.....
from : blablabla@nestle.co.id
to: great_days@yahoo.com
subject: tau ga
date: mon, 18 dec 2006
Eh kemaren si tendri ada sms lu soal indra yang bakal merid tgl 19 jan ga ????
**email dari teman es em a, tentang teman es em a lainnya.
.....
nggak. tapi benarkah demikian?
sedang kamu dan aku sama - sama tau, karena kita masih mencatatkan percakapanpercakapan malam beberapa waktu yang mungkin tanggalnya sudah hampir dihapuskan dari ingatan. aku ingin mengejar mimpi, katamu. meski disitu berserakan botol botol bir dan gelas gelas kosong berisi kopi pekat yang isinya telah kutenggak untuk menemani dingin, tapi kita, aku maupun kamu, sama sama tersadar dan terjaga akan tajamnya kata. mimpi. masihkah kamu menggenggamnya? atau aku saja yang masih setia dengan apa yang kamu kata.
.....
nextarif: doain aku ya.aku nikah tgl 24 ini
great_days: whaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
great_days: congratulation..!!!!
**percakapan pendek dengan teman via ym.
.....
mungkin kita tak pernah benarbenar bersapa. hanya lewat tulisan dan suarasuara yang mengakabarkan semuanya. sedikit cerita sedih, dan selanjutnya kita tertawatawa. setidaknya itu yang kutangkap dari pesanpesan yang tertangkap mata. atau gelak yang disampaikan lewat manisnya cerita. dan kini, semuanya tak lagi sama. setidaknya sebentar lagi. dan selanjutnya, aku hanya akan bertanya, apa kabar nyonya.
dan hari ini. tiba - tiba menyadari satu hal, apa yang terlewat, kenapa semuanya berjalan begitu pesat. ketika tersadar, semuanya sudah pergi. padahal kamu tahu, kadang akupun berlari, tapi kenapa tidak ada satupun yang terkejar menjadi berarti? percakapanperacakapan malam hanya tersimpan rapi di memori. pun kebersamaan hanya berupa kenangan disudut hati. lalu kita, kamu dan aku, sampai pada ujung jalan bercabang. melambaikan tangan, dan aku tertinggal sendirian. masih juga mempertanyakan pikiran.
dan seperti katamu, karena memang begitulah semestinya, kenapa juga masih setia dengan janji?
Some day you will find me
Caught beneath the landslide
In a champagne supernova in the sky
Some day you will find me
Caught beneath the landslide
In a champagne supernova
A champagne supernova
'Cause people believe that they're
Gonna get away for the summer
But you and I, we live and die
The world's still spinning round
We don't know why
Why, why, why, why
How many special people change?
How many lives are living strange?
Where were you while we were getting high?
Slowly walking down the hall
Faster than a cannonball
Where were you while we were getting high?
**Oasis ~ Champagne Supernova
hanyalah barisan coretan yang membentuk kata, lalu berakhir pada cerita, tentang seseorang yang belajar untuk dewasa dalam dunia kekanak-kanakannya.
Tuesday, December 26, 2006
Friday, December 22, 2006
tentang rindu biru
buk, jangan sakit lagi yah. cepat sembuh. aku kangen ibuk, kangen sekali.
ibuku itu wanita hebat. aku masih bisa mengingatnya jelas, tentang wajah cantik yang mampu membuat siapa saja terpesona. wajah desa katanya, keluguan yang apa adanya. campuran antara ketakberdayaan dan semangat yang menggelora. terkungkung adat, tapi dia masih saja bisa membangun dunianya. ketegaran yang tersembunyi dari balik katakata.
tak pernah ada habis tenaga, sampai suatu ketika benar benar tak berdaya. tidak, bukan tentang berhentinya sebuah karya, melainkan ego yang terluka. apa jadinya jika dunia tak lagi dia punya. segala harus bergantung pada apa - apa yang ada.
tapi masih saja dia sempat berkata, nanti nduk..nanti, semua yang ada hanya akan lewat begitu saja, dan kita tak pernah sadar, apa yang sebenarnya kita miliki sebenarnya.
**selamat hari ibu. selamat akhir pekan. selamat natal untuk yang merayakan. dan selamat beristirahat untuk libur yang panjang. sampai nanti. mungkin aku akan kembali.
Wednesday, December 20, 2006
tentang kerelaan
aduh, kamu tau tak. aku sedang rindu hujan!!
katanya, aku dijanjikan hujan pada bulan sebelumnya. memang sih terpenuhi, tapi tetap saja yang diberikan kurang. nah, apalagi sekarang, sudah hampir akhir bulan, tapi kotaku masih saja mentereng dengan panas yang tak berkesudahan.
mau kusalahkan siapa coba, kalau janji tak tertepati?
kamu? sedang kamu hanya berjanji atas nama hukum alam yang ketinggalan. bulan segini sampai bulan segini akan turun hujan dikotamu, katamu saat itu. iyah, kalau hanya itu akupun tau. tapi, apa kamu sudah memperhitungkan sekian masa yang terlewat dan kejadian - kejadian yang tercatat? hukum itu hanya berlaku, jika saja hutanku masih sebanyak dulu. jika saja pohonpohon masih tinggi menjulang tak habis tertebang. jika saja tak banyak bangunan menghabiskan lahan. jika tak ada pabrik - pabrik bertebaran. tidak juga majunya teknologi yang mungkin menyinggung keegoisan alam. jika saja, jika saja, jika saja ini adalah sekian tau lalu yang tinggal kenangan.
menyebalkan yah? padahal kamu tau tak, hujan itu benar benar menyenangkan. kamu pernah melihatnya? kamu tak perlu meyentuhnya untuk bisa terpesona. lihat saja. perhatikan setiap tetesan air yang menempel pada kaca jendela. indah bukan? mengalir turun perlahan, rasakan seolah olah kamu adalah dia. perlu kerelaan besar untuk melepaskan diri dari awan, dan jatuh ke tanah seperti sebah kebiasaan.
pernahkah terpikir, bisa saja awan tak ingin turun sebagai hujan khan? hanya tergantung disana dan menyaksikan semuanya seolah halhal disini adalah tontonan. hanya saja hukum memaksanya demikian. tertahan sebagai awan, turun sebagi hujan, sebelum akhirnya kembali lagi tercebur dalam perjalanan. tak usah bertanya, karena memang itu sudah jalannya.
menurutmu, kerelaan seperti itukah bentuk kelemahan? menerima segala sesuatu sebagai suatu keharusan, meski mungkin dengan paksaan. atau justru itu bentuk sebuah ketegaran, berkompromi dan berdamai dari hal hal yang mungkin tidak diinginkan.
katanya, aku dijanjikan hujan pada bulan sebelumnya. memang sih terpenuhi, tapi tetap saja yang diberikan kurang. nah, apalagi sekarang, sudah hampir akhir bulan, tapi kotaku masih saja mentereng dengan panas yang tak berkesudahan.
mau kusalahkan siapa coba, kalau janji tak tertepati?
kamu? sedang kamu hanya berjanji atas nama hukum alam yang ketinggalan. bulan segini sampai bulan segini akan turun hujan dikotamu, katamu saat itu. iyah, kalau hanya itu akupun tau. tapi, apa kamu sudah memperhitungkan sekian masa yang terlewat dan kejadian - kejadian yang tercatat? hukum itu hanya berlaku, jika saja hutanku masih sebanyak dulu. jika saja pohonpohon masih tinggi menjulang tak habis tertebang. jika saja tak banyak bangunan menghabiskan lahan. jika tak ada pabrik - pabrik bertebaran. tidak juga majunya teknologi yang mungkin menyinggung keegoisan alam. jika saja, jika saja, jika saja ini adalah sekian tau lalu yang tinggal kenangan.
menyebalkan yah? padahal kamu tau tak, hujan itu benar benar menyenangkan. kamu pernah melihatnya? kamu tak perlu meyentuhnya untuk bisa terpesona. lihat saja. perhatikan setiap tetesan air yang menempel pada kaca jendela. indah bukan? mengalir turun perlahan, rasakan seolah olah kamu adalah dia. perlu kerelaan besar untuk melepaskan diri dari awan, dan jatuh ke tanah seperti sebah kebiasaan.
pernahkah terpikir, bisa saja awan tak ingin turun sebagai hujan khan? hanya tergantung disana dan menyaksikan semuanya seolah halhal disini adalah tontonan. hanya saja hukum memaksanya demikian. tertahan sebagai awan, turun sebagi hujan, sebelum akhirnya kembali lagi tercebur dalam perjalanan. tak usah bertanya, karena memang itu sudah jalannya.
menurutmu, kerelaan seperti itukah bentuk kelemahan? menerima segala sesuatu sebagai suatu keharusan, meski mungkin dengan paksaan. atau justru itu bentuk sebuah ketegaran, berkompromi dan berdamai dari hal hal yang mungkin tidak diinginkan.
Tuesday, December 19, 2006
tentang tanya rasa
teman. kapan seh lo ga jahat?
saya. gw ga jahat kalau gw ngerasa jahat. dan gw bener - bener jahat, justru kalau gw pas ngerasa gw ga lagi jahat.
tentang bahagia. obrolan makan siang dengan teman.
kotak maya. dan episode yang akan terlupa.
saya. gw ga jahat kalau gw ngerasa jahat. dan gw bener - bener jahat, justru kalau gw pas ngerasa gw ga lagi jahat.
tentang bahagia. obrolan makan siang dengan teman.
kotak maya. dan episode yang akan terlupa.
Sunday, December 17, 2006
tentang akhir pekan
.....
+ lah, kok minggu2 onlen?
- iyah, nih ma ponakan. ngajarin dia internetan.
+ whuih, tante yang baek.
- iya dong. btw, klo pertama kali ngenalin internet, enaknya dari mana nya dulu yah?
+ email ajah dulu. atau mo ngajarin nge-blog?
.....
waksssss....ngajarin keponakan saya nge-blog??
hihihi. boro - boro. untuk memperlihatkan blog saya ke dia pun saya ga berani. tidak, bukannya blog saya ini penuh dengan adult content, tapi.. trus terang saya sendiri masih belum siap, dengan reaksi keponakan saya ketika melihat blog saya ini.
hm, kira2 apa yang akan dipikirkannya yah??
apa dia akan berfikir, duh.. tanteku ini keren sekali!! udah cantik, baek, gaul, wanita karir, masi muda, tulisannya kueren. dan tiba - tiba ada suara berteriak lantang, ughh...stop it dew! stop it!! sebelum kadar kenarsisan mu semakin tidak terkendalikan. hihihi.
atau justru dia akan berfikir, duh, ga nyangka deh..tanteku ini bakat skali jadi pujangga, seniman sastra, yang karyanya akan menjadi karya besar abad in!! sebelum akhirnya khayalan itu terpatahkan oleh teriakan, tante, klo mo cari game onlen gimana yah?! okay, enough untuk bermimpi. kenyataan memang kejam, jendral!
eh, bisa jadi dia berpikir laen khan?
bisa saja dia berfikir, heh?? ini tante ku yang nulis? bukannya setiap ke rumah dia mengeluh dengan banyaknya kerjaan yang membuatnya ga sempet nengokin keponakan2nya, dan sampe - sampe bikin sakit leher semi-permanent? trus klo memang sesibuk ituh, kapan dia menuliskan ini smua? dasar tante suka boong!! oh, no.. jika itu yang dia pikirkan, matilah saya! karena tak mudah menjelaskan ke anak - anak, bagaimana pentingnya refreshing disela jam pekerjaan yang padat *halah*, semisal dengan blogging, browsing, dan ceting inih. *loh?!* karena bagaimanapun keren dan superheroine nya saya, haduh..saya tak bisa tidak narsis :D, saya tetap memerlukan penyegaran disela - sela tugas sebagai kuli yang tenaganya diperas habis2an sebagai bentuk loyalitas.
dan yang lebih kejam, adalah membayangkan dia akan berfikir, oh my god.. my aunty is a jerk!!! ternyata dia itu menye2.klo di rumah ditanyain soal cowo selalu jawab sok kewl, padahal di blog dia menangis - nangis darah. patah hati, melow - melow. ah, ternyata ga sekeren yang aku kira.. she's not more than a jerk!!
omigod..sepertinya khayalan saya terlalu berlebihan. mungkin juga dia hanya akan berfikir, wah..tanteku pinter skali copy paste tulisan orang2 keren yah!! hehehe, setidaknya itu reaksi sahabat terdekat saya ketika dia tau ttg blog ini, karena dia tidak pernah tau saya suka menulis.
tapi eniwei, saya menulis karena memang ingin menulis. terlepas dari keinginan untuk terlihat keren. karena jujur, saya merasa diri saya memang keren. hihi. dan seperti yang seringkali saya sebutkan, sebagai ajang pembelajaran. setidaknya dari hal - hal jerk yang (mungkin) pernah saya lakukan, saya mendapatkan sesuatu. there is nothing for nothing.
selamat hari minggu.
hari ini, penantian 50:50 atas kebahagian vs kesedihan terjawab sudah.
terima kasih, ya.
dan yeap, akhirnya saya membiarkan keponakan saya browsing sampe dia muntah. tentu saja karena saya yakin itu aman. bagaimana tidak, kalau saya duduk di komputer bersebelahan. sehingga saya masih bisa melirik-liriknya kalau - kalau dia buka situs bokep. hihihi. keren khan??
+ lah, kok minggu2 onlen?
- iyah, nih ma ponakan. ngajarin dia internetan.
+ whuih, tante yang baek.
- iya dong. btw, klo pertama kali ngenalin internet, enaknya dari mana nya dulu yah?
+ email ajah dulu. atau mo ngajarin nge-blog?
.....
waksssss....ngajarin keponakan saya nge-blog??
hihihi. boro - boro. untuk memperlihatkan blog saya ke dia pun saya ga berani. tidak, bukannya blog saya ini penuh dengan adult content, tapi.. trus terang saya sendiri masih belum siap, dengan reaksi keponakan saya ketika melihat blog saya ini.
hm, kira2 apa yang akan dipikirkannya yah??
apa dia akan berfikir, duh.. tanteku ini keren sekali!! udah cantik, baek, gaul, wanita karir, masi muda, tulisannya kueren. dan tiba - tiba ada suara berteriak lantang, ughh...stop it dew! stop it!! sebelum kadar kenarsisan mu semakin tidak terkendalikan. hihihi.
atau justru dia akan berfikir, duh, ga nyangka deh..tanteku ini bakat skali jadi pujangga, seniman sastra, yang karyanya akan menjadi karya besar abad in!! sebelum akhirnya khayalan itu terpatahkan oleh teriakan, tante, klo mo cari game onlen gimana yah?! okay, enough untuk bermimpi. kenyataan memang kejam, jendral!
eh, bisa jadi dia berpikir laen khan?
bisa saja dia berfikir, heh?? ini tante ku yang nulis? bukannya setiap ke rumah dia mengeluh dengan banyaknya kerjaan yang membuatnya ga sempet nengokin keponakan2nya, dan sampe - sampe bikin sakit leher semi-permanent? trus klo memang sesibuk ituh, kapan dia menuliskan ini smua? dasar tante suka boong!! oh, no.. jika itu yang dia pikirkan, matilah saya! karena tak mudah menjelaskan ke anak - anak, bagaimana pentingnya refreshing disela jam pekerjaan yang padat *halah*, semisal dengan blogging, browsing, dan ceting inih. *loh?!* karena bagaimanapun keren dan superheroine nya saya, haduh..saya tak bisa tidak narsis :D, saya tetap memerlukan penyegaran disela - sela tugas sebagai kuli yang tenaganya diperas habis2an sebagai bentuk loyalitas.
dan yang lebih kejam, adalah membayangkan dia akan berfikir, oh my god.. my aunty is a jerk!!! ternyata dia itu menye2.klo di rumah ditanyain soal cowo selalu jawab sok kewl, padahal di blog dia menangis - nangis darah. patah hati, melow - melow. ah, ternyata ga sekeren yang aku kira.. she's not more than a jerk!!
omigod..sepertinya khayalan saya terlalu berlebihan. mungkin juga dia hanya akan berfikir, wah..tanteku pinter skali copy paste tulisan orang2 keren yah!! hehehe, setidaknya itu reaksi sahabat terdekat saya ketika dia tau ttg blog ini, karena dia tidak pernah tau saya suka menulis.
tapi eniwei, saya menulis karena memang ingin menulis. terlepas dari keinginan untuk terlihat keren. karena jujur, saya merasa diri saya memang keren. hihi. dan seperti yang seringkali saya sebutkan, sebagai ajang pembelajaran. setidaknya dari hal - hal jerk yang (mungkin) pernah saya lakukan, saya mendapatkan sesuatu. there is nothing for nothing.
selamat hari minggu.
hari ini, penantian 50:50 atas kebahagian vs kesedihan terjawab sudah.
terima kasih, ya.
dan yeap, akhirnya saya membiarkan keponakan saya browsing sampe dia muntah. tentu saja karena saya yakin itu aman. bagaimana tidak, kalau saya duduk di komputer bersebelahan. sehingga saya masih bisa melirik-liriknya kalau - kalau dia buka situs bokep. hihihi. keren khan??
Monday, December 11, 2006
tentang rumusan perasaan
from: +62888235xxxx
to: +62817066xxxx
10 Dec 2006, 20:56
bagaimanakah mencintai yg benar?
-received-
from: +62817066xxxx
to: +62888235xxxx
10 Dec 2006, 21:00
katanya, jika mampu melepaskan tapi tidak benar - benar terlepas. tapi saya juga belum menemukan rumusan untuk itu..
-sent-
from: +62888235xxxx
to: +62817066xxxx
10 Dec 2006, 22:06
saya malah berfikir: mencintai yang tulus(rela-katamu tadi) itu adalah mencintai tanpa ekspektasi. apalagi ekspektasi untuk dibalas cintanya.
-received-
from: +62817066xxxx
to: +62888235xxxx
10 Dec 2006, 22:08
ya, mungkin saja..
-sent-
**untuk teman berbagi cacimaki, mungkin memang kita harus hancur berkeping2 sampai terlupa pada bentuk asal untuk mampu terlahir kembali. tidak dengan mati.
to: +62817066xxxx
10 Dec 2006, 20:56
bagaimanakah mencintai yg benar?
-received-
from: +62817066xxxx
to: +62888235xxxx
10 Dec 2006, 21:00
katanya, jika mampu melepaskan tapi tidak benar - benar terlepas. tapi saya juga belum menemukan rumusan untuk itu..
-sent-
from: +62888235xxxx
to: +62817066xxxx
10 Dec 2006, 22:06
saya malah berfikir: mencintai yang tulus(rela-katamu tadi) itu adalah mencintai tanpa ekspektasi. apalagi ekspektasi untuk dibalas cintanya.
-received-
from: +62817066xxxx
to: +62888235xxxx
10 Dec 2006, 22:08
ya, mungkin saja..
-sent-
**untuk teman berbagi cacimaki, mungkin memang kita harus hancur berkeping2 sampai terlupa pada bentuk asal untuk mampu terlahir kembali. tidak dengan mati.
Friday, December 08, 2006
tentang mendulang sayang
.. dan gesekan tidak selalu memperburuk keadaan, bahwa aus bukan melulu tentang kehilangan, ataupun semua itu adalah kemunduran. lihat saja kita teman. semua gesekan yang pernah mampir semakin menghilangkan tabirtabir yang kita tidak sadar adanya, hingga saat ini, ketika kita bisa saling pandang layaknya menikmati keindahan dalam ruang tak berpenghalang. saat terpahami jelas, pelukan atau kebersendirian yang kita paling perlukan di tiap lengkung kehidupan.
...manis sekali yang kamu katakan. sapa mengira kita akan sampai disini satu hari? ketika semua diawali dari sapaan ganjil dan kadang mengusik hati. senyuman, bahkan seringpula cemberut - cemberutan. tak bersapa oleh berjejalnya kesibukan. tidak satu kali, melainkan seringkali. kadang bahkan tamparan untuk menguatkan. lalu pelukan yang membuatnya nyaman. tak harus sama agar bisa bersama. pun juga beda menambah berharga. berbagi mimpi, maski seringkali tersakiti. menyadari satu hal, bahwa jarak hanya sejengkal hati...
buat nana dan gita, mari bersulang!! untuk pertemanan aneh yang menyenangkan..
