saya di sini bukan untuk jejak hujan
yang panjang. tapi ada sebuah bangkai
yang terlibat dalam lumpur. dan
seekor burung bertengger di atasnya.
saya di sini bukan untuk alam
yang rongsokan. tapi ada seekor anjing
yang menghirup udara busuk, lalu meraung
dan ulat-ulat berbaris di kakinya.
apakah waktu sebetulnya,
apakah duka. di bangkai itu berkilau
arloji; berdetik saja ia
sejak tadi.
lanskap - goenawan mohamad, sajak-sajak lengkap 1961-2001.
aku melihatnya pada suatu petang, ketika lelah hampir membunuhku perlahan. diantara deretan orang yang berjalan lalu lalang, entah menggendong papan surfing, atau hanya dengan dada telanjang. ditengah hiruk pikuk kakikaki mulus jenjang, dan musik samba yang ditabuh siiringi gendang. antara tawa, asap rokok dan deretan bir bintang. aku melihatnya seperti kulihat diriku yang pernah hilang.
perempuan itu menarik napas dalam, dan menghembuskannya dengan sayang, seakan tak rela, membuang sampah yang terselip tak terbuang. pandangannya berhenti pada lelaki dengan dada telanjang. dan seorang perempuan manja bergelayut mesra. ah, cerita lama, akupun pernah ada disana. pikirnya. dan rasanya begitu saja, mungkin nanti, akan berakhir bahagia seperti kisah pangeran dan putri raja, atau kalau nasib sedang sial, suatu hari tak bertegur sapa saling lupa. seperti dirinya.
lalu dia buang pandangan, pada deretan remaja-remaja riang. yang duduk bercengkerama seakan dunia milik mereka. tertawa nyalang, seakan yang lain tidak ada disana. bukankah memang, dunia hanya milik para muda? dan perempuan itu tau, suatu saat, mereka, akan seperti dia yang menua. meninggalkan persinggahan sementara, pergi dari dunia yang fana.
dilihatnya lagi kaki kaki mulus jenjang yang melenggang. pakaian sexy minim yang suka jadi tontonan. perempuan itu tersenyum terkulum, seakan menertawakan takdir yang diterimanya. pada etalase, dari tempatnya berdiri dia mengaca. seratus delapan puluh derajat. dia bergumama pelan, sebanyak mata memandang kaki jenjang, sebanyak itu pula tatapan untukku terbuang.
perempuan itu menyingkir perlahan, menarik kursi panjang, dan duduk dengan diam. mungkin dia tak ingin jadi tontonan, atau bahan tertawaan, pada sekotak dunia yang penuh kemunafikan. matanya terpejam, mungkin dia sedang menghayal terbang.
17 comments:
pesan manis yang terselubung dengan rapi pula ;)
gak merasa berkaki jenjang kah?
kalo mau dilirik juga, coba berpakaian mini memperlihatkan kaki jenjang dan punggung seksi yang katamu kau punya :)
kenapa dew? kalah dengan ABG? huahahahaha
Tulisan mu ituh emang selalu bagus banget...
No wonder ada fans yang fanatik banget ^_-
beruntung pagi ini aku terhenti di sini... tertambat pada tulisa npenuh arti :P :P
bagus banget. boleh dikopas? hahahah...
kesaksian yang indah dengan pesan yang halus.
ikutan voli pantai nggak wi? *wink*
saya bersaksi tiada Blog lain segelap blog ini....salam
mau belajar kopas ah :D
halus... tapi rasanya "jleb" :D
Jarang banget saya betah baca postingan panjang. Tapi yang ini membuat saya tak bisa berhenti sampai tau endingnya. Keren. Salam kenal mba dewi..
OOT : btw, kenapa tuh komentar ada yang dihapus? Ga lolos sensor yah?Hehehe..
love it, mbak. indah. mengena. saya boleh sering2 mampir kan? *I swear kalo kopas pasti minta ijin dulu, piss*
Menapakan kaki di blog ini, rasanya tidak ingin beranjak.. rangkaian kata-kata terindah.
Salam kenal
-Ade-
Tulisan bagus, apa lagi ikut mengutip sajak GM. Ceritanya mengalir dan enak dibaca. Tegas dan Lugas seperti tokoh utama.
salam kenal ya...
salamatahari,
dalem
perempuan itu menghyal bersama jejak hujan>>>
salam
mbak.. mbakk..
inget ngajak sayah ke pojokan?
joget asereje di tengah2 aja yuukk..
anggep aja ndak ada yang ngeliatiinn.. ^^
*siap siap pasang joget*
i'm writing to reach you now but
i might never reach you
only want to teach you
about you
Post a Comment