Friday, December 07, 2007

tentang lelaki masa lalu

dia. kamu ndak pingin ngerti kenapa aku dulu bisa tergila2 padamu?

dia. karena, kamu berkarakter. kamu nglakuin yang pingin kamu lakuin. arti dari kebebasan yang bener2 aku inginkan.

dia. bahkan, sampe sekarangpun aku masi iri padamu.


hahahaha, lagilagi, kenangan memang perkara yang lucu. masa lalu, dan masa kini hanya terpisahkan oleh benang tipis bernama waktu. dan seharusnya, kita tak perlu meributkannya, membuat jarak makin terbentang lebar karena kebenciaan, dan ingatan-ingatan busuk. ketika suatu hari, bisa saja kita bercengkerama, aku disini, dan kamu disana. dengan hidup kita. yang tercekat garis, bernama persahabatan.

selamat hari ini, teman. semoga perburuan kali ini akan berakhir menyenangkan.

Monday, December 03, 2007

tentang ingatan

fam trip to nusa penida. 4 - 5 december 2007. stand by renon, 06.00.


memo.

otak memang aneh. dia menghapus apa yg pengen kita simpan, tapi menyimpan apa yg pengen kita hapus. seringnya kayak gitu. dan siyallah lupa, kali ini.

siapa otak ini sebenernya? kok kerja tanpa saya suruh? saya curiga... jangan2 di situlah selama ini tuhan bersemayam dan menentukan takdir hidup saya.

pembicaraan denganmu, jaka muda.

Friday, November 30, 2007

tentang kita

For everything she has in her. For the beauty and charm she unknowingly posses. For all the intelligence and the silliness she does. For all the understanding and selfishness that she sincerely shown. For being an independent woman outside and as fragile inside. For letting me be the one she needs to hold when she comes home. For the words uttered when she tries to explain love actually. For that, I'm in love with her.


ada satu yang kamu lupa, lelaki. bahwa kamu mencintai perempuan bisu. yang ketika berbicara padamu dia tak lagi memakai katakata karena mulutnya berbisa. bisa yang menggerogotimu pelan tidak mematikan, hanya saja akan membuatmu kesakitan perlahan-lahan. mungkin tak pernah dia inginkan demikian, hanya saja memang, pengalaman seringkali membuatnya hilang kesadaran. sakitnya pada masa lalu, pada dunia, tak seharusnya tertumpah padamu saja. terlalu banyak kekecewaan, terlalu banyak penghianatan, dan terlalu gamang dia untuk kembali pada sebuah kesedihan. kamu juga tahu bukan, takutnya, sebesar keangkuhan yang dia pertontonkan.

mungkin memang terlihat lucu buatmu bukan? karena duniamu adalah tentang keterusterangan. sedangkan dia, hanya bicara pada anganangan. diamnya adalah suara di kepala. tak semudah dia menggoreskan pena diatas kertas, seperti biasa dia mencatatkan kenangan. karena, perasaannya serupa benang kusut, dari ketakutan-ketakutannya tak pernah beringsut. itu yang sering membuatmu habis kesabaran bukan? ketika ribuan katakata telah kamu hujamkan, dan dia hanya menjawabnya dengan tatapan.

tapi, perempuan bisu itu memang mencintaimu. dengan kegelisahannya ketika menunggumu, sedangkan saat yang sama mungkin saja dia ingin berkelana pada sudutsudut kota tua, dan bergumul dengan anakanak jalanan diluaran sana. dengan debar-debar ketika bersamamu, sedangkan saat yang sama hatinyapun sedang dibakar amarah untuk kaum yang kalah. dengan senyum mengembang ketika menyambutmu pulang, sedangkan mungkin saja dia sedang ingin terbang, mengejar hasrat yang timbul tenggelam. yah, dia memang telah terkurung, lelaki. oleh kesabaranmu untuk mengerti betapa sulitnya dia, sedangkan dia sendiripun tak pernah sabar untuk mengerti siapa dirinya. oleh kesediaanmu menerima setiap kebodohan yang dia lakukan, sedangkan dia sendiripun tak pernah bisa menerima kebodohan - kebodohan itu. dia terkurung, oleh sayap kebebasan yang kamu gantungkan ketika kamu menyuruhnya terbang, karena itu sebagian jiwanya hanya ingin berada disampingmu seorang.

ah, ada satu yang kamu lupa, lelaki. kamu mencintai perempuan bisu, yang jatuh cinta padamu, dengan hati.

untuk lelaki,
seperti katamu, kita seharusnya bisa bahagia.

Wednesday, November 28, 2007

tentang duniamu, maya!

dear maya,

apa kabar?

disini, duniaku sedang baik-baik saja. malah kelewat baik-baik mungkin, hingga aku merasa ada yang salah dengan ini semua. kamu tau bukan, mungkin aku diciptakan dengan sedikit kadar sense of happiness, sehingga aku merasa sulit untuk bahagia. bukannya aku tidak bersyukur atas apa yang aku dapatkan sekarang, toh tolak ukur kebahagiaan bukan sebuah pencapaian, bukan?

aku merasa, ada yang salah. tidak seperti ketika jatuh cinta dan kamu merasakan kupukupu terbang di perutmu. tidak seperti itu, karena ini bukan kupukupu, melainkan sudah bermetamorfosa menjadi ulat bulu, yang meski ulatnya mungkin sudah hilang, tapi gatalnya tetap berada dimanamana, dan kamu tak tahu lagi dimana menemukan sumbernya. lalu hanya berjejak gelisah.

tapi sudahlah, sudah cukup mungkin dengan duniaku. aku ingin tau apa yang terjadi denganmu. sepertinya disana sudah tak lagi menyenangkan seperti dulu ya? dimana imajinasi, untuk digoreskan tanpa perlu menyakiti. bukankah seharusnya menulis adalah kesenangan. mengabadikan kenangan, atau hanya sekedar untuk meninggalkan catatan-catatan kosong belaka. tanpa perlu merasa terintimidasi, untuk menciptakan dunia sendiri.

kamu juga tahu bukan, aku tak suka berbasa basi, dan mengunjungimu disana sudah tak membuatku nyaman lagi, duniamu makin mirip saja denganku disini. tidakkah kamu merasakan hal yang sama, ketika yang ada hanya prasangka. tidakkah bisa menyingkirkan rasa curiga, politik, intrik dan membiarkan semua berjalan begitu saja. mungkin memang kebebabasan berbanding lurus dengan toleransi. dan sejauh mana aku dan kamu harus bertoleransi, pada ketidaknyamanan yang semakin mengusik kita ini? memaklumi semuanya, seolah tidak ada apa - apa.

ah, maya. tak kukira semua akan seserius ini, karena memang seharusnya tak seserius ini bukan? karena serius hanya akan menjemukan. aku tak suka menjadi jemu atau bosan. jadi maya, mari kita acuhkan saja mereka diluaran sana, dan bersulang, untuk kesenangan - kesenangan yang sempat ingin ditinggalkan. untuk kenangan-kenangan yang tertuang karena ingatan terlalu sempit untuk menyimpan. dan untuk coretan - coretan ketika telinga terlalu tuli untuk mendengarkan, dan kata hati sudah digadaikan, demi sebuah ketenaran.

mari, disini saja, di sudut, kita akan mulai. lagi.

dari,
aku yang sedang resah dan kebingungan sendiri.

kuta, endapan 2 hari.

Monday, November 26, 2007

tentang rupa

better not to put the picture,
itu sama saja seperti kotak pandora yg terbuka.

message received. from my clone.


dan segala kesenangan ini hanya akan berakhir begitu saja, karena apa terlihat dengan adanya.

Tuesday, November 20, 2007

tentang kisah ketinggalan

dan, peperanganpun telah usai. seperti pesan yang pernah kamu kirimkan padaku, i know, u know, we both know, that you always be fine. eventually...

ternyata peristiwa kemaren memang tak lebih dari sebuah lelucon yang mungkin memang tak lucu. seperti tontonan roman picisan, dimana akhir selalu saja dimenangkan oleh si bukan perkasa. mimikku memang tak pantas dijadikan korban memang, menuai belas kasihan. dan ceritapun lagilagi berlalu, satu layar tertutup, dan dibukalah lakon baru.

mungkin serupa perang - perang yang terdahulu. seperti kurusetra yang berakhir pilu. tak usahlah pikirkan itu pandawa dengan intriknya, kelicikan yang tak dikisahkan, dan dimaklumi oleh si dalang tukang cerita. dengan diserang seratus pasukan sudah membuatnya tercatat dalam kisah kehidupan. sejarah memang hanya milik sang pemenang, selebihnya, seperti aku dan kamu, hanya numpang.

itu kurusetra. lain cerita dengan barisan anak anak papa di irak sana. dunia kadang tidak adil, bahkan mungkin memang tak pernah adil. seperti (lagilagi) kurusetra, segelintir pandawa melawan seratusan kurawa. bagaimana bisa deretan rakyat jelata, disorongkan pucuk senjata oleh tentara. (mungkin) demi kedamaian nantinya mereka tukar nyawa, tapi lihat apa jadinya. sekian puluh ribu sudah melayang, tapi kedamaian masih juga berada di awangawang.

itu hanya beberapa, tak perlu jauhjauh, karena kisah serupa itu berceceran dimanamana. seperti kisah kita, aku dan kamu. mungkin hari ini perang kita telah usai. tapi bisa jadi, suatu hari, kita mulai lagi.

lucu, buat apa semua ini. toh, tak ada yang tertinggal, kecuali bekas sakit hati. maaf mungkin terlalu murah, untuk menebus amarah. tapi sudahlah, toh namamu juga sudah kuseka, dari deretan hurufhuruf di pantai kuta. jika tidak aku, mungkin ombak yang telah menelanmu. dan kuringkus cerita, kubungkus rasa yang dulu ada dengan kain kafan, dan kumasukkan kotak kenangan.

mungkin suatu hari, kita bisa lagi berhahahihi, pada tengah malam di tengah kota, meringkuk busuk di kedai kopi. tentu saja bukan untuk menyatukan cerita, melainkan kita hanya berbagi, kisah yang sudah terendapkan sekian lama lalu bersama sama tertawa, pada lelucon tidak lucu yang pernah ada. itu nanti, ketika ingusku tak lagi menyumbat aliran udara ke kepala. seperti hari ini.

apa yang tersisa dari peperangan? kecuali cerita, untuk nanti dikisahkan.

Tuesday, November 13, 2007

tentang kesaksian

saya di sini bukan untuk jejak hujan
yang panjang. tapi ada sebuah bangkai
yang terlibat dalam lumpur. dan
seekor burung bertengger di atasnya.

saya di sini bukan untuk alam
yang rongsokan. tapi ada seekor anjing
yang menghirup udara busuk, lalu meraung
dan ulat-ulat berbaris di kakinya.

apakah waktu sebetulnya,
apakah duka. di bangkai itu berkilau
arloji; berdetik saja ia
sejak tadi.

lanskap - goenawan mohamad, sajak-sajak lengkap 1961-2001.


aku melihatnya pada suatu petang, ketika lelah hampir membunuhku perlahan. diantara deretan orang yang berjalan lalu lalang, entah menggendong papan surfing, atau hanya dengan dada telanjang. ditengah hiruk pikuk kakikaki mulus jenjang, dan musik samba yang ditabuh siiringi gendang. antara tawa, asap rokok dan deretan bir bintang. aku melihatnya seperti kulihat diriku yang pernah hilang.

perempuan itu menarik napas dalam, dan menghembuskannya dengan sayang, seakan tak rela, membuang sampah yang terselip tak terbuang. pandangannya berhenti pada lelaki dengan dada telanjang. dan seorang perempuan manja bergelayut mesra. ah, cerita lama, akupun pernah ada disana. pikirnya. dan rasanya begitu saja, mungkin nanti, akan berakhir bahagia seperti kisah pangeran dan putri raja, atau kalau nasib sedang sial, suatu hari tak bertegur sapa saling lupa. seperti dirinya.

lalu dia buang pandangan, pada deretan remaja-remaja riang. yang duduk bercengkerama seakan dunia milik mereka. tertawa nyalang, seakan yang lain tidak ada disana. bukankah memang, dunia hanya milik para muda? dan perempuan itu tau, suatu saat, mereka, akan seperti dia yang menua. meninggalkan persinggahan sementara, pergi dari dunia yang fana.

dilihatnya lagi kaki kaki mulus jenjang yang melenggang. pakaian sexy minim yang suka jadi tontonan. perempuan itu tersenyum terkulum, seakan menertawakan takdir yang diterimanya. pada etalase, dari tempatnya berdiri dia mengaca. seratus delapan puluh derajat. dia bergumama pelan, sebanyak mata memandang kaki jenjang, sebanyak itu pula tatapan untukku terbuang.

perempuan itu menyingkir perlahan, menarik kursi panjang, dan duduk dengan diam. mungkin dia tak ingin jadi tontonan, atau bahan tertawaan, pada sekotak dunia yang penuh kemunafikan. matanya terpejam, mungkin dia sedang menghayal terbang.