...manis sekali yang kamu katakan. sapa mengira kita akan sampai disini satu hari? ketika semua diawali dari sapaan ganjil dan kadang mengusik hati. senyuman, bahkan seringpula cemberut - cemberutan. tak bersapa oleh berjejalnya kesibukan. tidak satu kali, melainkan seringkali. kadang bahkan tamparan untuk menguatkan. lalu pelukan yang membuatnya nyaman. tak harus sama agar bisa bersama. pun juga beda menambah berharga. berbagi mimpi, maski seringkali tersakiti. menyadari satu hal, bahwa jarak hanya sejengkal hati...
buat nana dan gita, mari bersulang!! untuk pertemanan aneh yang menyenangkan..
Thursday, December 07, 2006
tentang remahan cerita
kita harus bahagia yah!!!
dan kita berpisah. sesekali menoleh kebelakang dan melambaikan tangan. melempar senyuman dengan kerlingan sayang. ah, kamu manis sekali, teman.
sampai dimana mimpi? sejak hari itu, sudah kupersiapkan satu tas ransel untuk menemaniku pergi. didalamnya, telah kumasukkan sekotak sereal yang kutahu hanya akan menemani sekian perjalanan. tak apa, karena nanti akan kutemukan banyak nutrisi jiwa. pasti. karena memang kita akan bahagia.
seperti pagi ini. apa yang lebih menyenangkan dari pagi? ketika memori terhapus oleh mimpi. dan menyisakan satu ruang kosong tanpa sesak yang memenuhi. mencumbu hujan bulan desember dari balik jendela, ditemani secangkir kopi. pagi yang sempurna, sebelum akhirnya harus kembali berlomba dengan pendeknya waktu yang tersisa. tak mengapa, tak perlu lama. karena lama hanya akan membuatnya menjadi biasa.
itu secuil bahagia.
lalu, ketika kemarin menghabiskan senja di pantai kuta. tak harus di tempat yang istimewa. cukuplah di bangku panjang, sambil melihat orang berlalu lalang. mungkin mereka tak pernah sadari adaku disana. itupun tak mengapa. karena memang aku bukan pusat dunia. bukan siapa - siapa. sebelum akhirnya yang kutunggu datang menjelang. bangku panjang, teman - teman yang menyenangkan, minuman - minuman tak memabukkan, tembakau beberapa batang, obrolan tentang mimpi yang harus diwujudkan dan senja dari sang maha karya, apalagi yang kurang?
begitulah bahagia ada.
pun ketika malam menjelang. lampu merah tengah jalan. disela lelah setelah semuanya dikira selesai sudah. sebentar lagi, mungkin akan kembali terpuruk pada kamar persegi berteman sepi. sampai kudapatkan semacam mata lugu sedang melihatku. kira - kira, apa yang sedang dipikirkan? malamnya pastilah lebih sepi dari malamku. dan dinginnya, pastilah lebih dingin dari dinginku. mungkin juga, dia sedang lapar. tak pernah kubayangkan sekotak sereal sebagai bekal, untuk makhluk kecil berbaju kumal. apalagi nutrisi jiwa, sedang untuk badannya saja mungkin dia lupa. mungkin karena terpesona, aku hanya bisa memandangnya. aku tak punya apa, nona. selain senyum sisasisa. dan kulihat dia mendekat. sejarak jengkal, lalu dia berkata, senyum kakak manis sekali.
ah, terima kasih, nona kecil. untuk bahagia yang sederhana.
Friday, December 01, 2006
tentang bunga desember
pernah kamu sadari adaku?
aku memang tak pernah muncul di hadapanmu. sesekali, dalam kurun waktu yang lama sekali. bayangkan saja, ketika ingatan akanku sudah terlupa, aku justru berada disana. hanya untuk sementara, sebelum akhirnya aku kembali sirna. sebelas bulan, dan dibayarkan hanya untuk sekejap mata. tapi aku merindukanmu, untuk melihat senja bersama - sama.
meski hujan masih saja tak setia. harusnya dia sudah menghampiri, bukannya angkuh disana berdiri. seakan kita ini onggokan tubuh yang tak perlu peduli. tak tahukan dia, tentang rindu yang terperi. pun ketidakmampuan untuk bertahan dari panasnya bumi.
tapi sudahlah, apa yang mampu kita gumamkan pada hari? sedang setia pun tak pernah lagi berjanji. tapi untukmu kujanjikan terus ada disini. sesekali setelah rindu setengah mati. sekarang aku disini, mari kita menari - mari. tahun ini mungkin tak akan lama lagi, yang terlewat tak usah disesali. masih ada esok yang menanti.
-pikirantakpentingsetengahsinting-
Thursday, November 30, 2006
tentang ketakutan
hihihi. ternyata begitu yah rasanya lelah? ketika harus melompat - lompat diatas ujung karang - karang yang tersebar di sebuah pantai. bukan tentang berapa jauh dan banyaknya karang yang dilewati, melainkan lelah karena mengatasi ketakutan diri sendiri sampai - sampai tak bernyali, melihat dasar karang yang gelap dan tersembunyi. yang ada di pikiran, apa jadinya jika terjatuh dan mati? padahal bisa saja itu hanya ilusi yang kuciptakan sendiri. iya, aku melihat uluran tanganmu. pun merasakan ketika kamu genggam jariku, sambil berkata tak apa, dewi. tak apa. tapi tak bisa lihatkah kamu, kakiku hanya gemetar terdiam dikalahkan ketakutan sehingga tak mau sedikitpun beranjak pergi.
oleh-oleh liburan akhir pekan,
menepi dari riuhnya bumi.
**ini yang kamu bilang, sisi lain?
Wednesday, November 29, 2006
tentang rasa dan logika
katakan padaku, kemana kita akan pergi.
aku tau kamu tau aku begitu mencintai pantai. tapi untuk terus berlama lama disini sama saja membuatku mati. sudah kusiapkan segepok hati untukmu menemani, tapi jika kamu tak punya jawaban yang pasti, lebih baek aku menyingkir dan pergi.
aku tau kamu tau perjalanan tak harus dengan tujuan, sesekali singgah ke kedai kopi atau ke toko untuk menukarkan mimpi mungkin memang diperlukan. tapi berjalan tanpa sebuah pencapaian, seperti berlayar hanya mengandalkan angin yang penuh penghianatan.
aku tau kamu tau tentang uluran tangan yang kamu tawarkan. menggenggam jemariku tanpa satupun terlewatkan. tapi, dimana pelukan ketika aku begitu kedinginan.
aku tau kamu tau, semua ini begitu melelahkan.
**untuk yang sedang tergantung..
aku tau kamu tau aku begitu mencintai pantai. tapi untuk terus berlama lama disini sama saja membuatku mati. sudah kusiapkan segepok hati untukmu menemani, tapi jika kamu tak punya jawaban yang pasti, lebih baek aku menyingkir dan pergi.
aku tau kamu tau perjalanan tak harus dengan tujuan, sesekali singgah ke kedai kopi atau ke toko untuk menukarkan mimpi mungkin memang diperlukan. tapi berjalan tanpa sebuah pencapaian, seperti berlayar hanya mengandalkan angin yang penuh penghianatan.
aku tau kamu tau tentang uluran tangan yang kamu tawarkan. menggenggam jemariku tanpa satupun terlewatkan. tapi, dimana pelukan ketika aku begitu kedinginan.
aku tau kamu tau, semua ini begitu melelahkan.
**untuk yang sedang tergantung..
Monday, November 27, 2006
tentang jalan yang bercabang
sudah, jangan sedih. perjalanan tak akan terhenti sampai disini kok. kita masih akan tetap beriringan, hanya saja mungkin tak lagi bergandengan tangan. karena jarak terlalu lebar terbentang, sedang lengan hanya sepanjang jangkauan. pun keinginan untuk mengusahakan sudah hampir kehabisan, sehingga yang ada hanya sisa - sisa kenangan. kamu tau, momen yang dilewatkan begitu menyenangkan. hanya saja, sayang sekali, mimpi terlewat tanpa jejak dan kehangatan menghilang beriring dengan keyakinan yang semakin tenggelam. tapi apa yang hendak disalahkan? karena smua terjadi tanpa kita tersadarkan.
lalu, apa yang sudah kamu siapkan? sini, kubantu kamu untuk merapikan. sepotong baju hangat untuk musim dingin, dan kertas kertas untuk mencatatkan musim semi yang akan datang. pun remahan roti untuk menuntunmu pulang. jangan lupa membawa peta, tentang negeri segala mimpi, dan kompas, untuk mengingatkanmu akan jalan menuju ilahi.
aku sendiri, belum ada persiapan, karena semua ini terjadi seperti sebuah kilatan. terlalu cepat, dan tak pernah diperkirakan. tak apa. akupun sekarang akan bergegas, mengejar mimpi yang telah menetas.
sampai nanti, teman. pada ujung sebuah perjuangan.
see you when i see you...
Friday, November 24, 2006
tentang lompatan harap
Got a package full of Wishes
A Time machine, a Magic Wand
A Globe made out of Gold
No Instructions or Commandments
Laws of Gravity or Indecisions to uphold
Printed on the box I see, A.C.M.E.'s Build-a-World-to-be
Take a chance - Grab a piece, Help me to believe it
What kind of world do you want?
Think Anything
Let's start at the start, Build a masterpiece
Be careful what you wish for, History starts now...
**Five for Fighting - World
melompatlah kemari, nona!! sini, di tepian yang ini. hati - hati. ulurkan tanganmu, biar kugenggam jemari. perlahan . iyah, perlahan. jangan sampai silap dan hilang keseimbangan. tetaplah terjaga, kerana memang kita butuh kesadaran.
tempatnya memang tak luas, nona!! hanya selebar pikiran. tapi demi kamu, akan kubagi segala keriskanan. mendekatlah.
hap!!!
ya, begitu. sini, genggam erat tanganku. singkirkan segala galau. mungkin sekarang kamu ragu, tapi nanti, ragu akan termakan waktu. apa yang bisa bertahan darinya? tak ada, nona.
kenapa? kamu takut? jangan takut. aku sudah terbiasa. satu lompatan hanya akan membawa ke lompatan berikutnya. harapan, nona. harapan. itu yang akan membuatmu bertahan. mungkin awalnya terlihat menakutkan. tapi percayalah, harapan hanya bisa digantungkan pada lompatan - lompatan. kita ini bukan makhluk yang senang terkalahkan oleh sempitnya pikiran, dan besarnya ketakutan.
karena itu aku tak pernah memilih untuk terbang. aku lelah. untuk tergantung diatas sana, sedang menjadi tinggipun aku tak bisa. mimpi harus ada, hanya saja tak semua orang harus menwujudkannya dengan cara yang sama. dan terbang buatku, bukan sebuah pilihan.
kamu tau rasanya digantung, nona? rasanya menyakitkan. apalagi tergantung oleh keadaan. maka nona, sini, genggam erat jemari, dan kita lakukan lagi satu lompatan yang lebih tinggi menggapai mimpi. katakan padaku jika kamu lelah, hanya saja jangan pernah menyerah.
hap!!
**hey,ini foto belalang yang aneh, ma!! hihi.
A Time machine, a Magic Wand
A Globe made out of Gold
No Instructions or Commandments
Laws of Gravity or Indecisions to uphold
Printed on the box I see, A.C.M.E.'s Build-a-World-to-be
Take a chance - Grab a piece, Help me to believe it
What kind of world do you want?
Think Anything
Let's start at the start, Build a masterpiece
Be careful what you wish for, History starts now...
**Five for Fighting - World
melompatlah kemari, nona!! sini, di tepian yang ini. hati - hati. ulurkan tanganmu, biar kugenggam jemari. perlahan . iyah, perlahan. jangan sampai silap dan hilang keseimbangan. tetaplah terjaga, kerana memang kita butuh kesadaran.
tempatnya memang tak luas, nona!! hanya selebar pikiran. tapi demi kamu, akan kubagi segala keriskanan. mendekatlah.
hap!!!
ya, begitu. sini, genggam erat tanganku. singkirkan segala galau. mungkin sekarang kamu ragu, tapi nanti, ragu akan termakan waktu. apa yang bisa bertahan darinya? tak ada, nona.
kenapa? kamu takut? jangan takut. aku sudah terbiasa. satu lompatan hanya akan membawa ke lompatan berikutnya. harapan, nona. harapan. itu yang akan membuatmu bertahan. mungkin awalnya terlihat menakutkan. tapi percayalah, harapan hanya bisa digantungkan pada lompatan - lompatan. kita ini bukan makhluk yang senang terkalahkan oleh sempitnya pikiran, dan besarnya ketakutan.
karena itu aku tak pernah memilih untuk terbang. aku lelah. untuk tergantung diatas sana, sedang menjadi tinggipun aku tak bisa. mimpi harus ada, hanya saja tak semua orang harus menwujudkannya dengan cara yang sama. dan terbang buatku, bukan sebuah pilihan.
kamu tau rasanya digantung, nona? rasanya menyakitkan. apalagi tergantung oleh keadaan. maka nona, sini, genggam erat jemari, dan kita lakukan lagi satu lompatan yang lebih tinggi menggapai mimpi. katakan padaku jika kamu lelah, hanya saja jangan pernah menyerah.
hap!!
**hey,ini foto belalang yang aneh, ma!! hihi.
Tuesday, November 21, 2006
tentang yang berbahagia
aku bisa request ga. sekali - sekali, tuliskanlah hal yang indah buatku, yang bahagia..tulisanmu terlalu suram.
sini, duduklah manis disini. apa yang ingin kamu dengarkan? untukmu akan kukisahkan. tentang pelangi? iyah, pelangi adalah keindahan bukan?! seperti yang pernah kudengarkan dari seorang perempuan tua, kali inipun akan kuceritakan sebuah kisah padamu. katanya, pelangi itu adalah sebuah tangga. tangga untuk mencapai nirwana. kamu bisa bayangkan nirwana seperti apa, kalau tangganya saja begitu indahnya? aku belum pernah kesana, tapi katanya keindahannya tiada tara. tapi kamu juga tahu khan kenapa pelangi bisa ada? iyah, setelah hujan lebat, dan awan yang menggantung begitu hebat. kala itulah dia ada. lagi - lagi, hanya nampak setelah bencana. pun bentuknya yang melengkung, akupun yakin dia tak kan membiarkanmu lama disana. hanya mengintip sejenak, sebelum akhirnya dibawa kembali ke realita.
ah, cerita itu tak juga membuatmu ikutan bahagia yah?
bagaimana dengan senja? jangan beranjak, karena senja sedang begitu indahnya. kamu melihat sinar keemasannya? itulah cahaya dewa. yang ditiupkan angin lewat sayap - sayap cinta. jangan tanya kenapa senja bisa ada. jangan tanya kenapa senja membuat bahagia. jangan tanya sampai kapan senja akan tetap ada. sssttt.. diam, dan nikmati saja. karena sebentar lagi malam merenggutnya. dan aku, tak ingin membuang waktu dengan omong kosong belaka. karena bahagia ini bisa berakhir begitu saja.
nanti kalau malam datang, akan kukisahkan padamu betapa menyenangkannya bintang. kamu melihat kerlap - kerlipnya disana? indah juga bukan? dan tentu saja membawa riang. sayang bintang hanya bisa dinikmati ketika malam yah. tapi mungkin disitulah indahnya. kamu tak bisa melihat ketika smuanya terang. abadikan, sebelum akhirnya menghilang.
apa?! ceritaku masih saja muram?! kamu menyebalkan.
tahu tak, hal yang paling sulit adalah menuliskan kebahagiaan.
jadi sini, tak perlu risukan apa jadinya bahagia jika dilukiskan. sini, satu ciuman cukup menggambarkan, kan?
This is how it works
You're young until you're not
You love until you don't
You try until you can't
You laugh until you cry
You cry until you laugh
And everyone must breathe
Until their dying breath
No, this is how it works
You peer inside yourself
You take the things you like
And try to love the things you took
And then you take that love you made
And stick it into some
Someone else's heart
Pumping someone else's blood
And walking arm in arm
You hope it don't get harmed
But even if it does
You'll just do it all again
**On the radio - Regina Spektor
**untuk yang sedang jatuh cinta dan berbahagia, nikmati saja...esok bisa saja tak sama! setuju, buw?? ;)
Thursday, November 16, 2006
tentang yang terabaikan
kufoto tadi malam...
bunga rumput yang sekecil setengah kuku jempol tangan.
gimana menurutmu?
hey, aku ingat tangan - tangan ini!! hm, dimana yah? sebentar, biar kugali ingatan. ow, iyah..aku mengingatnya. ini tangan yang sama ketika aku menemuinya di pematang sawah di ujung desa. sebuah kampung tua.
berapa lama sudah berlalu? ah, aku sudah tua sepertinya. karena jari - jarinya tak lagi kecil mungil seperti ingatan yang tersisa. sebegitu kerasnya kah dunia di luaran sana? aku rindu sentuhan lembutmu, nona. bukan lagi genggaman erat penuh tenaga. tercampur antara rasa cinta dan obsesi yang berlebihan. apa yang sudah terampas darimu, sehingga kehilangan menjadi momok yang menakutkan?
karena kini tak lagi kutemukan lugu. dan senandung lirih menyerupai lagu. kamu ingat nyanyian yang sering kamu dendangkan dulu? hm, bagaimana bunyinya yah? samar - samar. kenangan hanya ada di kepala. dan untuk menuliskannya disini, sama susahnya dalam mencapai orgasme ketika bercinta.
kembali melihatmu nona, seperti melempar memori ke masa yang pernah ada. kamu mengingatku? ini aku. seharusnya aku tak pernah hilang dari ingatanmu. seperti kamu tak tak pernah pergi dari hidupku. hidupku. bagaimana aku bisa menyebutnya sebagai hidup, ketika kamu sudah membunuhku. tapi memang aku tak pernah mati, hanya berevolusi. aku masih ingat ketika kamu merenggutku dari tempat seharusnya aku berada. dan menyematkan di kepala, sebagai mahkota.
mahkota, nona!! mahkota!! di kepala. ah, aku sungguh terharu. sebegitukah kamu menyanjungku? padahal aku ini bukan apa - apa. bahkan untuk sebagian lainnya, aku penggangu jalan dan hanya dipandang sambil lalu. tapi tidak untukmu. aku masih mengingat senyuman itu, apakah kamu benar2 bermimpi tentang cerita putri dan mahkota? itu cerita terkonyol yang ingin kukabarkan padamu. tak ada putri. tak ada kerajaan. tidak pula mahkota. apalagi putri bermahkota dan pangeran berkuda yang berbahagia. itu hanya mitos. omong kosong. karena setiap orang menyimpan lukanya, dan aku yakin, waktu akan menuntunmu kesana.
tapi nona, apalagi yang kamu punya selain mimpi. karena dia yang akan menerbangkanmu dari dunia nyata yang tak lagi mempesona. menyingkir dari setiap coretan yang telah digoreskan hidup, dan melarikan diri ke dunia yang maya.
jangan sepertiku. karena aku tak pernah punya mimpi. satu sisi aku begitu berani, untuk terus berpijak pada reality. aku tak gentar ketika dunia sudah tak aman lagi untukku bersembunyi. dan tergilas modernisasi. tak lagi kutemukan tempat untukku bernafas, karena beton terlalu kuat untuk dihempas. dan aku, sama seperti keluguan yang dulu kamu punya, menyusut pelan sebelum akhirnya benar - benar menghilang.
