Wednesday, March 28, 2007

tentang pertanda

There is no time (or reason) to mull things over.
Just get it done.


:untuk pria

kamu percaya suatu pertanda, pria?
bukan karena aku pernah membaca Sang Alkemis-nya Paulo Choelho, karena jujur aku katakan padamu, aku tak terlalu gemar membaca buku - buku yang ditulisnya, terlalu berat untuk otakku yang mungkin tak se-njimet itu. tapi aku memang mempercayai pertanda.

ketika angin mengabarkan berita lewat sayupnya, entah itu berupa kemarahan atau justru kelembutan - kelembutan yang ditiupkan pada pucuk akasia, tentang lelah dan penat yang mungkin sudah mencapai batas kesabaran. pun ketika hujan mengguyur basah tanah - tanah sawah, membanjirinya dengan luapan kesedihan , atau hanya sebagai pengobat kerinduan setelah lama kekeringan. dan kukatakan padamu, itupun adalah pertanda.

pada senja yang belakangan telah kehilangan keindahannya. abu - abu yang menyelimuti jingga dan menyisakan rasa sakit yang mau tak mau menikam dada. ketika pantai telah kehilangan pesonanya, dan melukiskan gerusan ombak yang membabat habis tak menyisakan lahan untuk kita lagi bersuka cita dengan bola. seperti itulah pertanda.

dan saat ini, pada teguk terakhir dari secangkir kopi yang seharusnya menemani pagi, sambil jemari mencoba menuliskan pelangi yang disisakan hujan tadi, satu kata terlempar dari sudut hati. semua kesedihan yang ditinggalkan pembicaraan kita semalam sepertinya hanya serupa mimpi. menggoreskan cacat tak hanya kamu pria, tapi akupun merasa dilukai. ego dan harga diri. semua itu hanya serupa permainan tanpa pernah tau apa yang menyenangkan dari keduanya. dan lebih konyol, karena kita bertahan atas sesuatu yang absurd dan kita namakan keyakinan. ah, persetan. kata memang tak setajam belati, tapi jika itu ditorehkan pada hati, mungkin sakitnya setengah mati. benar katamu, pria. semua tak harus diakhiri saat ini, tapi diselesaikan dengan rapi. tak lagi meninggalkan jejak yang belum usai.

karena bukankah seperti katamu, pria. bahwa sekarang kita sedang mengukir kenangan untuk hari nanti?

5 comments:

Anonymous said...

kok hatiku seperti tersayat sembilu ya? halah... :D

Anonymous said...

hmhmhm...ada pertanda apakah?

Anonymous said...

pembaca tanda ya dew,
tapi apa hubungan dengan petanda pria?

*saya lebih senang membaca penanda langit dan hujan termasuk di dalamnya ;))

**ajarin membaca petanda wanita juga ya.

me said...

hmm... masih disaat ini? blom menjadi kenangan kan?

Anonymous said...

wadaw, melow...
terhanyut dalam romansa remaja ya dee? kekekeke, selamat deh!