Friday, November 09, 2007

tentang bayangan

sudah beberapa kali pertanyaan itu keajukan, padamu atau pada namanama yang entah. pada gerimis sore yang menutupi senja hingga membuat cahaya jingganya melengsek masuk tertutup abuabu yang semakin membuat menderita. atau pada pagi yang cerah, pada sepi yang sama, sebelum manusia terjaga dan berpesta pada riuhnya dunia.

apa nama pohon itu, dengan bunga kecil ke kuning - kuningan, yang begitu rapuh, dan akhirnya menyerah pasrah pada tiupan angin yang serakah?

melihatnya seringkali mengingatkan akan diriku sendiri, akan sebuah perjalanan yang seringkali kuceritakan dengan berlebihan. bagaimana tidak, setelah sekian lama pohon itu berdiri, dan mungkin sekian kali pula aku lewati, baru kali ini, kusadari tentang adanya. tanpa sebuah nama. tidakkah aku tak begitu jauh berbeda, bahkan bayang-bayangku pun tak berjejak, ada diantara ketiadaan. mungkin suatu hari, kamu hanya mengenangku selintas pada serakan wajah yang pernah mampir tak lama. mungkin seperti itu. atau bisa jadi, ingatmu tak berbekas. menguap begitu saja.

tak mengapa. aku tidak sedang gila. seperti kata si penyair tua, yang entah mulai kulupa, katanya toh daun - daun pun tak bernama. apa bedanya dengan kita, jika suatu saatpun, kamu tetap akan lupa. pada gerimis enggan yang jatuh pada suatu senja. pada malammalam ketika namamu kusebut perlahanlahan, pada pesan pendek manis yang kamu tuliskan untuk kesekian. pada pemujaan, yang membuatku terbang. toh masih sama bukan?

jadi biarkan saja kutikam jalangnya malam, diantara lorong lorong sempit ingatan yang masih saja terabadikan. antara labirin kenangan yang berputar putar memabukkan, pada bangku panjang dimana kududuk sebagai penonton bayangan dalam drama kehidupan, sambil terus saja bergumam,

apa nama pohon itu, dengan bunga kecil ke kuning - kuningan, yang begitu rapuh, dan akhirnya menyerah pasrah pada tiupan angin yang serakah?

Thursday, November 08, 2007

tentang inspirasi

sudah entah kali keberapa saya bilang kembali, kembali menulis, kembali ke dunia blog. tapi lagi-lagi, saya malas. maka mulailah saya mengkambinghitamkan semuanya. mulai dari tumpukan pekerjaan yang tak kunjung surut, padahal saya dibayar untuk menyelesaikan pekerjaan, dan bukannya membuatnya seakan2 penyebab saya tidak bisa ngeblog, lalu saya juga mulai menyalahkan kerutinan yang membosankan, dan paling parah, saya mulai menyalahkan waktu, kenapa hanya ada 24 jam! sedangkan saya rasa saya memerlukan lebih dari itu semua.

padahal jika diliat2 lagi, tidak ada kesibukan yang benar-benar menyita waktu saya. sesekali pulang kantor ketika matahari sudah tenggelam hanya dilakukan kadang - kadang. singgah di kedai kopipun sebenarnya masih sempat untuk dilakukan, toh berjalan sedikit memutar ke arah pantai kuta sambil duduk di bangku panjang, tak kan membuat waktu saya semakin tersita. bukankah kesenangan tetap menjadi hal yang istimewa, dan bahkan kadang harus ditebus dnegan harga mahalnya? mengirim pesan pendek ke beberapa teman untuk menyambung hubungan hanya menyita sekian menit saja, yang sayangnya, tak pernah terlintas untuk saya lakukan. yah, saya makin terkubur, dan saya mengubur diri saya semakin dalam. memaklumi, memaafkan, dan memanjakan diri dengan kemalasan.

parahnya, saya mulai malas mikir. mulai malas untuk menerjemahkan pikiran saya, apalagi untuk menuangkannya ke dalam kata - kata. pokok dari semuanya, hal hal yang terjadi di sekitar saya, melintas begitu saja, tanpa sempat saya membuatnya berhenti sejenak di ingatan saya. mungkin memang berlebihan, tapi seringkali saya memirip-miripkan diri saya sama michael scofield di serial prison break, bedanya ketika michael suka menganalisa kerja sebuah mekanik, saya suka menganalisa kejadian ga penting, hehe. hal yang tidak pernah lagi saya lakukan.

tapi mungkin memang pagi ini saya memang sengaja disentil untuk menulis lagi. yah, biarpun saya tidak pernah lagi menulis, saya tetap tidak bisa meninggalkan kebiasaan blogwalking. dan dari satu link, dari satu kata - kata, tak jarang saya tersesat ke kata - kata lainnya. dan ini menyenangkan. pun ketika saya tersesat di salah satu blog, yang saya baca dari blog si ndoro. yah, saya memang menyukai blog - blog yang puitis, saya menjadi lebih gampang untuk meresapinya, memposisikan diri saya seperti si penulis.

dan begitulah ketika saya membaca blog ini, seakan deja vu, apa yang dia tulis , perasaan ketika membaca tulisannya, seperti pernah saya rasakan. mungkin pada suatu masa yang entah. dan kata - katanya, seperti tak lagi asing buat saya. tapi bukankan dunia sendiri adalah rangkaian pengulangan - pengulangan? bisa saja saya menemukan kata yang sama entah di ranah yang mana. bahkan terpikir, kata - kata itu mirip dengan apa yang pernah saya tuliskan. tak begitu yakin, karena sayapun terkadang merasa asing dengan tulisan yang pernah saya goreskan. yah, begitulah.. emosi memang seringkali tak pasti, dan ketika dihadapkan pada kondisi yang tak lagi sama, saya pun seringkali tak menyadari, pernah berada disana. ya, masa lalu tak ubahnya lelucon yang membuat saya seringkali berfikir, ah..benarkah saya se tolol itu?

tapi karena keisengan, dan ehm..saya lagi tak ada kerjaan, saya pun googling tentang tulisan - tulisan itu. dan voila!!! saya menemukan link ini, ini , dan ini, serta ini. penggalan - penggalan tulisan terangkum salam satu postingan tersebut adalah tulisan saya. uhuk.. uhuk.. saya jadi ngerasa tersanjung, ada sedikit rasa bangga, dan kesombongan manusia, hahaha, bahwa saya memiliki silent reader, yang sudi membuka arsip - arsip lama, dan menuliskannya lagi dengan begitu indahnya. bahkan menginspirasi si ndoro itu, orang yang saya kagumi diam2 :D untunglah saya sedikit lebih sibuk dari si mbak sarah yang cantik ini, sehingga tidak sempat membuka arsip2 beliau dan mendapatkan inspirasi darinya. eh.. mencomot2 tulisannya ding!! lalu merangkaikan satu paragraf baru, hehe.

ah, tapi apa yang asli di dunia? bahkan hari - hari pun tak ubahnya rangkaian pengulangan yang sama. same shit, different day. no?

Friday, October 26, 2007

tentang fokus

halo, selamat sore.

iyah, selamat sore...

sore mbak, mau bicara dengan siapa?

hm....


klik. tut tut tuuuttttttt...

again, for the second time, i forgot whose number i dialed just now.

damn.

data crashed.

Tuesday, October 09, 2007

tentang rumah

puasa tinggal beberapa hari lagi, dan lebaran tinggal menghitung hari. seperti yang sudah sudah, lebaran kali inipun saya akan "pulang".

ya, pulang. pada satu kota tempat saya dilahirkan.

mungkin tak bisa disangkal, bagian ini sudah menjadi suatu rutinitas, dan segala sesuatu yang merupakan rutinitas tidak lagi menyenangkan. tapi tidak dengan kata pulang. pulang tak pernah tidak menyenangkan. saya selalu merasa excited, berdebar - debar, meski perjalanan ini sudah saya lakukan berulang ulang. banyak hal terjadi dalam 9 tahun kepergian saya dari kota kelahiran. dan selalu saja, saya menemukan banyak kejutan.

setiap saya memulai perjalanan pulang, saat itu ingatan saya akan terpelanting ke momen pertama kali saya pergi. lalu pada cerita cerita setelahnya. pada perkenalan dengan seorang teman di bangku bis kota, pada bapak bapak tua yang menemani saya berkata kata, pada pengamen bersuara iwan fals yang dengan muka riang menyanyikan lagulagu permintaan saya, pada banyak hal kecil laennya yang mengukir ingatan saya. mungkin karena itulah, saya lebih menyukai perjalanan sendirian, segala yang ada lebih mudah untuk diabadikan.

dan pulang seperti menampar saya. yah, saya tau, hidup adalah rangkaian pilihan dengan konsekuensi yang membuntutinya. saya tidak pernah menyesali keputusan saya untuk pergi ketika itu, tapi ketika menemukan uban dan gurat di wajah kedua orang tua saya yang makin menua, mau tak mau membuat saya merasa bersalah. bukan merasa bersalah karena mereka semakin senja, tapi merasa bersalah, atas sedikitnya waktu yang saya habiskan bersama mereka. waktu yang panjang seperti terangkum, dan saya, hanya mencicipi ujung ujungnya saja.

begitulah, kenapa kali inipun saya masih saja bersemangat untuk pulang. bukan karena saya tidak merasa tempat saya berada sekarang adalah sebuah rumah, melainkan ada rumah lain yang terus saya rindukan. rumah yang selalu saja memberikan saya nostalgia nostalgia. mungkin kali inipun saya tak akan lama, tapi waktu yang ada pastilah sangat berharga, sebelum akhirnya saya kembali mengemasi bekal perjalanan, dan mengatakan pada mereka, kalau saya akan pulang, ke tempat saya berdiam sekarang.

rumah adalah tempat dimana hati berada. dan rumah saya, adalah masa lalu. dan kekinian ketika saya ada.

selamat hari raya. dan sampai jumpa.

Tuesday, October 02, 2007

tentang angin

soale dirimu kek anak ilang
anak ilang gimana..?
anak ilang... :|
ilang karena gak ada yang merhatiin..?
begitulahh
memang kamu juga gak ngerasa seperti itu....?

*percakapan dua manusia, pada kotak maya*


sore, beberapa waktu lalu. seorang teman menyapa sepulang penat memenuhi kepala, hendak kemana. tanyanya. ah, ya, akupun sudah lupa, hendak kemana. kulangkahkan kaki saja, pada entah ingin membawa. ingin kukata, aku ingin terbang. tapi sudahlah, mungkin dia hanya akan cekikikan dan menanggapku gila.

tapi sesuangguhnya benar, terkadang kukhayalkan diriku ini serupa makhluk bebas di ruang angkasa tanpa batas. ah, tapi lagilagi itu juga omong kosong. sejak kapan dunia menjadi tanpa batas, ketika air dan udara sudah dikotakkotakin atas nama negara. bullshit. karena itulah aku hanya diam, memandangnya sebentar, lalu kusunggingkan senyum. aku ingin berkelana.

mungkin itu satu jawaban lucu yang pernah diterimanya. ayolah, kita hanya hidup pada sepetak kota bukan? sembilan tahun, dan tak cukupkah? belum, sambil aku terus melangkahkan kaki yang masih juga entah apa maunya. terkadang memang seperti itu, aku ingin berada di suatu tempat, entah apa, entah dimana. terkadang aku juga ingin berada dimanamana, di segala tempat, hatiku berada. sesekali kutemukan diriku sedang menulusuri pasar kuta, bercampur dengan penjual buah yang keringatnya membuat pening kepala. tapi sungguh, senyumnya menenteramkan jiwa, jika saja jiwaku memang ada. lain waktu, kutemukan diriku pada bangku panjang sepotong senja. mengutuki nasib, sedang konyolnya, nasib tak pernah menjadi cela, kecuali bagi yang bisa menerimanya. terkadang juga hanya memunguti cerita usang, masa lalu, rindu, seakan itu adalah cinta pertama.

yang kuingat pada suatu petang, menjelang malam. kutemukan diriku pada emperan toko berpintukan kaca. memagut bayangan asing entah siapa. pada gerimis kesekian, musim hujan yang sering khianat datangnya. menangisi dunia, jika tak ingin dikata lupa. sampai akhirnya tersadar, aku dan bayangan itu punya gairah yang sama, untuk berkelana. dan hujan, tak pernah cukup berarti untuk menghentikan kami.

begitulah, kupunguti remah remah kenangan yang pernah tercecer kutinggalkan berserakan entah ada dimana. satu tempat tak kan mampu membuatku tertahan, kecuali membuatku tenggelam. tapi itupun tak pernah lama, jika tidak sekarang, mungkin nanti semuanya tak akan lagi sama.

tak perlu memanggilku, pada saatnya mungkin aku akan datang menghampirimu.