**terinpirasi oleh kiriman email teman pagi hari. dan kerinduan akan bunga rumput yang semakin susah ditemui.
bunga rumput yang sekecil setengah kuku jempol tangan.
gimana menurutmu?
hey, aku ingat tangan - tangan ini!! hm, dimana yah? sebentar, biar kugali ingatan. ow, iyah..aku mengingatnya. ini tangan yang sama ketika aku menemuinya di pematang sawah di ujung desa. sebuah kampung tua.
berapa lama sudah berlalu? ah, aku sudah tua sepertinya. karena jari - jarinya tak lagi kecil mungil seperti ingatan yang tersisa. sebegitu kerasnya kah dunia di luaran sana? aku rindu sentuhan lembutmu, nona. bukan lagi genggaman erat penuh tenaga. tercampur antara rasa cinta dan obsesi yang berlebihan. apa yang sudah terampas darimu, sehingga kehilangan menjadi momok yang menakutkan?
karena kini tak lagi kutemukan lugu. dan senandung lirih menyerupai lagu. kamu ingat nyanyian yang sering kamu dendangkan dulu? hm, bagaimana bunyinya yah? samar - samar. kenangan hanya ada di kepala. dan untuk menuliskannya disini, sama susahnya dalam mencapai orgasme ketika bercinta.
kembali melihatmu nona, seperti melempar memori ke masa yang pernah ada. kamu mengingatku? ini aku. seharusnya aku tak pernah hilang dari ingatanmu. seperti kamu tak tak pernah pergi dari hidupku. hidupku. bagaimana aku bisa menyebutnya sebagai hidup, ketika kamu sudah membunuhku. tapi memang aku tak pernah mati, hanya berevolusi. aku masih ingat ketika kamu merenggutku dari tempat seharusnya aku berada. dan menyematkan di kepala, sebagai mahkota.
mahkota, nona!! mahkota!! di kepala. ah, aku sungguh terharu. sebegitukah kamu menyanjungku? padahal aku ini bukan apa - apa. bahkan untuk sebagian lainnya, aku penggangu jalan dan hanya dipandang sambil lalu. tapi tidak untukmu. aku masih mengingat senyuman itu, apakah kamu benar2 bermimpi tentang cerita putri dan mahkota? itu cerita terkonyol yang ingin kukabarkan padamu. tak ada putri. tak ada kerajaan. tidak pula mahkota. apalagi putri bermahkota dan pangeran berkuda yang berbahagia. itu hanya mitos. omong kosong. karena setiap orang menyimpan lukanya, dan aku yakin, waktu akan menuntunmu kesana.
tapi nona, apalagi yang kamu punya selain mimpi. karena dia yang akan menerbangkanmu dari dunia nyata yang tak lagi mempesona. menyingkir dari setiap coretan yang telah digoreskan hidup, dan melarikan diri ke dunia yang maya.
jangan sepertiku. karena aku tak pernah punya mimpi. satu sisi aku begitu berani, untuk terus berpijak pada reality. aku tak gentar ketika dunia sudah tak aman lagi untukku bersembunyi. dan tergilas modernisasi. tak lagi kutemukan tempat untukku bernafas, karena beton terlalu kuat untuk dihempas. dan aku, sama seperti keluguan yang dulu kamu punya, menyusut pelan sebelum akhirnya benar - benar menghilang.
**terinpirasi oleh kiriman email teman pagi hari. dan kerinduan akan bunga rumput yang semakin susah ditemui.
Wednesday, November 15, 2006
tentang maaf
maaf itu apabila kamu tancapkan paku di tembok dan mencabutnya kembali. seperti itulah maaf.
**quoted by someone, published without permission.
kamu tau, hidup ini seperti sebuah rangkaian peristiwa tanpa ujung, sampai akhirnya tiba - tiba tersadar, sesaat sebelum sakratul maut menjemput, bahwa kita tak memiliki apapun untuk dipertahankan. tidak pula ego, dan apa yang sering dibilang sebagai, harga diri.
hidupku sendiri adalah sebuah proses. berpindah dari satu momen ke momen berikutnya. aku suka berkata padamu, semua akan berlalu. iyah, apa yang kita punya selain ketidakabadian dan kepastian akan sesuatu yang tidak pasti. masa depan hanya sebatas garis di depan hidung kita. mungkin aku bisa menggambarkannya padamu lebih jauh, tapi ketika kita sampai, keadaan bisa saja menjadi berbeda.
semua akan berlalu. dan dari satu senyuman, mungkin akan berakhir pada tangisan, sebelum pada akhirnya berubah menjelma menjadi sunggingan. seperti itulah sebuah perjalanan. dan apa yang mampu dipertahankan, sedangkan kuasa tak sepenuhnya milik kita. omong kosong ketika kita berkata, kita yang menentukan hidup kita, sedangkan diluaran sana, masih banyak pula yang menjadi penentu segalanya. pun ketika kita berkata, sebaikanya kita menyerah saja, seperti yang biasa kebanyakan orang lakukan.
menyerah? penyerahan macam apa? sedangkan kita tidak pernah benar - benar diijinkan untuk menyerahkan smuanya. kamu kira ketika kita diam, maka semua akan akan tetap berjalan spt biasanya. iyah, memang seperti itu. dunai akan tetap berputar meski kita tak ada di dalamnya. tapi sampai kapan akan bertahan dengan diam? mau tak mau kita akan tetap terdorong untuk mengikuti pergerakan itu, kecuali kita mati. mati.
karena itupula aku tak akan mempu berada disini terus menerus. karena memang aku belum mati, dan oleh sebab itu, aku bersiap untuk proses selanjutnya. meninggalkan satu ransel berisi kebencian di belakang, dan bersiap menumpahkan semua isinya untuk selanjutnya akan kuisi lagi dengan hal - hal baru yang mungkin lebih menyenangkan. jangan tanya kenapa aku bisa menerimamu dengan terbuka, karena memang tidak ada apa - apa disana. tidak pula dendam, karena itu justru akan menggerogotiku perlahan.
maaf itu apabila kamu tancapkan paku di tembok dan kamu gantungkan satu kantong penuh keikhlasan disana. seperti itulah maaf.
**untuk yang belum mampu melepaskan, dan saya ada di dalamnya.
Tuesday, November 14, 2006
tentang kejutan
kamu tau bagaimana rasanya ketika kamu ingin menumpahkan semuanya, justru tak menemukan apapun untuk berkata - kata??
itu pula yang saya rasakan sekarang. blank!!!
dan sungguh, ini menyakitkan. ketika smua kata - kata tak pernah usai di kepala, dan tulisanpun seakan akan enggan untuk terlahirkan. tercampur antara perasaan bahagia dan kekhawatiran yang berlebihan.
save me!!!
Friday, November 10, 2006
tentang pahlawan - pahlawan
hari ini hari pahlawan, nduk.
iyah, mak. hari ini hari pahlawan. saya masih ingat betul kok. meski kesibukan saya mengais rupiah setiap harinya, tapi saya ingat betul hari ini tanggal 10 november. dan 10 november 61 tahun lalu, di sebuah hotel yang sekarang namanya hotel majapahit, penjuang kita dengan gagah berani telah merobek bendera belanda dan mengibarkan sang merah putih tercinta.
61 tahun, mak!! 61 tahun kita merdeka!! usia yang tua yah?! tapi kenapa kita tak juga dewasa yah ,mak? atau memang kita tak pernah benar - benar merdeka? jangan2 seperti yang dikata teman saya yah mak, merdeka..itu kesalahan fatal kosa kata yang dimasukkan ke memori manusia??
siapa pahlawan emak?? pasti deh, mak akan cerita tentang pangeran diponegoro, lalu i gusti ngurah rai, merembet lagi ke idola mak, proklamator kita, gitu khan? memang seh mereka pahlawan yang diakui negara dan masyarakat indonesia, saya juga mengakuinya. tapi saya juga punya beberapa pahlawan lagi. mak tau ga, pahlawan saya siapa?
pahlawan saya adalah pak wek. iyah mak, tukang becak yang seringkali mengantarkan saya ke kuburan kakak itu. dia itu yang tetap bertahan tergilas modernisasi jaman. melestarikan kebudayaan katanya, lewat becak tua. dia juga yang ketika saya terjebak di emperan toko karena hujan deras, tiba2 muncul mengantar saya pulang dan begitulah dia menjadi pahlawan.
lalu mak, ada juga mak romelah. tau khan, mak romelah. iyah, yang suka mengambil sampah2 plastik dan botol2 bekas di tempat sampah itu. coba bayangin, dia memunguti plastik2 dan botol2 kotor itu, lalu mendaur ulang semuanya. jika dia tak melakukannya, memungkinkan tumpukan - tumpukan sampah di kota ini akan jadi gunung sampah, dan suatu kali akan menimbun warga yang berdiam di bawahnya seperti yang terjadi di kota tetangga. dia patut jadi pahlawan khan, mak?
juga si nyoman. ah, mak pasti tak mengenalnya. dia teman saya, yang setiap hari berangkat petang pulang tengah malam. emak tau apa yang dia lakukan? dia memberikan kursus dan mengajar anak - anak jalanan. keluar masuk satu rumah singgah ke kawasan kumuh. pernah juga dia pulang dengan kepala bonyok - bonyok. dia dihajar massa mak, karena dikira dia ngumpulin anak - anak untuk di sodomi, setelah maraknya kasus pedophil. sedih yah mak, padahal dia hanya ingin mencerdaskan anak - anak bangsa ditengah tingginya biaya pendidikan yang semakin susah dijangkau mereka.
oya, mak juga pahlawan saya loh. meski saya bontot dan tak pernah melihat emak melahirkan adek, saya tau gimana sulitnya melahirkan. pasti susah sekali yah? mak musti mempertaruhkan jiwa raga. belum lagi membesarkan saya dan kakak2. emak hebat deh, bisa membuat kami tumbuh tanpa kekurangan apapun meski tak juga berlebihan. apalagi kami bandel2 sekali yah? untuk mendeskripsikan kehebatan emak, saya sampai habis kata - kata.
mak, kenapa yah seringkali orang diberi gelar pahlawan ketika sudah tiada? dan semasa hidupnya diabaikan begitu saja?
.....
I need a hero
I'm holding out for a hero 'til the end of the night
He's gotta be strong
And he's gotta be fast
And he's gotta be fresh from the fight
I need a hero
I'm holding out for a hero 'til the morning light
He's gotta be sure
And it's gotta be soon
And he's gotta be larger than life
Somewhere after midnight
In my wildest fantasy
Somewhere just beyond my reach
There's someone reaching back for me
Racing on the thunder and rising with the heat
It's gonna take a superman to sweep me off my feet
**Frou Frou ~ Holding Out for a Hero
.....
Wednesday, November 08, 2006
tentang kupu - kupu dalam kotak kaca
hmm. kehilangan teman ya? merasa sendiri? coba liat dari sisi sekarang sayap indahmu boleh terkembang lebih lebar ketika wadah kaca hanya menjadi milikmu sendirian. tak terhalang indah kepak sayap temanmu kan? ya, ya, kenapa lagi sayangku? kamu merasa sendiri? hmmm... masih terlihatkah tutup wadah kacamu terbuka? ketika kau siap, siapa akan menghalangmu terbang berkepak menebar indah? ahhh belum yakin pasti? maka tetaplah kau disini sayangku, aku bersamamu. selalu.
iyah, nona. aku memang sedang sedih. kamu tau khan, aku dulu mengajaknya masuk ke ruang kaca ini untuk apa? aku tak ingin dunia diluaran sana melukainya. tidak. kurelakan berbagi tempat sempit, untuk kami berdua.
memang tak terlihat indah jika kami bersama. pun aku merasakan. merasakan setiap gesekan, justru akan melukai sayap indah yang kami punya. sesekali tak mengapa, tapi terlalu banyak luka juga tak bagus adanya.
karena itu kurelakan dia pergi tadi. rela yah? iyah, aku rela untuk sendiri. tapi kamu juga tau bagaimana rasanya ketika pertama kali ditinggalkan bukan? rasanya sakit sekali, meski akhirnya bukan apa - apa. tapi lagi - lagi nona, aku tak ingin melukainya. pagi ini, kuiringkan senyumku untuk kepergian yang tiba - tiba.
dan seperti kisah peri yang pernah kudengarkan. aku, memang tercipta untuk sebuah perjalanan tanpa jeda. dimulai ketika aku merayap. eh, namanya merayap yah? atau melata? tapi aku punya kaki, jadi kubilang saja itu merayap. menyusuri sebatas daun dan ranting yang bisa dilihat oleh mata. hingga akhirnya waktu menghentikan segalanya. dibungkusnya kami, aku dan dia, dalam selimut bernama metafora. pada tidur panjang. perjalanan dalam diam.
sampai akhirnya di satu masa aku harus terjaga. dan keterkejutan membangunkan semuanya. kamu tau bagaimana rasanya menjadi berbeda? aku tak lagi makhluk merayap pun melata. aku punya kaki. aku punya tangan. uppss..bukan tangan sepertinya!! tapi ini sayap!!! sayap yang indah, dengan warna - warna mempesona. itupula yang akhirnya menyeretku dalam tempat aman bernama kotak kaca.
kini, nona. seperti yang kamu bisikkan pada gaung jendela. perjalanan mungkin memang tanpa jeda. dan geliat dalam diamku disini, adalah bagian dari smuanya..
**hey, terima kasih untuk percakapan pagi ini...!!
Tuesday, November 07, 2006
tentang luka dan purnama
sesuatu yang menyakitkan, tapi tidak sampai membunuh,
justru akan membuatmu semakin kuat.
**quoted by unknown.
tidak, bukan tentang menye - menye saya. hihihi. bukan pula soal naek turunnya mood yang belakangan semakin ga jelas ini.
melainkan tentang semalam. iyah, semalam saya ke pantai, lagi. yuhuuuu, terima kasih ya, untuk teman-yang-nongolnya-tak-diharapkan, tapi ternyata mampu mengubah malam saya menjadi menyenangkan. menanggalkan kebetean, dan menyesatkan diri. tanpa rencana, pergi begitu saja. tanpa waktu, tanpa telepon genggam, unconnected dan hanya bersenang - senang.
sayang sekali, ditengah serunya saya lagi maen aer, tiba2, aw.. kaki saya terantuk sesuatu. saya kira tidak napa - napa, tapi setelah menyigkirkan benda terebut dan meneruskan perjalanan ke pangkalan helipad, knapa rasanya kaki saya senut2 dan kepala mulai pusing yah? duhhhh... akhirnya, setelah nemu tempat terang (karena sebelumnya emang gelap2an, hihi!)..saya baru bisa melihat ternyata kaki saya robek, dan berdarah. ah, tusuk sate siyalaann.
eh.. saya menyebut tusuk sate yah?! iyah, yang melukai kaki saya adalah tusuk sate!!!!
bukannya batu karang, bukan pula kulit kerang2 atau bulu babi, atau ubur - ubur, atau apa saja yang lebih keren untuk ukuran cidera di pantai. lah ini?! tusuk sate dan pantai?! hih..bener2 perpaduan yang payah!!
tapi klo diingat2, kondisi pantai2 disini juga memang sudah mengenaskan. bukan lagi diisi dengan pasir putih, dan laut yang masih biru. melainkan laut warna kecoklatan karena kotor dan pasir yang berwarna warni tercampur sampah. ughh..sedih.
klo sudah begini, siapa coba yang akan disalahkan? mo nyalahin pemerintah yang sudah melakukan reklamasi besar2an sampai membuat pantai yangs seharusnya cantik justru dipenuhi oleh bahan - bahan bangunan dan sampah yang berserakan? nyalahin pedagang asongan, knapa tidak dilokalisasi saja, jadi ga usah bikin kotor pantai dengan bungkus makanan? atau mau lagi - lagi berkaca, apa yang sudah saya lakukan untuk negeri ini? sudah buang sampah pada tempatnya kah? tidak sekedar protes ini itu, padahal do nothing.
eh, klo saya mikir gitu, berlebihan ga seh??
eniwei, selain tragedi tusuk sate, semalem memang benar2 menyenangkan. pernah ngeliatin bulan purnama di bentangan pantai serta pada pangkalan helipad, dan dua buah bale bengong yang langsung menghadap ke laut malam? bahkan lampu jalanpun tak mampu menyaingi terangnya rembulan. aw!
purnama dan purnama. bagaimana dengan pantai dreamland untuk berikutnya? dan pantai geger setelahnya? how dare are you?? *wink*
Monday, November 06, 2006
tentang hujan
.....
from: 0817066xxxx
to: 0908xxxx
06 november 2006.
denpasar hujan, akhirnya..kucium juga bau tanah basah yang kurindukan.
unsent.
.....
mungkin jika mampu, kamu adalah orang pertama yang kukabarkan tentang hujan pagi ini. mendung, abu - abu. dan rindu. iya, hujan selalu membawa anganku mengabur ke negeri entah berantah, dimana semua kenangan rapi tersimpan dalam kotak masa lalu. juga pada dunia yang tak pernah tua, geliat pikiran yang tak pernah selelai.
hujan. abu - abu. senja yang menghilang. mungkin sampai beberapa bulan kedepan. tapi bukankan ada dingin yang menggantikan?stop!
hujan. dingin. air yang melimpah. kebanjiran. anak - anak. tanpa perumahan. dimana mereka akan tiduran?stop!
hujan. tanah basah. persawahan. kekeringan. petani yang begitu menanti hujan. padi. panen yang menyenangkan. stop!
hujan. tanah basah. genangan becek. lumpur. lautan lumpur. tanggul jebol. pemukiman yang tenggalam. ratusan warga tanpa hunian. anak - anak. iyah, anak - anak yang terlantarkan. kemiskinan. pembodohan. stop!
hujan. abu - abu. asap tebal. kebakaran. kebakaran hutan. dan berharap hujan sampai pada negeri seberang. negeriku, kebakaran sudah jadi langganan.stop!
ah, ya..setidaknya bukan hanya cerita cinta yang ada di kepala.
hm, apa kamu juga seringkali mencumbui hujan seperti yang aku lakukan?
I know it's hard to keep an open heart
When even friends seem out to harm you
But if you could heal a broken heart
Wouldn't time be out to charm you
And when your fears subside
And shadows still remain
I know that you can love me
When there's no one left to blame
So never mind the darkness
We still can find a way
'Cause nothin' lasts forever
Even cold November rain....
**Gun N Roses - November Rain
from: 0817066xxxx
to: 0908xxxx
06 november 2006.
denpasar hujan, akhirnya..kucium juga bau tanah basah yang kurindukan.
unsent.
.....
mungkin jika mampu, kamu adalah orang pertama yang kukabarkan tentang hujan pagi ini. mendung, abu - abu. dan rindu. iya, hujan selalu membawa anganku mengabur ke negeri entah berantah, dimana semua kenangan rapi tersimpan dalam kotak masa lalu. juga pada dunia yang tak pernah tua, geliat pikiran yang tak pernah selelai.
hujan. abu - abu. senja yang menghilang. mungkin sampai beberapa bulan kedepan. tapi bukankan ada dingin yang menggantikan?stop!
hujan. dingin. air yang melimpah. kebanjiran. anak - anak. tanpa perumahan. dimana mereka akan tiduran?stop!
hujan. tanah basah. persawahan. kekeringan. petani yang begitu menanti hujan. padi. panen yang menyenangkan. stop!
hujan. tanah basah. genangan becek. lumpur. lautan lumpur. tanggul jebol. pemukiman yang tenggalam. ratusan warga tanpa hunian. anak - anak. iyah, anak - anak yang terlantarkan. kemiskinan. pembodohan. stop!
hujan. abu - abu. asap tebal. kebakaran. kebakaran hutan. dan berharap hujan sampai pada negeri seberang. negeriku, kebakaran sudah jadi langganan.stop!
ah, ya..setidaknya bukan hanya cerita cinta yang ada di kepala.
hm, apa kamu juga seringkali mencumbui hujan seperti yang aku lakukan?
I know it's hard to keep an open heart
When even friends seem out to harm you
But if you could heal a broken heart
Wouldn't time be out to charm you
And when your fears subside
And shadows still remain
I know that you can love me
When there's no one left to blame
So never mind the darkness
We still can find a way
'Cause nothin' lasts forever
Even cold November rain....
**Gun N Roses - November Rain
Wednesday, November 01, 2006
tentang menjadi anak - anak
.....
+ tante, suami nenek adalah titik titik. kakek yah tante?
- *masih sambil makan* iyah.
+ trus tante, sesama tetangga harus hidup rukun titik titik agar damai berdampingan. hidup rukun apa tante?
- hidup rukun... hm, bentar, kak!
- *meletakkan piring dan mulai berfikir serius* hidup apa dong? yah hidup rukun dan damai?
+ kan udah.
- hidup bertoleransi? saling tolong menolong?
+ toleransi apaan seh tante?
- toleransi itu bla bla bla
+ jadi, harus hidup rukun apaan dong?
.....
saya dan keponakan cantik, rani. pada suatu akhir pekan. iyah, keponakan kecil saya, yang baru masuk TK, sudah mulai belajar untuk megisi lembar belajar di sebuah tabolid anak2. pelajaran untuk anak - anak tingkat SD. hihihi, itu yang saya lakukan pada kebanyakan akhir pekan. jika tak menemani mereka belajar, bermain rumah - rumahan, menggambarkan bunga2, mobil2an untuk diwarnai, pergi ke pantai dan berenang, yah saya akan membawanya ke taman bermain tengah kota.
kegiatan yang menyenangkan, karena apa yang kami lakukan hanya bermain, bermain, dan bermain. tanpa perlu memikirkan apapun, kecuali jam sekian sekian kami harus selesaikan permainan dan pulang ke rumah. ah, ternyata tetap saja kesenangan ada batasnya.
kembali ke akhir pekan itu, di sela2 saya dan kakak lagi nyante nonton tivi, sambil ngajarin rani mengisi lembar pelajaran. oya, pertanyaan itu adalah pertanyaan untuk pelajaran PPKN (atau PMP? atau..apalagi namanya?) untuk anak SD kelas 1. sebenarnya pertanyaan sederhana. tapi entah kenapa, saya tak menemukan jawabannya. sampai sekarang. hihi. sebegitu bodohkah? perasaan pas saya SD dulu, fine2 ajah ma pertanyaan2 kek gitu. menemukan satu jawaban, dan beres. tapi knapa skarang setiap kali ditanya, justru jawaban yang muncul jadi beragam adanya?
apa karena pikiran saya yang terlalu rumit? sehingga hanya untuk sebuah jawaban dari pertanyaan sederhanapun melahirkan banyak pertimbangan dan pilihan - pilihan?
