.....
+ wi, ntar klo ditanya ma ***, bilang ajah td malem aq pergi ke hard rock ma dewi yah?
.....
mungkin pertanyaan itu tidak akan begitu sulit saya jawab jikalau saat itu memang saya sedang pergi dengan teman saya itu. tapi kenyataannya, saya di rumah, sedang sakit.
mungkin juga pertanyaan itu akan mudah saya jawab, jikalau keadaannya tidak seperti saat ini. jika teman saya itu belum menikah, dan kepergiaanya saat itu bukan dengan seorang lelaki yang bukan suaminya.
betapa sulitnya menjawab pertanyaan itu. satu sisi, jika saya mengatakan bahwa teman saya itu pergi dengan saya, saya melakukan kebohongan. dan di sisi lain, jika saya bicara apa adanya, sudah pasti akan ada pertengkaran hebat antara teman saya dan suaminya. jawaban juga suatu pilihan khan? dan akhirnya, saya memilih jujur. menerima segala konsekuensinya, termasuk jika teman saya itu akan memusuhi saya.
bukan saya munafik. bukan juga saya sok suci. saya hanya berusaha untuk meminimalkan sebuah kebohongan, meskipun itu white lying, atau kalau di istilahkan dalam bahasa indonesia, bohong putih. *emang ada bohong hitam? bohong merah? bohong besar dan bohong kecil?*
ya, bohong tetaplah bohong, apapun maksud dan tujuannya.
meskipun itu untuk kebaikan? eh, bentar..kebaikan dari mana ? dari sisi siapa? dari sisi si pembohong? pasti. tapi , bukankah dari sisi yang dibohongi, tetap saja itu merupakan kerugian. menutupi satu kebohongan, hanya akan menciptakan kebohongan baru. seperti sebuah rantai yang tak terputus. dan jika dipikir-pikir, akan berakibat rugi juga buat si pembohong, mungkin tidak dsini, tapi nanti, di suatu tempat. dan pastinya, itu sangat merepotkan. bayangin ajah, kalau setiap saat, setiap waktu, kita dituntut untuk mengarang berbagai cerita, dan diharuskan masing2 cerita saling berkaitan. melenceng satu, ancurlah semua. dan jika suatu kebohongan terungkap, itu memalukan. dari pada menanggung resiko, lebih baek untuk tidak memulai [berbohong] khan?
hm, awal tahun yang tidak terlalu buruk.
P.S: untuk teman saya, maaf yah..
2 comments:
Bohong tidak selalu buruk kok,
tapi bisa juga untuk kebaikan.
contohnya gini,
"saat berjalan atau belanja disebuah tempat kamu bertemu mantanmu yang sudah lama gag bertemu, dan kamu ngobrol dengannya, hanya ngobrol tanpa punya niat atau rasa apapun.
sesampai dirumah kamu ditanya pacarmu, ketemu sama siapa aja dijalan tadi??.
apakah kita harus menceritakan dengan jujur? kalau ia pengertian sih gag apa-apa, tapi kalau cemburuan?
lebih baik kita berbohong untuk kebaikan bersama.
i don't think lying is ever a good thing to do... it's better just to shut up than open mouth and telling lies...
however in this case, you can always say to your friend that you're not willing to tell the lie. it's just not a good idea AT ALL to get involve in a situation like this
Post a Comment