itu artinya kedatanganku padamupun telah mengacak - acak perasaanmu? aku datang untuk membayar perasaanku. tak sedikitpun terbersit keinginan untuk merengkuhmu kembali, tidak. aku hanya ingin mengukur, apa yang sebenarnya terjadi, apakah rasa seperti yang kuperkirakan, atau sekedar obsesi. karena semua ini hanya berputar pada labirin yang tak pernah berujung pasti. aku datang untuk menyempurnakan kenangan, mempersatukan puzzle potongan segala tanya, dan retakan retakan luka.

aku terlalu meremehkanmu, aku kira kamu sudah melupakanku...


bagaimana mungkin? sesekali memang aku tak mengingatmu, tapi seringkali aku melihat bayangmu pada hal-hal yang kulewatkan. percakapan pada kedai kopi hingga kita terlupa bahwa hari sudah mulai pagi dan penjaganya yang mulai gerah untuk menyuruh kita pergi. lalu pada malam-malam ketika kukenalkan kamu pada duniaku, bintang, rembulan, dan cerita yang kukabarkan dengan menggebu. lalu pada pertemuan pertama yang berakhir dengan palakan pak satpam atas kelalaian yang kamu lakukan. lalu, pada senja penghabisan diatas batu batu laut sabil berkata-kata, tanpa peduli dibelakang kita musik berdebam begitu kerasnya. lalu pada pesan pendek-tidak-penting sekedar bertanya, apa aku yang ada dipikiranmu saat itu. lalu, lalu, lalu... ah, terlalu banyak lalu. kamu sendiri, pernah aku terlintas di pikiranmu sesekali?

tentu saja pernah, karena kamu ada di..sini.


P.S: untuk lelaki disudut hati,
sudah satu tahun berlalu, eh?! dan aku masih saja memikirkanmu. terima kasih untuk waktu, kuharap ini usai.

8 comments:

ramacreebo said...

kamu selalu mengatakan menyimpannya di sudut hati, sedangkan kamu sudah tidak berada di sudutnya lagi dee... kamu sudah jatuh... jatuh cinta :)hueheheuhe

Anonymous said...

puitis.. hmmm.. ikutin ah xD

Anonymous said...

ah aku stuju dgnya wi, kmu akan ttp baik baik saja *nyanyi lagurnya RATU*

lavender said...

tak ada lagi yang ingin kutulis disini... satu kejujuran itu sudah berhasil kau lakukan!!
dan... kini hampir tiba giliranku
ehem...

Anonymous said...

anak yang aneeeh...!! :D

Anonymous said...

hmm.. dibalik semua itu, toh memang bener kalo kamu baik2 saja Wi...

Hehehe..

Anonymous said...

Life is full of misery.
Dreams are like memories,
Bringing back the love that used to be.

Tears, so many I can’t see.
Years don’t mean a thing to me.
As time goes by and still I can’t be free

Anonymous said...

ini tentang siapa seh? ndak paham saya