.....
- kak, klo suami bunda sapa kak?
+ ayah dong.
- klo suami tante?
+ suami tante, hmm....TANDA TANYA!!!
.....
gubraksss!!!!
+ tante, suami nenek adalah titik titik. kakek yah tante?
- *masih sambil makan* iyah.
+ trus tante, sesama tetangga harus hidup rukun titik titik agar damai berdampingan. hidup rukun apa tante?
- hidup rukun... hm, bentar, kak!
- *meletakkan piring dan mulai berfikir serius* hidup apa dong? yah hidup rukun dan damai?
+ kan udah.
- hidup bertoleransi? saling tolong menolong?
+ toleransi apaan seh tante?
- toleransi itu bla bla bla
+ jadi, harus hidup rukun apaan dong?
.....
saya dan keponakan cantik, rani. pada suatu akhir pekan. iyah, keponakan kecil saya, yang baru masuk TK, sudah mulai belajar untuk megisi lembar belajar di sebuah tabolid anak2. pelajaran untuk anak - anak tingkat SD. hihihi, itu yang saya lakukan pada kebanyakan akhir pekan. jika tak menemani mereka belajar, bermain rumah - rumahan, menggambarkan bunga2, mobil2an untuk diwarnai, pergi ke pantai dan berenang, yah saya akan membawanya ke taman bermain tengah kota.
kegiatan yang menyenangkan, karena apa yang kami lakukan hanya bermain, bermain, dan bermain. tanpa perlu memikirkan apapun, kecuali jam sekian sekian kami harus selesaikan permainan dan pulang ke rumah. ah, ternyata tetap saja kesenangan ada batasnya.
kembali ke akhir pekan itu, di sela2 saya dan kakak lagi nyante nonton tivi, sambil ngajarin rani mengisi lembar pelajaran. oya, pertanyaan itu adalah pertanyaan untuk pelajaran PPKN (atau PMP? atau..apalagi namanya?) untuk anak SD kelas 1. sebenarnya pertanyaan sederhana. tapi entah kenapa, saya tak menemukan jawabannya. sampai sekarang. hihi. sebegitu bodohkah? perasaan pas saya SD dulu, fine2 ajah ma pertanyaan2 kek gitu. menemukan satu jawaban, dan beres. tapi knapa skarang setiap kali ditanya, justru jawaban yang muncul jadi beragam adanya?
apa karena pikiran saya yang terlalu rumit? sehingga hanya untuk sebuah jawaban dari pertanyaan sederhanapun melahirkan banyak pertimbangan dan pilihan - pilihan?
.....
- kak, klo suami bunda sapa kak?
+ ayah dong.
- klo suami tante?
+ suami tante, hmm....TANDA TANYA!!!
.....
gubraksss!!!!
Tuesday, October 31, 2006
tentang menelan ludah
.....
+ dewi lg makan?
- iyah.
+ sambil ceting dong?
+ bukannya suka ngomel2 klo ada yg makan sambil ngelakuin hal laen, semisal baca.. maen game.
- tapi khan ga sambil ceting. *sambil tetap memasukkan suapan ke mulut*
.....
aw, ternyata hal paling susah itu adalah berkomitmen dengan diri sendiri.
termasuk ketika suatu kali saya telah berkoar - koar telah melepaskan kamu, iyah..kamu!! padahal di hari lainnya saya justru kembali menghampiri.
dan juga ketika saya, berjanji untuk berhenti merokok, sedangkan dihari laennya saya justru sangat menikmati.
dan ahhh..masih banyak lagi. seringkali membuat excuse atas penghiatan yang dilakukan, pembenaran. dan perkecualian. apa mungkin krn terlalu gampang memaafkan diri sendiri? dan lagi2, melakukan kesalahan yang sama? bodoh dan berulang.
tapi, bukankah justru yang dipertahankan hanya akan membuatnya tertahan?
**tanyatanyatakpentingdiotakyangsemakinkering**
+ dewi lg makan?
- iyah.
+ sambil ceting dong?
+ bukannya suka ngomel2 klo ada yg makan sambil ngelakuin hal laen, semisal baca.. maen game.
- tapi khan ga sambil ceting. *sambil tetap memasukkan suapan ke mulut*
.....
aw, ternyata hal paling susah itu adalah berkomitmen dengan diri sendiri.
termasuk ketika suatu kali saya telah berkoar - koar telah melepaskan kamu, iyah..kamu!! padahal di hari lainnya saya justru kembali menghampiri.
dan juga ketika saya, berjanji untuk berhenti merokok, sedangkan dihari laennya saya justru sangat menikmati.
dan ahhh..masih banyak lagi. seringkali membuat excuse atas penghiatan yang dilakukan, pembenaran. dan perkecualian. apa mungkin krn terlalu gampang memaafkan diri sendiri? dan lagi2, melakukan kesalahan yang sama? bodoh dan berulang.
tapi, bukankah justru yang dipertahankan hanya akan membuatnya tertahan?
**tanyatanyatakpentingdiotakyangsemakinkering**
Monday, October 30, 2006
tentang mengukir ingatan
.....
+ di sebelah mananya perempatan, mbak?
- sebelah selatannya, pojokan.
+ yg timur pa barat?
- timur.
+ loh, tempatnya mas heru dong? sampeyan siapanya?
- adeknya.
+ saya temennya mas heru lho mbak. mas heru itu bandel skali, sukanya berantem, tapi klo ma temen kompak sekali. bla bla bla...
.....
apa yang akan ditinggalkan, pada sebuah kematian?
selain nama, dan jejak perbuatan.
fewhhh, aku sangat merindumu...
Heru Krisnanto. 01 Mei 1970 - 27 November 2001. menjelang subuh pada ramadhan ketiga.
+ di sebelah mananya perempatan, mbak?
- sebelah selatannya, pojokan.
+ yg timur pa barat?
- timur.
+ loh, tempatnya mas heru dong? sampeyan siapanya?
- adeknya.
+ saya temennya mas heru lho mbak. mas heru itu bandel skali, sukanya berantem, tapi klo ma temen kompak sekali. bla bla bla...
.....
apa yang akan ditinggalkan, pada sebuah kematian?
selain nama, dan jejak perbuatan.
fewhhh, aku sangat merindumu...
Heru Krisnanto. 01 Mei 1970 - 27 November 2001. menjelang subuh pada ramadhan ketiga.
Friday, October 20, 2006
tentang hari kemenangan
satu hari, dua hari, hm..empat hari lagi.
harusnya perasaan saya sekarang berdebar - debar. bagaimana tidak, jika sebentar lagi saya akan mengakhiri perjuangan ini sebagai pemenang?
beberapa tahun lalu. bulan perjuangan memang benar - benar merupakan perjuangan. setelah selesai makan sahur, saya tak lagi bisa menikmati enaknya tidur pagi. harus meneruskan acara bangun sepertiga malam, sampe keesokan siangnya. mulai membuat adonan, atau sekedar mengisi selai nanas pada tiap kue. iya, ibu adalah pembuat kue dadakan, berjualan hanya pada saat menjelang lebaran. jangan dibayangkan satu perusahaan besar dengan banyak karyawan. kue - kue itu hanya dikerjakan oleh kami sekeluarga. tak heran, harus lembur hingga malam dan tidur beberapa jam saja untuk memenuhi permintaan. belum lagi siang yang panas bercampur dengan panasnya pemanggangan. dan sekian hari menjelang kemenangan, itu artinya ibu akan memberi keleluasaan untuk kami anaknya berkreasi. mulai kue coklat dnegan campuran segala kacang kenari, almon, kacang tanah, mete, dan entah kacang apalagi, sampe kue yang langsung ilang tiap kali nyampe lidah. lalu beramai ramai menghias rumah, tak lupa baju baru sebagai hadiah. dan serunya menunggu serta mengirimkan kartu ucapan yang dibuat oleh kreasi tangan - tangan kami sendiri.
tapi tak lama kami mampu melakukan perjuangan seberat itu selama puasa. sejak ibu terkena tumor, dan harus istirahat total, maka tradisi membuat kue lebaranpun mulai berangsur tiada. dulu, saya dan kakak2, yang semangat membuat sebanyak mungkin jenisnya, mulai mengurangi dan hanya membuat sekedarnya. satu persatu dari merekapun menikah dan jarang ada di rumah. mungkin datang pada saat lebaran hanya untuk sungkeman. keriuhan menjelang lebaranpun sudah tak lagi ada.
sampe akhirnya beberapa tahun lalu, ketika satu - satu nya kakak yang masih lajang memutuskan berkeluarga. habis sudah. kalau sebelumnya kami yang berjualan, berganti kami yang membutuhkan. tak ada lagi keriuhan, dan saya, si bontot, terlalu malas untuk kerepotan. apalagi sudah berpenghasilan, sudah cukup dengan membeli kue di pertokoan. menghias rumahpun seadanya, terkadang bahkan meminta bantuan tetangga untuk membersihkan. kerabat masih saja datang, tapi tak serame apa yang ada di ingatan.
berapa lama kesenangan - kesenangan yang sederhana itu akan bertahan? tradisi membuat kue labaran? baju baru menjelang kemenangan? bukan tentang bajunya, tapi perasaan yang berdebar, jauh lebih menggetarkan daripada ketika saya membelinya dari jerih payah sendiri. atau kartu - kartu yang telah tergantikan pesan elektronik ? kerepotan - kerepotan yang ternyata hanya tinggal kenangan.
ah, saya mau pulang. dan saya akan menghidupkan lagi kenangan. saya akan belajar membuat kue lebaran, setelah sekian taon termanjakan. saya akan menata rumah dan membuatnya menjadi tempat hangat dan menyenangkan. dan saya akan mulai membuat kartu lebaran, meski tak tau lagi kemana harus dikirimkan. aw, saya pembuat kartu ucapan yang lumayan kreatif loh.. *wink*
selamat hari raya, ya...
mohon maaf atas segala kesalahan.
mari kita rayakan kemenangan !!
harusnya perasaan saya sekarang berdebar - debar. bagaimana tidak, jika sebentar lagi saya akan mengakhiri perjuangan ini sebagai pemenang?
beberapa tahun lalu. bulan perjuangan memang benar - benar merupakan perjuangan. setelah selesai makan sahur, saya tak lagi bisa menikmati enaknya tidur pagi. harus meneruskan acara bangun sepertiga malam, sampe keesokan siangnya. mulai membuat adonan, atau sekedar mengisi selai nanas pada tiap kue. iya, ibu adalah pembuat kue dadakan, berjualan hanya pada saat menjelang lebaran. jangan dibayangkan satu perusahaan besar dengan banyak karyawan. kue - kue itu hanya dikerjakan oleh kami sekeluarga. tak heran, harus lembur hingga malam dan tidur beberapa jam saja untuk memenuhi permintaan. belum lagi siang yang panas bercampur dengan panasnya pemanggangan. dan sekian hari menjelang kemenangan, itu artinya ibu akan memberi keleluasaan untuk kami anaknya berkreasi. mulai kue coklat dnegan campuran segala kacang kenari, almon, kacang tanah, mete, dan entah kacang apalagi, sampe kue yang langsung ilang tiap kali nyampe lidah. lalu beramai ramai menghias rumah, tak lupa baju baru sebagai hadiah. dan serunya menunggu serta mengirimkan kartu ucapan yang dibuat oleh kreasi tangan - tangan kami sendiri.
tapi tak lama kami mampu melakukan perjuangan seberat itu selama puasa. sejak ibu terkena tumor, dan harus istirahat total, maka tradisi membuat kue lebaranpun mulai berangsur tiada. dulu, saya dan kakak2, yang semangat membuat sebanyak mungkin jenisnya, mulai mengurangi dan hanya membuat sekedarnya. satu persatu dari merekapun menikah dan jarang ada di rumah. mungkin datang pada saat lebaran hanya untuk sungkeman. keriuhan menjelang lebaranpun sudah tak lagi ada.
sampe akhirnya beberapa tahun lalu, ketika satu - satu nya kakak yang masih lajang memutuskan berkeluarga. habis sudah. kalau sebelumnya kami yang berjualan, berganti kami yang membutuhkan. tak ada lagi keriuhan, dan saya, si bontot, terlalu malas untuk kerepotan. apalagi sudah berpenghasilan, sudah cukup dengan membeli kue di pertokoan. menghias rumahpun seadanya, terkadang bahkan meminta bantuan tetangga untuk membersihkan. kerabat masih saja datang, tapi tak serame apa yang ada di ingatan.
berapa lama kesenangan - kesenangan yang sederhana itu akan bertahan? tradisi membuat kue labaran? baju baru menjelang kemenangan? bukan tentang bajunya, tapi perasaan yang berdebar, jauh lebih menggetarkan daripada ketika saya membelinya dari jerih payah sendiri. atau kartu - kartu yang telah tergantikan pesan elektronik ? kerepotan - kerepotan yang ternyata hanya tinggal kenangan.
ah, saya mau pulang. dan saya akan menghidupkan lagi kenangan. saya akan belajar membuat kue lebaran, setelah sekian taon termanjakan. saya akan menata rumah dan membuatnya menjadi tempat hangat dan menyenangkan. dan saya akan mulai membuat kartu lebaran, meski tak tau lagi kemana harus dikirimkan. aw, saya pembuat kartu ucapan yang lumayan kreatif loh.. *wink*
selamat hari raya, ya...
mohon maaf atas segala kesalahan.
mari kita rayakan kemenangan !!
Wednesday, October 18, 2006
tentang percakapan malam
To see the distance
Everybody wants to run
And I'm no different
Feeling like the only one
Well how long can you run?
How far and what for?
How far will you run
To get whatever you're after
Year after year after year..
**Travis - The Distance
baek - baek saja. karena itu kamu rela untuk melepas kepergianku, karena kamu yakin, aku akan tetap baek - baek saja. tidak peduli apapun, aku akan bertahan. dan kamu, yang sungguh sangat mengenalku, tau, sakit tak kan membunuhku. aku hanya akan mati ketika bosan dan tak lagi bisa berkreasi. dan memang aku baek - baek saja. karena itu aku ada disini, setelah perjalanan yang melelahkan. bukan tentang jauhnya jarak yang harus aku tempuh untuk bisa sampai, melainkan karena berdebarnya perasaanku ketika hendak menemuimu. bagaimana aku harus berperang melawan keraguan di satu sisi, kerinduan yang menggebu di sisi lainnya, dan ketakutan yang memperlengkap penderitaanku.
hahaha, iyah. seperti yang dulu pernah kamu bilang, aku memang masih saja suka bingung tanpa sebab akibat, dan kamu bilang itu stress. padahal, mungkin bukan separah yang kamu kira. aku juga masih menyukai senja, meski sudah tak sesering dulu aku mengistimewakan waktuku untuknya. lalu buku-buku. sesekali aku kesitu, tapi tempat itu semakin lama semakin membuatku rindu padamu. tak kupungkiri betapa aku sangat menginginkan ketidaksengajaan yang indah untuk bertemu denganmu setiap kali aku kesana. seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
apakah itu artinya kedatanganku padamupun telah mengacak - acak perasaanmu? aku datang untuk membayar perasaanku. tak sedikitpun terbersit keinginan untuk merengkuhmu kembali, tidak. aku hanya ingin mengukur, apa yang sebenarnya terjadi, apakah rasa seperti yang kuperkirakan, atau sekedar obsesi. karena semua ini hanya berputar pada labirin yang tak pernah berujung pasti. aku datang untuk menyempurnakan kenangan, mempersatukan puzzle potongan segala tanya, dan retakan retakan luka.
bagaimana mungkin? sesekali memang aku tak mengingatmu, tapi seringkali aku melihat bayangmu pada hal-hal yang kulewatkan. percakapan pada kedai kopi hingga kita terlupa bahwa hari sudah mulai pagi dan penjaganya yang mulai gerah untuk menyuruh kita pergi. lalu pada malam-malam ketika kukenalkan kamu pada duniaku, bintang, rembulan, dan cerita yang kukabarkan dengan menggebu. lalu pada pertemuan pertama yang berakhir dengan palakan pak satpam atas kelalaian yang kamu lakukan. lalu, pada senja penghabisan diatas batu batu laut sabil berkata-kata, tanpa peduli dibelakang kita musik berdebam begitu kerasnya. lalu pada pesan pendek-tidak-penting sekedar bertanya, apa aku yang ada dipikiranmu saat itu. lalu, lalu, lalu... ah, terlalu banyak lalu. kamu sendiri, pernah aku terlintas di pikiranmu sesekali?
P.S: untuk lelaki disudut hati,
sudah satu tahun berlalu, eh?! dan aku masih saja memikirkanmu. terima kasih untuk waktu, kuharap ini usai.
Everybody wants to run
And I'm no different
Feeling like the only one
Well how long can you run?
How far and what for?
How far will you run
To get whatever you're after
Year after year after year..
**Travis - The Distance
karena memang kamu selalu baek - baek saja...
baek - baek saja. karena itu kamu rela untuk melepas kepergianku, karena kamu yakin, aku akan tetap baek - baek saja. tidak peduli apapun, aku akan bertahan. dan kamu, yang sungguh sangat mengenalku, tau, sakit tak kan membunuhku. aku hanya akan mati ketika bosan dan tak lagi bisa berkreasi. dan memang aku baek - baek saja. karena itu aku ada disini, setelah perjalanan yang melelahkan. bukan tentang jauhnya jarak yang harus aku tempuh untuk bisa sampai, melainkan karena berdebarnya perasaanku ketika hendak menemuimu. bagaimana aku harus berperang melawan keraguan di satu sisi, kerinduan yang menggebu di sisi lainnya, dan ketakutan yang memperlengkap penderitaanku.
kamu masih suka melihat sunset? gramedia? suka bingung ga jelas?
hahaha, iyah. seperti yang dulu pernah kamu bilang, aku memang masih saja suka bingung tanpa sebab akibat, dan kamu bilang itu stress. padahal, mungkin bukan separah yang kamu kira. aku juga masih menyukai senja, meski sudah tak sesering dulu aku mengistimewakan waktuku untuknya. lalu buku-buku. sesekali aku kesitu, tapi tempat itu semakin lama semakin membuatku rindu padamu. tak kupungkiri betapa aku sangat menginginkan ketidaksengajaan yang indah untuk bertemu denganmu setiap kali aku kesana. seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
aku lupa, kalau kamu berbeda. kamu suka mengobrak abrik tatanan yang sudah tertata rapi..
apakah itu artinya kedatanganku padamupun telah mengacak - acak perasaanmu? aku datang untuk membayar perasaanku. tak sedikitpun terbersit keinginan untuk merengkuhmu kembali, tidak. aku hanya ingin mengukur, apa yang sebenarnya terjadi, apakah rasa seperti yang kuperkirakan, atau sekedar obsesi. karena semua ini hanya berputar pada labirin yang tak pernah berujung pasti. aku datang untuk menyempurnakan kenangan, mempersatukan puzzle potongan segala tanya, dan retakan retakan luka.
aku terlalu meremehkanmu, aku kira kamu sudah melupakanku...
bagaimana mungkin? sesekali memang aku tak mengingatmu, tapi seringkali aku melihat bayangmu pada hal-hal yang kulewatkan. percakapan pada kedai kopi hingga kita terlupa bahwa hari sudah mulai pagi dan penjaganya yang mulai gerah untuk menyuruh kita pergi. lalu pada malam-malam ketika kukenalkan kamu pada duniaku, bintang, rembulan, dan cerita yang kukabarkan dengan menggebu. lalu pada pertemuan pertama yang berakhir dengan palakan pak satpam atas kelalaian yang kamu lakukan. lalu, pada senja penghabisan diatas batu batu laut sabil berkata-kata, tanpa peduli dibelakang kita musik berdebam begitu kerasnya. lalu pada pesan pendek-tidak-penting sekedar bertanya, apa aku yang ada dipikiranmu saat itu. lalu, lalu, lalu... ah, terlalu banyak lalu. kamu sendiri, pernah aku terlintas di pikiranmu sesekali?
tentu saja pernah, karena kamu ada di..sini.
