Monday, January 14, 2008

tentang menjadi lupa

dia. trus, teman kamu disini siapa saja?
saya. cuman kenal dia saja.
dia. si ini kenal ga?
saya. nggak
dia. si ini?
saya. nggak juga
dia. haduoohhh. kok kamu ga kenal siapa - siapa?
saya. :| begitulah.
dia. parah deh.
saya. iyah, aku khan ga gawul :D

dan percakapan kami mulai melantur kemana mana. tidak ada hal yang penting, satu janji untuk ketemu, dan beberapa menit kemudian saya sudah lupa. ampun. ingatan saya memburuk, jika dibandingkan beberapa waktu lalu. lebih tepatnya satu tahun terakhir ini.

mungkin tidak seseram yang dibayangkan seperti di film eternal sunshine of the spotless mind, saya memang meng-euthanasia sebagian memori saya, hanya saja ternyata membuat bagian lain ikut ter-euthanasia.

akibatnya, saya tak sesering dulu lagi untuk menyimpan kepedihan. saya tak sesering dulu lagi untuk mengingat janji janji kecil disela-sela perbincangan saya dengan seseorang, janji yang apabila tidak ditepati akan menyakitkan. jika suatu hari tibatiba orang tersebut ada di hadapan saya untuk memenuhi janjinya yang telah saya lupakan, anggap saja itu sebuah kejutan yang menyenangkan. begitu pula sebaliknya, saya mengusahakan se-sedikit mungkin menjanjikan sesuatu. saya takut melupakan janji itu, dan itu pastilah akan menyakitkan untuk orang yang telah saya janjikan.

dan paling parah dari semua itu, ternyata jumlah orang - orang yang tersimpan di memori sayapun semakin sedikit. hanya orang - orang masa lalu dan kenangannya beberapa masih tersimpan, meski beberapa kenangan itu bertabrakan dan campur aduk, sehingga satu kejadian dengan si a, yang tersimpan adalah kejadian itu ada, tanpa ada a disana. bingung? yah, sayapun juga bingung menceritakannya. dan percakapan tadi, mengingatkan saya belakangan orang - orang yang mampir di jalan saya hanya numpang lewat saja, datang dan pergi. bukan karena saya tak ingin mempersilahkan mereka singgah sejenak lalu berbagi kenangan, hanya saja percuma, singgahpun, suatu hari mungkin saya akan lupa, dan menyakitkan untuk berada di pihak yang dilupakan.

jadi, jika di satu waktu kita bertemu dalam sebuah perjalanan, dan saya tak menyapa meski kita pernah bersua, entah di alam nyata ataupun maya, ingatkan saya. bisa saja saat itu saya sedang lupa.

20 comments:

Anonymous said...

adakalanya benak terlalu padat dengan pikiran yang menggantung yang membuat menjadi pelupa :D

salam kenal..

Anonymous said...

terkadang menjadi lupa adalah hal yg inginkan agar tidak mengingat2 kenangan buruk lagi

zen said...

Bagi orang yang punya masalah dengan kenangan dan nostalgia, ia pasti akan percaya bahwa "lupa akan membebaskan kita."

coba tebak, kalimat dalam tanda petik itu puisinya siapa? kamu pasti tahu orangnya!

Anonymous said...

kamu pernah membahasnya di percakapan maya kita toh?

Anonymous said...

Masa lalu yang buruk boleh diingat tapi bukan berarti untuk dikenang.

Anonymous said...

menjadi pelupa ituh satu syarat sayah dulu buwat ndak gampang sedih dan cengeng... ^^

ehhh.. lha kok kebablasan lupanya.
pernah ada yang ngaku kenalan sama sayah 7 kali..
dan sayah mesti ngajak kenalan lagi. baik tampang maupun nama lupa semua.. :(

Anonymous said...

eternal sunshine of the spotless mind sih memilih untuk melupakan... bukan menjadi lupa... jauh lebih menyedihkan dan menyakitkan dipilih untuk dilupakan daripada terlupakan... katanya sih :P

semakin tua, semakin menjadi pelupa kok... itu natural :p hehehehehe

Twili9htcloud said...

aku jg sering banget lupa... nama orang or dimana kutaruh kunci..

mkn karena keseringan nga peduli kali yah..
pada mimpi malam tadi atau perih di hati...

mkn jg karena dah terlalu malas tuk mengingat...

tp ttp aja ku tak peduli... he..he..

Anonymous said...

amnesia parsial?
^^

Anonymous said...

lupa, menghapus kenangan, itu cuma cara kita melindungi diri kok, dew. tapi beneran, level lupa-mu lumayan menakutkan :D

mari kita ngopi2 secara cuma simbok yang kamu kenal di sini. ah parah dewi mah....

Anonymous said...

sudah lupa sama saya ^^

Anonymous said...

tapi, ngeblog ga lupa kan?

Anonymous said...

kalau saja saya punya kemampuan menghapus kenangan..hemmm..

Anonymous said...

uhhmm...
gpp mbak, gpp..
saya tak perlu diingat :)
karena saya pun jarang menetap.. sukanya datang dan pergi, bagaimana bisa mengharap orang mengenang saya.. hehehehhehe.. :)

PS : ealah, begini toh cara commentnya, haduh haduh, daku baru ngeh *OOT bin norak* :D

dewi pras said...

waduh.. ko bisa jadi amnesia gini tho?

Anonymous said...

sudah baca novelnya sherlock holmes "misteri tak terpecahkan" yang karangannya mitch cullin, mbak?

mbaca tulisannya mbak, saya jadi inget novel itu.

kalo belum baca, saya rekomendasikan, lho. asli, ndak kayak yang karangannya sir arthur. ada citarasa yang berbeda di dalamnya :D

Unknown said...

misteri hidup yang paling indah adalah manakala kita mampu meraih satu titik dari tempat terjauh...

Anonymous said...

jangan lupa pulang nak,

buruannnnnn....
keadaan daruratttt
huhuhuhu

ydh said...

lupa untuk menghilangkan luka
atau luka untuk menghilangkan lupa?

hihihi.

Anonymous said...

saya terbiasa dengan pertanyaan: "yati siapa ya? maaf, lupa" hehehe, mungkin saya bagian memori yang terhapus itu di beberapa kepala. :d