Friday, September 28, 2007

tentang seseorang

dewi?

iyah. siapakah?

ini saya. lagi di bali. lupa yah?

iyah.

kalau lupa diingat2 dulu ajah.

lah? siapa?!

kita terakhir ketemu di bsm, bandung.

hah? kamu?!


agak sedikit lama untuk saya mengingat suara siapa yang melepon saya. bahkan setelah diberikan clue pun saya masih musti berusaha keras. dia adalah orang terakhir yang saya temui di bandung, hanya saja saya masih seperti tidak percaya ketika dia mengatakan sedang ada di bali. hm...

saya pertama kali bertemu dengannya di dunia 'maya', mungkin setahun lalu. ah, lebih. pertemuan awalnya hanya sekedar saling sapa hi, hingga akhirnya kami menemukan banyak sekali hal menyenangkan yang bisa dibicarakan. lewat kotak ini pula kami sama2 melepaskan kepenatan atas sesaknya dunia nyata. mencoba mengeluarkan beberapa keluhan, uneg2, hingga menuangkan mimpi akan dunia tanpa sebuah kekuasaan. yah, hal hal seperti itu. kami mungkin hanya sebagian dari sedikit orang yang seringkali merasa ada yang 'salah' atas system yang sedang berjalan, dan memilih untuk menghidupkan dunia kecil kami.

pernah merasa memiliki seseorang yang mampu membuat kita merasa 'hidup'?

yah, dia adalah salah satu dari orang2 di hidup saya yang bisa membuat saya merasa 'hidup'. pembicaraan2 yang menyegarkan, sekaligus brainstorming untuk tetap membuat saya berkarya. saya sedikit iri dnegannya, dia sudah merampungkan satu novel, dan sedang menulis novel keduanya. sedangkan saya? jalan di tempat. huhu.

tak mulus benernya perjalanan pertemanan kami. karena satu hal, kami pernah tak bertegur selama 6 bulan. dan mungkin karena saya bukan pendendam yah, makanya ketika tahun lalu dia ke bali, kami sudah berbaikan. hehe. trus ketemu lagi, ceritacerita lagi. dan begitulah, ada beberapa hal yang memang lebih baik untuk terabadikan hanya sampai segitu saja.

Wednesday, September 26, 2007

tentang kebiasaan

again, i'm tagged by deddy and mbok ve with these rules :

* Each tagged blogger must post these rules
* Each blogger starts with eight random facts/habits about themselves
* Bloggers that are tagged need to write on their own blog about their eight things and post these rules. At the end of your blog, you need to choose eight people to get tagged and list their names.
* Don’t forget to leave them a comment telling them they’ve been tagged and to read your blog


hm, agak telat benernya karena tag ini sudah dari beberapa hari lalu, hanya saja baru sempet kerjain sekarang. halaaahhh... baru sempet?? terlihat begitu sibuk bukan?! :P

sebenernya bukan karena sibuk, tapi bingung mo nulisin apaan, secara setiap mikir, yang ada ga nemuin apa2. kebiasaan saya seringkali berubah ubah, tergantung mood dan situasi. klo fact? hm, bahkan saya bingung fact yang mana, karena bisa2 saya sendiripun bukan sebuah fact/nyata, melainkan hanya deretan nama yang melahirkan identitas. nah, bingung? sama.

anyway, 8 sepertinya tidak terlalu banyak, dibandingkan 101. :P
jadi mulailah sekarang saya mencoba untuk meluangkan waktu memikirkan lagi, mungkin saya akan menuliskan hal yang sama, atau random laennya yang belum dituliskan.

yang pertama, saya pemalas. saya malas untuk bangun pagi. tapi bukan berarti saya tidak bisa bangun pagi yah, mohon dicatat. hanya saja biasanya saya memang seirngkali bangun ketika matahari sudah terang benderamg. apalagi bulan puasa gini, ngantor jam 9, jam 8 atau setengah 9 baru bangun. hm, tapi kekenya itu wajar khan?

kedua, saya suka kopi. dan update terbaru, saya suka kopi moka. kalau ga ada, saya mencampurkan susu coklat dan kopi, dan...voila! cuman sekarang saya jarang ngopi, membuat badan saya ndut. bukan karena saya mengidolakan tubuh kurus kering yah, hanya saja gapapa klo saya ndut, sebatas baju saya masih pada muat. klo nggak khan sayang.

ketiga, saya tidak suka menggerai rambut. karena beribet. saya jarang dandan, saya suka pake kaos dan jeans, saya suka bawa postman bag. saya sangat jarang memakai high heels kecuali diharuskan.

keempat, saya tidak suka fast food. tapi saya makan sesekali. saya lebih suka makan tempe, dan ikan asin. jangan lupa sambelnya yah. oiya, saya sangat suka masakan bali. suka makan nasi jinggo dan nasi kucing. saya suka soto ceker di pasar kuta yang buka jam 11 mlam sampe jam 2 pagi itu.

kelima, saya hanya punya sedikit teman yang benarbenar dekat.

keenam, saya suka kluyuran. suka nongkrong di angkringan seputaran teuku umar, ngobrol panjang lebar dengan teman2 saya. yah, saya suka ngobrol lama dengan orang2 di point kelima, sisanya saya sangat susah untuk basa basi.

ketujuh, saya bukan pendendam. sepertinya begitu. :P

kedelapan, tinggi saya 170cm. ga penting emang, tapi ini blog saya khan? :P

dan, ugh... lega. akhirnya sampe juga 8.

tag yang laen?

hm..

sepertinya nanti saja, kalau saya tak males mikir sapa ajah yang bisa di tag. *please refer to point 1* :P

Friday, September 21, 2007

tentang mimpi

berapa banyak lagi mimpi yang akan kandas, dan berapa banyak lagi keberanian yang tersisa untuk kembali merangkainya? dalam bentuk yang sama, ataupun sama sekali berbeda.

saya masih ingat, ketika itu saya duduk di bangku sma tahun terakhir. pertama kali saya diijinkan untuk tinggal sendiri, setelah 2 tahun sebelumnya bersama dengan kakak. bukan awal yang bagus sebetulnya kalau saat itu saya justru mendapatkan kebebasan, karena hm...saat itu saya lagi kena sindrom patah hati. hihi. iyah, meskipun mungkin hanya cinta monyet, yang setelah sekian tahun, saya dan mantan saya itu ketemu dan kami bisa berhahahihi seolah tak ada kejadian apapun, tapi percayalah, saat kejadian saya benar2 merasa terluka. ough. dan kebebasan yang diberikan kepada saya, semakin membuat saya kesepian. bahkan, ingin rasanya waktu itu berlari, ke suatu tempat yang jauh. maka, saya tuliskan di dinding meja belajar, tentang satu mimpi untuk menetap di suatu kota. yah, apa daya karena satu dan lain hal, mimpi itu harus ditendang jauh, dan saya seperti kembali dilemparkanpada realita. kalau diingat2, sepertinya itu adalah terakhir kali saya bermimpi tentang masa depan dan berusaha untuk mewujudkannya.

setelahnya, semua berjalan dengan begitu saja. memang ada keinginan, tapi tak lebih dari satu hal yang memang serupa mimpi, jauh. saya pernah ingin menulis novel, dan bahkan sudah menulisnya, tapi lagilagi semua menguap begitu saja. saya pernah menjalin hubungan dengan seseorang, bercitacita hidup bersama bahagia selamanya seperti kisah cinderella, hingga suatu hari mantan saya yang sebenarnya baik hati itu meninggalkan saya tanpa ada kata-kata. hahaha. jangan bayangkan bagaimana pedihnya saat itu, meski sekarang, lagi2 saya sudah berbaikan dnegan mantan yang baek hati itu (meski sungguh, dia geek nan freak! *heyaa.. ini buat kamuh!!), dan kami masih seirng ngobrol cerita panjang lebar tentang apa sajah, bahkan tentang perjalanan kisah cinta kami *halah*

bisa dibilang, setelah peristiwa naek turunnya jalan saya, saat ini bisa dibilang adalah moment yang paling stabil. tak lagi patah hati. keluarga yang baik baik saja ( bukan berarti keluarga saya sering tak baik2 saja :P). kerjaan yang menyenangkan meski seringkali juga membuat pening kepala. serta orang orang di sekeliling saya yang kehadirannya adalah kegembiraan yang tiada duanya.

life is being nice lately.

dan mungkin karena itu, saya jarang bermimpi lagi. entah, apakah saya tak pernah bermimpi karena seringkali mimpi terkandaskan oleh realita, atau justru saya tak lagi bermimpi, karena semua ini sudah semuanya?

semoga hanya untuk sementara, lalu pada suatu hari saya akan kembli berlari dengan semangat yang membara.

Monday, September 17, 2007

tentang mengingat kemerdekaan

katanya, tak baik untuk selalu berbicara tentang masa lalu. tapi, bukankah masa lalu hanya sebaris tipis dengan kekinian, hanya dipisahkan oleh waktu.

dan begitulah, sebulan tak pernah mencatatkan kenangan, banyak ke jadian yang terlewatkan. atau bahkan, bukan hanya tak sempat tertuliskan lewat blog, melainkan saya sendiripun tak sempat mencatatkannya ke dalam ingatan saya. semua berlalu sungguh begitu biasa. tak ada getar getar yang mendebarkan, tidak juga adanya kebosanan yang mencekam. tidak, semua berjalan begitu apa adanya.

debar debar menjelang kemerdekaan bangsa, yang biasanya begitu mengganggu pikiran, justru terlewatkan dengan seringnya saya bekerja hingga larut, karena di tanggal itu justru kunjungan wisatawan lagi menggila di bali. jangan harapkan mengunjungi satu tempat indah yang lengang, atau duduk duduk mesra di kursi panjang, sambil menikmati secangkir kopi panas dengan pemandangan matahari tenggelam, karena setiap ada liburan panjang, bali begitu sesak, tak menyisakan sejengkal matapun untuk memandang lapang. begitulah yang terjadi belakangan ini, dan saya sebagai kuli keramahtamahan, seakan tersedot oleh riuhnya orang liburan. hanya sedikit yang sempat saya catatkan,

dan pagi itu kami jadi belajar banyak. melihat kemerdekaan dari mata mereka, mata anak anak yang masih apa adanya. tidak ada curiga, dan selalu ceria. tidak lagi mempertanyakan, benarkah kita sudah merdeka? karena pertanyaan itu terkadang membuat kami merasa telah menghianati perjuangan para pahlawan bangsa. yah, indonesia memang telah merdeka! dan apabila ada yang berpendapat belum, pastilah karena prasangka yang memenjarakannya!


dan, benarkah saya masih pantas untuk mengatakan bahwa pekerjaan saya adalah salah satu bentuk penjajahan kebebasan yang ditukar oleh materi, ketika melakukannyapun tanpa ada rasa yang membebani.

Friday, September 14, 2007

tentang kembali

apa kabar dunia ?

haha, jadi teringat dengan seorang teman, yang pada setiap pertemuan tak hentinya menanyakan berita, apa kabar perempuan senja, katanya.

yah, tak menyangka, saya mampu untuk tidak sengaja meninggalkan ranah ini untuk sekian lama. tenggelam oleh kesibukan yang tiada habisnya. kalau ingat pertama nge-blog, eh.. pertama punya blog ini, sehari bahkan sampai posting untuk kedua kali. bahkan, tak jarang saya menahan diri, dan menyimpannya sebagai draft untuk di publish keesokan hari. aha, sepertinya kala itu saya sedang memanas.

kalau sekarang?

mungkin pengaruh usia. hahaha, iyah.. jangan protes! saya memang masih muda, hanya saja kadang saat saat tertentu saya merasa begitu tua. bagaimana tidak, 24 jam, dipotong 6 jam tidur, dan 8 jam kerja, sepertinya masih juga tak menyisakan ruang lapang untuk saya berkarya. satu bulan yang melelahkan. lalu perlahan saya mulai mempersalahkan waktu, kenapa din terbang dengan begitu pesatnya. padahal ini semua tak lebih dari kemalasan saya belaka.

dulu pun sebenarnya tak jauh beda. sekian jam tersisa, masih saja bisa digunakan untuk melakukan sesuatu atas nama hidup. sekarang? arghhh, sekarang seharusnya tak lagi mengeluh untuk menjadi mayat hidup. bukankah ada saat saat yang menyenangkan ketika menjalaninya. dan tak ada yang perlu disesali, bukankah yang diperlukan hanyalah sebuah totalitas. termasuk totalitas dalam penyerahan diri atas nama penjajahan.

ugh, sepertinya saya mulai berlebihan.

Friday, August 03, 2007

tentang penerimaan

hari ini seorang temen mengirimkan sms, pendek. hanya mengabarkan, ibu dari teman yang lain nya meninggal. hm. jadi teringat pembicaraan dengan teman lainnya malam malam lalu,

lo pernah nyesel, lo pergi ninggalin ortu lo, dan kembali ke mereka, pada saat pemakaman?

tapi lagilagi hidup adalah satu rangkaian pilihan, konsekuensi, perjalanan, pertemuan, perpisahan, kesedihan, dan kebahagian. satu rangkaian cerita yang pada akhirnya, setelah semua lewat, hanya akan dinamai sebagai nasib.

apa yang lo bisa protes dari sesuatu yang sudah terjadi, nasib?

mungkin karena itulah, ketika saya menelpon teman yang ibunya meninggal, saya hanya bisa katakan,

take care yah, za!

tak bisa menjanjikan bahwa semua akan baek baek saja setelah semuanya. tapi setidaknya, ada perjalanan yang memang masih harus di lanjutkan. bukankah memang seharusnya demikian?