P.S: untuk lelaki disudut hati,
sudah satu tahun berlalu, eh?! dan aku masih saja memikirkanmu. terima kasih untuk waktu, kuharap ini usai.
Monday, October 16, 2006
tentang berbagi naif
...bla bla bla, barisnya dua - dua yah, sepedanya di dorong saja, jalan pelan - pelan, biar keliatan bagus di tivi.
gubraksss!!!!!
saya yang lagi asyik ngobrol sama teman sambil membantu anak-anak mengurus sepedanya tiba2-tiba tak bisa berkata-kata. ucapan si bapak penggede yang diikuti kalimat yang menurut saya sangat menggelikan itu benar2 menggangu konsentrasi.
kenapa tidak bisa hanya sesederhana berbagi? kenapa masih juga ada misi - misi khusus, publikasi dan tanda jasa atas bantuan yang diberikan? tak bisakah sejenak melepas atribut dan keakuan, karena kami tau, tanpa itupun kalian sungguh sudah sangat berjasa?
apakah robinhood dalam cerita masa kecil kami hanya akan tinggal menjadi legenda?
ah, naif sekali saya...
**bajra sandhi, denpasar. 15 oktober 2006.
pada prosesi penyerahan 1000 sepeda untuk anak SD dan SMP.
Friday, October 13, 2006
tentang langit dan masa lalu
ketika seseorang melihat ke langit, sesungguhnya ia sedang melihat ke masa lalu. karena sesungguhnya mata kita dapat melihat benda karena cahaya masuk ke mata. dan kamu tahu, cahaya yang kita lihat di langit adalah cahaya yang telah melalui perjalanan dengan hitungan cahaya. matahari, jaraknya adalah 7 menit cahaya. jadi cahaya matahari (bintang terdekat) yang kita lihat itu adalah cahayanya 7 menit yang lalu. bagaimana dengan bintang2 yg lebih jauh dari itu?
berhenti saja berputarputar!!!
lelah sudah aku akan kelakar
potonganpotongan peristiwa yang semakin liar.
ooo..senja,
...rembulan...
....dan bintang,
dimana rasa kau gantungkan?
Wednesday, October 11, 2006
tentang luka
kenapa berdarah?
luka.
luka kenapa?
entah.
digigit nyamuk?
ga tau, ga keknya.
kena cutter?
ga tau juga.
trus?
ya, luka aja.
pagi ini, saya menemukan jari kelingking yang berdarah darah, tapi anehnya, tidak sedikitpun terasa sakitnya. apa karena sudah terbiasa?
pagi itu kususuri jalan yang dulu kulalui bersamamu, kenangan. kupunguti cerita, dan serpihan - serpihan kisah. mencoba mengeratkannya dengan bagianbagian yang telah lama terserakkan. mungkin tak akan kembali seperti semula, tapi aku harap akan baek - baek saja.
luka.
luka kenapa?
entah.
digigit nyamuk?
ga tau, ga keknya.
kena cutter?
ga tau juga.
trus?
ya, luka aja.
pagi ini, saya menemukan jari kelingking yang berdarah darah, tapi anehnya, tidak sedikitpun terasa sakitnya. apa karena sudah terbiasa?
pagi itu kususuri jalan yang dulu kulalui bersamamu, kenangan. kupunguti cerita, dan serpihan - serpihan kisah. mencoba mengeratkannya dengan bagianbagian yang telah lama terserakkan. mungkin tak akan kembali seperti semula, tapi aku harap akan baek - baek saja.
Monday, October 09, 2006
tentang kematian
hal yang selama ini ditakutkan, mau tak mau harus ditelan.
tidak, ini bukan tentang kesakitan yang paling sakit hingga menyebabkan mati rasa atas luka yang bernanah. bukan anyirnya darah ketika nadi terbelah. bukan tentang bau busuk tanah kuburan yang menyatu dengan onggokan mayatmayat terbujurkan. pun bukan tentang meregangnya nyawa ketika sakratul maut mendekat, dan memaksa bercermin pada dosa yang sudah terlalu pekat.
bukan tentang tergantinya malam kelam ketika pagi datang...
Gosh, I'm dying...
tidak, ini bukan tentang kesakitan yang paling sakit hingga menyebabkan mati rasa atas luka yang bernanah. bukan anyirnya darah ketika nadi terbelah. bukan tentang bau busuk tanah kuburan yang menyatu dengan onggokan mayatmayat terbujurkan. pun bukan tentang meregangnya nyawa ketika sakratul maut mendekat, dan memaksa bercermin pada dosa yang sudah terlalu pekat.
bukan tentang tergantinya malam kelam ketika pagi datang...
melainkan ketika tidak ada lagi kesenangan
atas setiap detik dan detail yang dilewatkan.
Gosh, I'm dying...
Friday, October 06, 2006
tentang rimba polutan
saya kembali, dari perjalanan ke sebuah kota berlimpah polusi.
apa kabar hari ini, tanya seorang teman di awal pagi kapan hari. kota berkabut, kata saya di balik kaca gedung berlantai tinggi. sejak kapan kota itu berkabut, kamu yakin, tanyanya lagi. iyah, berkabut. bukan teman, itu bukan kabut, tapi pencemaran udara tingkat tinggi.
sebelas juta orang. beribu ribu kendaraan. dan hampir 50 pusat perbelanjaan. belum lagi ratusan gedung - gedung perkantoran, berlomba ketinggian dengan apartemen - apartemen bertebaran. satu sekat jalan, diistimewakan. katanya, untuk mengurangi kemacetan. tapi entah, mungkin malah mebuat kota itu semakin menjadi pesakitan.
dan saya, yang tengah terjebak dengan kemacetan, hanya bisa memandangi riuhnya luar dari balik kaca. tampak seorang bapakbapak tua, menampung air dengan topinya. saya terdiam, masih menunggu, apa yang akan dilakukan. mungkin dia tak menyadari matamata yang memperhatikannya. yang dia pedulikan hanya panas. dan berharap topi penuh air itu akan mendinginkan kepala yang mungkin terbeban oleh ruwetnya pikiran. bersandar pada gubuk kardus berjajar megahnya bangunan.
ayolah, kita sedikit bersenang-senang. ajak teman suatu petang. akan kubawa kamu ke pengujung kebun teh. menepi dari kota yang telah membuatmu sesak, sejenak. maka saya pun mengikutinya. saya telah kelelahan. tak banyak pilihan, mungkin kebun teh akan sedikit menyenangkan. tapi ternyata waktu tak mengijinkan. saya hanya singgah, dan selanjutnya, harus kembali menghadapi kenyataan. ah, susahnya hiburan di kota metropolitan.
saya ini manusia bumi. kelamaan disitu bisa membuat saya mati. saya masih merindu matahari, yang disana tak lagi bisa dinikmati. saya masih mencintai langit biru, bukan mendung abu - abu. saya masih mencintai senja, bukan hari ketika tiba - tiba malam menjelma. dan saya suka memandang bintang, yang tak bisa tergantikan neonneon terang.
karena itu, lagi-lagi saya kembali.
**thanks bek, dats, untuk kesediannya dan kesabarannya dengerin omelanomelan-ga-penting-tapi-sangat-mengganggu-itu.
apa kabar hari ini, tanya seorang teman di awal pagi kapan hari. kota berkabut, kata saya di balik kaca gedung berlantai tinggi. sejak kapan kota itu berkabut, kamu yakin, tanyanya lagi. iyah, berkabut. bukan teman, itu bukan kabut, tapi pencemaran udara tingkat tinggi.
sebelas juta orang. beribu ribu kendaraan. dan hampir 50 pusat perbelanjaan. belum lagi ratusan gedung - gedung perkantoran, berlomba ketinggian dengan apartemen - apartemen bertebaran. satu sekat jalan, diistimewakan. katanya, untuk mengurangi kemacetan. tapi entah, mungkin malah mebuat kota itu semakin menjadi pesakitan.
dan saya, yang tengah terjebak dengan kemacetan, hanya bisa memandangi riuhnya luar dari balik kaca. tampak seorang bapakbapak tua, menampung air dengan topinya. saya terdiam, masih menunggu, apa yang akan dilakukan. mungkin dia tak menyadari matamata yang memperhatikannya. yang dia pedulikan hanya panas. dan berharap topi penuh air itu akan mendinginkan kepala yang mungkin terbeban oleh ruwetnya pikiran. bersandar pada gubuk kardus berjajar megahnya bangunan.
ayolah, kita sedikit bersenang-senang. ajak teman suatu petang. akan kubawa kamu ke pengujung kebun teh. menepi dari kota yang telah membuatmu sesak, sejenak. maka saya pun mengikutinya. saya telah kelelahan. tak banyak pilihan, mungkin kebun teh akan sedikit menyenangkan. tapi ternyata waktu tak mengijinkan. saya hanya singgah, dan selanjutnya, harus kembali menghadapi kenyataan. ah, susahnya hiburan di kota metropolitan.
saya ini manusia bumi. kelamaan disitu bisa membuat saya mati. saya masih merindu matahari, yang disana tak lagi bisa dinikmati. saya masih mencintai langit biru, bukan mendung abu - abu. saya masih mencintai senja, bukan hari ketika tiba - tiba malam menjelma. dan saya suka memandang bintang, yang tak bisa tergantikan neonneon terang.
karena itu, lagi-lagi saya kembali.
**thanks bek, dats, untuk kesediannya dan kesabarannya dengerin omelanomelan-ga-penting-tapi-sangat-mengganggu-itu.
Thursday, September 28, 2006
tentang pergi sejenak
.....
lalu hari ini. seseorang meninggalkan saya. awalnya sebuah email. saya baca tanpa emosi. bgitu selesai, saya reply. menulis kata2 yg ga jelas maksudnya. saya sent.
lalu saya sadar ada attachment di email itu. saya buka dan baca. dan.. disinilah semua emosi meledak bagai bom waktu. sedih sekali..
**taken from someone's blog, without permission.
.....
seringkali saya tidak sadar, betapa berartinya satu hal, sampai ketika saya kehilangan hal tersebut.
seperti ketika saya bertanya ke seorang teman, kenapa tagline blog-nya "sesaat sebelum tenggelam?"
lalu hari ini. seseorang meninggalkan saya. awalnya sebuah email. saya baca tanpa emosi. bgitu selesai, saya reply. menulis kata2 yg ga jelas maksudnya. saya sent.
lalu saya sadar ada attachment di email itu. saya buka dan baca. dan.. disinilah semua emosi meledak bagai bom waktu. sedih sekali..
**taken from someone's blog, without permission.
.....
seringkali saya tidak sadar, betapa berartinya satu hal, sampai ketika saya kehilangan hal tersebut.
seperti ketika saya bertanya ke seorang teman, kenapa tagline blog-nya "sesaat sebelum tenggelam?"
Wednesday, September 27, 2006
Tuesday, September 26, 2006
tentang ode untuk teman
tak banyak kupunya kata
untuk kurangkaikan menjadi sebuah cerita.
pagi ini aku hanya punya telinga, nona
dan setengah hati bekasbekas luka,
yang akan kuberikan padamu untuk mengadu.
sini, mendekatlah kemari
akan kubagi remahremah mimpi
seperti kita lewatkan hari
dalam kotak imajinasi.
duapuluhempat pada duapuluhenamseptemberduaribuenam.
ah, selamat ulang tahun saja, teman.
sejuta tulisan tak akan bisa melukiskan keinginan.
tua itu memang siyalan!!
untuk kurangkaikan menjadi sebuah cerita.
pagi ini aku hanya punya telinga, nona
dan setengah hati bekasbekas luka,
yang akan kuberikan padamu untuk mengadu.
sini, mendekatlah kemari
akan kubagi remahremah mimpi
seperti kita lewatkan hari
dalam kotak imajinasi.
duapuluhempat pada duapuluhenamseptemberduaribuenam.
ah, selamat ulang tahun saja, teman.
sejuta tulisan tak akan bisa melukiskan keinginan.
tua itu memang siyalan!!
Monday, September 25, 2006
tentang hubungan istimewa
.....
+ kamu puasa??
- puasa.
+ masa sih kamu puasa?
- lah..?!!
.....
saya tidak tau maksud pertanyaan dan pengulangan tanya kalimat itu. tapi seperti biasanya, jawaban hanya terhenti pada, "lah..", dan selanjutnya, hanya pikiran yang berbicara.
tersinggung? nggak, cuman ga suka. klo ditanya apa rasa, tidak ada rasanya. cuman dari mimik penanya, seharusnya saya tersinggung. ada semacam rasa ketidakpercayaan. sebenarnya saya menghargai kepeduliaannya untuk bertanya pada saya, seandainya tidak diikuti dengan pertanyaan, masa sih. okey, mungkin itu hanya sekedar reaksi seperti aw, oh, i see, dan laen sebagainya. tapi, kenapa dia memilih kata, masa sih? ah, mungkin saya saja yang terlalu perasa.
keyakinan. kepercayaan. hal - hal yang menurut saya terlalu sensitif untuk dibicarakan. tapi ternyata, banyak juga yang membahasnya. membanding - bandingkan keyakinan yang dianut, dengan keyakinan yang di yakini orang laen. mengomentari, menilai, bahkan sampai mencela. tak jarang malah beberapa diantaranya berakhir dengan berkelahi.
ah, tak usah repot - repot. kadang sesama yang satu keyakinan saja, kadang masih juga mengukur kadar keimanan keyakinan bertitik tolak pada apa yang dilihat mata. tertangkap oleh telinga. standard.
bukankah keyakinan itu adalah hal yang pribadi? perlu satu jalur khusus yang hanya dimengetri oleh hati sendiri. bukan sebagai bahan konsumsi untuk diberikan opini, mana yang lebih benar, dan mana yang salah. hubungan istimewa antara saya dan yang Maha Segalanya. karena ini adalah keyakinan. dan misal, saya berkeyakinan untuk tak ber- Tuhan, apa yang musti didebatkan?
eh, selamat menjalankan ibadah puasa buat yang berpuasa yah! saya juga sedang berpuasa kok, dan Insya Allah, untuk ibadah! :d
+ kamu puasa??
- puasa.
+ masa sih kamu puasa?
- lah..?!!
.....
saya tidak tau maksud pertanyaan dan pengulangan tanya kalimat itu. tapi seperti biasanya, jawaban hanya terhenti pada, "lah..", dan selanjutnya, hanya pikiran yang berbicara.
tersinggung? nggak, cuman ga suka. klo ditanya apa rasa, tidak ada rasanya. cuman dari mimik penanya, seharusnya saya tersinggung. ada semacam rasa ketidakpercayaan. sebenarnya saya menghargai kepeduliaannya untuk bertanya pada saya, seandainya tidak diikuti dengan pertanyaan, masa sih. okey, mungkin itu hanya sekedar reaksi seperti aw, oh, i see, dan laen sebagainya. tapi, kenapa dia memilih kata, masa sih? ah, mungkin saya saja yang terlalu perasa.
keyakinan. kepercayaan. hal - hal yang menurut saya terlalu sensitif untuk dibicarakan. tapi ternyata, banyak juga yang membahasnya. membanding - bandingkan keyakinan yang dianut, dengan keyakinan yang di yakini orang laen. mengomentari, menilai, bahkan sampai mencela. tak jarang malah beberapa diantaranya berakhir dengan berkelahi.
ah, tak usah repot - repot. kadang sesama yang satu keyakinan saja, kadang masih juga mengukur kadar keimanan keyakinan bertitik tolak pada apa yang dilihat mata. tertangkap oleh telinga. standard.
bukankah keyakinan itu adalah hal yang pribadi? perlu satu jalur khusus yang hanya dimengetri oleh hati sendiri. bukan sebagai bahan konsumsi untuk diberikan opini, mana yang lebih benar, dan mana yang salah. hubungan istimewa antara saya dan yang Maha Segalanya. karena ini adalah keyakinan. dan misal, saya berkeyakinan untuk tak ber- Tuhan, apa yang musti didebatkan?
eh, selamat menjalankan ibadah puasa buat yang berpuasa yah! saya juga sedang berpuasa kok, dan Insya Allah, untuk ibadah! :d
Friday, September 22, 2006
tentang memahami
kapan terakhir kali kamu mendengar?
ya, ketika menutup mulut, membuka telinga, membuka pikiran, menyingkirkan prasangka - prasangka, membunuh ego, iri hati, dengki, rasa tak menghargai, dan hanya benar - benar mendengar dan berusaha memahami?
tentang pepatah omong kosong
.....
+ geblek, bilangin dumz, "mbak mbak kalopun saya niat nggebet pasti ngga ama cowok yang ngga jago nyari cewe. masak ama cowo yang bisanya dapetnya sekelas mbak sih ?!"
- dasar komporrrrrrrrrrr :))
- gw tuh udah males deh nanggepin, apa lu kate deh..gw jelasin panjang lebar juga ga bakalan nangkep, otak secuil gitu..belon lagi udah penuh dengan pikiran kotor, mana masuk penjelasan gw?
.....
pernah denger pepatah (eh, beneran yah namanya pepatah?!) jaman ortu dulu, bahkan mungkin masih sering kita denger sekarang ini, api tuh jangan dilawan dengan api, tapi lawan dengan aer, biar adem.
dari beberapa pengalaman, sometimes that doesn't work. iyah, saya beberapa kali mencobanya, dan apa hasil, api semakin membesar, dan justru tak tau diri. ditamah dengan kebiasaan buruk saya untuk malas membahas jika memang saya rasa kami berada pada pokok pembahasan dan mata yang berbeda untuk melihat masalah. susahnya membangun jembatan, huh?!
seringkali yah kita mengukur orang laen pake ukuran kita. jadi kalo dia diem, kaga jelasin, kaga bales omongan kita, kaga ikutan maki maki, karena dia sama ma kita klo kita dalam posisi bersalah, pantas dihina hina dan bodoh sehingga kaga ada alasan yang bisa dimunculkan untuk pembenaran? aw, buruk muka cermin dibelah?!
klo udah gini, apa sebaiknya saya ikutan marah - marah juga, maki- maki, hanya untuk menunjukkan bahwa apa yang dibilang itu salah? jadi, apa bedanya saya dan mereka jika akhirnya sama- sama menjadi, norak?!
hehehe, saya bukannya sedang panas. hanya gerah saja, ngeliat betapa banyaknya orang yang dengan pedenya ngaku - ngaku bener dan nyalahin orang laen, tanpa benar - benar mengenal orang laen itu seperti apa. kalo ga kenal, bagaimana bisa menilai? dohhhhh...that's not as simple as that!!
+ geblek, bilangin dumz, "mbak mbak kalopun saya niat nggebet pasti ngga ama cowok yang ngga jago nyari cewe. masak ama cowo yang bisanya dapetnya sekelas mbak sih ?!"
- dasar komporrrrrrrrrrr :))
- gw tuh udah males deh nanggepin, apa lu kate deh..gw jelasin panjang lebar juga ga bakalan nangkep, otak secuil gitu..belon lagi udah penuh dengan pikiran kotor, mana masuk penjelasan gw?
.....
pernah denger pepatah (eh, beneran yah namanya pepatah?!) jaman ortu dulu, bahkan mungkin masih sering kita denger sekarang ini, api tuh jangan dilawan dengan api, tapi lawan dengan aer, biar adem.
dari beberapa pengalaman, sometimes that doesn't work. iyah, saya beberapa kali mencobanya, dan apa hasil, api semakin membesar, dan justru tak tau diri. ditamah dengan kebiasaan buruk saya untuk malas membahas jika memang saya rasa kami berada pada pokok pembahasan dan mata yang berbeda untuk melihat masalah. susahnya membangun jembatan, huh?!
seringkali yah kita mengukur orang laen pake ukuran kita. jadi kalo dia diem, kaga jelasin, kaga bales omongan kita, kaga ikutan maki maki, karena dia sama ma kita klo kita dalam posisi bersalah, pantas dihina hina dan bodoh sehingga kaga ada alasan yang bisa dimunculkan untuk pembenaran? aw, buruk muka cermin dibelah?!
klo udah gini, apa sebaiknya saya ikutan marah - marah juga, maki- maki, hanya untuk menunjukkan bahwa apa yang dibilang itu salah? jadi, apa bedanya saya dan mereka jika akhirnya sama- sama menjadi, norak?!
hehehe, saya bukannya sedang panas. hanya gerah saja, ngeliat betapa banyaknya orang yang dengan pedenya ngaku - ngaku bener dan nyalahin orang laen, tanpa benar - benar mengenal orang laen itu seperti apa. kalo ga kenal, bagaimana bisa menilai? dohhhhh...that's not as simple as that!!
