Tuesday, May 29, 2007

tentang bertahan muda

saya rindu menulis. menulis yang benar benar menulis. tidak karena saya diharuskan menulis, atau tidak karena saya memaksa diri saya untuk menulis. iyah, menulis, begitu saja.

dan tadi, saya kembali membuka arsip arsip tulisan lama, dan perasaan hangat kembali menyapa saya. hangat. ketika saya memutar ingatan pada saat kejadian saya tuliskan, perasaan itu muncul begitu saja. lalu saya teringat akan hal ini, akan hal itu. saya teringat perasaan saya. dan bahkan tidak jarang saya juga menyadari kenorakan kenorakan saya. tidak, saya tidak menyesalinya. saya bahagia atas kenangan yang tercatatkan, apapun dan bagaimanapun bentuknya.

kembali ke soalan menulis. hidup sedang berbaik baik pada saya belakangan ini. saya disibukkan oleh hal hal yang harus saya kerjakan, berkejaran dengan deadline, dan sibuk menjalankan fungsi saya sebagi pelayan, meski diantaranya menyebutnya profesionalisme. saya sering menghabiskan waktu dengan orang orang yang saya kasihi, dan tidak ada kendala apapun selain kelelahan fisik yang kadang membuat saya terjatuh lelap di sisa waktu yang saya miliki. yah, hampir tak ada yang bisa saya keluhkan. dan begitulah saya mulai jarang menulis.

tak ada yang dikeluhkan. tak ada yang dituliskan. dan perlahan, tak ada yang dipikirkan. awalnya tak pernah menjadi masalah, sampai akhirnya saya mulai merasa tak mengenali diri saya sendiri. saya seperti robot, yang digerakkan oleh kewajiban, bukan kemauan. sisisisi sensitif saya mulai tumpul, dan kekhawatiran saya perlahan hilang. hal inilah yang saya cemaskan, kehilangan kekhawatiran. karena disaat seperti itulah, kejatuhan tak ubahnya seperti sebuah kesenangan. lengah, hingga akhirnya kalah. tidak, saya bukan ingin menjadi pemenang atas sebuah pertarungan. saya ingin menjadi pejuang atas perjalanan. dan seperti yang sering saya katakan, saya ingin terus muda, dan mati muda. karena tantangan hanya untuk orang muda. selebihnya, mereka melihatnya sebagai suatu halangan.

dan terima kasih untuk catatan, yang ditemukan diantara tumpukan barang usang..

kutemukan hurufhuruf nama disamping peraduan
mungkin tertinggal, ketika mimpi terlelap menyelinap
berserak, acak tertelan rimbun kenyataan
mungkin juga ada, tapi tak pernah terbacakan
tak lagi bisa dipandang muram, bukankah ada milik ketiadaan
pun usia muda,
yang lenyap tergerus jaman.

5 comments:

Anonymous said...

hahaha..hasil semedi yang sungguh tak mengecewakan setelah kupikir kau sudah mati muda...

yah, memang pada akhirnya yang membunuh kita adalah rutinitas

Anonymous said...

aku suka paragraf terakhir, kamu nyontek dimana? hihihi....

btw thanks ya, aku udah nemuin kesenangan aku lagi. photography, digital art, piano, blogging... and definitely: it's not always about the money anymore :)

kamu senang nulis kan? ngelakuin kesenangan sendiri di sela2 rutinitas akan membuat kita awet muda dew. paling gak jiwa kita :)

Anonymous said...

kali ini setuju ama rama, its not always about money...

dan kesenangan itu kita rasakan, karena kesenangan itu bukanlah tujuan akhir tapi kesenangan sesungguhnya adalah proses.

*udah terdengar kayak filsuf muda ga*

Anonymous said...

saya sindu perbincangan kita bertiga buw...

Anonymous said...

huakakakakaaa...ada yang mengaku wnaita muda...

bu, sorry kemaren sorry ga bisa melanjutkan perbincangan yaksss udah diusir-usir OB