**oiya, buat kamu.. iyah, kamu!! bukan aku gemar membicarakannya, hanya saja aku sedang sampai pada, sebuah pembelajaran.. akan penerimaan.

Thursday, July 26, 2007

tentang kekhawatiran

gara gara baca tulisan si non ini tentang perjalanan ini, saya tersadar, sudah lama saya tidak menulis. yah, tepatnya, sudah lama saya tidak lagi menjadi sensitif. mungkin memang awalnya karena belakangan kerjaan di kantor semakin banyak, dan menyita sebagian besar waktu saya. kebiasaan untuk berbincang bincang di dunia maya pun sudah mulai berkurnag, bahkan terkadang, seharian bahkan saya tidak log in messenger. awalnya mungkin karena itu, tapi lama lama, sudah menjadi kebiasaan. iyah, kebiasaan untuk melihat segala sesuatu menjadi biasa.

tentang perjalanan yang menyenangkan sabtu lalu, keluh kesah saya dengan nada marah marah yang belum pernah saya lakukan sebeumnya, dan kelelahan setelahnya pun menjadi hal yang biasa. masakan pertama saya di kost an, yang biasanya menjadi istimewa, juga jadi hal yang biasa. tentang jalan2 berempat dengan keponakan saya pun juga hal yang biasa. hal hal laen yang seharusnya istimewa, tak lagi mempunyai keistimewaannya.

betapa kejam waktu bukan? dan tak ada yang berkuasa atasnya. yang bisa dilakukan hanya berjalan beriringan, menjaga keseimbangan, atau kalau mampu, berlari mendahuluinya, sehingga ketika sampai di ujung sana, kita masih bisa berhenti sejenak, bersantai, atau mungkin masih bisa melakukan hal hal menyenangkan lainnya. dengan begitu tak ada rasa diperbudak, untuk selalu dikejar waktu.

saya sering merasa ketakutan, pada satu titik akhir nanti, saya tidak sempat melakukan hal yang saya inginkan. pendeknya, saya takut sekali menyesal. yang ada di bayangan saya, jika sampai suatu hari saya mati, dan saya belum menyelesaikan hal, apapun itu, pasti arwah saya akan gentayangan dan tak tenang. yah, mungkin juga hal itu dipengaruhi tontonan filem2 hantu. tapi sungguh, itu yang saya bayangkan. dan saya tak ingin mati tak tenang. mati tergesa gesa, belum sempat melakukan sesuatu yang saya inginkan dikarenakan saya sibuk mengerjakan sesuatu yang harus saya kerjakan.

ah, belakangan saya memang sering memikirkan kematian. sejak kakak saya, mas heru meninggal, kematian memang tak lagi menjadi sesuatu yang jauh ada di belakang. berada dekat sekali, sangat dekat. itu pula yang menjadikan reaksi saya begitu biasa, ketika kapan hari lalu, seorang teman meninggal. kami memang tak terlalu dekat, bahkan bertemu hanya beberapa kali. tapi saya yakin, siapapun yang bertemu dengannya, meski hanya sekali, tak akan lupa. cantik, dan menyenangkan. lalu satu hari, meninggal karena kecelakaan. begitu tibatiba. seperti mas heru saya. hari ini saya masih bisa menemui orang orang itu, belum tentu hal yang sama akan terjadi lagi besok. meski banyak yang berfikir, mungkin ada dunia setelah kematian dimana kita bisa berkumpul lagi dengan orang orang itu, tapi yakinkah.. bahwa kita masih mengenali mereka? mengingat kenangan, dan merasakan rasa seperti sebelumnya?

dan ketika saya menulis ini, saya semakin yakin tentang perkataan seseorang, seperti yang sedang saya lakukan. yakni, lagi lagi saya menghabiskan waktu untuk menganalisa.

bukankah hari ini adalah esok? dan kekhawatiran saya adalah kemarin.

Friday, July 20, 2007

tentang keanehan berulang

ughhh... saya harus cepat cepat menuliskan ini, sebelum jam 4.30 sore. baru ngobrol jam 4, dan 30 menit untuk menuliskan keanehan yang saya miliki. bener2 kebangetan si ramah ini. huh!

tapi gapapa seh, saya khan bukan orang aneh. lagian aneh dan tidaknya khan hanya dilihat berdasarkan sudut pandang orang, dan mayoritas-minoritas saja. jadi kalau banyak orang memiliki "kebiasaan" dan perilaku seperti saya, pastilah saya tidak akan aneh lagi. *wink*

lagipula, masa sih, kalau saya rajin bekerja dikategorikan sebagai suatu keanehan. trus kalau saya suka jalan kaki keliling juga dibilang aneh. trus saya suka menggunakan jasa bemo untuk bernostalgia juga katanya aneh. lagi, kalau saya suka bangun siang juga aneh. kalau saya sering tidak mandi, bahkan kalau kencan juga aneh? kalau saya punya sindrom salah ketik dan mendekati dyslexia itu aneh? tom cruise ajah begitu. trus kalau bahasa inggris saya bener2 medhok jawa juga aneh? dan, saya punya kecenderungan agak-anti-sosial, sampai teman saya bisa dihitung dengan jari gitu juga masuk kategory aneh? bahkan pagi ini, ketika saya makan rujak dan minum kopi, dan menurut teman saya makanan saya sungguh tidak wanita ( entah apa ini maksudnya), apakah karena menurut dia saya makan rujak dan kopi juga aneh?

dan, apakah aneh.. kalau sampe kedua kali nya saya posting tentang keanehan, setelah sebelumnya saya mempostingkannya, saya juga tetap tak merasa aneh?

aneh. saya mo kerja lagi ah. lagi suka kerja nih. hihi.

eh..btw, kalau saya tidak single lagi apa juga dikategorikan sebagai suatu keanehan yah? hehehe.

**hey, you!!! don't tag me more!! i'm not that weird. just unique. no? :P

Thursday, July 12, 2007

tentang pencarian

karena jika kita berupaya sekuat tenaga menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya itu hasilnya masih nihil, maka sebenarnya kita telah menemukan apa yang kita cari dalam diri kita sendiri, yakni kenyataan, kenyataan yang harus dihadapi, sepahit appaun keadaannya. p.266~edensor.


lalu pertanyaan serupa itu mulai menghantui pikirku. apa lagi. ya, apalagi yang dicari, ketika jawab sudah terselip diantara cabang cabang keingintahuan yang tiada lain menuntut untuk terus berjalan ke depan. dengan mata tertutup, kecuali suara suara hati yang menuntun perlahan.

tidakkah sering terpikir, ketika yang di khayalkan adalah hasil atas sesuatu, tak sadar justru menafikkan makna sebuah pencapaian itu sendiri?

Thursday, June 28, 2007

tentang imaji masa depan

eh, eh.. nomer kode kamu brapa?

iyah, agak berlebihan memang jika saya membayangkan bahwa suatu hari, karena pesatnya perkembangan teknologi, dan semakin menurunnya gen sosialis dalam diri manusia, bersaing dengan ego yang melebihi kapasitasnya sendiri, dan kepentingan yang melebihi batas keperluan, menyebabkan manusia tak lagi mengenal nama, melainkan deretan angka sebagai identitas. sayapun seirngkali membayangkan, manusia kelak akan mempunya serupa tato yang berbentuk barcode dimana itu adalah tanda pengenal. hahaha, imajinasi yang seperti saya bilang sebelumnya, berlebihan.

tapi bukankah tak menutup kemungkinan akan demikian?

beberapa hari lalu saya membongkar kotak kenangan. iyah, saya memang cheesy banget, seringkali menyimpan barang barang bernilai sejarah, yang setelah beberapa waktu ke depannya, tak lebih dari sebuah lelucon usang. tapi lucu juga ketika melihat barang2 itu, mengingatkan saya akan satu hal ataupun kejadian. misalnya ketika saya melihat sebuah sapu tangan dengan noda kecoklatan yang sudah mulai bulukan, saya ingat apa dan kenapa sapu tangan itu sampai ke tangan saya. si pemberi, yang tak laen adalah teman sekelas saya jaman sekolah, memberikan sapu tangan itu, yang dulunya bernoda merah karena darah, kepada saya karena saya menolaknya dan dia berdarah2 karena memukul kaca! omigod, waktu itu saya panik, tapi sekarang ketika saya menemukan saputangan itu, yang ada di pikiran saya, betapa memalukan melakukan itu untuk sebuah penolakan. apalagi, setelahnya kami berbaikan, dan tak lama setelah selesai sekolah dia menikah. hahaha, drama queen eh?

oiya, balik lagi ke kotak kenangan tadi. saya memiliki beberapa kotak yang maish tersimpan, sisanya entah kamana. biasanya ketika saya baru saja melalui sesuatu yang buruk, dan ingin cepat melupakannya, saya kotakin semua hal yang berhubungan dengan hal itu, dan saya menyebutnya kotak kenangan. ah, saya sebetulnya pathethic bukan? satu sisi saya berusaha menjauhkannya, disisi lain saya tetap saja membuatnya terlihat eksklusif dan istimewa. tapi tak melulu tentang sesuatu yang menyedihkan sih, ada juga beberapa hal yang memang sudah seharusnya ditempatkan disitu. saya hanya tak mau tertahan berlama lama dnegan sesuatu bernama masa lalu.

dan begitulah ketika suatu hari saya menemukan satu buku kecil, yang ternyata adalah kumpulan nama, alamat dan kesan dari teman teman SD dan SMP saya. iyah, kesan!! bukankah dulu hal itu menjaid lumrah, menuliskan kesan atas seseorang pada buku harian, sebelum akhirnya fungsinya digantikan oleh friendster dan testimonialnya pada masa sekarang. ah, lucu juga ketika dibaca baca. beberapa nama masih saya ingat mukanya. ada yang teringat begitu gamblang, ada yang hanya samar2 berupa potongan beberapa kejadian yang melibatkan saya dan mereka, dan laennya lagi, bahkan saya tak ingat pernah mengenalnya. ada beerapa dari teman yang bukan teman SD atau SMP. entah saya mengenalnya karena kegiatan pramuka, baris berbaris, atau cerdas cermat. iyah, dulu waktu SD saya sering ikutan cerdas cermat! *nyombong mode* dan karena cerdas cermat tersebut, saya mengenal seseorang di kota asing bernama bojonegoro, yang kemudian hari membuat saya nekad mengunjunginya. itulah petualangan saya pertama kali dengan bus antara kota.

dulu sepertinya, tak canggung untuk menanyakan, nama kamu siapa, alamat dimana. lalu kami saling mengunjungi satu sama lain, dan begitulah pertemanan mulai terjalin. sepertinya jarak tak jauh, dan waktu tak lagi menjadi sebuah halangan untuk bertemu. kediri - bojonegoro hanya sebatas 3 jam perjalanan dengan bus antar kota. hingga akhirnya semua bergeser sesuai dnegan perubahan jaman. pertanyaan tentang alamat rumah mulai tergantikan dengan, nomer handphone kamu berapa. masih saling bertegur sapa, meski tak lagi bisa bertatap muka. hanya lewat barisan tulisan yang kalau dibaca dnegan nada beda, maka akan melahirkan persepsi yang beda pula, dan tak jarang berakhir pada kesalahpahaman.

lalu jaman semakin berkembang lagi. bukan hanya nomer handphone, tapi pertanyaan pada perkenalan juga menanyakan alamat email. kali ini mungkin komunikasi akan bisa lebih memimimize kesalahpahaman karena terbatasnya pulsa, dan juga semakin mudahnya akses karena tinggal klik,klik dan klik. tak lagi perlu tangan pegal2 karena panjangnya cerita yang ingin dituliskan seperti ketika saya menulis surat pada sahabat pena dahulu. dan pada bayangan, bukan sebuah ingatan tentang sebuah rumah yang biasanya saya ingat akan sahabat sahaban pena saya yang sudah saya kunjungi, melainkan rentetan huruf dengan @ dan dot com-nya. salah satu contohnya, jarak denpasar - nusa dua yang semakin jauh, hingga membuat saya dan teman saya ini menjadi manusia manusia sibuk yang susah sekali bertemu meski kita berdua tinggal satu kota. :P

maka begitulah bayangan saya akan masa depan. ketika semua orang sibuk dnegan segala kepentingannya, meski belum tentu kepentingan kepentingan itu adalah hal yang dibutuhkannya. ketika manusia manusia sudah tak lagi mempunyai waktu untuk saling bersapa, atau ketika ruang ingatan yang disisakan untuk manusia laen semakin menyempit, karena banyaknya hal yang yang harus dia pikirkan, mungkin memang benar, yang dibutuhkan adalah deretan angka atau baris baris barcode, sehingga ketika kita klik, semua data ada disana. efisien bukan?

sepertinya tulisan panjang ini adalah efek kebosanan akut karena dua hari menunggui kantor ketika staff lain sedang bersenang senang liburan untuk galungan. huh. selamat hari raya galungan dan kuningan yah. damai di hati, damai di bumi. *sambil mencoba menyabar nyabarkan diri menunggu hari ini usai*

Tuesday, June 26, 2007

tentang dunia maya

di tengah demam yang semakin meninggi, dan bayang bayang kematian atas sakit dan prasangka yang berlebihan, satu hal yang terpikirkan oleh saya.

jika sampai sesuatu terjadi, pada siapa kiranya password email dan blog serta atribut atribut maya lainnya akan saya tinggalkan kelak?

karena nanti, jika suatu saat saya harus menutup blog ini, entah karena apa, saya ingin untuk sempat berpamit diri. mungkin bukan hal yang penting untuk orang laen, tapi buat saya, pergi tanpa pesan, seperti menyangkutkan masa lalu pada kenangan.

hahaha, pernahkah berfikir bahwa suatu hari maya lebih serius daripada sebuah permainan?

Monday, June 25, 2007

tentang bersyukur

.....
- jadi gimana dok?
+ yah.. aman dari demam berdarah.
- syukurlah, jadi tidak ada masalah yah?
+ ya ada, gimana ga bermasalah kalau demamnya dikit lagi sampe 40 derajat celcius.
- trus apa masalahnya, dok?
+ typhus.
- tapi syukurlah, tidak demam berdarah.
.....

apa begini yang dibilang, selalu saja ada hal yang patut disyukuri atas keadaan yang paling buruk sekalipun?

Wednesday, June 06, 2007

tentang lelaki tercinta

dia lelaki separuh baya, bahkan ketika melihat rambutnya yang sudah dipenuhi uban dimana mana, maka tahulah bahwa umurnya pasti lebih dari setengah abad. yah, memang selama itu. setengah abad lebih sudah lamanya dia menjalani kehidupan. dan itu tergaris jelas di wajahnya yang mulai menua, lewat kerutan kerutan tegas. tingginya semampai, tak terbilang tinggi ketika disandingkan dengan orang orang di sekelilingnya, anak anaknya. apalagi pada usianya yang semakin senja, postur tubuhnya pun tak lagi bisa tegap membusung dada. jalannya pun sedikit tak seimbang. konon, menurut cerita yang pernah kudengar, kakinya terkena pecahan bom atau bahan peledak pada masa yang entah.

yah, cerita tentangnya tak pernah aus meski waktu menggerus. seperti sebuah legenda. aku masih bisa mengingat, pada usia kecilku yang entah, pada tanggal tanggal tertentu, dia berpakaian rapi layaknya seorang pejuang, tentu saja dia belum setua sekarang. berdandan klimis dengan pakaian hijau tai kuda, pakaian yang masih saja warnanya kusuka. bersepatu kulit kinclong mengkilat. akupun selalu bertanya tanya, hendak pergi kemana. dan selalu mendapatkan jawaban yang sama pula, berkumpul dengan teman sesama pengingat kenangan. dan begitulah ingatan tentangnya dan baju hijau tai kuda.

lalu dengan bangunan tua. pernah mendengar tentang kotak harta karun? dia memilikinya! bukan kotak tepatnya, melainkan lemari baja. terkunci rapat pada gudang tua yang juga dipenuhi oleh sarang laba laba. pernah suatu kali aku masuk mengendap endap seperti pencuri. tentu saja aku tak akan mencuri, aku hanya penasaran, apa gerangan isi kotak tua yang begitu menarik perhatian. perlahan kutarik pengait gemboknya dengan sekuat tenaga, tapi percuma. tenaga kecilku tak akan bisa menarik lapisan baja sekuat kuda. tak sampai disitu, tak juga menyerah. pada lain kesempatan, ketika kurasa aku punya banyak waktu, kembali kucoba kubuka. kali ini harus bisa, kataku kala itu. dan memang begitulah, pintu itu akhirnya terkuak. bukan harta permata seperti dongeng yang ada, melainkan kumpulan benda benda aneh yang tak pernah kulihat sebelumnya, kecuali gulungan ikat pinggang berwarna sama dengan baju hijau tai kuda. benda itu sepanjang jari orang dewasa, berwarna keemasan berbentuk silinder dengan ujung lancip di moncongnya. dan kejadian itu terlupa, hinga pada tahuntahun setelahnya, ketika lemari rahasia itu sudah tak lagi misterius, dan benda aneh itu tak lagi ada disana, entah raib kemana, aku baru tau, itu yang disebut peluru.

dan ada satu ingatan tentangnya yang seringkali sampai sekarang membuatku geli. dia adalah tentara, setidaknya pernah menjadi tentara. aku kenal itu dari beberapa foto di dinding rumahnya. dengan topi baret, yang entah apa warnanya. mungkin merah, mungkin hijau, entah. maklumlah foto lama, yang ada hanya warna hitam dan putih saja. dia begitu tampan, tampan sekali. foto foto kecil itu memenuhi ruang keluarga yang bersahaja. dan diantara, ada satu foto besar berbeda. dia tak mengenakan baret, tidak juga seragam dengan pangkat jabatan. dia hanya mengenakan baju safari, dengan peci. dan aku suka memandanginya diam diam, hingga suatu waktu, ketika aku mulai mengenal bangku sekolah, sejarah dan dari cerita cerita yang tak henti di dongengkannya padaku, aku tau itu bukan dia, hanya mirip saja. lelaki berpeci itu adalah sang proklamator bangsa. ah, betapa tololnya.

sayang setelah beberapa lama foto sang proklamator itu tak lagi ada di deretan sana. pernah kutanya, kenapa foto lelaki yang juga tampan itu musti diturunkan, di serakkan dalam gudang tua bercampur sarang laba laba. dan dia hanya menjawab sederhana seperti biasa, karena tanpa foto itu tergantungpun aku masih memujanya. kelak, suatu saat, aku tau, haram hukumnya seorang tentara seperti dia memajang foto proklamator bangsa, seperti diharamkan memasang umbul umbul merah di setiap perayaan. setidaknya itulah yang terjadi pada jamannya.

beberapa tahun lalu, pada kedatanganku padanya yang kesekian. tak pernah satu ingatanpun terlupakan. kini, tak ada lagi foto sang proklamator bangsa di gudang. sudah kembali bergabung di dinding bersahaja ruangan keluarga. dan aku masih saja melihat kemiripan diantara keduanya. mungkin karena lelaki itu begitu mengaguminya. tokoh hebat sepanjang masa.

oh ya, ketika satu waktu kuperkenalkan dia pada seorang teman, teman ini justru berkata, wajah bapakmu seperti presiden kita. hahaha.

**atas nama kangen, dan 106 tahun kelahiran sang proklamator bangsa.

Monday, June 04, 2007

tentang keresahan

dan ketika aku bertemu kamu, aku sadar, aku bertemu dengan wanita yang tercipta dari tempaan hidup. yang sepertinya tak memerlukan satupun hal yang kurang, sehingga akupun tak tahu, di bagian mana aku harus melengkapimu.


ada beberapa hal yang mulai membuat saya resah belakangan ini. kesendirian untuk menjalani kehidupan yang sudah lama berjalan, mulai terusik. keyakinan keyakinan, bahwa saya akan terus menjadi muda, mulai terbentur dengan realita. tak bisa dipungkiri, bagaimapun umur saya bertambah. ya, secara harfiah memang saya sudha mulai menjadi tua. tapi saya tak pernah merasa, sungguh. saya masih gemar bermain main, saya masih gemar berlarilarian, bahkan saya masih gemar untuk kluyuran. seperti layaknya yang dilakukan anak anak muda. setidaknya sama denga apa yang saya lakukan ketika SMA, delapan atau sembilan tahun lalu. tak banyak berubah, masih seperti ituitu saja. dan saya pun masih suka untuk terus mempertanyakan kenapa, lalu membuat pemberontakan kecil kecil terhadap keadaan, dan mulai berfikir, tak seharusnya saya ada disini dan begini. lalu mulai melawan lagi, mulai perjalanan lagi.

bahkan seorang teman mengatakan, saya ini gemar mempertaruhkan perasaan. dan saya tak juga lelah untuk berpasrah pada kenyamanan. intinya, saya tak juga merasakan lelah yang benar benar lelah sehingga mampu membuat saya berfikir cukup, sampai disini saja. lalu membuat saya memilih untuk menjalani hidup dnegan cara orang kebanyakan menjalaninya. tak usah menghabiskan waktu berlama2 dnegan pertanyaan kenapa, pemberontakan atas keadaan atau penghianatan pada kenyataan. jalani saja semua dnegan sewajarnya, jika kewajaran manusia adalah lahir, menikah, punya anak, mati. saya tidak sedang mencari bentuk ideal, karena memang bentuk ideal hanya ada di idealisme saja. pun saya tidak sedang mencoba melawan takdir, karena saya tidak pernah tau takdir saya apa, kecuali saya terlanjur lahir di dunia, dan entah kapan saya akan mati. saya hanya sedang mencari kehidupan, kehidupan yang benar benar hidup. meski mungkin nanti, ternyata pada satu titik akhir yang membuat saya tak bisa memutar balik masa lagi, saya menemukan ternyata seluruh waktu dan hidup saya hanya berisi upaya omong kosong, niscaya saya tak akan menyesalinya. karena begitulah hidup buat saya.

tapi, telepon dari bapak beberapa waktu lalu mulai membuat saya memikirkan hal lain. ternyata saya ini memang tidak bisa egois. toleransi adalah intoleransi. dan saya dikelilingi oleh orang orang yang masih peduli, atau lebih tepatnya, orang orang yang juga saya pedulikan. saya tak bisa berfikir buruk atas kebaikan yang terlontarkan oleh bapak lewat kata kata. seperti pesan biasanya, hanya saja diikuti oleh semacam peringatan, mulailah memikirkan diri sendiri nduk. temukanlah lelaki yang baik, yang kelak akan membahagiakanmu.

katakata singkat, pesan sederhana atas kepedulian, sekaigus seperti sebuah bumerang. memikirkan diri sendiri, dan menemukan lelaki baik hati. hm, bukankah itu adalah dua hal yang saling bertolak belakang. iyah deh, kamu boleh mengatakan bahwa aku adalah wanita yang takut komitmen, bo! tapi sesungguhnya bukan komeitmen yang aku takutkan, melainkan ikatan. normanorma tak tertulis yang mengekang pergerakan, atau menyumpal teriakan. tapi tak pernah ada yang salah. seperti yang pernah seseorang tuliskan, ketika perempuan menginjak usia duapuluhlima, makan keperempuaannya dipertanyakan. akan di jejali dengan pertanyaan pertanyaan kapan menikah, cepatlah menikah, hiduplah dengan mapan, dan selanjutnya ketika sudah menikah dipertanyakan kapan punya anak, dan lain lain. sayapun tak hendak menyangkalnya, karena memang begitulah fakta sebagian besar masyarakat kita. dan sayapun, tak hendak menentangnya, hanya saja, saya juga tak ingin menyerahkan begitu saja hidup saya ke tangan norma kebanyakan dan nilai kewajaran. saya tak ingin menjalaninya karena saya harus menjalaninya. dan yang terpenting, tak ingin menjalani semuanya dengan siasia.

**terima kasih untuk obrolan malam. dan janjijanji yang belum terbayarkan. kutunggu sampai kamu mampu mengejarku, dan kita bisa berjalan beriringan. sampai entah.

Thursday, May 31, 2007

tentang kesendirian

We all need solitude sometimes.

mungkin seandainya aku bisa mengatakannya lebih awal. jauh sebelum semuanya menjadi buram dan kabur, hingga akhirnya lenyap, tak menyisakan apapun.

jadi, tak sempat ada kemarahan, tak sempat ada kesalahpahamn. kita bisa belajar, bahwa sebenarnya kita ini adalah individu lepas dengan sayap sayap luas. kita bisa saling menghargai kebebasan, atas kepemilikan. aku bukan milikmu, pun kamu bukan milikku. hanya saja kita berdua sedang berbagi dunia. sedang berbagi cinta yang maha luasnya. disitu tak hanya kita, malainkan ada aku, dan kamu.

sehingga pula, aku bisa meredam emosi. bukan aku tak mempedulikanmu, bukan pula aku sudah bosan padamu. bukan sebuah kebencian, atau aku tak lagi menyayangimu. pernahkah kukatakan padamu, terkadang, keberadaanmu telah menyerap habis seluruh hal yang ada di sekelilingku. kamu sita udara yang seharusnya untuk kita, dan tibatiba, aku hanya tahu aku akan merasa sesak, dan tak lagi mampu untuk bernafas. lalu segala sesuatu menjadi gelap. tak lagi aku bisa melihat, siapa dan apa yang salah dari semuanya. lalu aku mulai untuk berteriak membabi buta. dan begitulah semuanya.

seharusnya tak kusalahkan smua padamu, pada keberadaanmu. karena rasa memang tak pernah salah. lalu, pada siapa kukeluhkan, untuk posesif yang mengatasnamakan rasa?

**ingatan akan masa silam, yang datang belakangan.

Tuesday, May 29, 2007

tentang bertahan muda

saya rindu menulis. menulis yang benar benar menulis. tidak karena saya diharuskan menulis, atau tidak karena saya memaksa diri saya untuk menulis. iyah, menulis, begitu saja.

dan tadi, saya kembali membuka arsip arsip tulisan lama, dan perasaan hangat kembali menyapa saya. hangat. ketika saya memutar ingatan pada saat kejadian saya tuliskan, perasaan itu muncul begitu saja. lalu saya teringat akan hal ini, akan hal itu. saya teringat perasaan saya. dan bahkan tidak jarang saya juga menyadari kenorakan kenorakan saya. tidak, saya tidak menyesalinya. saya bahagia atas kenangan yang tercatatkan, apapun dan bagaimanapun bentuknya.

kembali ke soalan menulis. hidup sedang berbaik baik pada saya belakangan ini. saya disibukkan oleh hal hal yang harus saya kerjakan, berkejaran dengan deadline, dan sibuk menjalankan fungsi saya sebagi pelayan, meski diantaranya menyebutnya profesionalisme. saya sering menghabiskan waktu dengan orang orang yang saya kasihi, dan tidak ada kendala apapun selain kelelahan fisik yang kadang membuat saya terjatuh lelap di sisa waktu yang saya miliki. yah, hampir tak ada yang bisa saya keluhkan. dan begitulah saya mulai jarang menulis.

tak ada yang dikeluhkan. tak ada yang dituliskan. dan perlahan, tak ada yang dipikirkan. awalnya tak pernah menjadi masalah, sampai akhirnya saya mulai merasa tak mengenali diri saya sendiri. saya seperti robot, yang digerakkan oleh kewajiban, bukan kemauan. sisisisi sensitif saya mulai tumpul, dan kekhawatiran saya perlahan hilang. hal inilah yang saya cemaskan, kehilangan kekhawatiran. karena disaat seperti itulah, kejatuhan tak ubahnya seperti sebuah kesenangan. lengah, hingga akhirnya kalah. tidak, saya bukan ingin menjadi pemenang atas sebuah pertarungan. saya ingin menjadi pejuang atas perjalanan. dan seperti yang sering saya katakan, saya ingin terus muda, dan mati muda. karena tantangan hanya untuk orang muda. selebihnya, mereka melihatnya sebagai suatu halangan.

dan terima kasih untuk catatan, yang ditemukan diantara tumpukan barang usang..

kutemukan hurufhuruf nama disamping peraduan
mungkin tertinggal, ketika mimpi terlelap menyelinap
berserak, acak tertelan rimbun kenyataan
mungkin juga ada, tapi tak pernah terbacakan
tak lagi bisa dipandang muram, bukankah ada milik ketiadaan
pun usia muda,
yang lenyap tergerus jaman.

Monday, May 28, 2007

tentang kebenaran

to : blablabla

instropeksi dan introspeksi. mana yang bener?

-sent-


saya, dan seorang teman yang kurang kerjaan. entah beberapa malam lalu, dihabiskan di sebuah emperan toko yang hampir rubuh sekitaran simpang siur. pada sebuah kedai yang menyerupai angkringan di jogja, tapi jangan harapkan akan mendapatkan harga semurah meriah angkringan, harga disini tak jauh beda dengan harga di restaurant, mungkin hanya selisih sekian rupiah. tapi untuk ukuran denpasar, harganya masih tergolong murah. dan yang lebih menyenangkan, suasana kekeluargaan angkringan masih terasa. duduk lesehan, obrolan, teman. lebih merakyat. *halah*

disini saya sering menghabiskan waktu duduk berjam jam. warung ini setau saya dulunya bernama punakawan, tapi setelah pindah berganti jadi superhero. entah kenapa, saya tak pernah iseng menanyakannya. mungkin karena semakin susahnya mendapat kostum petruk, gareng dll, dan lebih gampang mendapatkan kostum sipedrman, batman dan teman2nya yah? -oya, salah satu keunikannya, para waiter (mereka ga punya waitress), memakai kostum itu slama berjualan, sayang frekuansinya tidak sesering dulu- salah satu gejala semakin punahnya kekayaan bangsa?

dan begitulah malam itu. saya dan teman saya ini sengaja iseng, mengirimkan beberapa pesan pendek ke beberapa orang. iyah, selain iseng, sayapun jujur saja bingung. diantara keduanya, mana yang benar?

seringnya sebuah pilihan datang bersamaan dalam kemiripan. dan seringnya pula sebuah kebenaran dikaburkan.

**update: maaf, salah sebut lokasi. seharusnya simpang enam, bukan simpang siur. thanks yah, bo!!

Monday, May 21, 2007

tentang pelajaran hari ini

it's not a good thing to start a day.

pagi2 boss sudah histeris panik. heh? bahkan saya pun belum sempat sisiran ( yeap, dari bangun tidur sampai ke kantor saya belum sisiran!), harus angkat telp begini begono. nelpon indonesian embassy di singapore dan guess what, telepon operator rusak, disambungin kesana kemari, dan berujung dengan, i got nothing, nor any help. dang! itu embassy gitu loh. tapi secara ini adalah birokrasi negara indonesia, what more can you expect?

bolak balik urusin hotel - embassy - annoying client, done. dengan tanpa saya dikenakan any cancellation fee seharga ribuan dollar itu.

dan ga lama kemudian, another case happen. another annoying client, mengulur ulur pembayaran. dan saya sudah seperti debt colletor saja, kesana kemari nagih uang yang tidak seberapa itu. tidak seberapa, selain seharga kredibilitas saya. dan berujung pada, can do nothing but waiting.

sudah saya bilang saya benci menunggu?

begitulah. satu hari belum berakhir, dan saya, masih harus mengerahkan seluruh kemampuan saya, waktu, dan harga diri. dan tiba2 saya membenci diri sendiri. saya benci jual diri.

Friday, May 18, 2007

tentang prasangka

[aku mau ning st. hall ketemu karo mbah sing mbok sangoni mulih ning solo. lagi ngurus taspen-ne, lan wes cair. dhek e nitip salam jarene, tapi ojo salam balik yho, keretane simbah e wes brangkat soale.]

**sms dari keponakan beberapa hari lalu.


dan saya jadi semakin merasa bersalah, sudah berprasangka pada seorang nenek tua di salah satu kota pada suatu cerita. ah ya, sepertinya jaman sudah tak lagi sama. dan ternyata memang, saya satu dari sekian orang yang sudah mengalami krisis kepercayaan kronis.

Tuesday, May 15, 2007

tentang kebersamaan

pertanyaan kamu beberapa hari lalu seperti mengingatkanku akan sesuatu. yah, dimana biasanya aku menghabiskan waktu. kadang kalimat itu lucu. menghabiskan. seolah olah aku mempunyai banyak waktu luang. padahal seringkali aku merasa 24 jam selalu saja kurang. dan hari berakhir dnegan, ughh.. aku belum menyelesaikan ini, aku belum kelarin itu. 8 jam sehari sepertinya terlalu banyak direnggut untuk kemerdekan finansialku akhir bulan. tak pernah berhenti mengutuk, tapi tetap saja, setiap hari akan berulang hal yang sama. bekerja sudah menjadi candu. dan setelahnya, aku kebingungan, satu hari tak pernah cukup untuk sebuah kesenangan.

dan pembicaraan kmaren, membuatku rindu momen itu. aku merindukan temanku. temantemanku. orang orang yang wajahnya pernah datang, dan pergi dnegan meninggalkan kesan. dan betapa seringnya sebuah perpisahan tak berakhir menyenangkan. iyah, hidup hanyalah sebuhh rangkaian pertemuan dan perpisahan, tanpa satupun hal kekal di dalamnya. karena itulah mungkin dinamakan hidup, karena tak pernah ada yang sama dalam waktu yang lama. dan kita akan selalu akan belajar darinya.

betapa banyak ruang pikiran yang kusisakan untuk mengabadikan orang orang yang pernah melintasi perjalanan berbarengan. pada malammalam menjelang pagi, dengan bergelas gelas kopi. aku suka kopi, dan dia suka bir. aku suka sampoerna amild, dan dia suka surya enambelas. aku suka brownies, dan dia suka keripik kentang. pun ketika aku suka supernova, dia selalu menggembor gemborkan nietzche. lalu pembicaraan pun tak pernah jauh dari, apa yang kamu kerjaan, bagaimana hidup, apa kabar patah hati, dan bagaimana dunia. lalu kami saling memperdebatkan idealisme, tertawakan aku yang masih tersnagkut benang masa lalu, dan kutertawakan dia yang masih saja mengejar cinta serupa fatamorgana. aku tak pernah tau, pacarnya selalu cemburu. tentu saja, aku tak salahkan, bila pada akhirnya dia memilih sang terkasih, dan membentang jarak pada persahabatan yang ada.

pada seseorang yang lain. ya, bisa kukata, kudekat pada beberapa orang saja, tak lebih dari sepuluh jadi seumur hidupku. padanya yang sungguh berbeda. tak lagi kira berbicara tentang idealisme. tak lagi ada malam malam panjang sampai pagi datang. tak ada lagi obrolan obrolan seram dengan istilah istilah yang disebuat sebagai kekerenan, meski tentu saja tak semua kami paham. dengannya aku hanya berbagi telinga. tak ada lesehan, karena seringkali kami memilih duduk di gerai makanan siap saji. tak ada bir, karena dia selalu memilih coklat panas. dan lalu, tak ada aku, tak ada dia, karena pada akhirnya kita memilih jalan yang berbeda. dan lagi lagi, persahabatan lalu ditinggalkan begitu saja.

dan kini aku dan kamu. kita seperti sedang merangkai cerita baru. disini, garis kehidupan kita sudah dipertemukan. jangan tanya kenapa tidak dari dulu, karena memang tidak ada hak untuk bertanya kenapa atas apa yang diluar batas otoritas kita. untuk kesenangan dan kebebasan atas apa yang yang kita punya, marilah kita berdansa. sebelum akhirnya semua tak lagi sama.

Oh my friend
We have spent
So much time looking for someone to blame
Cause were the same
The jealous games
Take up time we could spend on other things

Oh my friend
If it ends
Let us go and then not look back again
We can't be
You and me
Taken' ourselves much too seriously

Oh my friend
We should spend
Some more time looking from the other end
Cause we would see
So clearly
We'd blame ourselves as much as we'd blame weed
We'd blame ourselves as much as we'd blame weed
We'd blame ourselves

**Travis ~ Out In Space

Monday, May 14, 2007

tentang bulan kejadian

mei.

ini seperti bulan dimana semua cerita dirangkaikan. beberapa diantaranya seperti kisah kepahlawanan, dan sebagian adalah kegetiran. kadang, tak tersisa lagi sebuah kepercayaan.

sudah sebeginikah perubahan jaman? dan aku, seperti manusia kenangan, yang hidup dari masa silam. mengenang kejayaan kejayaan cerita yang mungkin saja tak lebih dari kebohongan atau ingatan tentang masa keemasan.

katakanlah soalan awal bulan. satu mei. ratusan bahkan ribuan buruh turun ke jalan. dan mulai meneriakkan teriakan soal perbaikan. hey, aku tau. ini hari kalian. tapi, tak bisakah membuat lebih bermakna, dari sekedar pawai di jalanan? seharusnya, ini bukan tuntutan atas berapa nominal yang harus di bayarkan. bukan soal ganti rugi atas terenggutnya sekian jam untuk sebuah kewajiban. bukan pula libur bersama yang bisa membayarkan kesenangan. ini adalah perjuangan, untuk sebuah kebebasan. kemerdekaan, tanpa sebuah tekanan.

dan kini. seperti memutar slide show sebuah pertunjukkan. lagi lagi keadilan diteriakkan. penghukuman atas sebuah kekerasan. yang jadi pertanyaan, pada siapa itu semua diteriakkan. sedang sistem sudah tak lagi punya telinga untuk mendengarkan. hm, jangankan telinga, kesediaan ataupun usaha juga sudah tak punya. dan kita terbiasa hidup di negeri segala lupa. mengulang ulang sejarah. satu peristiwa terjadi, terabaikan, lalu kembali dilakukan. kekejian hanya sebatas detik yang terlewatkan. apabila detik tersebut sudah menjelma menjadi jam, hari, lalu tahun, maka semua tak lagi mempunyai makna. seperti mimpi yang terabaikan, lalu perlahan kita terlupa. mungkin segelintir masih saja menuntut penyelesaian, tapi jarang yang mempertanyakan tanya. kenapa?