Thursday, September 21, 2006
tentang menjadi kaya
.....
bayangkan dirimu berada di sisi barat dan terpisah sebuah tembok besar dengan temanmu di sebelah timur,
sekarang kamu akan punya pilihan untuk melihat dunia:
- menghancurkan tembok itu
- menganggap dunia sebelah sana tidak pernah ada, salah, dan hanya kebodohan.
- berbagi dengan teman di sebelah sana sehingga dunia masing2 menjadi lengkap (barat yang penuh dengan pengalaman visual dan timur yang sarat dengan penghayatan pikiran)
pada akhirnya untuk menyikapi perbedaan hanya ada kebenaran pilihan, tak ada yang salah.
-rama-
.....
email dari seorang teman pada pagi yang menyenangkan. iyah, saya tau saya ada di barat dan kamu di timur. saya tau itu! :P
entahlah, belakangan saya sering sekali bersinggungan dengan perbedaan. dengan banyak hal yang tidak sama atas dua kepala. dua kepala itupun berisi dua hal yang berbeda. dua hal yang benar - benar berbeda dan dibahas dalam wacana yang sama. parahnya ketika yang satu hanya ingin menjadi paling benar, dan laennya hanya untuk dicela. kebenaran yang dipertarungkan, benar karena menang. apa artinya?
saya pernah membaca pada sebuah buku, yang sekarang entah berada dimana. kita tidak bisa menyatukan dua hal yang terpisah jarak / gap, kecuali dengan membangun jembatan diatasnya, dan itupun bukan menyatukan seluruh bagiannya, hanya menghubungkannya. jika dipaksakan bersatu, yang ada hanya akan retak dimana mana.
jadi, kenapa tidak kita buka mata, untuk melihat perbedaan yang ada, tidak selalu harus menjadi sama. reposisi, empati.
bayangkan dirimu berada di sisi barat dan terpisah sebuah tembok besar dengan temanmu di sebelah timur,
sekarang kamu akan punya pilihan untuk melihat dunia:
- menghancurkan tembok itu
- menganggap dunia sebelah sana tidak pernah ada, salah, dan hanya kebodohan.
- berbagi dengan teman di sebelah sana sehingga dunia masing2 menjadi lengkap (barat yang penuh dengan pengalaman visual dan timur yang sarat dengan penghayatan pikiran)
pada akhirnya untuk menyikapi perbedaan hanya ada kebenaran pilihan, tak ada yang salah.
-rama-
.....
email dari seorang teman pada pagi yang menyenangkan. iyah, saya tau saya ada di barat dan kamu di timur. saya tau itu! :P
entahlah, belakangan saya sering sekali bersinggungan dengan perbedaan. dengan banyak hal yang tidak sama atas dua kepala. dua kepala itupun berisi dua hal yang berbeda. dua hal yang benar - benar berbeda dan dibahas dalam wacana yang sama. parahnya ketika yang satu hanya ingin menjadi paling benar, dan laennya hanya untuk dicela. kebenaran yang dipertarungkan, benar karena menang. apa artinya?
saya pernah membaca pada sebuah buku, yang sekarang entah berada dimana. kita tidak bisa menyatukan dua hal yang terpisah jarak / gap, kecuali dengan membangun jembatan diatasnya, dan itupun bukan menyatukan seluruh bagiannya, hanya menghubungkannya. jika dipaksakan bersatu, yang ada hanya akan retak dimana mana.
jadi, kenapa tidak kita buka mata, untuk melihat perbedaan yang ada, tidak selalu harus menjadi sama. reposisi, empati.
Tuesday, September 19, 2006
tentang cerita senja
hari ini aku akan menemuimu, aku berjanji.
kala itu, mungkin dia baru beranjak remaja. terbentur pada keputusan yang jauh dari kata manja. meninggalkan orang-orang tercinta, untuk sebuah cita - cita. terdampar pada satu tempat asing tanpa sapa. kecuali senja, yang membunuh kesendiriannya.
nanti, sebentar lagi. setelah birokrasi ini selesai. setelah aku terbebas dari penjara berdinding kaca, dengan atasan yang tak henti mencaci maki.
boleh aku menciummu? masih sambil menunduk, perempuan itu tersipu. mencium? tentu bukan di pipi seperti yang seringkali ibunya lakukan. bukan pula di kepala, seperti ketika bapak melepas kepergiannya. bukan, bukan seperti itu. karena rasa lelaki itu berbeda. pipinya bersemu. tak menjawab, tak juga berkata - kata. dia masih mencerna, mencium tanyanya? apa rasa? ah, biarkan saja, mungkin tak perlu kata untuk menjelaskannya. karena rasa ada di dada. dan darah mudanya bergelora. ciuman pertama, senja jadi saksinya.
huh, aku benci ini. benci ketika saat seperti ini harus dijejali dengan laporan - laporan yang harus aku rinci. benci ketika aku tak bisa lagi pergi sesuka hati. waktu terampas, dan kebebasan terempas.
seandainya saja waktu tak menua, mungkin tak perlu dia bekerja. seharusnya hanya 8 jam dia disana. ya, 8 jam, tapi dia mendedikasikan lebih dari yang seharusnya. mengesampingkan hak - hak yang dia punya. tuntutan tanggung jawab, dan apalagi jika tidak untuk uang yang telah menjadi dewa. kekuasaan tak tergoyahkan. dan teriakannya, hanya tertelan senja tanpa melawan.
sabar ya, tak lama lagi. aku tau kamu bisa menemuiku disini, dengan siluet gedung - gedung tinggi. tapi aku tak mau, karena aku hanya ingin berdua saja bernostalgi.
aku tau ini menyakitkan, tapi aku tak punya banyak pilihan. ingin rasanya perempuan itu menutup telinga, dia tak mau mendengar apa - apa. kenapa kita tak bisa hanya bersama, tanyanya. singkirkan saja logika, dan tutup mata pada realita. tak apa kamu dengannya. tak usah bicara tentang keadilan, karena dia hanya percaya rasa. perempuan itu tersenyum, dengan mata berkaca-kaca. terlalu sulitkah dia untuk dicinta? luka, tapi senja mengobatinya.
janji. seringkali kukatakan, jangan berjanji jika tak yakin bisa memenuhi, dan penuhi lebih dari yang dijanjikan. karena itu aku buang jauh rasa peduli.
disini, aku sudah disini. mau kamu apakan momen ini?! kubawakan secangkir kopi dan sepotong brownies untuk berbagi. memagut kenangan dan banyaknya peristiwa yang sudah terlewatkan. pada bangku panjang kita akan berkencan. singkirkan luka, keterasingan masa remaja, ciuman pertama, dan cinta yang tak pernah menjadi nyata.
disini, cukup kita, aku dan kamu, senja yang setia.
kala itu, mungkin dia baru beranjak remaja. terbentur pada keputusan yang jauh dari kata manja. meninggalkan orang-orang tercinta, untuk sebuah cita - cita. terdampar pada satu tempat asing tanpa sapa. kecuali senja, yang membunuh kesendiriannya.
nanti, sebentar lagi. setelah birokrasi ini selesai. setelah aku terbebas dari penjara berdinding kaca, dengan atasan yang tak henti mencaci maki.
boleh aku menciummu? masih sambil menunduk, perempuan itu tersipu. mencium? tentu bukan di pipi seperti yang seringkali ibunya lakukan. bukan pula di kepala, seperti ketika bapak melepas kepergiannya. bukan, bukan seperti itu. karena rasa lelaki itu berbeda. pipinya bersemu. tak menjawab, tak juga berkata - kata. dia masih mencerna, mencium tanyanya? apa rasa? ah, biarkan saja, mungkin tak perlu kata untuk menjelaskannya. karena rasa ada di dada. dan darah mudanya bergelora. ciuman pertama, senja jadi saksinya.
huh, aku benci ini. benci ketika saat seperti ini harus dijejali dengan laporan - laporan yang harus aku rinci. benci ketika aku tak bisa lagi pergi sesuka hati. waktu terampas, dan kebebasan terempas.
seandainya saja waktu tak menua, mungkin tak perlu dia bekerja. seharusnya hanya 8 jam dia disana. ya, 8 jam, tapi dia mendedikasikan lebih dari yang seharusnya. mengesampingkan hak - hak yang dia punya. tuntutan tanggung jawab, dan apalagi jika tidak untuk uang yang telah menjadi dewa. kekuasaan tak tergoyahkan. dan teriakannya, hanya tertelan senja tanpa melawan.
sabar ya, tak lama lagi. aku tau kamu bisa menemuiku disini, dengan siluet gedung - gedung tinggi. tapi aku tak mau, karena aku hanya ingin berdua saja bernostalgi.
aku tau ini menyakitkan, tapi aku tak punya banyak pilihan. ingin rasanya perempuan itu menutup telinga, dia tak mau mendengar apa - apa. kenapa kita tak bisa hanya bersama, tanyanya. singkirkan saja logika, dan tutup mata pada realita. tak apa kamu dengannya. tak usah bicara tentang keadilan, karena dia hanya percaya rasa. perempuan itu tersenyum, dengan mata berkaca-kaca. terlalu sulitkah dia untuk dicinta? luka, tapi senja mengobatinya.
janji. seringkali kukatakan, jangan berjanji jika tak yakin bisa memenuhi, dan penuhi lebih dari yang dijanjikan. karena itu aku buang jauh rasa peduli.
disini, aku sudah disini. mau kamu apakan momen ini?! kubawakan secangkir kopi dan sepotong brownies untuk berbagi. memagut kenangan dan banyaknya peristiwa yang sudah terlewatkan. pada bangku panjang kita akan berkencan. singkirkan luka, keterasingan masa remaja, ciuman pertama, dan cinta yang tak pernah menjadi nyata.
disini, cukup kita, aku dan kamu, senja yang setia.
Monday, September 18, 2006
tentang tulisan - tulisan
.....
+ secret silence... secret silence...
- secret silence yg akhirnya ga secret dan ga silence lagi
+ ah siapa bilang, kamu tetep silence. dan apapun yang gak kamu omongin kan tetep jadi secret. bahkan apapun yg udah kamu omongin, tapi orang2 disuruh interpretasiin sendiri, tanpa kamu mau njelasin apa maksud kamu sebenernya.
.....
menulis adalah menerbangkan pikiran untuk berimajinasi, pada satu titik tertinggi. menulis adalah menjawab pertanyaan - pertanyaan yang berkelebat, meski seringkali, tanya - tanya itu berakhir sama, masih juga tanya. dan menulis adalah interpretasi, atas keisengan pikiran yang terlalu ruwet untuk didebat. sebuah proses masturbasi jalangnya hasrat ketidakpuasan untuk menerima satu hal begitu saja . dan sebuah pengaduan, ketika banyak yang semakin tuli untuk mendengarkan.
maaf untuk yang tidak mengerti, tapi disini, tak ada batasan untuk sebuah opini.
+ secret silence... secret silence...
- secret silence yg akhirnya ga secret dan ga silence lagi
+ ah siapa bilang, kamu tetep silence. dan apapun yang gak kamu omongin kan tetep jadi secret. bahkan apapun yg udah kamu omongin, tapi orang2 disuruh interpretasiin sendiri, tanpa kamu mau njelasin apa maksud kamu sebenernya.
.....
menulis adalah menerbangkan pikiran untuk berimajinasi, pada satu titik tertinggi. menulis adalah menjawab pertanyaan - pertanyaan yang berkelebat, meski seringkali, tanya - tanya itu berakhir sama, masih juga tanya. dan menulis adalah interpretasi, atas keisengan pikiran yang terlalu ruwet untuk didebat. sebuah proses masturbasi jalangnya hasrat ketidakpuasan untuk menerima satu hal begitu saja . dan sebuah pengaduan, ketika banyak yang semakin tuli untuk mendengarkan.
maaf untuk yang tidak mengerti, tapi disini, tak ada batasan untuk sebuah opini.
Friday, September 15, 2006
tentang mimpi, lelakiku.
Lalu bapakmu akan berkata, bintang tak pernah secantik tampakannya, tak sedekat yang kita duga. Ia cuma penghias panas malam para pemimpi. Tapi aku mau terbang. Aku mau menyentuh bintang. Jika ujung jariku melepuh, akan kubelah lima. Dan pulang dengan sepasang tangan berjari lima puluh.
[Cala Ibi - Nukila Amal]
entah berapa juta kata kukabarkan padamu, tentang mimpi mimpi di kepala yang enggan membeku. akan pagi yang merayu, bukan waktu yang memburu. secangkir kopi yang ditumbuk dengan alu, bukan lagi sudah bercampur susu. kicau burung yang tinggal menjadi masa lalu.
pun entah berapa bait puisi kutuliskan, atas kesedihan yang mendalam. terluka, itulah yang aku rasakan. seperti rajaman yang enggan menghilang. tidakkah kamu mampu merasakannya? kita memang sedang bercinta, tapi diluaran sana, banyak pula yang tak punya apa.
mungkin kausangka aku naif. mendamba akan kebahagian yang eksklusif. utopia. ketika semua terbentur pada realita. tapi lelakiku, tak taukah bahwa aku bisa membuatnya nyata. cinta memang tak pernah cukup untuk kita, ketika tiran masih saja merajalela.
dan semua ini, tak jauh ketika kita bicara tentang dua kepala. dua dunia. dan dua mimpi. tentang jembatan siasia yang terbangun diatas ego untuk saling mengerti. dan tudingan tudingan tak tau diri. aku tidak sedang terlupa, atau mengutuk sang Pencipta. aku hanya inginkan cinta, yang lebih luas dari biasanya.
maka lelakiku, ijinkan aku terbang. karena keliaran pikiran semakin jalang. tak apa dengan setengah sayap yang hilang, padamu aku mungkin akan pulang. akan kutuang kasih ke perut bintang. dan selanjutnya akan terbagi bersama terang.
**pada awal akhir pekan. apa kabarmu, nona-nona??
Wednesday, September 13, 2006
tentang tribute untuk pejuang
Aku adalah orang aneh di tengah dunia yang penuh anomali. Untuk tidak terhegomi, aku rela bertahan dengan pikiran absurd sendiri.
Aku adalah baju kusut diantara yang rapi. Tak melambai bersama lainnya, karena debu dan kotoran melekat padaku terlalu tebal untuk dicuci.
Aku adalah sebutir debu. Terlalu kecil menjadi pengganggu. Terlalu tak berarti di bawah kaki-kaki yang sedang berdansa itu.
Aku adalah penyakit menular, terlalu berbahaya bagi dunia mapan untuk didengar. Bahkan sekalipun diri ini kubakar, itu tak akan pernah membuat mereka sadar.
Dunia ini adalah sekumpulan orang tuli, tak pernah tahu mereka telah kehilangan kicau burung bernyanyi. Tak mampu mendengar jeritan saudara - saudaranya yang menderita terinjak mereka yang punya kaki.
Dunia ini adalah rombongan orang buta, tak bisa melihat ketidakadilan di hadapannya. Tak pernah sadar bahwa mereka berputar-putar pada tempat yang sama.
Dunia ini sedang berpesta, dan aku adalah seorang tamu yang sengaja alpa.
**Perang (p.74-74) - Rama Wirawan
dan ketika kamu bertanya, apa yang kulihat pada kerangka baliho tua?
maka aku akan menceritakan kisah, apa jadinya dunia jika kita melihatnya dari atas sana.
Aku adalah baju kusut diantara yang rapi. Tak melambai bersama lainnya, karena debu dan kotoran melekat padaku terlalu tebal untuk dicuci.
Aku adalah sebutir debu. Terlalu kecil menjadi pengganggu. Terlalu tak berarti di bawah kaki-kaki yang sedang berdansa itu.
Aku adalah penyakit menular, terlalu berbahaya bagi dunia mapan untuk didengar. Bahkan sekalipun diri ini kubakar, itu tak akan pernah membuat mereka sadar.
Dunia ini adalah sekumpulan orang tuli, tak pernah tahu mereka telah kehilangan kicau burung bernyanyi. Tak mampu mendengar jeritan saudara - saudaranya yang menderita terinjak mereka yang punya kaki.
Dunia ini adalah rombongan orang buta, tak bisa melihat ketidakadilan di hadapannya. Tak pernah sadar bahwa mereka berputar-putar pada tempat yang sama.
Dunia ini sedang berpesta, dan aku adalah seorang tamu yang sengaja alpa.
**Perang (p.74-74) - Rama Wirawan
dan ketika kamu bertanya, apa yang kulihat pada kerangka baliho tua?
maka aku akan menceritakan kisah, apa jadinya dunia jika kita melihatnya dari atas sana.
Tuesday, September 12, 2006
tentang catatan untuk teman
semalam, aku memimpikanmu, dengan catatancatatan usang berserakan di satu ruangan. sempit, hanya dengan satu jendela seperti yang kamu ceritakan.
dan kamu tau pasti, aku tak akan bisa berkata - kata untuk menceritakan tentang mimpi, kecuali menuliskannya. begitulah kita, menulis, atau hanya akan hilang tertelan jaman. tidak pula memeluk erat, memberi penghiburan atas kesedihan entah. tidak, aku hanya akan menemaimu dalam diam, menikmati senja, pada sisi hutan yang berseberangan. dengan keliaran pikiran.
iya, pikiran. apalagi yang kita punya selain kesadaran untuk terus berfikir? karena kebebasan itu absurd, dan kita mulai lelah untuk mengumandangkannya. meneriakkan, sedangkan suara bersaing dengan ego untuk tidak mendengarkan. waktu memang semakin jahanam. dan suara kata katamu, semakin terngiang dalam angan. memimpikanmu, seakan membangunkanku dari tidur yang aman.
siyalan, kamu memang siyalan. meracuni duniaku yang penuh kenyamanan. haha, kenyamanan? jangan tertawa. kita samasama tau, kata itu hanya seperti utopia yang mendengung di kepala. karena justru itu mematikan, dan hanya membuat kita tak jauh beda dengan orang - orang di luaran sana, tenggalam dalam penjajahan.
dunia memang edan, dan kita, kamu, yang menggeliat adalah orang - orang dengan banyak pilihan, tapi tak ada disana kata diam. karena ketidakadilan berserakan di jalan. bukan karena kita ingin menjadi pahlawan, tapi kita sudah jengah dengan kekuasaan. sudah terlalu banyak diantara kita yang menjadi korban, serupa piala giliran dari tangan - tangan tiran.
kamu tau, teman? semua ini menyedihkan. apalagi ketika tersadar, kitapun sedang berada pada hutan yang menyesatkan. seperti sebuah labirin, apapun yang kita benturkan, seperti menabrak dinding - dinding diam. kita semakin tenggelam pada kebisuan. dan asa, semakin samar ditelan kediktaktoran.
tapi, kamu juga tau, kita tak mati semudah itu. sesekali mungkin kita tergoyah, tapi itu tak kan membuat kita lelah. karena mimpi belum terselesaikan, mimpi akan kemerdekaan.
hutan ini seperti medan pertempuran,
dan kita, bukan pecundang.
**untuk teman di hutan, yang sedang kebingungan. janga lupa, dunia masih berupa koma.
dan kamu tau pasti, aku tak akan bisa berkata - kata untuk menceritakan tentang mimpi, kecuali menuliskannya. begitulah kita, menulis, atau hanya akan hilang tertelan jaman. tidak pula memeluk erat, memberi penghiburan atas kesedihan entah. tidak, aku hanya akan menemaimu dalam diam, menikmati senja, pada sisi hutan yang berseberangan. dengan keliaran pikiran.
iya, pikiran. apalagi yang kita punya selain kesadaran untuk terus berfikir? karena kebebasan itu absurd, dan kita mulai lelah untuk mengumandangkannya. meneriakkan, sedangkan suara bersaing dengan ego untuk tidak mendengarkan. waktu memang semakin jahanam. dan suara kata katamu, semakin terngiang dalam angan. memimpikanmu, seakan membangunkanku dari tidur yang aman.
siyalan, kamu memang siyalan. meracuni duniaku yang penuh kenyamanan. haha, kenyamanan? jangan tertawa. kita samasama tau, kata itu hanya seperti utopia yang mendengung di kepala. karena justru itu mematikan, dan hanya membuat kita tak jauh beda dengan orang - orang di luaran sana, tenggalam dalam penjajahan.
dunia memang edan, dan kita, kamu, yang menggeliat adalah orang - orang dengan banyak pilihan, tapi tak ada disana kata diam. karena ketidakadilan berserakan di jalan. bukan karena kita ingin menjadi pahlawan, tapi kita sudah jengah dengan kekuasaan. sudah terlalu banyak diantara kita yang menjadi korban, serupa piala giliran dari tangan - tangan tiran.
kamu tau, teman? semua ini menyedihkan. apalagi ketika tersadar, kitapun sedang berada pada hutan yang menyesatkan. seperti sebuah labirin, apapun yang kita benturkan, seperti menabrak dinding - dinding diam. kita semakin tenggelam pada kebisuan. dan asa, semakin samar ditelan kediktaktoran.
tapi, kamu juga tau, kita tak mati semudah itu. sesekali mungkin kita tergoyah, tapi itu tak kan membuat kita lelah. karena mimpi belum terselesaikan, mimpi akan kemerdekaan.
hutan ini seperti medan pertempuran,
dan kita, bukan pecundang.
