Wednesday, April 06, 2011

perangkap 140 karakter

Cepat, waktu seperti asap.. ga pernah terasa sudah berapa lama kita berkubang tiap hari nya, berapa banyak airmata dan tawa yang kita hasilkan.. atau berapa sering kita menyakiti atau membuat orang bahagia..

itu adalah penggalan dari postingan pertama saya di blog. satu desember dua ribu empat. selama itulah saya menulis, meski diantaranya ada jeda, ada hiatus yang lama, ada pemberhentian, dan seringkali juga ada putus asa. tak jarang saya merasa begitu lelah berfikir, lelah untuk menulis, mengabadikan kejadian. saya tak punya kata-kata, saya tak lagi bisa menangkap cerita yang bertebaran di sekeliling saya.

saya hanya menjadi penikmat sesaat, lalu melupakan semuanya begitu saja.

saya mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaan, terlalu sibuk dengan patah hati, terlalu sibuk dengan lingkungan baru, dengan keluarga baru. terlalu sibuk dengan apapun itu. tapi pada akhirnya, saya menulis lagi. lagi. dan lagi.

lebih dari enam tahun. dan selama itu saya belajar banyak hal setiap harinya. dari satu tulisan ke tulisan lainnya. dari sekedar luapan kepala sampai dengan bagaimana menuliskannya. dari hanya sekedar mengeluh dan mencaci maki, hingga belajar mengemasnya hingga membuat lebih enak di hati. karena menulis adalah self theraphy, pesan disampaikan untuk dimengerti, sekarang dan jika dibaca lagi nanti.

dan enam tahun itu buat saya adalah proses yang panjang. karena setiap hari apapun bisa terjadi, saya berjalan dengan perkembangan tulisan itu sendiri. hanya saja, seperti yang saya bilang tadi, ada kalanya saya berhenti untuk sebuah jeda. dan terakhir saya melakukannya, tulisan berjalan sendirian tanpa saya.

trend berubah, blog tak lagi terjamah. manusia sibuk mengemas kata hanya dengan seratus empat puluh karakter saja. mungkin awalnya hanya sekedar memindahkan percakapan ke ruang yang lebih terbuka, tapi ternyata itu tak lagi sederhana. informasi, suasana hati, privasi jadi kabur disana. semua bertebaran dengan mudahnya dan dengan sangat singkatnya. dan ternyata itupun berpengaruh pada cara berfikir manusia, saya terutama.

deretan linimasa, terkadang membuat saya berfikir secepat saya bisa menggerakkan scroll bar. saya (sepertinya) memahami, bahkan sebelum saya mengerti. semua serba cepat, dan tak jarang hal-hal yang krusial terlewat. informasi datang silih berganti, dengan cepat menjadi gegap, dan tak lama kemudian hilang tak sempat hinggap. begitu mudahnya mempermainkan emosi, dan membuat sesuatu menjadi basi.

terus terang, saya menjadi gagap. secepat itukah sekarang manusia berinteraksi, menjalin komunikasi, menangkap informasi? tiba-tiba saya merindukan blog, saya rindu bernarasi...

No comments: