Thursday, January 26, 2006

tentang going-home-sick

dari judulnya aja udah aneh. yang ada juga homesick, kangen rumah. ini malah going-home-sick, istilah yang saya ciptakan setiap kali mo mudik. hihihi. maksa? biarin.

apa itu going-home-sick? menurut kamus pribadi dari otak kanan saya bagian agak belakang, going home sick ini sejenis sindrom yang menghinggapi saya setiap kali mau mudik. knapa saya tidak menyebut pulang? krn biasanya yang saya sebut pulang adalah perjalanan dari kantor selama 30 menit ke arah denpasar untuk menuju ke rumah mungil di lingkungan sepi dengan kamar yang didalamnya berisi barang2 ber-background warna hitam. halah. nah, klo ritual yang saya sebut going-home-sick ini, perjalanan yang ditempat selama 30menit naek pesawat plus 2 jam perjalanan dengan bis yang penuh sesak, menuju suatu rumah yang dihuni oleh kdua orang tua tercinta. gejala going home sick ini yakni gelisah, pengen ke kamar kecil terus menerus, suka melamun dan bengong-bengong, serta panas dingin. hihihihi. boong, tak separah itu kok.

tapi memang sih, setiap kali saya mau pulang, saya jadi merasakan hal - hal aneh yang membuat semuanya menjadi ga nyaman. bukannya saya tak mau pulang, uuhh..saya ingin sekali pulang, tapi yah itu..ada sedikit rasa ga nyaman.

tiap kali pulang ke rumah orang tua, saya seakan-akan harus berperan menjadi seseorang yang berbeda dari biasanya. tak sepenuhnya kharakter baru, tapi ada beberapa hal dari kebiasaan saya yang harus dipangkas, hihihi..setidaknya dikontrol untuk tidak terlalu liar. biarpun orang tua saya itu termasuk orang tua yang demokratis dan tidak pernah memaksakan kehendak ke anak2nya, beliau juga masi sangat "kejawen". masih sangat memperhitungkan norma2 yang berlaku di masyarakat, masih mempedulikan omongan tetangga serta saudara2 sekitar. dan yang paling parah, masih menganggap saya ini anak kecil, huhuhu. maklum juga seh, secara saya tidak tumbuh bersama mereka. lulus SMP, saya sudah mendapat hak sepenuhnya untuk mau memutuskan kemana selanjutnya, dan saya memilih kesini. jadi, kemungkinan memori orang tua saya terputus sampai disitu, dan tak pernah menyangka kalo waktu itu terbang, dan saat itu adalah 8 taon lalu. fuihhh.

dan selama 8 taon ituh, tentu saja ortu tak selalu menyaksikan apa saja yang sudah terjadi dengan saya. melewatkan kelulusan saya, melewatkan hari pertama saya kerja, melewatkan makan2 sehubungan dengan promosi, melewatkan saat saya pindah kerja, melewatkan saat saya jatuh cinta, dan melewatkan kebandelan2 saya yang laen. tak pernah melihat saya pulang pagi setelah capek 'beredar', tak pernah melihat saya merokok, hihihi.

saya dan kedua orang tua memang seakan hidup dalam dua atmosphere yang berbeda. jadi ketika saya pulang ke mereka, saya harus sedikit menyetel gaya hidup saya untuk disesuaikan sama mereka. saya yang terbiasa memutuskan segala sesuatu sesuai dengan apa yang ada di kepala saya tanpa ada yang protes, saya yang terbiasa untuk mandiri, ga begitu peduli hari ini sudah makan apa belum dan saya yang terbiasa untuk fight by my self, sekarang musti mulai sedikit mengontrol semua ego untuk melakukan hal-hal itu, dan menjadi anak baek - baek. ahh, saya sebenarnya memang anak baek kok. hihihi. sarapan bareng ma kluarga, klo pergi harus disesuaikan dengan jadwal ibuk, apakah beliau perlu saya temani atau tidak, slalu ada saja yang menyuruh saya makan, sehingga program diet saya kacau balau, dan tidak boleh pulang lebih dari jam 8 malam, uuuhhhhh..belum lagi urusan pakaikan yang bla bla bla. keberatan? kadang-kadang. tapi sepertinya saya lebih banyak menikmati semua itu kok. hidup sendiri itu tantangan, tapi memiliki orang-orang yang berada di sekeliling kita dan menghawatirkan keberadaan kita itu lebih menyenangkan.

ya, seperti yang bapak saya pernah bilang, "setua apapun kamu, sesukses dan semandiri apapun, kamu tetap anak kami, dan itu tak bisa berubah." huhuhu, terharu...

8 comments:

Anonymous said...

ahh, saya sebenarnya memang anak baek kok

wi coba ucapkan kalimat diatas itu. hihihi kok kedengarannay defensif dan berarti sebaliknya yah? hahahahahahaha...

sukurin lo. inget itu semua tank top dan hot pants ge usah dibawa mudik, rokok puasa dulu, dugem ya di KFC aja kalo ada di kota lo, jam setengah 8 malem pulang deh hiehiehiehie...l.

Anonymous said...

#nana: kekekeke..dudul lo ah, emang gw anak baek lagi na, ga liat tampang imut and innocent gw, dibalik smokie eyes dan assesoris yg nge-gerembel?? :P
btw, di kota gw cuman ada McD, dan biasanya klo gw ksitu..gw orang terlama yg nongkrongin tuh McD, secara ga ada tempat nongkrong laen, huhuhu..

Anonymous said...

kalo aku seh gak pernah ngalamin apa yg dinamakan "going-home-sick" itu. Enjoy aja kalo pas lagi mudik. :)

Anonymous said...

oh... parents... they'll ALWAYS be parents. i can't say much about being 'home' anymore 'cuz i've been away almost 1/2 of my life already. what i call home is where i live. that's all.. even that, when my parents come visit me, they still (somewhat) bring their 'rules' with them. not as much as it used to be 'cuz i made obvious that it's MY place, and this is how i do things around here, but STILL

Anonymous said...

hehehhehehhe....

Ternyata pengen pulang juga ya??
Soal orang tua masih nganggap kita anak kecil, aku juga masih mengalami itu.
Contohnya kemarin waktu pulang pas tidur dan kebangun ditengah malam, ternyata ibuku ada disampingku dengan masih pake mukena setelah tahajjud, memandangiku tidur sambil mengelus-elus rambutku.
pengen nangis rasanya tapi aku pura-pura tidur terus. :)

Anonymous said...

#yonky: hehe..ini krn saking lama gw ga pulang, huhuhu

#ka: yeap, dear.. parent is always parent..and same with you, if i visit them, i sud follow their rules..but if they visit me, they won't be so strict anymore. and it's fun..rite?!

#vnuz: huhuhu..kok jadi ikutan terharu yah? pasti nyokap kamu prihatin ngeliat nasib anaknya yg mengenaskan ini, hehehe..

Anonymous said...

speachles....

Ardho said...

...

jd kangen papamama di indo.. :'(