Thursday, May 31, 2007

tentang kesendirian

We all need solitude sometimes.

mungkin seandainya aku bisa mengatakannya lebih awal. jauh sebelum semuanya menjadi buram dan kabur, hingga akhirnya lenyap, tak menyisakan apapun.

jadi, tak sempat ada kemarahan, tak sempat ada kesalahpahamn. kita bisa belajar, bahwa sebenarnya kita ini adalah individu lepas dengan sayap sayap luas. kita bisa saling menghargai kebebasan, atas kepemilikan. aku bukan milikmu, pun kamu bukan milikku. hanya saja kita berdua sedang berbagi dunia. sedang berbagi cinta yang maha luasnya. disitu tak hanya kita, malainkan ada aku, dan kamu.

sehingga pula, aku bisa meredam emosi. bukan aku tak mempedulikanmu, bukan pula aku sudah bosan padamu. bukan sebuah kebencian, atau aku tak lagi menyayangimu. pernahkah kukatakan padamu, terkadang, keberadaanmu telah menyerap habis seluruh hal yang ada di sekelilingku. kamu sita udara yang seharusnya untuk kita, dan tibatiba, aku hanya tahu aku akan merasa sesak, dan tak lagi mampu untuk bernafas. lalu segala sesuatu menjadi gelap. tak lagi aku bisa melihat, siapa dan apa yang salah dari semuanya. lalu aku mulai untuk berteriak membabi buta. dan begitulah semuanya.

seharusnya tak kusalahkan smua padamu, pada keberadaanmu. karena rasa memang tak pernah salah. lalu, pada siapa kukeluhkan, untuk posesif yang mengatasnamakan rasa?

**ingatan akan masa silam, yang datang belakangan.

5 comments:

Anonymous said...

perasaan kalimat itu pernah muncul dimana yah?

**bongkar memori**

Anonymous said...

bukan salah siapa2. percayalah :)

Anonymous said...

inilah keluhan wanita yang selalu takut akan komitmen. menganggap ikatan hati ada belenggu pada tangan kaki. tahukah kamu, ikatan hati yang tulus akan membuatmu lebih lepas dari hal yang selama ini kamu anggap membebaskanmu??
berbagi udara takkan membuatmu sesak, berbagi makanan takkan membuatmu lapar. saat semua semakin dewasa dan mulai memikirkan dirinya sediri kemudian mengendurkan tali pertemanan, kemanakah kamu akan pergi? apa hanya akan sendiri sampai mati? melabuhkan diri dan menambatkan hati? ataukah berbagi suami? Fhhhh, tapi aku gak akan berkomentar lebih bayak lagi, setiap insan berhak memutuskan jalannya, karena setiap orang punya kewajiban untuk menanggung resikonya, baik buruknya :)

Anonymous said...

pertamax..tumben rama ketok pinter banget dengan nulis komen sepanjang ini...berbeda dengan komen si lav...hahahahaha...

masih suka mempertaruhkan hatimukah dee?

masayu said...

Weleh "thithil-thithil gudhig (koreng)" awas lho dalamnya masih berdarah!
Jadi inget curhatannya temen, selama 3 th pacaran dia nggak punya temen, eeh setelah putus malah banyak temen. Salah siapa hayo....???