**catatan ketinggalan atas kesadaran yang datang belakangan.

Friday, May 11, 2007

tentang mencatat kenangan

nanti, jika ke solo, jangan nginep dimanamana, nduk. langsung saja ke belakang sma kristen, satu satunya di kota solo. ini alamat rumah saya, nanti tanya saja, bu astutik. tapi di rumah saya dikenal sebagai bu bla bla bla. jangan sungkan, saya tinggal sendirian, dengan keponakan yang masih bayi. bla bla bla...


sekian jam di stasiun gadobangkong, bandung.

mungkin jika saja saya memilih untuk naek angkot, tak akan lama hingga sampai di cimahi. tapi tidak, kereta buat saya seperti media eksklusive. banyak hal tak tergantikan. entah gerbongnya yang karatan dan menandakan ketuaan. atau orangorang yang berlalu lalang. sering saya berfikir, bertanyatanya, tempat duduk itu, siapa yang pernah mendudukinya. apakah sepasang remaja yang sedang berkencan, atau anak kecil yang kelaparan. lalu, coretancoretan yang ada disitu, seperti usaha untuk mencatatkan kenangan. ah, konyol memang. tapi begitulah segala cara yang pernah dilakukan untuk melawan lupa. dan orangorang itu, serta macammacam ekspresi. mungkin sebuah gambaran kehidupan, lengkap dengan palsu dan tipu. itulah yang membuat saya rela menunggu, sekian jam berdiam seperti gelandangan. tidak, untuk kali ini saja. ijinkan saya ingin terlepas dari tuntutan. saya tidak ingin mengejar waktu, saya tidak ingin terburu2. pada waktu yang tak lama, saya ingin merdeka.

sengaja saya duduk pada tempat yang terbuka. saya rindu romansa. untuk mengamati mukamuka dan lorong gelap sepanjang rel kereta. lalu entah darimana asalnya, seorang wanita tua mendekati saya. meminta ijin untuk duduk di lantai sebelah saya. tentu saja tak apa, toh disinipun saya hanya pejalan yang kebetulan lewat untuk sementara. lalu dia mulai cerita, tentang apa saja. tentang pagi yang tak ramah, tentang suaminya, sang pahlawan keluarga yang lalu tinggal nama. dan tentang hilangnya tas yang berisi kehidupannya. tidak, dia sedang tidak mencoba meyakinkan saya untuk mengasihaninya. dan apa yang saya lakukan pun tidak atas dasar saya kasihan padanya. jika akhirnya saya mengatarkannya ke stasiun lain, untuk mendapatkan kereta laen menuju solo, itu adalah atas dasar empati. tak pernah terbayang sebelumnya saya akan berada di posisi itu. terkatung katung di kota asing tak sepeserpun uang. kata seorang teman, saya naif. bisa saja itu cuman karangan untuk sebuah cerita drama. yah, bisa saja. tapi, tak bisakah melakukan sesuatu tanpa sebuah prasangka?

dan dengan demikian saya pun telah mencatatkan kenangan. tidak pada rangkaian huruf yang ditorehkan pada logam tua gerbong kereta. tapi pada ingatan seorang nenek tua. atau pada stasiun bisu yang kelak jika saya melewatinya, mungkin akan teringat akan sesuatu. disini, saya pernah ada, lengkap dengan rangkaian cerita.

memang, sebuah perjalanan seperti pintu yang menghubungkan saya dengan kotak diluar daerah aman. seperti membenturkan idealisme dengan realita.

Wednesday, May 09, 2007

tentang kebiasaan

bagaimana rasanya ketika tiba tiba kamu harus menggantungkan hidupmu pada situasi yang tak kamu kuasai?


satu pertanyaan yang tiba tiba muncul, setelah beberapa hari di bandung. hobi baru menjelajahi satu tempat ke tempat lain dengan kendaraan umum dan berjalan kaki. menunggu, bahkan seringkali mengutuk keadaan jika tak mau jalan. satu pembelajaran akan kesabaran. untuk mengakrabi kenyataan.

Thursday, May 03, 2007

tentang menjemput kejutan

eh, eh...

saya mau mulai perjalanan lagi. kali ini ke kota yang belum sekalipun pernah saya kunjungin. bandung. hm, norak yah? tidak apa apa. saya memang terkadang sangat norak. habis mau gimana lagi, saya terlalu exciting sih!

bukan karena konon katanya disana banyak lelaki tampan nan keren, lha wong disini saya juga seringkali ditemani oleh lelaki tampan dan keren kok! *hai pria :P!!!*. dan juga bukan karena disana katanya adalah kota belanja dengan barang2 bagus berharga murah. hm, sebenarnya..saya exciting, karena saya penasaran. penasaran akan kejutan kejutan yang mungkin diberikan oleh kota asing itu kepada saya nantinya!!

ughhh, rasanya tidak sabar. tidak sabar untuk tersesat atau menyesatkan diri dengan tanya dan pesona. dan meninggalkan jejak serta kenangan saya disana. aduh, banyak yang saya ingin lakukan. saya juga ingin meringkus ingatan seseorang yang pernah tercatatkan. lalu saya akan menemui beberapa orang. hai kamu, tunggu saya di bandung yah!!

tak lama. dan setelahnya saya akan kembali lagi. mungkin.

Monday, April 30, 2007

tentang berjalan kaki

sebenarnya sudah lama saya impikan tentang sebuah perjalanan yang memang benar benar perjalanan. meski tak jarang, setiap waktu senggang saya lakukan, tetap saja ada yang kurang. entah karena seringkali ketiduran di kendaraan umum sehingga melewatkan banyak hal, atau karena malas, mencari hal yang nyaman. memilih jalan2 dengan teman, dan lagilagi, melewatkan banyak hal karena keseringan sepanjang perjalanan dihabiskan dengan canda tawa saling cela. saya rindukan perjalanan yang benar benar perjalanan. mungkin seperti gelandangan, tanpa tujuan, dan spontan.

dan pejalanan sabtu kemarin benar benar tak direncana. spontan. bisa dibilang adalah pilihan yang jatuh karena keadaan. setelah keluar dari toko buku toga mas, uang yang tersisa hanya tinggal delapan belas ribu rupiah. mau naik taksi, jelas tak cukup. ingin naek angkutan umum, ragu. apalagi selama beberapa saat saya terdiam sambil memikirkan, tak satupun angkutan yang lewat. yah, di bali, angkutan umum sangat jarang. dan disini, memiliki kendaraan pribadi sudah menjadi sebuah keharusan. tak heran jika dijumpai satu rumah lebih dari 2 kendaraan. entah hal ini yang menyebabkan angkutan umum jarang, atau justru jarangnya angkutan umum menyebabkan kendaraan pribadi adalah keharusan. hal itu seperti tanya, telur dan ayam, mana yang duluan. begitulah, akhirnya saya memilih berjalan. tanpa tujuan. sempat terpikir, saya akan ke renon saja, lalu disambung dengan angkutan umum untuk mencapai gramedia. ah, tapi di renon angkutan umumpun tak tentu ada. jadilah saya ke arah yang berlawanan, menuju taman kota, puputan.

toga mas - taman kota. dua duanya terletak di jalan yang sama, hayam wuruk. tak jauhlah, pikir saya. dan mulailah saya melangkahkan kaki dengan congkaknya. tak jauh. lagipula, masa seh saya tak mampu. tak lama berjalan saya berhenti di toko dua puluh empat jam, membeli minuman. aha, meski congkak, sepertinya dari awal saya sudah meragukan kemampuan saya sendiri. tak yakin bertahan tanpa minuman. lalu beberapa langkah lagi, saya menemukan mesin atm. saya berhenti dan mengambil beberapa lembar uang lima puluhan. aha lagi, sepertinya saya semakin menghawatirkan diri saya. kalau tak kuat, tinggal stop taksi saja.

dan susahnya mendisiplinkan diri sendiri. langkah congkak saat pertama melangkah tergantikan oleh langkah2 pendek dan rendah, sehingga seringkali saya tersandung. ternyata toga mas - taman kota tak sedekat saya bayangkan. biasanya saya tempuh selama kurang dari sepuluh menit dengan naik motor. hari itu saya menempuhnya untuk satu jam lebih. sempat terbersit untuk menghentikan taksi atau angkutan umum yang mulai terlihat, tapi saya ingin menyelesaikan apa yang telah saya mulai.

perjalanan itu membuat saya sadar akan banyak hal. betapa jarak mampu mengempaskan kesombongan. mengikis semangat, bahkan tak jarang membuat putus asa. kalimat masih jauh, diganti dnegan sedikit lagi sampai. penghiburan untuk diri sendiri.

berlangkahlangkah sudah saya lewati, parfum escada yang saya semprotkan pagi hari, sudah tergantikan peluh dan keringat yang mengucur deras. bagaimana tidak jika itu pas tengah hari. tapi tetap, saya harus menyelesaikan perjalanan ini. lagipula, dnegan berjalan kaki saya jadi punya banyak waktu untuk mencatat hal hal yang selama ini terlewat. saya masih sempat tersenyum pada nenek pencari daun untuk dibuat sembahyang, atau mendelik pada anak kecil yang memandang saya penuh keheranan. tak jarang juga saya dibuat jengkel, karena beberapa pengendara motor membunyikan klaksonnya, bahkan ada yang berani menggoda. ah ya, disini pejalan kakipun jarang, apalagi wanita sendirian. benar benar kurang kerjan. mungkin itu yang mereka pikirkan.

berjalan kaki juga membuat saya menjadi lebih sentimentil. saya cepat merasa iba, pada bapak bapak penarik gerobak dengan muatan kasur kapuk penuh, atau pada ibu ibu penjual kue dengan keranjang yang disungginya. lalu saya mulai membandingkan diri dengan mereka. jelas saya tak seperti mereka, hanya berjalan membawa diri saja. begitulah, mungkin perasaan itu bisa jadi bukan karena saya simpati, tapi karena saya sedang mengasihani diri sendiri. padahal, bukankan saya lebih beruntung, berjalan kaki karena sebuah pilihan, bukan sebuah keharusan. apakah harus sama, baru bisa peduli?

dan berjalan sendirian, tanpa seorangpun mengenali mebuat saya semakin tak bernyali. ini hanya denpasar, satu kota yang telah sembilan tahun saya tempati. ini hanya hayam wuruk, satu jalan yang sudah lumayan saya akrabi. dengan di sekitar situ, banyak orang saya kenali. tapi kemarin, tak satupun orang mengenali saya. tak satupun orang menyapa saya. ah, betap luasnya dunia. dan saya, hanya seperti debu diantara lautan pasir. bukan siapa siapa.

setelah satu jam lebih, sampailah saya di taman kota. tak terhitung berapa kali saya melewati tempat ini, tapi tak lebih dari 3 kali saya singgahi. saya terduduk lemas. ini bukan pertama kali saya berjalan kaki. dulu, sering pada akhir pekan saya sengaja menginap di kuta, yang hanya tak lebih dari sepuluh kilometer dari tempat saya tinggal, dan berjalan kaki malam hari. menghibur diri. dengan deretan kafe dan club serta artshop untuk berhenti. tapi tidak pada perjalanan kali ini. satu hal lagi saya sadari, betapa timpangnya dunia yang saya huni.

Friday, April 27, 2007

tentang pikir(k)an

mungkin memang masalah tak sepelik ketika di pikir(k)an.


tapi, cukupkah rangkaian huruf menerjemahkan rasa dan tanya?

Tuesday, April 24, 2007

tentang hilang

maaf, dunia sedang menenggelamkan saya. untuk berpegang pada hal terpenting pun saya sedang tidak bisa. saya hilang diri. bahkan seseorang mengatakan saya sudah mulai gila. tapi tak mengapa. saya tau ini hanyalah titik rendah sebuah gelombang, dan tak menutup kemungkinan saya akan terpental jauh. tinggi. lagi.

I've had enough, of this parade.
I'm thinking of, the words to say.
We open up, unfinished parts,
Broken up, its so mellow.

And when I see you then I know it will be next to me
And when I need you then I know you will be there with me
Ill never leave you...
**travis ~ closer

Thursday, April 19, 2007

tentang kesetaraan

emansipasi bukan soalan kesetaraan gender. ini hanyalah tentang persamaan hak, bukan kewajiban.


13 april 2007.

Wednesday, April 18, 2007

tentang kemenangan

iyah, mungkin krn dunia tetap segitu saja dengan penduduk yang makin berlipat jumlahnya, jadi tiap orang berebut untuk mendapatkan tempat dan kedudukan. melebihi yang lainnya.


dan segala perdebatan sepertinya menjadi konyol. tak lagi berdiskusi untuk menentukan mana yang salah dan mana yang benar, meskipun tidak ada kebenaran dan kesalahan yang absolut. tapi tetap saja semua ini semakin memuakkan ketika yang diperebutkan adalah kedudukan. superiority.

bukankah lamalama ini semua tak lebih dari sebuah rimba? ketika yang kuat menguasai yang lainnya. tak usah lagi perlukan identitas, tak penting. tanggalkan saja ideologi, dan biarkan smeua terbeli oleh popularitas. berasa hebat untuk membabat. numerologi. kuantitas. dan buang saja kualitas serta atribut jati diri.

ketiga egoisme dan keakuan menutup mata dan telinga. padahal, apa artinya orang katakan hebat, jika diri sendiri tak merasainya?

