Friday, September 08, 2006

tentang nyanyian rembulan

ini purnama kesekian,
sejak namamu kulafalkan dalam keterasingan.


kamu ingat apa yang pernah kukatakan?
tentang kisah putri kesepian yang terperangkap di bulan. ibuku dulu sering bercerita, alkisah wanita yang teraniaya. dunia tak menerimanya, meskipun dia sama sekali tak buruk rupa. tapi auranya, mengubur hiduphidup suka cita. lalu semesta tak menghendakinya, dan mengirimnya keluar jagad raya. maka, tertunduklah dia di bulan, menerang cahaya. dan aku akan berkata, liat kan, disana ada bayang - bayang kesedihan, itu dia.

kesedihan. tapi dasar kita, maka tak kan biarkan diri terlena. tak apa rembulan terluka, tapi kita harus bergembira. maka kita akan lantunkan lagu ceria,

Sore-sore padang bulan, Ayo konco pado dolanan
Rene-rene babarengan, Rame-rame ... e ... gojeg-gojegan

Kae-kae rambulane, Yen disawang kok ngawe-awe
Koyo-koyo ngelingake, Konco kabeh ojo turu sore-sore


maka kita mulai berdansa. bergandengan tangan, dan tertawa - tawa. listrik tak ada tak mengapa, karena terang bulan begitu menyala. langit begitu sempurna, sebagai tempat kita menggantungkan citacita. malam, tak pernah semenakutkan sekarang, menemani kita bercerita. dan kamu akan berkata, mendekatlah, kubagikan sinar kunang-kunang yang menebar cinta.

tapi waktu itu kejam. membunuh kebersamaan merajam. menyisakan legenda yang sedikit terekam. langit telah berganti beton - beton yang berdebam. malam menjadi seram. dan bulan malu - malu tak kunjung datang. disini memang bising, tapi kita semakin terasing. egoisme yang mendarah daging.

teman, kenapa semua indah jika sudah menjadi kenangan?

11 comments:

Anonymous said...

waktu memang keja, tp bagaimana kalo kita coba berteman dengannya?mungkin dia akan sedikit berkompromi *koment ga mutu*

ramacreebo said...

sebab kita membunuh semua aura si putri kesepian dengan keceriaan. mind set versi auto, made by: god.
makanya jangan sering di-custom tuh pikiran, let it free! :P

Anonymous said...

keren, dew. saya suka paragrap terakhirnya. :)

dewgf said...

yeeee..pake nanya?

Anonymous said...

Tak Lelo Lelo Lelo Ledung.
cup menenga aja pijer nangis.
anakku sing ayu rupane.
nek nangis ndak ilang ayune

Kae bulane ndadari
Koyo buto ngegilani
agi nggoleti cah nangis

Anonymous said...

ga ada pesta yang tak usai... kecuali buat kita... **halah..**
usaha lagi nehh..... tapi usahaku ga maksimal, coz dewi ga nongol 2 hari ini :P

lavender said...

lagi nostalgia yah??

Balung Gundul said...

yo prokonco dolanan neng jobo
padhang bulan, padhange koyo rino.
rembulane kang ngawe-awe
ngelingake ojo podho turu sore....

Anonymous said...

indah karena tak lagi bisa dibumbui dg hal-hal menyakitkan :)

Anonymous said...

Dalam banget... Like it.

Anonymous said...

ketika ia mulai menjauh dan berpendar,
maka ia menjadi indah; lebih indah daripada yang pernah kita pikirkan. mungkin karena itulah ia memilih menjauh..