**untuk teman di hutan, yang sedang kebingungan. janga lupa, dunia masih berupa koma.
Friday, September 08, 2006
tentang nyanyian rembulan
ini purnama kesekian,
sejak namamu kulafalkan dalam keterasingan.
kamu ingat apa yang pernah kukatakan?
tentang kisah putri kesepian yang terperangkap di bulan. ibuku dulu sering bercerita, alkisah wanita yang teraniaya. dunia tak menerimanya, meskipun dia sama sekali tak buruk rupa. tapi auranya, mengubur hiduphidup suka cita. lalu semesta tak menghendakinya, dan mengirimnya keluar jagad raya. maka, tertunduklah dia di bulan, menerang cahaya. dan aku akan berkata, liat kan, disana ada bayang - bayang kesedihan, itu dia.
kesedihan. tapi dasar kita, maka tak kan biarkan diri terlena. tak apa rembulan terluka, tapi kita harus bergembira. maka kita akan lantunkan lagu ceria,
Sore-sore padang bulan, Ayo konco pado dolanan
Rene-rene babarengan, Rame-rame ... e ... gojeg-gojegan
Kae-kae rambulane, Yen disawang kok ngawe-awe
Koyo-koyo ngelingake, Konco kabeh ojo turu sore-sore
maka kita mulai berdansa. bergandengan tangan, dan tertawa - tawa. listrik tak ada tak mengapa, karena terang bulan begitu menyala. langit begitu sempurna, sebagai tempat kita menggantungkan citacita. malam, tak pernah semenakutkan sekarang, menemani kita bercerita. dan kamu akan berkata, mendekatlah, kubagikan sinar kunang-kunang yang menebar cinta.
tapi waktu itu kejam. membunuh kebersamaan merajam. menyisakan legenda yang sedikit terekam. langit telah berganti beton - beton yang berdebam. malam menjadi seram. dan bulan malu - malu tak kunjung datang. disini memang bising, tapi kita semakin terasing. egoisme yang mendarah daging.
teman, kenapa semua indah jika sudah menjadi kenangan?
sejak namamu kulafalkan dalam keterasingan.
kamu ingat apa yang pernah kukatakan?
tentang kisah putri kesepian yang terperangkap di bulan. ibuku dulu sering bercerita, alkisah wanita yang teraniaya. dunia tak menerimanya, meskipun dia sama sekali tak buruk rupa. tapi auranya, mengubur hiduphidup suka cita. lalu semesta tak menghendakinya, dan mengirimnya keluar jagad raya. maka, tertunduklah dia di bulan, menerang cahaya. dan aku akan berkata, liat kan, disana ada bayang - bayang kesedihan, itu dia.
kesedihan. tapi dasar kita, maka tak kan biarkan diri terlena. tak apa rembulan terluka, tapi kita harus bergembira. maka kita akan lantunkan lagu ceria,
Sore-sore padang bulan, Ayo konco pado dolanan
Rene-rene babarengan, Rame-rame ... e ... gojeg-gojegan
Kae-kae rambulane, Yen disawang kok ngawe-awe
Koyo-koyo ngelingake, Konco kabeh ojo turu sore-sore
maka kita mulai berdansa. bergandengan tangan, dan tertawa - tawa. listrik tak ada tak mengapa, karena terang bulan begitu menyala. langit begitu sempurna, sebagai tempat kita menggantungkan citacita. malam, tak pernah semenakutkan sekarang, menemani kita bercerita. dan kamu akan berkata, mendekatlah, kubagikan sinar kunang-kunang yang menebar cinta.
tapi waktu itu kejam. membunuh kebersamaan merajam. menyisakan legenda yang sedikit terekam. langit telah berganti beton - beton yang berdebam. malam menjadi seram. dan bulan malu - malu tak kunjung datang. disini memang bising, tapi kita semakin terasing. egoisme yang mendarah daging.
teman, kenapa semua indah jika sudah menjadi kenangan?
Thursday, September 07, 2006
tentang krisis
.....
+ di depan kantor gw ada kebakaran.
- oya?
+ macet banget.
- emang kebakarannya gedhe?
+ nggak, tapi yang nonton banyak.
.....
negara saya mungkin sudah lelah menangis, sampai simpatipun terkikis. atau hati nurani telah habis, sehingga mental ikutan bengis.
bencana dan bahagia berjarak tipis. lalu diantaranya, justru tergelak diatas sedih yang mengiris. jadi ingat catatan siang terik yang saya tulis,
aku mengenalimu dari luka. yang tertoreh berdarah darah di ujung mata. harusnya itu hanya kesedihan, bukan campuran bekuan airmata. tidak pula darah, yang mengental karena lama.
lalu aku mulai menuliskan sajaksajak mesra. dari goresan tinta campuran duka bersemu asa. tak terlalu pekat, tapi cukup bisa dirasa, kamu menderita. entah itu apa, tapi kesedihanmu telah menggelapkan dunia. dan aku, justru menarikannya dibalik kata - kata.
ironis.
+ di depan kantor gw ada kebakaran.
- oya?
+ macet banget.
- emang kebakarannya gedhe?
+ nggak, tapi yang nonton banyak.
.....
negara saya mungkin sudah lelah menangis, sampai simpatipun terkikis. atau hati nurani telah habis, sehingga mental ikutan bengis.
bencana dan bahagia berjarak tipis. lalu diantaranya, justru tergelak diatas sedih yang mengiris. jadi ingat catatan siang terik yang saya tulis,
aku mengenalimu dari luka. yang tertoreh berdarah darah di ujung mata. harusnya itu hanya kesedihan, bukan campuran bekuan airmata. tidak pula darah, yang mengental karena lama.
lalu aku mulai menuliskan sajaksajak mesra. dari goresan tinta campuran duka bersemu asa. tak terlalu pekat, tapi cukup bisa dirasa, kamu menderita. entah itu apa, tapi kesedihanmu telah menggelapkan dunia. dan aku, justru menarikannya dibalik kata - kata.
ironis.
Tuesday, September 05, 2006
tentang garis akhir
.....
+ but it was the first time for me to touch the dead body
- and..how does it feel?
+ weird.
.....
mendekat, dan menyakitkan.
tapi jika saatnya tiba, tak kan terasa apa.
:sampai jumpa di peradilan.
+ but it was the first time for me to touch the dead body
- and..how does it feel?
+ weird.
.....
mendekat, dan menyakitkan.
tapi jika saatnya tiba, tak kan terasa apa.
:sampai jumpa di peradilan.
Monday, September 04, 2006
tentang penyakit musiman
belakangan ini, kerjaan saya (loh, kok kerjaan?!), adalah mengunjungi satu festival ke fesival laen. maklum, selaen musim dingin, di bali juga sedang menjamur musim festival. dari festival layang - layang, festival HAM (yang saya ga tau singkatan dan maksudnya apa), sampe festival tiap desa.
hampir tiap hari saya mendapatkan informasi dari milis akan digelarnya satu festival di satu tempat. saya sendiri sebenarnya kurang tertarik, karena dari pengalaman2 sebelumnya, saya sedikit kecewa tiap kali melihat festival layang - layang. lah, gimana nggak klo tiap taon bentuknya itu- itu saja. kreatif dikit kek..
tapi kata si didats, festival layang2 internationalnya yg di tanah lot lumayan bagus - bagus.
taon ini, festival yang pertama saya datangi, sanur village festival 2 minggu lalu. hasilnya, saya kecewa. tidak ada apa - apa disana, kecuali pameran yang sepertinya hanya ala kadarnya. dan akhir pekan lalu, lagi - lagi saya penasaran. jadilah saya datang ke nusa dua festival. sampai disana, yang saya temukan hanyalah pameran pembangunan. iyah, sepi. jadilah kami hanya jalan - jalan di area taman nusa dua yang sudah gersang.
sebenarnya saya bingung, apa tujuan diadakannya festival - festival semacam gini ya? kalau untuk menarik wisatawan, kenapa kemasannya justru sangat membosankan? lagi-lagi, hanya untuk ajang cari uang, tanpa lagi musti peduli akan pencapaian? atau, jangan - jangan hanya mau ikutan trend musiman?
ughh, tapi tetap, saya berharap kuta karnival tengah september ini lebih menyenangkan.
hampir tiap hari saya mendapatkan informasi dari milis akan digelarnya satu festival di satu tempat. saya sendiri sebenarnya kurang tertarik, karena dari pengalaman2 sebelumnya, saya sedikit kecewa tiap kali melihat festival layang - layang. lah, gimana nggak klo tiap taon bentuknya itu- itu saja. kreatif dikit kek..
tapi kata si didats, festival layang2 internationalnya yg di tanah lot lumayan bagus - bagus.
taon ini, festival yang pertama saya datangi, sanur village festival 2 minggu lalu. hasilnya, saya kecewa. tidak ada apa - apa disana, kecuali pameran yang sepertinya hanya ala kadarnya. dan akhir pekan lalu, lagi - lagi saya penasaran. jadilah saya datang ke nusa dua festival. sampai disana, yang saya temukan hanyalah pameran pembangunan. iyah, sepi. jadilah kami hanya jalan - jalan di area taman nusa dua yang sudah gersang.
sebenarnya saya bingung, apa tujuan diadakannya festival - festival semacam gini ya? kalau untuk menarik wisatawan, kenapa kemasannya justru sangat membosankan? lagi-lagi, hanya untuk ajang cari uang, tanpa lagi musti peduli akan pencapaian? atau, jangan - jangan hanya mau ikutan trend musiman?
ughh, tapi tetap, saya berharap kuta karnival tengah september ini lebih menyenangkan.
Friday, September 01, 2006
tentang yang tertinggal
aku, celana. ketika dia menemukanku, aku sedang tergantung manis di sebuah jendela. tentu saja, pada deretan toko mewah yang ada penjual kaki lima di depannya. dua pemandangan yang berbeda, kesenjangan nyata. dan ketika aku dicobanya, yang ada aku hanya jadi pelengkap dia yang sudah sempurna. kaki jenjang melenggang di depan kaca. dan diam - diam, aku yang jatuh cinta. berdoa mengharap untuk dibawa. tapi selanjutnya justru kecewa, karena dia lebih tertarik untuk melirik tetangga.
aku, buku. tak menggoda dengan muka menipu. pasrah saja ketika seseorang mengambilku, karena aku tau fungsiku. apalagi jika tidak untuk menyimpan rahasia tabu. ya, mereka senang untuk memeliharaku, karena aku bisu. tak pernah meracau, apalagi mengadu. tapi ketika dia mulai menulisiku, aku sedikit terayu. apalagi jika dia mulai cerita tentang haru biru, ingin rasanya kubasuh airmata itu dengan robekanku. kami memang tidak saling mencumbu, tapi sehari saja tak bertemu, aku rindu. entahlah, kehadirannya sudah menjadi candu. sampai suatu saat aku benar - benar kelu, ketika tau dia akan membuangku, terserak diantara tumpukan sampah - sampah bau.
menyebalkan!!!
**terinspirasi dari pembicaraan dengan nona ini di kedai kopi. teuku umar tak pernah mati, huh?!
aku, buku. tak menggoda dengan muka menipu. pasrah saja ketika seseorang mengambilku, karena aku tau fungsiku. apalagi jika tidak untuk menyimpan rahasia tabu. ya, mereka senang untuk memeliharaku, karena aku bisu. tak pernah meracau, apalagi mengadu. tapi ketika dia mulai menulisiku, aku sedikit terayu. apalagi jika dia mulai cerita tentang haru biru, ingin rasanya kubasuh airmata itu dengan robekanku. kami memang tidak saling mencumbu, tapi sehari saja tak bertemu, aku rindu. entahlah, kehadirannya sudah menjadi candu. sampai suatu saat aku benar - benar kelu, ketika tau dia akan membuangku, terserak diantara tumpukan sampah - sampah bau.
menyebalkan!!!
mungkin sebaiknya, tak usah datang sekalian, jika pada akhirnya hanya pergi dan meninggalkan kesan.
**terinspirasi dari pembicaraan dengan nona ini di kedai kopi. teuku umar tak pernah mati, huh?!
Thursday, August 31, 2006
tentang rindu
seandainya kamu mutan, kekuatan apa yang kamu inginkan?
saya tersedak mendengarnya, pertanyaan yang terlontar dari seorang yang selalu berpijak pada dunia nyata. bahkan katanya, hantupun bisa dijelaskan dengan logika.
dan setelah kedua kalinya dia bertanya, tak kunjung saya bisa berkata - kata. ayolah, kita menghayal sesaat, katanya. saya tak pernah berpikir menjadi orang yang berbeda. tapi sepertinya bukan sebuah dosa, jika saya mulai membayangkannya.
ya, jika saya boleh bermimpi, saya ingin melambungkan imaji. saya ingin menghilang, dan menjadi benar - benar tak berarti.
kenapa, tanyanya.
karena aku sangat merindu. dan terlalu pengecut untuk bertemu. tak ada muka, tapi aku ingin berada di sisinya. tak usah dia tau, ketika aku mencumbu. membelainya, ketika dia pikir aku tak ada. meraba muka, mata, dan berakhir di telinga. menemani, dalam kamar persegi, ketika malam mulai mendatangi. berbagi bulan, sambil mengurai kenangan. lalu, mendengarnya menyanyikan lagu, dan berharap itu untukku. ahhh..kamu tau, rindu bisa membunuhku.
tapi hanya satu tegukan tersisa, karena saya bukan sia - siapa.
**untuk kamu, di bayang masa lalu, apa kabarmu?
Tuesday, August 29, 2006
tentang reklamasi negeri
- masih ingat pantai semawang?
+ semawang... pernah ke sana rasanya
- yg sering di konotasikan sebagai tempat prostitusi
+ salah jawab dong saya
pelabelan. kadang memang lebih mudah mengingat sesuatu dari pelabelan yang diberikan, meski tak terlepas kemungkinan, bahwa pelabelan tersebut bisa jadi bukan yang sebenarnya. memberikan cap satu komunitas, atas ulah sebagian oknum. menyedihkan sekali. membabi buta membela satu pihak, tanpa benar - benar mengenal pihak yang lainnya. menunjuk kesalahan orang laen, tanpa mau menoleh pada kesalahan diri sendiri. mungkin seperti yang sering dibilang ibu saya, mergo wong - wong ki gak iso ndelok githok e dhewe, nduk! (karena orang - orang tak pernah bisa melihat punggungnya sendiri, nduk) *ya, bahasa jawa saya semakin kacau.*
ah, ngelantur lagi. ingin membahas pantai, malah gerah dengan isu - isu yang beredar belakangan ini. mungkin memang sebaiknya saya menjauh dari televisi, jika tak ingin kena serangan darah tinggi.
kembali ke pantai. akhir pekan lalu saya kembali bernostalgi, dengan seorang teman yang dulu suka berbagi matahari. pantai semawang di timur bali. saya suka menungguinya hingga pagi hari, hanya untuk menanti terbitnya mentari. dan baru beranjak ketika malam sudah menghampiri. kulit hitam terbakarpun, tak usah peduli. berbekal sebotol air minum yang harus bisa bertahan untuk sehari, dan semangat masa muda yang kadang tak tau diri. dan bayangan pantai itu, sudah terpatri dengan rangkaian pedagang lumpia berjalan kaki, bli nengah sodagar kano, yang semakin menghitam dan hanya tampak gigi, dan sampah - sampah duri babi yang seringkali melukai kaki kami. hal - hal indah yang hanya bisa kami mengerti.
itu lima tahun lalu. kini, semuanya cuma jadi cerita lalu. tempat parkir yang bisa kami jadikan arena balap sepeda dadakan, skarang telah terkurung pagar seng berbambu. katanya, pembangunan sebuah hotel baru. pantai pasir putih, harus terbagi lagi dengan jalan berbatu. pengunjungpun hanya datang sambil lalu. keindahan harus beradu dengan pembangunan area itu. belum lagi, adanya campur tangan uang yang masuk saku. dan bli nengah hanya bisa mengadu, sepinya kanoku.
tak banyak yang bisa kami lakukan. kerinduan akan tempat kenangan telah dihancurkan. dan sore itu, kami dibiarkan kelaparan, karena tak satupun pedagang lumpia berjualan. tapi tak ada yang lebih mengenaskan, dari negeri saya yang semakin hilang ingatan.
+ semawang... pernah ke sana rasanya
- yg sering di konotasikan sebagai tempat prostitusi
+ salah jawab dong saya
pelabelan. kadang memang lebih mudah mengingat sesuatu dari pelabelan yang diberikan, meski tak terlepas kemungkinan, bahwa pelabelan tersebut bisa jadi bukan yang sebenarnya. memberikan cap satu komunitas, atas ulah sebagian oknum. menyedihkan sekali. membabi buta membela satu pihak, tanpa benar - benar mengenal pihak yang lainnya. menunjuk kesalahan orang laen, tanpa mau menoleh pada kesalahan diri sendiri. mungkin seperti yang sering dibilang ibu saya, mergo wong - wong ki gak iso ndelok githok e dhewe, nduk! (karena orang - orang tak pernah bisa melihat punggungnya sendiri, nduk) *ya, bahasa jawa saya semakin kacau.*
ah, ngelantur lagi. ingin membahas pantai, malah gerah dengan isu - isu yang beredar belakangan ini. mungkin memang sebaiknya saya menjauh dari televisi, jika tak ingin kena serangan darah tinggi.
kembali ke pantai. akhir pekan lalu saya kembali bernostalgi, dengan seorang teman yang dulu suka berbagi matahari. pantai semawang di timur bali. saya suka menungguinya hingga pagi hari, hanya untuk menanti terbitnya mentari. dan baru beranjak ketika malam sudah menghampiri. kulit hitam terbakarpun, tak usah peduli. berbekal sebotol air minum yang harus bisa bertahan untuk sehari, dan semangat masa muda yang kadang tak tau diri. dan bayangan pantai itu, sudah terpatri dengan rangkaian pedagang lumpia berjalan kaki, bli nengah sodagar kano, yang semakin menghitam dan hanya tampak gigi, dan sampah - sampah duri babi yang seringkali melukai kaki kami. hal - hal indah yang hanya bisa kami mengerti.
itu lima tahun lalu. kini, semuanya cuma jadi cerita lalu. tempat parkir yang bisa kami jadikan arena balap sepeda dadakan, skarang telah terkurung pagar seng berbambu. katanya, pembangunan sebuah hotel baru. pantai pasir putih, harus terbagi lagi dengan jalan berbatu. pengunjungpun hanya datang sambil lalu. keindahan harus beradu dengan pembangunan area itu. belum lagi, adanya campur tangan uang yang masuk saku. dan bli nengah hanya bisa mengadu, sepinya kanoku.
tak banyak yang bisa kami lakukan. kerinduan akan tempat kenangan telah dihancurkan. dan sore itu, kami dibiarkan kelaparan, karena tak satupun pedagang lumpia berjualan. tapi tak ada yang lebih mengenaskan, dari negeri saya yang semakin hilang ingatan.