Monday, April 16, 2007

tentang kepemilikan

kata siapa cinta itu membebaskan hah? hah? hah?

sebenarnya ingin kukutuk saja orang yang telah menyebarkan kalimat itu, terlebih lagi yang menelannya mentah2 dan akhirnya malah menyebarkannya sedemikian rupa. masalahnya, jangankan kutahu siapa orangnya, siapa yang terakhir kali mengatakannyapun aku tak ingat. atau jangan2 justru akulah sendiri yang menyebarkan kata2 menyesatkan itu. kalaupun iya, tentu saja karena pengamatan nan subjective atas beberapa kejadian. dan pencontekan serta pengutipan disana sini. siyallah dunia yang penuh dengan pengulangan dan peniruan ini.

ah, ya. kembali ke soalan kepemilikan. belakangan aku resah. resah segelisah gelisahnya. berapa kali kucoba untuk berdamai dengan hati, dan mencoba untuk meresapi arti kata itu berkali kali, tapi tak pernah sekalipun aku pahami. yang ada aku semakin tak tahu diri. temenku bilang, aku mungkin hilang akal. tapi tidak, kusanggah kata2 itu. apa? hilang akal? yang benar saja berkata, hah? apa aku yang masih mampu berfikir cerdas ini kaw kata hilang akal? tidak. aku tau aku berakal. gila saja mengatakan hilang akal, bukankah seburuk apapun aku masih juga berakal? seperti dirinya, karena itulah kita bernama manusia.

setidaknya itulah yang masih kumiliki. akal. pikiran. selebihnya, tidak ada. bahkan akupun seperti tak memiliki diri sendiri. yah, tak memiliki arti. apa namanya jika semua yang kumiliki, setidaknya aku merasa memiliki, justru disatu waktu aku tau keberadaannya tak lagi punyaku? kepemilikanku terenggut, oleh apa yang aku miliki. masih ingat ketika aku katakan, soal temanku tadi. ya, aku menyebutnya temanku. teman-ku. ironis. sedang bisa saja diapun menyebutku, temannya. teman-nya. seperti aku yang menyebutnya temanku, merebut kepemilikannya atas dirinya dan memindahtangankan ke aku, seketika itu pulalah, kepemilikanku akan diri sendiri lenyap. hilang.

bukankah memang demikian hukum yang berlaku di rimba manusia ini. hukum timbal balik. balas budi. take and give. memang sudah seyogyanya demikian. dan semakin banyak yang aku rasa miliki, semakin aku tak memiliki apapun. mereka merenggut smua yang ada di diriku, setiap jengkal tempat yang kusediakan untuk mereka,dan akhirnya tak menyisakan apapun untuk diriku sendiri. nihil. dan semua ini seperti perjara atas nama toleransi.

iya. karena ketika ngerasa memiliki dunia, dunia akan memiliki kita.

Friday, April 13, 2007

tentang kerinduan

: ini adalah tentang, suatu masa yang tak mungkin terkembalikan.

hari ini aku menggila. berbaris baris kata termuntahkan dari kepala tanpa aku mampu menghentikannya. tapi tetap saja, segala tanya tak berhenti sudah, jusru semakin berlari liar kurang ajar. menusuk nusuk setiap lubang yang masih tersisa dan menyumbatnya sedemikian rupa. menyumbat dengan tanya yang hanya semakin menyisakan lubang menganga. dan deretan huruf tak sabar untuk dituliskan, yang ada hanya menyisayakan ingatan yang timbul tenggelam.

lalu kukatakan pada temanku, mungkin aku sedang hilang diri. kebingungan menggenggam akal dan tak tau musti kemana harus berlari. ah, bukan berlari. bahkan akupun tak tau apa yang harus aku lakukan. lalu temanku itu terbahak lebar ketika kutanyakan, apa yang harus aku lakukan? katanya, itu adalah pertanyaan bodoh sepanjang sekian masa dia mengenalku. bodoh, ya memang aku bodoh.

aku ingin merindu tapi entah siapa yang bisa kurindu. sedang aku tau pasti, merindu tanpa bisa bertemu itu seperti sajak yang pernah kukirmkan ke seorang teman beberapa hari lalu,

an,
sebenarnya sudah kujaringkan tetestetes hujan yang jatuh barusan
tapi enggan kukirimkan
bukan karena ku tak tahu apa itu kerinduan
tapi terlalu menyakitkan, jika tak bisa melihatnya sebagai kenyataan

mungkin seperti kenangan
yang memenuhi ruangruang sempit pikiran
segaris tipis berbatas harapan
seperti jatuhnya hujan, pada tanah becek, menit kesekian.


seperti itulah merindu. seperti ketika kukhayalkan masa kecilku. dengan ibu cantik dan kakakkakak perempuan yang menawan, sedang aku merasa seperti itik buruk rupa. kuingin menggulung waktu, menelan menitmenit dalam sekali tegukan, karena kutahu, perempuan ketika menjadi dewasa, pastilah akan mempesona. tapi ternyata semua tak seindah ketika aku menghayalkan seorang pangeran tampan tak lagi berkuda datang dengan sebuah kecupan. yang ada, semakin lama sebuah perjalanan, semakin banyak goresan dan luka yang tertorehkan. entah akhirnya tenggelam oleh keadaan, atau menyisakan bekas untuk dikenang sebagai ingatan. dan kini ingin kurindukan, sebuah kepolosan.

aku juga sedang galau. berbalik balik lewat tengah malam tapi tak sedetikpun mata terpejam. lalu kududuk lagi, menyeduh secangkir kopi. kopi membuatku hangat. seperti menuangkan rentetan kejadian ke selembar slide show, dimana aku terduduk diam di kursi penonton. setidaknya itulah aroma kopi. mengingatkanku akan si ini yang suka kopi begini, si itu dnegan racikan kopi begitu, dan si anu, yang entahk tak lagi kutau dimana dirimu. dan sepengal sepotong wajah hanya datang dan berlalu.

lalu pikiran melayang ke seorang teman. yang berjanji membelikanku seperangkat alat telepati, tapi bisakah itu membayar rindu yang telah kukirimkan untuk setiap inchi. ah, inginku hanya tinggal serupa ingin. seperti ketika ku ingin kayuh sepeda tua bapakku menyusuri pinggiran sawah yang tak jarang membuatku terjerembab pada tanah becek parit padi karena sepeda itu terlalu tinggi. seperti ingin aku bisa berlari meninggalkan sebuah kesenangan yang seperti jeruji mengungkungku lebih tinggi. tak ada yang salah, hanya kadang seirngkali aku merasa tak seharusnya aku disini. seperti inginku pulang pada tanah kelahiran, bercengkerama sore hari dengan berteman pisang rebus dan mesra senyuman yang tak terkatakan. aku rindukan kenangan.

Sunday, April 08, 2007

tentang nikmat semata

dan beginilah jika kebosanan tenggelam oleh kesenangan kesenangan, mungkin tak berlangsung lama, tapi setidaknya telah mengentaskan otak dari rutinitas yang membuat semua nikmat menjadi hal yang biasa saja.

jatiluwih, tabanan. jumat paskah. dan selamat hari raya paskah untuk yang merayakan ;)


sungai ayung, rafting. sabtu.


menapaki kenangan. minggu.


kediri, tabanan.


halhal sederhana,


dan orang orang yang membuat segalanya menjadi lebih indah.


**hey, thanks for the trip, guys!!

Thursday, April 05, 2007

tentang pesan tertinggal

hari - hari yang panjang, dan sepertinya memang tahun ini saya akan memerlukan lebih banyak energi untuk meloncat loncat, mengesampingkan fakta bahwa semakin tahun saya semakin menua. yah, kita kesampingkan saja usia. seperti pertanyaan seorang teman, tidakkah tua terlalu menyeramkan?

sebenarnya banyak yang rencananya saya lakukan bulan ini. tidak hanya bulan ini mungkin, karena saya merasa saya ini pemalas periodik. hanya dalam batasan waktu saya akan lelah dan lalu akan sangat merindukan tempat aman. tapi itupun tak akan bertahan lama, karena lama sedikit sudah membuat saya bosan, lalu meloncat loncat lagi, sampai saya lelah, dan begitu terus selama saya muda, berulang ulang. makanya tak jarang saya mengeluhkan hal yang sama, lalu sampai dengan muncul satu ultimatum. menikah saja. hahaha. sepertinya penyelesaian yang akan menyenangkan banyak pihak bukan? saya kira begitu. tapi nantilah saya pikirkan hal itu. bukankah saya katakan saya ini pemalas periodik? saya malas memikirkan tentang pernikahan yang mulai annoying di telinga saya, dan lebih suka untuk meloncat loncat lagi.

sebenarnya yang saya maksudkan pada postingan saya sebelumnya, dan sering saya katakan pada beberapa teman. bulan ini saya ingin pindahan. lagi. pertama pindah tempat tinggal, mencari "rumah". dan kedua pindahan blog. untuk hal pertama beres. sebelumnya saya sudah nyicil bersihin tempat baru, saya cat ndiri *oppps..berdua ding, dibantu dengan keponakan saya benernya*, dan sekarang sudah saya tempati. sudah lumayan tenang. untuk tempat tinggal bujang yang menggunakan kamar hanya untuk tidur, sepertinya persiapan saya terlalu berlebihan. saya cerewet memilih perabot, jadi kamar saya hanya terdiri dari tembok berwarna putih, lemari berwarna coklat, prangkat2 laen termasuk rak buku berwarna hitam, dan nuansa ijo. lumayan melelahkan. bahkan saya sempat stress dan tepar ketika memikirkannya. hehe. sapa bilang saya tough? *lirik gita*

nah, untuk pindahan yang kedua, sepertinya harus ditunda. maklum, pria sepertinya salah timing. dan ketika deadline sudah deket, yang ada berbenturan ma deadline kerjaan di kantornya. jadilah masih berantakan dan belum fixed. sayang sih sebenarnya klo dipikir2. itu domain sudah dibeli dari november lalu, dan baru difungsikan sekarang. ugh. jadi sptnya untuk yang ini saya masih harus bersabar, atau memikirkan ulang apa yang seharusnya saya lakukan.

belum lagi insiden semalam. saya, pria dan dua orang teman membunuh waktu sambil berbincang2 di salah satu mall. dikarenakan adanya urusan yang harus saya kerjakan, jadilah saya dan pria pamit duluan. dasar ceroboh, maka tas beserta isinya tertinggal di lapangan parkir. yeap, lapangan parkir. dan ini bukan pertama kalinya. dulu handphone, dan sekarag laptop, kabel data, bla bla bla. sebenarnya sudah pasrah, abis mo gimana lagi. yang disayangkan adalah data2 di dalamnya, krn disitu ada draft tulisan saya untuk buku-yang-entah-kapan-jadinya, hehe. eh, setelah kita obrak2 parkir, dan investigasi satpam bla bla bla hampri setengah jam, dan mulai berusaha untuk semakin mengikhlaskan hilangnya barang *suer, ikhlas itu susah.. :(*, akhirnya dengan lemah lunglai pulang saya mampir ke kost temen yang tadi pergi barengan. dan entah apalagi namanya klo tidak tuhan sayang sama kami, ternyata temen tersebutlah yang memungut laptop yang ketinggalan di motor entah siapa. fewh, lega. inilah salah satu yang membuat saya betah tinggal di bali. 30 menit berselang, dan tas itu masih aman di tempatnya. yeah, benar memang. saya tak pernah tau rasanya kehilangan, sampai hal tersebut benar benar ilang.

dan sebentar lagi long weekend. hari ini hari terakhir kerja, dan banyak yang harus diselesaikan. tapi kenapa saya malah posting? hehe, tentu saja karena saya ini pemalas. bukannya cepat2 selesaikan perkerjaan, saya malah bersantai dnegan dengerin satu album keane pertama dan lifehouse yang dulu kiriman seseorang. ah, jadi rindu. kadang kalau dipikir, tak bisakah kata meninggalkan dan ditinggalkan dihapuskan? terlalu menyakitkan. seseorang datang, dan pergi. mungkin urusan tak harus diperpanjang, jika saja tak meninggalkan kenangan.

tak sabar untuk segera liburan. besok saya ingin mengukur jalan. saya ingin jalan yang jauh. jauh. jauh. ayo teman, siapkan bekal perjalanan. kosongkan ransel dari katakata dan segala tanya. tinggalkan tanya kenapa strawberry berwarna merah, dan rindu berwarna abuabu. kita akan isikan peta, dan seluang pikiran untuk menerima nikmat yang tertangkap mata. tak usahlah berbekal makanan, karena sepertinya kita tak kan kelaparan. bukankah cukup dengan kerinduan yang terbalaskan ?