Monday, August 28, 2006
tentang balasan
kesel banget deh! kok bisa yah dia pergi begitu saja tanpa ninggalin apapun. email kek, YM kek, atau apapun lah, yang jelas dia kasih tau, ga ngilang tanpa berita gini. padahal loh, klo aku kemana mana, meski cuman sehari, atau malah kadang cuman beberapa jam, aku sempetin untuk ngasih tau dia. kadang malah aku bela-belain ke warnet lagi, hanya untuk ngirimin dia email, biar dia ga kepikiran bla bla bla
hey, you don't always get what you give!!!!
bersikap baek untuk mendapatkan kebaikan? mimpi. kalau mau berbuat baek, ya berbuat baek sahaja. kita bukan apa - apa, bahkan mungkin keberadaan kita pun nantinya hanya akan jadi cerita yang terlupa. seperti samar kenangan yang tak nyata. dan jika nanti bertemu muka, yang ada hanya pertanyaan, siapa ya.
dan berharap orang laen seperti kita? khayalan belaka. isi kepala kita itu berbeda. lagian tolong berkaca, apa kita sudah cukup sempurna. belum lagi ditambah ego yang berkuasa. kepentinganpun tak sama. dan mengharap kita masih ada di dalam agendanya? duhhh..
selamat datang di dunia yang sesungguhnya, kamu, saya, bukan siapa - siapa.
Friday, August 25, 2006
tentang mata cinta
blogger.com/start - username - password - dashboard - new post - .....
stop. stop. kembali melirik monitor. pojok kiri bawah. no mail. sepi. klik klik yahoo messenger. open. scroll up and down. close blogger.
blogger.com/start - username - password - dashboard -.....
tiittt..tiiittt. sms masuk. jadi ikutan ke singaraja, tanyanya. menelepon teman, meminta jawaban. maaf, ternyata hari itupun kami ada acara. bisakah kami hanya menitipkan beberapa buku yang mungkin berguna, katasaya. bloggerpun terlupa.
start - program - notepad - 22 august -.....
email alert. seorang teman mengirimkan foto. paparan wajah - wajah. ada yang tertawa. menangis. dan laennya sedang terbengong nyolong. teringat minggu kemarin. debu. dan sekantong tawa. diantara tumpukan sampah sekota dan senyum bersahaja anak - anak. TPA Suwung, Denpasar pada minggu terik. tidak harta, tapi kami bisa berbagi ceria. satu cerita mengalir di kepala.
project proposal. done. meeting minutes. done. blogger.com/start - ....
ooppss. terlirik tumpukan file di meja. harga - harga. perjalanan awal bulan depan. kunjungan seorang teman. hampir 5 tahun tanpa sapa. apa kabarmu disana. bloggerpun tertutup akhirnya.
writer's block??!
tidak. belakangan hari, saya hanya sedikit menikmati hoby baru saya. tak keberatan untuk pulang malam setiap harinya. sedikit bersikap tidak peduli pada desakan - desakan beberapa orang tercinta untuk menulis lagi. hari libur sibuk berkelana. pantai. pantai. dan pantai. anak - anak, anak - anak. dan anak - anak. sesekali mengunjungi tempat - tempat yang mungkin terabaikan. saya menyebutnya, kembali pada kehidupan yang terlupa.
pencarian makna tidak hanya melalui luapan kata di kepala. tidak hanya otak yang merajalela. tidak hanya hati yang bersenda lara. mencoba melihat dunia dengan mata yang berbeda. cinta...
stop. stop. kembali melirik monitor. pojok kiri bawah. no mail. sepi. klik klik yahoo messenger. open. scroll up and down. close blogger.
blogger.com/start - username - password - dashboard -.....
tiittt..tiiittt. sms masuk. jadi ikutan ke singaraja, tanyanya. menelepon teman, meminta jawaban. maaf, ternyata hari itupun kami ada acara. bisakah kami hanya menitipkan beberapa buku yang mungkin berguna, katasaya. bloggerpun terlupa.
start - program - notepad - 22 august -.....
email alert. seorang teman mengirimkan foto. paparan wajah - wajah. ada yang tertawa. menangis. dan laennya sedang terbengong nyolong. teringat minggu kemarin. debu. dan sekantong tawa. diantara tumpukan sampah sekota dan senyum bersahaja anak - anak. TPA Suwung, Denpasar pada minggu terik. tidak harta, tapi kami bisa berbagi ceria. satu cerita mengalir di kepala.
project proposal. done. meeting minutes. done. blogger.com/start - ....
ooppss. terlirik tumpukan file di meja. harga - harga. perjalanan awal bulan depan. kunjungan seorang teman. hampir 5 tahun tanpa sapa. apa kabarmu disana. bloggerpun tertutup akhirnya.
writer's block??!
tidak. belakangan hari, saya hanya sedikit menikmati hoby baru saya. tak keberatan untuk pulang malam setiap harinya. sedikit bersikap tidak peduli pada desakan - desakan beberapa orang tercinta untuk menulis lagi. hari libur sibuk berkelana. pantai. pantai. dan pantai. anak - anak, anak - anak. dan anak - anak. sesekali mengunjungi tempat - tempat yang mungkin terabaikan. saya menyebutnya, kembali pada kehidupan yang terlupa.
pencarian makna tidak hanya melalui luapan kata di kepala. tidak hanya otak yang merajalela. tidak hanya hati yang bersenda lara. mencoba melihat dunia dengan mata yang berbeda. cinta...
Wednesday, August 16, 2006
tentang kemerdekaan
dulu, kalau tidak memasang bendera.. kita akan dimarahi, bahkan pernah sampai didenda...
tapi tahun ini, saya hanya tersenyum, ketika mengantar teman saya membeli bendera untuk sepeda motornya, di sebuah jalan ketika kami berangkat bekerja. saya tidak membeli, tidak pula memasang bendera di motor saya. yang saya lakukan, hanya membantu, memasang lem pada kertas merah putih untuk digantungkan sepanjang teras di depan rumah, ketika keponakan - keponakan kecil saya, berlomba membuat lampion.
sekolahku di demo, gara2 dia cuman ngajarin satu agama. aneh, bukannya sekolah itu memang dibawah naungan itu agama...
saya ingat betul tempat itu. dulu kami, yang datang dengan latar belakang yang berbeda2, berada disitu atas nama kebersamaan. saya, dan mungkin teman-teman saya, tak pernah keberatan dengan asupan yang otak kami terima. hingga muncul demonstrasi, mendobrak apa yang seharusnya menjadi hak tempat tersebut, sehingga kami kehilangan, kebersamaan itu sendiri.
karena nduk, kalau kami ketahuan sampai mempunyai foto itu, kami akan dituduh komunis...
lalu perempuan itu menurunkan foto lelaki berpeci. gambar usang dari sebuah perjuangan. disimpannya foto itu di gudang, bertumpukan dengan potongan - potongan kayu yang terserak asal. tak apa nduk, katanya. karena dia ada di hati kita.
bapakmu itu abdi negara. berpangkat tapi tak berkuasa. bahkan untuk memilih di bilik sempit balik kelambu pun tak bisa. dinding jadi mata, dan hati sudah tak bisa lagi berkata - kata..
karena itu lalu kami menjadi cibiran. karena ibu selalu memasang umbul - umbul berwarna merah darah, ketika kuning menjadi raja. dan saya, tetap seperti biasanya, menyerukan, MERDEKA!!!
sebenarnya, merdeka itu yang bagaimana??
tapi tahun ini, saya hanya tersenyum, ketika mengantar teman saya membeli bendera untuk sepeda motornya, di sebuah jalan ketika kami berangkat bekerja. saya tidak membeli, tidak pula memasang bendera di motor saya. yang saya lakukan, hanya membantu, memasang lem pada kertas merah putih untuk digantungkan sepanjang teras di depan rumah, ketika keponakan - keponakan kecil saya, berlomba membuat lampion.
sekolahku di demo, gara2 dia cuman ngajarin satu agama. aneh, bukannya sekolah itu memang dibawah naungan itu agama...
saya ingat betul tempat itu. dulu kami, yang datang dengan latar belakang yang berbeda2, berada disitu atas nama kebersamaan. saya, dan mungkin teman-teman saya, tak pernah keberatan dengan asupan yang otak kami terima. hingga muncul demonstrasi, mendobrak apa yang seharusnya menjadi hak tempat tersebut, sehingga kami kehilangan, kebersamaan itu sendiri.
karena nduk, kalau kami ketahuan sampai mempunyai foto itu, kami akan dituduh komunis...
lalu perempuan itu menurunkan foto lelaki berpeci. gambar usang dari sebuah perjuangan. disimpannya foto itu di gudang, bertumpukan dengan potongan - potongan kayu yang terserak asal. tak apa nduk, katanya. karena dia ada di hati kita.
bapakmu itu abdi negara. berpangkat tapi tak berkuasa. bahkan untuk memilih di bilik sempit balik kelambu pun tak bisa. dinding jadi mata, dan hati sudah tak bisa lagi berkata - kata..
karena itu lalu kami menjadi cibiran. karena ibu selalu memasang umbul - umbul berwarna merah darah, ketika kuning menjadi raja. dan saya, tetap seperti biasanya, menyerukan, MERDEKA!!!
sebenarnya, merdeka itu yang bagaimana??
Monday, August 14, 2006
tentang bintang
.....
+ Dewi K. Rahmayanti. K-nya apaan?
- Kartika.
+ Kartika artinya bulan ya?
- bukan, kartika itu bintang.
- waktu aku kecil.. ibukku sering bilang, "kartika itu bintang, nduk.. semoga kamu selalu bisa jadi bintang untuk semua orang"
+ iyah, dan bintang kan tetap terang walaupun sendiri, dee..
+ justru dia akan hilang karena sinar laen yang terlalu dekat, hanya gelap yang membawa bintang ada.
- begitukah?
- mungkin krn itu yah, ma.. aku selalu ditinggalkan ketika terang laen sudah ada..
.....
membunuh bosan. mencuri waktu di sela padatnya kewajiban. tapi menyenangkan, ketika tau, diluar sana, ada orang yang sedang menemani saya. saya tidak sendiri.
+ Dewi K. Rahmayanti. K-nya apaan?
- Kartika.
+ Kartika artinya bulan ya?
- bukan, kartika itu bintang.
- waktu aku kecil.. ibukku sering bilang, "kartika itu bintang, nduk.. semoga kamu selalu bisa jadi bintang untuk semua orang"
+ iyah, dan bintang kan tetap terang walaupun sendiri, dee..
+ justru dia akan hilang karena sinar laen yang terlalu dekat, hanya gelap yang membawa bintang ada.
- begitukah?
- mungkin krn itu yah, ma.. aku selalu ditinggalkan ketika terang laen sudah ada..
.....
membunuh bosan. mencuri waktu di sela padatnya kewajiban. tapi menyenangkan, ketika tau, diluar sana, ada orang yang sedang menemani saya. saya tidak sendiri.
Friday, August 11, 2006
tentang zona abu-abu
berarti kamu udah bisa selamat dari keterasingan. karena keterasingan itu biasanya dateng justru karena kita takut gak diterima dan dianggap gak eksis.
ada yg belon saya bisa terimadan itu yg membuat saya masih merasa..sedikit menderita
"ada yang belon saya bisa terima" .... hmm? terima=accept terima=get ?
accept
terbuka lagi sih kalimat kamu. kalo gak dikonfirm bisa jauh kemana2 entar
bukan maksud... mungkin cuman tidak pandai memilih kata2 yg lebih spesifik.
tidak pandai memilih.... atau tidak mau memilih?
tidak terlintas untuk memilih.
yang saya tahu, orang2 yg senang dengan kalimat ambigu sangat menikmati hidup di duniannya yg abu2. sampai2, orang2 yg dunianya bersinggungan dengannya cukup gemas dibuatnya. karena mereka seolah2 gak kemana2. diam di titik bifurkasi, padahal itu adalah penghakiman yg tidak adil. orang2 yg senang berada di titik bifurkasi bisa jadi telah "berkelana" lebih jauh daripada orang2 yg terus berjalan.
meski terkadang.. masih juga singgah pada tempat yg sama. bahkan kadang saya merasa saya tak kemana2
titik bifurkasi itu emang menyakitkan... tapi dia juga tempat yang paling nyaman. tapi kamu bisa potong bagian yg menyakitkan itu, kalau kamu sudah benar2 potong jembatan antara dunia kamu dan dunia luar.... jadilah schizophrenia.
menjadi schizophrenia tak pernah jadi masalah..gila itu bukan apa2..yg terdengar menyeramkan aalah proses menuju kesananya, khan?
itulah, menyeberangi jembatan itu saja sudah seram, apalagi memutuskan untuk memotongnya.
hahhaha, klo sudah memotongnya... apalagi yg ditakutkan??
sebenarnya hal yang menyakitkan dari berdiri di titik bifurkasi adalah ketika orang2 di sekeliling kita memaksa utk kita maju...ke kanan, atau ke kiri
eight hours a day. five days a week. live the life.
then you call it as...hyper-real!!!
ada yg belon saya bisa terimadan itu yg membuat saya masih merasa..sedikit menderita
"ada yang belon saya bisa terima" .... hmm? terima=accept terima=get ?
accept
terbuka lagi sih kalimat kamu. kalo gak dikonfirm bisa jauh kemana2 entar
bukan maksud... mungkin cuman tidak pandai memilih kata2 yg lebih spesifik.
tidak pandai memilih.... atau tidak mau memilih?
tidak terlintas untuk memilih.
yang saya tahu, orang2 yg senang dengan kalimat ambigu sangat menikmati hidup di duniannya yg abu2. sampai2, orang2 yg dunianya bersinggungan dengannya cukup gemas dibuatnya. karena mereka seolah2 gak kemana2. diam di titik bifurkasi, padahal itu adalah penghakiman yg tidak adil. orang2 yg senang berada di titik bifurkasi bisa jadi telah "berkelana" lebih jauh daripada orang2 yg terus berjalan.
meski terkadang.. masih juga singgah pada tempat yg sama. bahkan kadang saya merasa saya tak kemana2
titik bifurkasi itu emang menyakitkan... tapi dia juga tempat yang paling nyaman. tapi kamu bisa potong bagian yg menyakitkan itu, kalau kamu sudah benar2 potong jembatan antara dunia kamu dan dunia luar.... jadilah schizophrenia.
menjadi schizophrenia tak pernah jadi masalah..gila itu bukan apa2..yg terdengar menyeramkan aalah proses menuju kesananya, khan?
itulah, menyeberangi jembatan itu saja sudah seram, apalagi memutuskan untuk memotongnya.
hahhaha, klo sudah memotongnya... apalagi yg ditakutkan??
sebenarnya hal yang menyakitkan dari berdiri di titik bifurkasi adalah ketika orang2 di sekeliling kita memaksa utk kita maju...ke kanan, atau ke kiri
eight hours a day. five days a week. live the life.
then you call it as...hyper-real!!!
Wednesday, August 09, 2006
tentang ketakutan
kata temenku, apa coba yang ditakutkan dari menjadi gila. padahal, jadi gila loh, ga bisa ngerasain apa2.
hahaha, iyah. benar memang kata teman-baek-saya-yang-hampir-gila itu. mungkin bukan kegilaan lah yang terlihat menyeramkan, melainkan proses menuju kesana. bagaimana suatu kesakitan yang terus menerus disiram cuka, dicabik-cabik, dan diperasin jeruk nipis *halah*.
mungkin memang bukan tempat akhir itu yang menakutkan, melainkan rangkaian jalan yang harus dilalui untuk berada disitu. ah, mungkin itu juga yang membuat saya seringkali tak pernah berani kemana - mana.
pengecut? iyah!!!!
saya hanya punya setengah keberanian, dan setengahnya lagi, tak ada nyali. dan akhirnya, hanya membuat saya kembali lagi, berputar - putar pada kotak yang sama, zona aman, yang sebenarnya hanyalah semacam bom waktu, dimana suatu hari akan meledak. dan apabila sudah meledak mungkin saya tak mampu lagi berjalan, yang ada mungkin hanya kemampuan untuk terbang. tak lagi bisa mengontrok navigasi, karena semua hanya berupa letupan, menempatkan saya, pada suatu kondisi, atas nama keterpaksaan.
jadi, masihkan ingin hanya menunggu dan melarikan diri??
Friday, August 04, 2006
tentang evolusi
.....
"Kukirimkan padamu sepotong senja yang lembut dengan langit kemerah-merahan yang nyata dan betul-betul ada dalam keadaan yang sama seperti ketika aku mengambilnya saat matahari hampir tenggelam ke balik cakrawala."
**Seno Gumira Ajidarma
....
saya. kamboja. senja. pantai. malam. hujan. sepi.
ada beberapa hal yang tidak terkikis oleh perubahan, tidak juga ketika saya berkata, saya baik - baik saja.
fewh..
setelah melalui proses yang panjang berbelit belit, dengan bongkar pasang gambar, edit ulang warna, gradasi yang kurang pas, orange yang kurang senja, dan ekspresi yang kurang menderita *halah*, akhirnya..selesailah sudah leot baru saya.
cantik ,bukan?! :D
P.S: terima kasi untuk senjanya, untuk cd keane-nya, untuk kamboja yang cantik, dan yang paling penting, untuk hati yang selalu menerima saya apa adanya.
"Kukirimkan padamu sepotong senja yang lembut dengan langit kemerah-merahan yang nyata dan betul-betul ada dalam keadaan yang sama seperti ketika aku mengambilnya saat matahari hampir tenggelam ke balik cakrawala."
**Seno Gumira Ajidarma
....
saya. kamboja. senja. pantai. malam. hujan. sepi.
ada beberapa hal yang tidak terkikis oleh perubahan, tidak juga ketika saya berkata, saya baik - baik saja.
fewh..
setelah melalui proses yang panjang berbelit belit, dengan bongkar pasang gambar, edit ulang warna, gradasi yang kurang pas, orange yang kurang senja, dan ekspresi yang kurang menderita *halah*, akhirnya..selesailah sudah leot baru saya.
cantik ,bukan?! :D
P.S: terima kasi untuk senjanya, untuk cd keane-nya, untuk kamboja yang cantik, dan yang paling penting, untuk hati yang selalu menerima saya apa adanya.
Thursday, August 03, 2006
tentang kejujuran
satu hal yang gw sesalin waktu pertama kali having sex, bukan karena belon merried, bukan karena gw takut hamil, tapi karena, ...it was not as great as my expectation.
hahaha. kafe wayang, sanur. akhir pekan. perempuan - perempuan. sampoerna A-mild. carlsberg. martini. just another weekend's satisfaction.
Wednesday, August 02, 2006
tentang kesadaran
.....
+ ngerokok?
- occasionally.
+ padahal udah tau ga ada untungnya yah?
- iyah.
.....
terkadang, yang perlu dilakukan adalah berbuat kebodohan - kebodohan, hanya untuk menyadarkan, bahwa saya masih ..hidup.
+ ngerokok?
- occasionally.
+ padahal udah tau ga ada untungnya yah?
- iyah.
.....
terkadang, yang perlu dilakukan adalah berbuat kebodohan - kebodohan, hanya untuk menyadarkan, bahwa saya masih ..hidup.
Monday, July 31, 2006
tentang menjadi lemah
saya nervous...
ternyata, dengan jujur pada orang laen tentang kelemahan kita, terkadang justru bisa memberikan kekuatan tersendiri yah?!
itu yang saya lakukan kemaren, sekian menit sebelum acara mulai, setelah beberapa minggu sebelumnya saya kliatan sok cuek dan sok kewl. hihihi.
beda dengan ibu ini, yang sudah ngemsi ribuan kali. pengalaman ngemsi sabtu kemaren, di sebuah acara kemanusiaan yang diselenggarakan di salah satu SMA di Denpasar, merupakan pertama kalinya buat saya.
apalagi ditambah dengan brondong2 bandel yang tak henti2nya mengarahkan kamera ke muka saya, dan bersiul2. oh...no!!! cross my finger klo saya bilang saya tak suka difoto, hihihi. tapi plis deh, ini acara semi resmi gitu loh, yang dihadiri kepala sekolah mereka, kok masih berani2nya mereka maen henpon, memfungsikan kameranya untuk jepret sana sini, dan diantara justru pada sms-an. yang bikin sakit hati, kenapa kamera mereka bagus - bagus yah, yang klo diliat..harganya bisa sekali gaji saya , bahkan ada yang mungkin beberapa kali?! huhuhu *ngiri*
perasaan pas dulu saya masi SMA, justru malu lagi klo di tau in punya henpon, takut dibilang belagu. apa sudah bergeserkah nilai sopan santun, sehingga memakai henpon di sebuah acara semi resmi menjadi hal yang biasa?
eniwei, acara sabtu kmaren sukses. tidak selalu perlu menjadi sempurna, yang penting khan tidak buruk. grogi seh tetep, tapi kata teman saya, it was great. *wink*
Subscribe to:
Posts (Atom)